Selasa, 30 Oktober 2012

Pressure Test MasterChef bak "Pencabut Nyawa" Kontestan

SEPERTI halnya sebuah koin, tiap episode MasterChef Indonesia Season 2 mempunyai sisi menyenangkan juga tidak menyenangkan. Dan ternyata, Pressure Test menjadi adegan yang paling menegangkan bagi para kontestan.

Babak Pressure Test menjadi akhir perjuangan yang "mencabut nyawa" kontestan di Gallery MasterChef. Siapa yang gagal dan berada di urutan paling bawah dalam tantangan, maka mereka harus masuk ke babak penuh tekanan ini. Tak jarang, emosi kontestan bak diaduk-aduk karena babak ini.

Bahkan, Desi "MasterChef", sang jawara MasterChef Indonesia Season 2, merasakan ketegangan tersebut saat pernah satu kali masuk Pressure Test lantaran gagal melewati tantangan One Core Ingredient, yakni beras. Direktur hotel tersebut memasak nasi tidak matang, dan harus turun ke babak penuh tekanan bersama Baguzt dan Agus.

“Saya harus mengalami Pressure Test pertama dengan orang-orang yang cukup kuat. Saat itu, saya harus buat Pyramid Mille Feulie. Buat saya, namanya saja sudah cukup mengintimidasi. Saat itu, saya mengalami kesulitan sampai saya menangis dan berpikir saya pasti pulang,” kenang Desi.

Apalagi, saat harus ramai-ramai masuk ke babak Pressure Test karena kalah di tantangan Outside Challenge. Ketegangan semakin menjadi karena persaingan semakin ketat dan harus melawan tim sendiri. Bahkan, terkadang melawan sahabat sendiri, seperti yang dialami Ken dan Opick pada Top 3.

Dan, Anda tentu masih ingat dengan warna yang selalu diberikan Chef Juna pada babak Pressure Test. Juri satu ini paling sering memberikan ketegangan dengan kritikan pedas pada kontestan yang dinilainya melakukan kesalahan. (ftr)
 
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/30/299/710928/pressure-test-masterchef-bak-pencabut-nyawa-kontestan 

Ini Dia Episode Paling Mengesankan Bagi Juri MasterChef

TAK hanya kontestan MasterChef Indonesia Season 2 yang merasakan pengalaman emosional hingga meninggalkan kesan tersendiri. Ketiga juri MasterChef juga menyimpan cerita episode terfavorit yang menyentuh perasaan.

Bagi Chef Marinka, Degan, dan Juna, ada pengalaman menyedihkan, menegangkan, dan paling mengesankan selama perjalanan MasterChef Indonesia Season 2. Mereka sendiri punya episode terfavorit dengan alasan berbeda.

“Di antara semua outside challenge, waktu di Dufan itu benar-benar menyenangkan sekali. Kita bermain bersama anak-anak. The best one!,” ungkap Chef Marinka.

Memang, episode itu penuh keceriaan. Siswa SD Bojong Koneng 05, sebagai tamu, terlihat menikmati setiap wahana permainan di Dufan, Ancol. Setelah puas bermain, Tim Merah dan Tim Biru harus menjual hidangannya dengan teknik bisnis yang tepat kepada mereka, agar mendapatkan token terbanyak.

Tim Merah mengandalkan strategi “Beli Satu, Gratis Satu”. Sementara Tim Biru, selain memberikan harga murah, juga menggunakan strategi “Jemput Bola” dengan mendatangi langsung anak-anak tersebut.

Berbeda dengan Chef Marinka, Chef Degan justru amat terkesan dengan episode dimana para kontestan MasterChef harus memasak untuk tamu-tamu di ulang tahunnya. Di sana mereka mendapat tantangan untuk mengolah madu menjadi Udang Almond Saus Madu sebagai hidangan utama dan Honey Custard sebagai makanan penutup.

“Saya paling suka outside challenge yang waktu tantangannya di rumah saya. Mereka membuat birthday party untuk saya,” ungkap pemilik Café Degan tersebut.

Sementara, Chef Juna justru menyukai episode dimana para dewan juri memberi kejutan dengan menghadirkan keluarga kontestan di Gallery MasterChef. Pada tantangan tersebut, kontestan memasak bersama keluarga.

Pressure point yang diterima kontestan adalah mereka hanya diperbolehkan memberi arahan kepada keluarga lantaran tangannya diborgol. Hidangan yang harus dimasak kontestan beserta keluarga adalah Sweet and Sour Chicken with Butter Rice dalam waktu 50 menit.

“Itu actually yang paling lucu, tapi juga membawa warna dan kebahagiaan tersendiri di Gallery MasterChef,” pungkasnya. (ftr)
 
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/29/299/710727/ini-dia-episode-paling-mengesankan-bagi-juri-masterchef 

Tiga Juri di Mata Tiga Kontestan MasterChef Indonesia

DI mata setiap kontestan, tiga juri MasterChef Indonesia Season 2 memancarkan pesonanya masing-masing. Apa komentar tiga kontestan terhadap Chef Degan, Marinka, dan Juna?

Walau sama hebatnya, karakter Chef Degan, Juna, dan Marinka amat kental perbedaannya. Mereka menorehkan kesan tersendiri bagi setiap kontestan MasterChef Indonesia Season 2. Ketiga kontestan yang memberikan kesan, adalah Vera (Top 4 MasterChef Indonesia), Ken (Top 3 MasterChef Indonesia), dan Desi (Top 1 MasterChef Indonesia).

Komentar pertama diarahkan kepada Chef Degan. Baru pertama hadir sebagai juri di MasterChef Indonesia Season 2, pemilik Café Degan ini langsung menjadi favorit para kontestan. Sifat pemilik nama lengkap Degan Septoadji Supriyadi yang dinilai kebapakan dan lebih banyak mengajar ini membuat Desi terkesima.

“Chef Degan seorang yang sangat capable dan kompeten, seperti bapak yang mementor. Sebenarnya, favoritnya kontestan itu Chef Degan karena mungkin hanya dengan senyum atau mengatakan, 'ini gimana?', itu sudah kena di hati kontestan,” tutur pemilik Novilla Boutique and Resort di Bangka itu kepada Okezone, belum lama ini.

Memang, perlu ada pengimbang bagi juri-juri MasterChef. Sifat Chef Degan yang sabar, kebapakan, dan tidak banyak tingkah ini ternyata dinilai Desi mampu mengimbangi Chef Juna yang keras.

“Satu sama lain melengkapi. Saya ingat banget, setelah Ken dilempar apron oleh Juna. Pada suatu episode, Chef Degan menghampiri Ken dan memberitahu, ‘Kamu tahu enggak kenapa Chef Juna begitu? Ini yang Juna maksud, kamu hal-hal kecil saja begini (melakukan kesalahan-red)’. Itu yang buat kami comfort,” tambah ibu tiga anak tersebut.

Lain halnya dengan Desi yang lebih menyukai sosok kebapakan Degan, Ken justru lebih terkesan dan mengidolakan sosok Chef Juna yang dinilai kejam dan keras. Setiap tindakan keras Juna dinilai punya alasan yang kuat dan tepat oleh para kontestan, bukan sembarangan menggunakan emosi.

“Kalau ditanya mana yang paling disukai, tentunya sangat susah karena ketiganya saling melengkapi. Tapi, dari dulu saya lebih amazed sama Chef Juna," ucap pria asal Surabaya itu.

Dia menilai Chef Juna sebagai sosok pria yang memiliki daya tarik dan kemampuan luar biasa dalam hal memasak. "Basicly, mungkin dari tato karena saya juga suka art. Saya melihat ini orang kok keren, bukan berarti saya ada apa-apa dengan Juna. Begitu kenal, ternyata didikan Juna sangat bagus," beber pria yang dulu berprofesi sebagai manajer restoran dan dosen tersebut.

Nah, kalau juri tercantik, yakni Chef Marinka, menorehkan kesan princess chef di hati Vera. Maria Irene Susanto yang fashionable dinilai sebagai juri yang selalu menyajikan kreasi masakan inspiratif.

“Dia kayak kakak cewek yang charming kayak princess, tapi dia juga unpredictable. Kadang jutek, kadang jahil. Dia inspiratif karena masakannya unik, banyak menggunakan bahan yang enggak biasa, seperti popcorn yang dibuat menjadi saos,” pungkasnya.
(ftr)
 
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/29/299/710698/tiga-juri-di-mata-tiga-kontestan-masterchef-indonesia 

Senin, 29 Oktober 2012

Detik-Detik Kemenangan Desi di MasterChef Indonesia (II-Habis)

TIGA tantangan berat harus dilalui Grand Finalis MasterChef Indonesia Season 2 untuk merebut gelar juara. Ketika Desi ditetapkan sebagai pemenang, kebahagiaan turut dirasakan banyak pihak.

Pada tantangan terakhir, Desi kembali memperoleh poin lebih, saat menduplikasi tiga Signature Dish dari sosok hebat yang telah mendampingi dirinya dan Opik selama ini, yaitu juri MasterChef Indonesia. Tantangan ini menjadi penentu skor final dari Top 2 dan menjadi tantangan terberat selama kompetisi.

Desi dan Opik menduplikasi hidangan set menu yang terdiri dari appetizer (hidangan pembuka) dari Chef Juna, bernama Beef Three Ways, lalu main course (hidangan utama) dari Chef Degan bernama Seared Tuna Fillet dan dessert, dan dessert (hidangan penutup) dari Chef Marinka, yang bernama Root Beer Floating Cake.

Desi unggul dengan total skor 141 poin sedangkan Opik mendapatkan skor 130 poin. Di babak final kedua, Opik sempat meraih poin yang tinggi dari juri, hingga hampir menyamai total skor Desi, dengan terpaut selisih tiga poin. Namun, di babak final ketiga, Desi kembali mendapatkan poin lebih dari juri, pada tantangan duplikasi tiga Signature Sish dari Chef Master Juna, Degan, dan Marinka. Total skor yang diterima Desi tersebut membawanya menjadi juara.

“Memang saya mimpi, dan itu terjadi. Ini semata-mata anugerah buat saya, bisa sampai di sini dan memenangkan pertandingan ini,” ucap Desi, bahagia.

Kebahagiaan tak hanya dirasakan Desi

Kebahagiaan juga dirasakan suami tercinta, yang hadir bersama ayah Desi. Suaminya bersama keluarga selalu memberikan dukungan penuh sejak awal.

“Kami sekeluarga tahu ini bukan sesuatu yang mudah untuk dicapai. Namun, Desi sanggup dan bisa menyelesaikan dengan baik,” ungkap Mail Chen, suami Desi.

Sama halnya dengan keluarga, para finalis 20 besar yang hadir turut merayakan kemenangan Desi bersama ketiga juri. “Menurut saya, Ibu Desi pantas untuk menang, karena dia selalu menang di setiap challenge,” ucap Agus, salah seorang kontestan 20 besar asal Kroya. President of Indonesian Chef Association, Chef Henry Alexie Bloem, juga hadir menyambut kemenangan sang juara chef amatir terbaik di Indonesia ini.

Atas kemenangannya itu, Desi berhak membawa pulang hadiah uang tunai Rp150 juta, kitchen set senilai Rp200 juta, dan satu unit mobil Suzuki Ertiga. Sementara, Opik mendapatkan uang tunai Rp75 juta dan kitchen set senilai Rp100 juta.

Kedua Grand Finalis juga mendapatkan hadiah tambahan berupa Asuransi Sang Juara dari MNC Life dengan nilai total Rp1.750.000.000. Dan akhirnya, topi chef beserta trophy MasterChef Indonesia berhasil diperolah Desi Trisnawati, atau akrab disapa Ibu Desi, kini ia menyandang gelar MasterChef Indonesia Season 2.

Berakhirlah rangkaian episode MasterChef Indonesia seri kedua di tahun 2012. Namun, pencarian MasterChef Indonesia selanjutnya belum berakhir, Audisi MasterChef Indonesia 3 akan segera dimulai. (ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/29/299/710487/detik-detik-kemenangan-desi-di-masterchef-indonesia-ii-habis 

Detik-Detik Kemenangan Desi di MasterChef Indonesia (I)

DESI menjadi pemenang MasterChef Indonesia Season 2. Bila Anda tidak menjadi saksi kemenangannya, simak detik demi detik berbagai tantangan yang berhasil dia lalui.

Duel final antara Opik melawan Desi berhasil melahirkan satu pemenang yang berhak menyandang gelar MasterChef Indonesia Season 2. Desi, seorang ibu rumah tangga yang juga berprofesi sebagai direktur hotel di Bangka ini mengalahkan Opik, seoarng agen properti asal Surabaya, dengan perbedaan skor 11 poin.

Tantangan final yang dijalani menguras pikiran dan tenaga kedua Grand Finalis. Saat juri menyampaikan tantangan pertama, muncul serombongan penari. Ternyata, di belakang penari, ada penari lainnya yang membawa rangkaian hidangan pusaka Keraton Yogyakarta. Hidangannya adalah Salat Huzar, Urip-Urip Gulung, Pecal Ayam, Bebek Suwar Suwir, Gecok Ganem, Nasi Gurih dan Manuk Nom serta Wedang Secang. Dua Grand Finalis harus memasak delapan hidangan tersebut. Dalam setiap penjurian, juri menilai hidangan mereka secara tertutup.

Menginjak tantangan kedua, dengan segala daya upaya, mereka berjuang untuk menyelesaikan tantangan. Apalagi, juri menghadirkan seorang chef tamu asal Amerika, Chris Salans, yang membawa salah satu Signature Dish miliknya. Ia telah menerbitkan buku resep masakan berjudul Mozaic: French Cuisine, Balinese Flavours, dan berhasil menjadi buku terbaik kedua dunia di ajang Gourmand World Cookbook Awards di Spanyol. Tak hanya itu, Mozaik, restoran yang dikelola Chef Chris meraih penghargaan Miele Guide International, dan menjadi restoran nomor 12 terbaik di Asia.

Chef Chris sangat ahli dalam menggunakan bahan dan bumbu asli Indonesia dengan teknik Prancis. Untuk kedua Grand Finalis, ia menghidangkan Signature Dish berupa Salmon Confi dengan Dressing Jeruk Purut, Salad Fenel, dan Caviar. Hidangan Chef Chris terlihat sederhana, tapi membutuhkan detail.

“Saya mau resep yang susah, yang tekniknya harus teliti sekali. Inspirasi resep itu dari bahan Indonesia,” tegas Chef Chris.

Di tengah proses memasak Signature Dish Chef Chris, Desi dikagetkan dengan kacang kenari yang gosong. Padahal, memanggangnya butuh waktu 20-30 menit. Hal tersebut sempat membuat konsentrasinya buyar. Namun, karena ingin menyediakan makanan komplit, ia kembali membuatnya dengan terburu-buru.

Usaha Desi membuat hidangan sempurna dari Signature Dish Chef Chris tampaknya kurang maksimal. Juri menilai kacang kenari buatan Desi tidak ada rasa, keseluruhan rasa hidangan terlalu asam, tapi untungnya kematangan salmon bagus. Sementara, masakan Opik dinilai lebih unggul dengan dressing yang enak, tampilan daun cukup tipis dan salmon yang lembut. Penilaian tersebut hampir membuat total skor Opik menyusul total skor Desi, dengan selisih tiga poin.

“Saya drop ketika melihat saya cuma dapat segitu, walau total (nilai) saya tetap menang tiga poin. Tapi, menurut saya tiga poin is not good enough,” ungkap Desi. (ftr)
 
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/29/299/710482/detik-detik-kemenangan-desi-di-masterchef-indonesia-i 

Masukan Desi untuk MasterChef Season Berikutnya

KOMPETISI memasak MasterChef Indonesia Season telah berakhir, menyisakan Desi sebagai pemenang. Apa masukannya untuk MasterChef season berikutnya?

"Kalau bisa, bahan makanan yang disediakan di Pantry diperbanyak supaya kontestan bisa membuat olahan masakan yang beragam," tuturnya saat berkunjung ke redaksi Okezone di Gedung HighEnd, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, baru-baru ini.

Menurutnya, diperlukan pula keseimbangan antara kuliner Indonesia dan masakan mancanegara. Penting pula keseimbangan kompetensi memasak masing-masing kontestan.

"Soal waktu syuting juga berpengaruh, biasanya dilakukan dari malam sampai pagi. Saya mengerti kenapa sampai telat seperti itu, tapi saya rasa kalau di-manage lebih baik, waktunya enggak sampai malam. Kalau kontestannya kelelahan, pemirsa televisi akan melihat kita berkompetisi secara tidak maksimal," tutupnya. (ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/27/299/710045/masukan-desi-untuk-masterchef-season-berikutnya 

Sejak Awal, Desi Yakin Ketemu Opik di Final MasterChef

BABAK Grand Final MasterChef Indonesia Season 2, yang mempertemukan Opik dan Desi, kini tengah ditayangkan. Bagi Desi, momen duel dengan Opik bahkan sudah dirasakannya sejak awal kompetisi.

"Dari awal, saya punya feeling karena saya memperhatikan Opik dan kontestan lain yang berpotensi. Saya observasi dan ternyata dugaan saya benar," tuturnya saat berkunjung ke redaksi Okezone di Gedung HighEnd, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, baru-baru ini.

Desi mengakui, dirinya seorang bertipe observer, yang mengamati seluruh lawan-lawannya di Gallery MasterChef. Desi mengamati kekuatan dan kelemahan lawan, hingga yakin akan bertemu Opik di babak Grand Final.

Tak dipungkiri, Desi senang bisa bertemu Opik di babak Grand Final, sehingga ia tak akan menang mudah. Kalaupun kalah, Desi mengatakan sangat puas.

"Opik itu lawan terberat, bahkan saya terus menyemangati dia supaya saya tahu levelnya," bebernya.

"Menang ataupun kalah, I'm gonna be happy for that karena saya berhadapan dengan lawan yang tangguh," tutupnya. (ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/28/299/710246/sejak-awal-desi-yakin-ketemu-opik-di-final-masterchef 

Desi, The First Female MasterChef Indonesia

KOMPETISI MasterChef Indonesia Season 2 berakhir sudah. Desi berhasil merebut gelar juara, sekaligus meraih predikat The First Female MasterChef in Indonesia.

MasterChef Indonesia Season 1 menjadi prestasi membanggakan bagi Chef Lucky. Cerita yang sama juga dirasakan Desi (30, direktur hotel asal Bangka). Namun, Desi mempunyai kebanggaan lain karena menjadi chef perempuan pertama di MasterChef Indonesia.

"Lebih menarik lagi, bukan hanya menjadi pemenang MasterChef Indonesia 2012 tapi juga The First Female MasterChef Indonesia," ungkapnya kepada Okezone.

Desi menambahkan, pretasi dan rasa bangga tersebut tidak akan membuatnya merasa cepat puas. Desi berkomitmen tidak akan berhenti melakukan yang terbaik, termasuk bila menekuni dunia kuliner lebih dalam.

"Dari 18.000 orang sampai Top 5, enggak mungkin para juri memilih orang yang sembarangan. Untuk masuk Top 5, tentunya ada pertimbangan lain," ujarnya.

Menurutnya, kemenangan yang diraih ini merupakan mimpi yang terwujud. Keberhasilan menjadi pemenang MasterChef Indonesia Season 2 bahkan pernah ditorehkannya dalam sebuah buku mimpi.

“Seneng ya, saya itu punya satu buku yang saya tuliskan mimpi-mimpi saya. Jadi saya catat waktu itu 'saya menjadi pemenang masterchef 2012' pada waktu pengumuman masuk Top 600. Dan, mimpi itu sekarang saya capai,” tutupnya. (ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/28/299/710260/desi-the-first-female-masterchef-indonesia 

Buku Mimpi Sudah Ramalkan Kemenangan Desi di MasterChef

DESI (39, direktur hotel asal Bangka), yang total 12 kali memenangi tantangan di MasterChef Indonesia Season 2, berhasil mendapatkan predikat The First Female MasterChef Indonesia. Buku mimpinya menjadi saksi pencapaian tersebut.

Desi berhasil merebut hati para juri MasterChef dengan talenta dan kemampuan memasaknya. Dia pun menjuarai kompetisi memasak favorit pemirsa tersebut. Yang mengejutkan, ia ternyata sudah mencatat kemenangannya dalam sebuah buku mimpi.

“Seneng ya, saya itu punya satu buku yang saya tuliskan mimpi-mimpi saya. Jadi saya catat waktu itu 'saya menjadi pemenang masterchef 2012' pada waktu pengumuman masuk Top 600. Dan, mimpi itu sekarang saya capai. Lebihnya lagi, saya menjadi The First Female Masterchef Indonesia!,” tuturnya bahagia kepada Okezone.

Fans Gubernur DKI Jakarta Jokowi ini berceloteh bahwa dirinya bangga menjadi juara pertama. Pada waktu masuk Top 5 saja, Desi sudah sangat bahagia. Ia menyatakan, tiap keputusan juri yang dibuat tidak mungkin asal-asalan. Pasalnya, memilih yang terbaik dari 18.000 peserta hingga menjadi juara bukanlah hal yang mudah. (ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/28/299/710257/buku-mimpi-sudah-ramalkan-kemenangan-desi-di-masterchef 

Opik Kalah di Final MasterChef, Desi Sebutkan Penyebabnya

OPIK gagal menjadi jawara MasterChef Indonesia Season 2. Lawannya, Desi, menduga penyebabnya lantaran Opik tidak fokus.

"Menurut saya ada dua hal kesalahan yang dilakukan Opik, yakni dalam membuat kue Crispy Ball serta mengolah Tomato Confit," ucap Desi kepada Okezone.

Dia menyebutkan Opik gagal membuat Crispy Ball yang seharusnya lembut justru keras saat disantap. Dan, ketika membuat Tomato Confit, hasil masakannya terlalu matang sehingga penampilannya tidak menarik.

"Kalau makanan sudah salah dibuat, maka akan menghasilkan kesalahan yang fatal. Menurut saya, Opik tidak fokus, jadi tidak maksimal," lanjutnya.

Diakuinya lagi, mengenai rasa Opik memang jauh lebih unggul darinya. Karena kelemahan itulah, Desi semakin terpacu untuk memperbaikinya menjelang Grand Final.

"Meski Opik unggul soal rasa, tapi kalau duplikasinya berbeda dan jauh mendekati keasliannya, itu akan menjadi nilai kekurangannya," tutupnya. (ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/28/299/710244/opik-kalah-di-final-masterchef-desi-sebutkan-penyebabnya 

Pandangan Desi "MasterChef" tentang Chef Pria

DUNIA masak identik dengan aktivitas perempuan. Bagaimana dengan juru masak pria, apakah akan menjadi "feminin"?

"Banyak anggapan kalau pria masuk ke dunia chef, imejnya akan berubah. Sebenarnya, itu kembali pada persepsi yang benar, bahwa menjadi seorang chef berarti dia telah menemukan jati diri sebenarnya," tutur Desi "MasterChef saat berkunjung ke redaksi Okezone di Gedung HighEnd, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, baru-baru ini.

Bahkan, menurutnya, chef merupakan aktivitas kerja yang positif ketimbang membuang waktu dengan bermain game, tawuran, dan sebagainya. Diharapkan, anak-anak muda mampu berkreasi lebih banyak untuk membentuk jiwa dan memberi manfaat bagi banyak orang.

Namun demikian, untuk menjadi seorang chef tentunya harus didukung oleh keluarga. Ibu tiga anak ini menegaskan, dorongan kuat dari keluarga akan juga menguatkan motivasi seorang anak, seperti kala memilih profesi juru masak.

"Saya yakin bahwa keluarga itu sangat mendukung keberhasilan seorang anak. Jadi, kalau memang persepsi dan nilai-nilai itu diberikan kepada anak, ke depannya dia akan kuat dengan apapun yang dia pilih," tutupnya. (ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/27/299/710023/pandangan-desi-masterchef-tentang-chef-pria 

Desi "MasterChef": Mata pun Harus "Makan"

MENYAJIKAN masakan bukan sekadar mengandalkan rasa lezat. Untuk membuat masakan terlihat menarik dan mengundang keinginan penyantap, penampilan juga penting.

"Penampilan penting berkaitan dengan seni, tentang apa yang dilihat oleh mata. Kalau penampilan makanan buruk, enggak akan diminati," tutur Desi "MasterChef" saat berkunjung ke redaksi Okezone di Gedung HighEnd, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, belum lama ini.

Desi menambahkan, penampilan makanan yang cantik mampu menutupi kekurangan rasa masakan. "Awalnya, yang melihat adalah mata. Mata itu kan harus 'makan', baru kemudian lidah. Memang, ujung-ujungnya adalah rasa," bebernya.

Penampilan masakan sangat penting, bukan sekadar hanya untuk presentasi karena food is an art dan bukan sekadar mengeyangkan.

Diakuinya, pengetahuan soal penampilan masakan didapatnya selama dalam karantina MasterChef Indonesia.

"Saya ingat ketika itu Chef Degan pernah bilang kalau makanan ujung-ujungnya yang dicari adalah citarasa. Dengan rasa enak, orang buta pas makan pun bisa merasakannya. Tapi menang sebelum makan, dia akan meraba untuk merasakan bentuknya," tutupnya. (ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/26/299/709585/desi-masterchef-mata-pun-harus-makan 

Inilah Tantangan Terberat Desi Selama di MasterChef

SELAMA mengikuti kompetisi memasak MasterChef Indonesia Season 2, banyak tantangan yang harus dilalui para kontestan. Tantangan terberat juga dialami sang pemenang.

"Saat aku di Grand Final, berhadapan sama Opik itu tantangan terberat, yang memang saya nilai bagus dari awal," tuturnya saat berkunjung ke redaksi Okezone di Gedung HighEnd, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, baru-baru ini.

Tantangannya, ketika itu ia dan Opik diminta membuat makanan Indonesia dan menduplikasi tiga menu dari chef master. Tantangan pertama, membuat menu Keraton Yogyakarta, lalu menu dari Restoran Mozaik Bali, dan terakhir adalah menduplikasi ketiga menu buatan chef master.

Jebolan Curtin University, Perth, Australia ini mengaku bila kesulitan yang dihadapi disebabkan begitu banyak makanan yang harus dibuat. Belum lagi banyak detail yang harus diperhatikan dari masing-masing menu.

"Apalagi masakan Indonesia yang variasinya lebih banyak. Kalau masakan luar kebanyakan hanya lada dan garam saja," bebernya.

Meskipun merasa kesulitan, mau tak mau dirinya harus mempunyai strategi agar masakan selesain tepat waktu. Desi mengakui, senjatanya adalah ketenangan diri dan fokus.

"Juga harus mengatur pola masakan yang akan dibuat. Dengan sekian banyak komponen, saya harus pintar memisahkan mana yang lebih penting didahulukan dan sebaliknya," pungkasnya. (ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/27/299/710036/inilah-tantangan-terberat-desi-selama-di-masterchef 

Trimaskentir "MasterChef" Dukung Opik 1.000 Persen

GRAND Final MasterChef Indonesia Season 2 yang akan digelar Minggu, 29 Oktober 2012, akan menjadi puncak perjuangan bagi Desi (39, direktur hotel asal Bangka) dan Opik (30, agen properti asal Surabaya). Berbagai dukungan pun mengalir untuk masing-masing finalis.

Opik tetap optimis meski sempat terintimidasi karena harus melawan Desi yang dinilainya sangat tangguh. Penyebabnya tak lain lantaran ia mendapatkan banyak dukungan.

“Semua keluarga dukung saya. Saya juga telefon pacar saya, dia sangat mendukung. Apapun nanti hasilnya, enggak masalah yang penting saya bisa membuktikan, dari orang yang bukan siapa-siapa ternyata saya bisa masuk Grand Final," tuturnya ketika dihubungi Okezone, baru-baru ini.

Pembuktian juga akan ditunjukkan Opik kepada salah seorang mentornya, yakni I Gusti Putu Suryawan, yang pertama kali mengenalkan arti pisau dan masak kepadanya.

Tak hanya dari keluarga dan kekasih di daerah asal, Opik juga mendapat dukungan dari sahabat karibnya selama masa karantina MasterChef Indonesia. Saking akrabnya, tiga bersahabat asal Surabaya ini dikenal dengan sebutan Trimaskentir “MasterChef”.

Tiga sahabat dalam Trimaskentir terdiri dari Opik, Ken, dan Baguzt. Trimaskentir adalah plesetan dari Three Musketeer, tokoh film yang legenderis. Kata "kentir" sendiri dalam bahasa Surabaya berarti "keras kepala".

“Kalau Ken dan Baguzt bisa dibilang 1.000 persen dukung saya. Karena kita adalah tiga serangkai dari Surabaya yang memang sudah punya cita-cita dari awal tidak akan pernah mundur. Dari 30 besar, 5 besar, dan 3 besar,” imbuhnya.

Motivasi tersebut makin menambah semangat dan optimisme Opik melaju ke babak Grand Final dan berhadapan dengan Desi. “Mereka bilang bangga bahwa salah satu orang Surabaya dan satu dari tiga serangkai bisa masuk ke Grand Final. Itu bikin hati saya tambah besar," pungkasnya. (ftr)
 
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/25/299/709099/trimaskentir-masterchef-dukung-opik-1-000-persen 

Opik "MasterChef", si Moody yang Pandai Mainkan Citarasa

Opik akan melawan Desi di Grand Final MasterChef Indonesia Season 2. Opik disebut juri yang kuat pada citarasa masakan meski agak moody.

Anda akan mengetahui pemenang MasterChef Indonesia Season 2 esok hari, tayang di RCTI pukul 17.00 WIB. Dua kontestan, yakni Opik (30, agen properti asal Surabaya) dan Desi (39, direktur hotel asal Bangka), akan bersaing dengan kemampuan dan karakter yang dimiliki masing-masing. Para juri menilai, titik kelemahan Opik adalah sifat moody sedangkan kekuatannya pada citarasa.

Chef Juna, Marinka, dan Degan pastinya sudah bisa melihat bagaimana potensi masing-masing finalis. Entah itu keahlian ataupun karakter Opik dan Desi selama 29 episode.

“Taufik (Opik-red) itu menurut saya, sorry to say this, mentalnya tempe. Juga tergantung pada dia sendiri, seperti something like moody,” ujar Chef Juna pada episode 29 lalu.

Pendapat tersebut dilontarkan Chef Juna saat Opik pernah mengundurkan diri dari kompetisi. Masalahnya, tim yang ia pimpin kala itu kalah dan harus memulangkan satu kontestan. Opik merasa bersalah dan ingin mengundurkan diri, namun Juna melarangnya.

“Dia itu sangat bertanggung jawab, tapi dia suka kayak kehilangan fokus,” sahut Chef Degan.

Hampir segaris, menurut Chef Marinka, masakan Opik tergantung dengan
mood-nya dan itu yang harus ia kontrol. Opik harus dipecut dahulu, baru akan keluar potensinya.

“Makanannya sehari enak, sehari enggak, dua hari enak, besok hancur, satu hari enak sekali, kadang-kadang perfect,” ungkap Chef Marinka.

Para juri melihat kelebihan Opik adalah sikapnya. Menurut Chef Degan, Opik orang yang bertanggung jawab. Tampak saat ia menjadi ketua tim dan pulang dengan sportif saat ia tidak menggunakan Right Hand Pin-nya dalam babak Pressure Test.

Selain itu, Opik dinilai piawai mengelola citarasa masakan. Dari beberapa episode, ia beberapa kali mendapatkan pujian akan kelezatan masakannya.

“Sebetulnya, opik itu punya citarasa yang lumayan bagus,” ungkap Chef Degan.

Chef Juna bahkan mengakui bahwa Opik tidak bisa ditebak. Terbukti, di episode dimana dia harus masuk ke babak Pressure Test kembali untuk memulangkan empat orang anggota Black Team. Tak disangka, ia bisa menduplikasi Signature Dish Chef Juna yang amat rumit.

“Dia juga punya potensi untuk menjadi The Next MasterChef 2012!,” tandas Chef Marinka. (ftr)

http://www.okefood.com/read/2012/10/26/299/709779/opik-masterchef-si-moody-yang-pandai-mainkan-citarasa

"Desi Lawan Saya Paling Tangguh"

KOMPETISI memasak MasterChef Indonesia Season 2 akan memasuki babak Grand Final sore ini. Opik (30, agen properti asal Surabaya) menilai Desi (39, direktur hotel asal Bangka) sebagai lawan yang tangguh dan sulit dikalahkan.

"Lawan saya di Grand Final MasterChef adalah lawan yang paling tangguh. Bagi saya, Desi adalah pesaing yang sangat berat," ucap Opik saat dihubungi lewat telefon.

Pemilik nama asli Taufik Hidayat ini mengakui bahwa lawannya tersebut memiliki kekuatan lebih, terutama dari segi pengalaman di bidang kuliner. Maklum, dibandingkan Desi yang merasa memasak adalah hasratnya, Opik kalah jauh.

"Dia punya hasrat ketika memasak. Pengalamannya juga di atas saya, termasuk dari segi usia. Ibaratnya, saya kalah sebelum berperang, tetapi saya akan berusaha sekuat tenaga. Kalau nanti kalah, saya ingin hasilnya tidak beda jauh dengan Desi, begitupun kalau nanti saya menang,” tandasnya.

Diakui pria asal Surabaya, Jawa Timur, ini bahwa lawannya merupakan jarang sekali masuk babak Pressure Test, bahkan bila dihitung hanya satu kali. Ini semakin menunjukkan bahwa Desi memang lawan yang tangguh.

"Saat masuk Top 5, di situ saya melihat bahwa lawan terkuat saya, adalah Ken, Baguzt, dan Desi, yang kemampuan memasaknya memang hebat. Dan, saat masuk Top 3, apa yang saya rasakan benar terjadi, saya masuk ke Grand Final lawan Desi, yang didapat dengan penuh perjuangan," tutupnya. (ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/25/299/709407/desi-lawan-saya-paling-tangguh 

Opik Merasa Pantas Melaju ke Grand Final MasterChef

CUKUP banyak orang berkomentar bahwa di sebuah kompetisi, tak jarang orang beruntung yang melaju ke babak puncak. Namun, anggapan tersebut sepertinya tak berlaku di kompetisi MasterChef Indonesia.

Opik (30, agen properti asal Surabaya) membuktikannya lewat keyakinan diri yang kuat. Dari 18.000 peserta audisi, lolos menjadi 60 besar, 30 besar, 20 besar, 10 besar, sampai ke Grand Final yang menyisakan dua kontestan, Desi (29, direktur hotel asal Bangka) dan Opik. Tahapan tersebut tentunya bukan hal mudah untuk dilalui.

Apalagi, penjurian tidak dilakukan melalui suara (misal SMS) dari masyarakat yang amat subyektif, melainkan dari para Chef Master ternama Indonesia. Jadi, jangan salah menganggap bahwa kontestan tersebut tak pantas masuk Grand Final.

“Pantas atau enggaknya itu kalau dilihat dari 60 besar. Di situ saya jadi kontestan pertama yang masuk ke-20 besar. Dari sana, saya sadar bahwa masakan saya lumayan oke. Apalagi, setelah masuk ke 10 besar, lalu keluar, sempat down," tuturnya ketika dihubungi Okezone, baru-baru ini.

"Tapi, setelah masuk Black Team dan bisa masuk lagi, saya merasa kalau diri kita sendiri yakin menang, pasti akan menang,” imbuhnya.

Menurut Opik, yang memantaskannya masuk ke Grand Final adalah keyakinan diri sendiri. Walaupun dulu diragukan karena pernah masuk Black Team, pernah juga ingin mengundurkan diri akibat tidak bisa memimpin tim di 19 besar, namun dengan keyakinan diri penuh membuatnya berhasil melewati.

“Saya dulu dari kalangan bawah yang tidak punya apa-apa, skill kurang, dan pengetahuan masak kurang, tapi saya bertekad belajar dan yakin bahwa diri saya bisa, Insyallah bisa. Terbukti, saya terus masuk 5 besar, 2 besar, sampai sekarang pun saya rasa saya layak masuk Grand Final,” pungkasnya. (ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/25/299/709329/opik-merasa-pantas-melaju-ke-grand-final-masterchef 

Mudah Panik, Kelemahan Opik Menuju Grand Final MasterChef

MEMAHAMI kelemahan diri sebelum bertanding jelas menjadi kekuatan tersendiri. Bagi Opik, dia sadar kerap panik bila memasak di bawah tekanan.

Terkadang, untuk melangkah maju kita harus melihat ke belakang sejenak dan merefleksikan apa yang harus kita perbaiki berikutnya. Begitu juga yang dilakukan oleh Opik (30, agen properti asal Surabaya) untuk menghadapi Desi (39, direktur hotel asal Bangka). Ia menyadari kelemahannya yang harus diperbaiki pada Grand Final MasterChef Indonesia Season 2 yang ditayangkan Minggu, 28 Oktober 2012 pukul 17.00 WIB di RCTI.

Setelah menjalani 29 episode MasterChef Indonesia Season 2 dan berada di karantina selama berbulan-bulan, tentunya opik sudah menyadari apa yang menjadi kelebihan dan kekurangannya. Bila ia yakin citarasanya menjadi kekuatan untuk menang, ia juga menyadari kelemahan yang dapat membuatnya kalah.

“Kelemahan saya adalah time management, dan kalau berhadapan dengan lebih dari satu masakan, saya mudah panik, jadi kacau. Memang, saya dikenal oleh tiga juri begitu,” ungkapnya ketika dihubungi Okezone, baru-baru ini.

Untuk mengatasinya, Opik biasanya mendengarkan saran-saran yang diberikan oleh ketiga juri. Ketiga juri selalu mengajarkannya untuk membuat masakan satu demi satu. Apa yang bisa dikerjakan dahulu, kemudian mengerjakan yang lain sembari menunggu masakan matang.

“Dari masukan juri, saya sudah lebih baik dibandingkan awal dulu. Pada dasarnya, saya masih suka panik, suka enggak yakin kalau masakannya banyak. Juri kasih masukan, prepare dulu semua bahan di atas meja, baru kerjakan satu satu,” pungkas kontestan yang sempat masuk Black Team ini. (ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/25/299/709204/mudah-panik-kelemahan-opik-menuju-grand-final-masterchef 

Ini Strategi Opik Lawan Desi di Grand Final MasterChef

BAK akan bertempur menuju medan perang, kedua grandfinalis MasterChef Indonesia Season 2 telah menyiapkan senjata kemenangan. Bagi Opik, senjata itu adalah kepatuhan. Lho?

Wah, Grand Final MasterChef Indonesia Season 2 akan digelar beberapa jam lagi, tepatnya pukul 17.00 WIB di RCTI. Anda pasti sudah tidak sabar sekali menantikan kehadiran sang jawara baru. Apakah Opik (30, agen properti asal Surabaya) atau Desi (39, direktur hotel asal Bangka) yang akan bersanding di sebelah tahta Lucky "MasterChef"?

Pertarungan sengit nampaknya akan terjadi di babak Grand Final MasterChef Indonesia Season 2. Pasalnya, persiapan dan strategi sudah dilakukan masing-masing kontestan. Salah satunya Opik yang mengaku akan menguatkan kelebihannya pada rasa dan bertekad kuat akan mematuhi apa yang juri perintahkan.

“Strateginya sih sebenarnya lebih menyiapkan apa yang juri suruh, melihat apa yang juri perintah, dan melaksanakan apa yang juri kasih. Jadi, saya tidak memikirkan nanti mau bikin apa atau apa,” ujarnya saat dihubungi lewat telefon, baru-baru ini.

Opik menampik dirinya menyimpan strategi rumit untuk menghadapi Desi. Dia mengatakan akan lebih memperkuat rasa masakan, yang selama ini memang sudah menjadi keunggulannya dibandingkan Desi.

“Saya yakin dengan rasa masakan saya, lebih perkuat ke sana. Saya lebih attend to be feel dan attend to be attention. Saya enggak boleh panik, juga menuruti kata juri untuk menyiapkan semua lebih awal, mengatur apa yang harus dilakukan dahulu. Itu saja yang saya pikirkan,” pungkasnya. (ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/25/299/709188/ini-strategi-opik-lawan-desi-di-grand-final-masterchef 

Kamis, 25 Oktober 2012

Pintar Atur Waktu Masak, Desi Yakin Menangi MasterChef

BENAR dikatakan celebrity chef Korea, Edward Kwan, bahwa seorang MasterChef harus multitalenta. Bukan hanya keahlian memasak yang dibutuhkan, juga keahlian lain, seperti manajemen waktu.

Seperti nampak di ajang MasterChef Indonesia Season 2 ini, setiap kontestan dituntut untuk menghidangkan sajian lezat dalam waktu yang telah ditentukan. Talenta masak pun tak cukup untuk membuat mereka menang di tiap tantangan.

Saat berkunjung ke redaksi Okezone di Gedung HighEnd, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, belum lama ini, Desi (39, direktur hotel asal Bangka) menggambarkan betapa pentingnya manajemen waktu pada kompetisi memasak ini.

“Manajemen waktu merupakan salah satu modal utama. Kalau ini kuat, kita punya waktu memperbaiki masakan kalau merasa ada yang kurang. Nah, kalau manajemen waktu kurang, bagaimana mau ganti masakan, yang penting makanannya tersaji, selesai,” ujar ibu tiga anak ini.

Tekanan waktu selama kompetisi menjadi tantangan tersendiri bagi Desi. Namun, sejauh pengalaman hingga 28 episode MasterChef Indonesia Season 2, Desi tidak pernah bermasalah dengan manajemen waktu. Karenanya, dia yakin memenangkan kompetisi ini melawan Opik pada Minggu, 28 Oktober 2012 mendatang.
(ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/24/299/708810/pintar-atur-waktu-masak-desi-yakin-menangi-masterchef 

Desi Tak Anggap Opik Saingan Terberat

BABAK Grand Final MasterChef Indonesia Season 2 akan digelar Minggu, 28 Oktober 2012. Persaingan sengit tak ayal terjadi di antara Desi (39, direktur hotel asal Bangka), yang menilai Opik (30, agen properti asal Surabaya) saingan terberatnya, selain dirinya sendiri.

"Dari histori kemarin, saya lihat siapa yang sering menang (Opik-red) itu kompetitor yang paling kuat,” tutur Desi ketika berkunjung ke redaksi Okezone di Gedung HighEnd, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, belum lama ini.

Menurutnya Opik adalah kontestan yang mempunyai kekuatan pada citarasa dan kecepatan memasak. Opik menjadi salah seorang kontestan yang disebut Desi berpeluang besar menjadi juara, selain Esach (21, mahasiswa asal Sidoarjo).

“Mereka punya skill, speed, taste, cuma Esach enggak dapat kesempataan. Tadinya, saya berharap Esach bisa masuk, minimal 5 besar,” ujarnya.

Namun, ia mengaku bahwa persaingan tak hanya terjadi di luar dirinya, namun juga di dalam. Ibu tiga anak ini menganggap bahwa dirinya juga merupakan musuh terkuat. Dalam artian, ia harus keluar dari zona nyaman dan mengerjakan segala sesuatunya semaksimal mungkin walaupun tantangan tersebut tampak gampang.

“Buat saya, musuh terkuat adalah diri saya sendiri. Itu prinsip saya. Ketika saya mampu menghadapi diri sendiri, maka saya mampu menghadapi orang lain. Itu yang selalu saya pegang dimana-mana,” pungkasnya. (ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/24/299/708781/desi-tak-anggap-opik-saingan-terberat 

Chef Juna: Ada Peserta MasterChef Cuma Numpang Tenar

MASTERCHEF Indonesia Season 2 berhasil menarik perhatian pemirsa dengan banyaknya bakat memasak yang ditampilkan di televisi. Bagaimana dengan Season 2? Chef Juna punya jawabannya.

"Semua peserta di depan saya nunduk. Pas 60 besar ada yang kelihatan ‘jual diri’, dalam artian ikut kompetisi bukan ingin menguji, bukan belajar memasak, bukan serius memasak, tapi hanya ingin show off," ucap Chef Juna kepada Okezone melalui sambungan telefon.

Pria kelahiran 20 Juli 1975 ini sangat menyayangkan sikap tersebut, mengingat menjadi seorang chef bukanlah proses yang cepat dan mudah. "Banyak juga peserta terpilih, tetapi tidak terlalu suka masak, jadi kebetulan terpilih. Dia salah masuk kompetisi, sekali-kali tenar, besok-besok masuk televisi lain, atau menjadi selebriti yang angkuh," ujarnya.

Dia menegaskan, menjadi seorang chef andal tidak melulu melalui jalur pendidikan kuliner. Kemauan yang kuat akan memuluskan banyak jalan yang tersedia.

"Jadi chef tidak harus dari culinary school, syukur-syukur kalau orangtuanya mampu. Saya sendiri mulai dari bawah; cuci piring, ngepel, kupas kentang, bikin sushi rice bertahun-tahun, angkat barang, yang penting kemauan Anda kuat," tandasnya.

Chef Juna mengakui bahwa banyak orang menilainya sebagai sosok yang paling kejam di antara juri-juri MasterChef Indonesia lainnya. Dia menegaskan bahwa semua itu tidak dibuat-buat bak akting dalam serial drama. Satu motivitasinya, yakni membuka mata para kontestan tentang dunia kuliner.

"Saya sebenarnya orang yang santai, tapi kalau sudah menyangkut pekerjaan atau professional kitchen, saya harus tegas. Dan, kebetulan saya adalah proses daur ulang dari manusia yang kurang benar, hanya punya modal kemauan dan disiplin. Jadi, di sini saya hanya tahu cara itu, dan tidak ada yang dibuat-buat," tutupnya.
(ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/24/299/708702/chef-juna-ada-peserta-masterchef-cuma-numpang-tenar 

"Hanya Beng yang Tak Pernah Menangis Selama MasterChef"

SEPERTI sebuah adegan kehidupan, kompetisi memasak MasterChef Indonesia juga menampilkan emosi para kontestan. Soal menangis, hampir semua kontestan pernah melakukannya.

Pemirsa setia MasterChef Indonesia pasti melihat banyak adegan emosional di Season 2 kali ini. Tekanan yang berat di Gallery membuat mereka tak jarang merasa kesal sampai menangis. Mulai dari kontestan yang garang sampai lemah lembut, semua pernah menangis.

Bila tangisan identik dengan kontestan perempuan atau pria yang lemah lembut, beda halnya dengan MasterChef Indonesia Season 2. Mulai Bagus yang bertato, Ken yang tinggi besar, sampai Vera yang kalem, kecuali satu orang.

“Semua kontestan pernah nangis. Dari pertama sampai akhir yang enggak pernah nangis cuman Beng. Ken pertama kali nangis waktu sama Juna dideketin terus dibilang ‘Minggu depan sebelum kamu masuk ke Gallery, jedotin dulu kepalamu ke tembok supaya benar',” ungkap perempuan 23 tahun ini saat bertandang ke redaksi Okezone di Gedung HighEnd, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, belum lama ini.

Awalnya, kebanyakan kontestan menangis karena takut, tapi semakin banyak episode, alasan mereka menangis pun berubah. Biasanya karena sedih ditinggal teman.

“Chef Juna itu kalau lihat kotestan nangis karena dimarahi, dia malah gencar. Tapi kalau nangis karena sedih, misalnya ada kontestan yang pulang dia langsung hibur ‘cheer up, girl!’,” cerita anak kedua dari tiga bersaudara itu. (ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/24/299/708669/hanya-beng-yang-tak-pernah-menangis-selama-masterchef 

Melepas Jabatan GM, Ken "MasterChef" Sempat Ditentang Keluarga

MENGIKUTI kompetisi MasterChef Indonesia ternyata sulit bagi Ken. Betapa tidak, dia sempat dilarang keras oleh keluarganya.

"Dulu, sebelum aku mengikuti MasterChef Indonesia, kedua orangtua, khususnya Mama, sempat melarang apalagi aku harus melepas pekerjaan aku sebagai General Manager (GM) di salah satu resto ternama di Surabaya," jelas Ken "MasterChef" kepada Okezone saat ditemui di RCTI, Jakarta, belum lama ini.

Menurut pria 30 tahun ini, ketidaksetujuan orangtua lantaran memandang chef bukanlah pekerjaan yang menjanjikan untuk masa depannya. Maklum, dari segi penghasilan, jabatannya sebagai General Manager sudah terbilang mapan, apalagi Ken berencana menikah tahun depan.

Pria asal Surabaya ini memutuskan untuk ikut MasterChef Indonesia Season 2 setelah sekian lama mempertimbangkan banyak hal. Begitu sudah memantapkan pilihan, barulah dia meminta restu kepada kedua orangtua.

"Orangtua saya sepertinya mengerti dengan apa yang harus saya lalukan, cuma memang mereka meminta agar saya memikirkan semuanya dengan matang. Setelah saya punya keputusan yang bulat, akhirnya mereka mendukung," imbuhnya.

Meski tidak memberikan jaminan apapun kepada kedua orangtuanya, pemilik nama lengkap Ken Kurniawan Sutanto ini tetap melangkah untuk mengikuti MasterChef. Alhasil, apa yang telah menjadi keinginannya ini bisa terwujud, bahkan dia masuk dalam tahap Top 3.

"Setidaknya, ini menjadi pembuktian di mata orangtua. Kedua orangtua aku sedikit berbangga, dan kini mereka tahu bahwa karier seorang chef juga bagus," tutupnya. (ftr)
 
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/24/299/708662/melepas-jabatan-gm-ken-masterchef-sempat-ditentang-keluarga 

Rabu, 24 Oktober 2012

Sejenak Bersama George Calombaris

WAJAHNYA memang tidak setampan celebrity chef dunia lain,tapi jika berbicara tentang kuliner, jelas terlihat hasratnya yang membara. Tangan dinginnya berhasil menciptakan hidangan lezat yang diapresiasi dunia internasional.Belum lagi kepiawaiannya mengelola segenap restoran.

Itulah figur seorang George Calombaris,juri Master Chef Australia yang Sabtu (20/10) lalu datang ke Jakarta. Kedatangan George ke Jakarta sebenarnya untuk berpartisipasi dalam ajang Jakarta Culinary Festival (JCF) 2012. Pada kesempatan itu, dia melakukan demo masak menyiapkan makanan andalannya, salad dengan daging kepiting, kentang, dan kacang- kacangan sebagai menu pembuka.

Roast chicken with vegetable
dengan pemakaian bawang hitam (black garlic) ditampilkan sebagai main course plus sebuah dessert.

“Saya sangat senang dengan event JCF ini. Di sini tempat berkumpul chef internasional. Ada dari Amerika, Australia, Korea, bahkan Peru,” tutur George saat ditemui di Mal Grand Indonesia, membuka pembicaraan.

George mengungkapkan, kecintaannya terhadap dunia kuliner dipengaruhi sang ibu dan nenek tercintanya. Keduanya biasa memasak untuk keluarga. Pemilik beberapa restoran di Melbourne, salah satunya The Press Club, ini mengibaratkan memasak layaknya berkreasi di atas kanvas dengan segala macam bahan makanan.

“Hasil masakan kita bisa membuat orang bahagia. Itulah arti dari semuanya,” ujar koki kelahiran 1978 itu.

Lebih jauh George memaparkan, tugas seorang chef tidak hanya berhenti pada menyiapkan makanan lezat. Namun, bagaimana ia mampu tampil dengan ide-ide yang out of the box sehingga menjadikan dirinya berbeda dengan koki lain. George menceritakan, saat ini dirinya tengah berkreasi menciptakan sebuah hidangan yang bentuknya seperti sabun batang dengan tiruan busa di sekelilingnya.

“Kreasi dan belajar tanpa henti, kunci seorang chef sejati,” imbuh pria yang sudah menelurkan lima buku masakan itu.

Namun, cita rasa masakan bukan hanya yang ditonjolkan George. Jebolan Box Hill Institute of TAFE, Melbourne, ini juga menaruh perhatian khusus pada masakan yang sehat. Ini dibuktikan dengan didirikannya restoran Hellenic Republic pada 2008.Restoran tersebut mengadopsi hidangan Mediteranian yang dikenal sehat karena masakannya yang kaya rempah namun sangat rendah dalam penggunaan minyak dan daging. Makanan ala Mediteranian mengandung banyak sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh.

Dibandingkan masakan dari negara lain, makanan Mediteranian juga lebih kaya ikan. Nyaris tak ada alkohol dan daging di sana. Terbukti penduduk Mediteranian berumur lebih panjang dibandingkan penduduk lain di dunia. Hidangan ala Laut Tengah ini lalu menginspirasi George menulis buku berjudul My Big Fat Greek Cook Book. Prinsip masakan sehat juga ia terapkan kepada sang putra semata wayang yang saat ini masih berusia 15 bulan.

George mengaku mengenalkan seluruh makanan yang sehat kepada jagoan kecilnya. Meski begitu,dia menolak keras makanan berbahan pengawet dan instan. Ia lebih menyukai menyiapkan bahan yang segar untuk putranya, James George Calombaris.

Agresif di Dapur

Sebagai seorang yang perfeksionis, George ingin segalanya berjalan sesuai aturan di restorannya. Ia sangat tidak mau membuat tamu kecewa. Karenanya, meski sudah memiliki nama besar, Georga tak sungkan untuk terus terjun ke dapur. Dengan teliti, ia memperhatikan pengerjaan masakan di dapur hingga penempatannya di atas piring saji. Termometer selalu dibawanya guna mengecek suhu bahan masakan yang disajikan.

Begitu juga untuk urusan dengan pemasok bahan masakannya. “Saya sangat mengutamakan bahan-bahan yang masih segar dan memastikan kiriman barang sesuai dengan pesanan. Saya juga sangat mendukung bahan lokal untuk digunakan,” katanya (ftr)
 
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/24/299/708387/sejenak-bersama-george-calombaris 

Ken "MasterChef" Siap Tinggalkan Keluarga

MESKI tidak menjadi jawara MasterChef Indonesia Season 2, semangat Ken tidak kendur untuk menjadi seorang chef. Segala risiko siap dihadapi, termasuk bila harusmeninggalkan keluarga.

"Saya menyadari menjadi seorang chef merupakan pekerjaan yang sangat berat, termasuk meninggalkan keluarga.  Saat mereka libur, saya malah bekerja," ucapnya kepada Okezone saat ditemui di RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, baru-baru ini.

Tak hanya itu, pria 30 tahun inipun menyadari bila dunia chef tak pernah lepas dari tekanan demi kepuasan konsumen. "Di dunia kitchen, produk yang dijual adalah makanan. Kalau sampai enggak enak rasanya, aku yang tanggung jawab," ujar pria asal Surabaya, Jawa Timur, ini.

Meski demikian, pemilik nama lengkap Ken Kurniawan Sutanto ini merasa sudah siap dengan tanggung jawab yang nantinya akan dipikul. Soal ini, Ken sudah memikirkannya secara mendalam sebelum mengikuti kompetisi MasterChef Indonesia.

"Dunia chef tidak akan jauh berbeda dengan saat saya mengikuti MasterChef, bisa jadi di luar sana akan lebih keras lagi tekanannya," tegasnya.

Ken sudah berkonsultasi dengan keluarganya, terutama calon istri sebelum memfokuskan diri untuk menjadi seorang chef. Dan kini, Ken telah menemukan hasratnya pada bidang pastry.

"Semenjak saya memenangkan tantangan bikin pastry,  Seven Deadly Sins, saya melihat kalau bakat saya ada di pastry. Membuat pastry butuh ketenangan," tutupnya. (ftr)
 
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/23/299/708216/ken-masterchef-siap-tinggalkan-keluarga 

Vera Menampik Kontestan MasterChef Tak Bisa Masak

MASIH menganggap bahwa kontestan MasterChef Indonesia sebenarnya tidak bisa memasak? Vera "MasterChef" menampiknya.

Sebagian dari Anda menyukai kompetisi memasak MasterChef Indonesia Season 2 yang pekan ini akan memasuki babak Grand Final. Namun, tak sedikit yang meragukan kemampuan para kontestan, yang beranggapan kompetisi ini hanya rekayasa.

Anggapan tersebut ditampik mentah-mentah oleh Vera (23, graphic designer). Kesalahan memang kerap dilakukan oleh para kontestan di setiap episode. Paling jengkel apabila melihat mereka melakukan kesalahan-kesalahan kecil yang nampak mudah di mata pemirsa, misalnya masakan keasinan atau gosong.

Vera menceritakan betapa beratnya MasterChef, sehingga bisa melakukan kesalahan yang dianggap enteng oleh sebagian pemirsa. “Pertama, yang susah itu tekanan. Jadi begitu kita masuk ke Gallery, auranya sudah beda. Kedua, Gallery itu dingin banget," ungkapnya saat bertandang ke redaksi Okezone di Gedung HighEnd, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, belum lama ini.

"Ketiga, kalau kita masuk Gallery dan jalannya kurang benar, kita disuruh take ulang sama orang produksinya. Itu yang bikin kita drop kadang-kadang,” imbuh Top 4 MasterChef Indonesia Season 2 ini.

Mojang Bandung ini mengaku, dirinya dan kontestan lain tak jarang harus menunggu satu hingga dua jam waktu syuting. Waktu syuting juga tak menentu, kadang bisa sampai pukul 02.00 WIB.

Belum lagi make-up tebal yang dalam sehari bisa dipoles ualng 5-6 kali, benar-benar membuat mood mereka drop.

“Orang melihat itu memang gampang ya, cuma pressure-nya itu lho. Terus yang agak mengganggu. waktu masak kita diikuti cameraman dan disuruh berkomentar, itu susah. Sementara kita masih harus kejar-kejaran sama waktu," tuturnya.

Kalau ada suara sumbang yang mengatakan itu semua adalah rekayasa, Vera biasanya mengatakan, "Kamu coba masuk (MasterChef Indonesia), baru bilang begitu,” pungkasnya. (ftr)
 
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/23/299/708045/vera-menampik-kontestan-masterchef-tak-bisa-masak 

"MasterChef Indonesia, Wujudkan Mimpi Para Chef"

GRANDFINAL MasterChef Indonesia tinggal menghitung hari. Kontestan yang tersisa Opik (30) , agen properti asal Surabaya, dan Desi (39), direktur hotel asal Bangka, akan bertarung sengit mendapatkan gelar sang jawara. Euforia final ini tak kalah menarik dengan kontes kesenian lain, nampak dari pemirsa setia yang berburu informasi mengenai kontes memasak ini.

Indonesia punya berbagai macam kontes kesenian, mulai dari menari sampai menyanyi. Masyarakat pun menyambut dengan baik kontes-kontes tersebut. Namun, siapa sangka Ammir Gita Pradana, penembang soundtrack film “Hello Goodbye”, juga melihat MasterChef sebagai sebuah bentuk kontes kesenian lain.

“Asyik donk, sudah saatnya setiap bidang lebih terekspos. Maksudnya, dari kemarin kan udah banyak kontes menyanyi, kontes menari, dan sekarang ada kontes memasak. Masak itu kan juga bentuk kesenian yang lain,” ujar pria yang gemar mengikuti MasterChef Australia itu saat mengunjungi redaksi Okezone di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Menurut Ammir yang juga punya hobi masak, banyak orang di Indonesia yang hobi dan pandai memasak, walaupun tidak punya titel chef di depannya. Ajang MasterChef Indonesia bisa membantu mereka untuk mewujudkan mimpi menjadi chef. Sama seperti kontes menyanyi mewujudkan mimpi anak jalanan menjadi penyanyi.

"Dengan hadirnya MasterChef Indonesia maka semakin banyak para masyarakat yang memiliki keahlian memasak jadi bisa disalurkan sehingga mimpi mereka bisa terealisasikan," tukasnya.
  (ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/23/299/707881/masterchef-indonesia-wujudkan-mimpi-para-chef 

Senin, 22 Oktober 2012

MasterChef Indonesia Tunjukkan Masak Menyenangkan Sekaligus Susah

MASTERCHEF Season 2 sepekan lagi mencapai puncaknya, menyisakan Opik (30, agen properti asal Surabaya) dan Desi (39, direktur hotel asal Bangka). Pemirsa setia dari semua kalangan pasti sudah mempunyai banyak kesan terhadap kompetisi ini selama menonton hampir 30 episode.

Termasuk presenter Novita Angie. Walau mengaku hanya sekali waktu menonton MasterChef, ia sudah memiliki kesan tersendiri untuk ajang ini.

“Kompetisi semacam ini seru ya, supaya kita bisa kembali melihat dan menggali potensi-potensi yang ada karena ternyata banyak orang jago masak. Dan, mereka ternyata juga kreasi-kreasinya luar biasa,” ungkapnya kepada Okezone di Jakarta, belum lama ini

Menurutnya, ajang semacam ini dapat menjadi tantangan tersendiri bagi para kontestan untuk menguji bakat dan kemampuan di bidang memasak. Selain itu, dapat memberi wacana baru kepada masyarakat tentang dunia masak.

“Dari sana kelihatan kalau masak itu menyenangkan, tapi susah ternyata. Jadi, memang harus ada satu talenta, sabar kayak waktu bikin garnish yang susah. Jadi, kontestannya memang sudah luar biasa buat aku,” ungkap ibu dua orang anak itu. (ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/22/299/707268/masterchef-indonesia-tunjukkan-masak-menyenangkan-sekaligus-susah 

Minggu, 21 Oktober 2012

Hasrat Ken Masuk Final MasterChef Koyak di Tangan Sahabatnya

TANTANGAN dari professional chef yang harus dihadapi kontestan MasterChef Indonesia season 2 belum selesai. Kali ini, mereka harus disibukkan dengan tantangan professional chef lainnya, yang mengusung bumbu genep khas Bali.

Sebelumnya, ketiga kontestan MasterChef Indonesia harus menduplikasi tantangan dari Chef Handy berupa Seven Deadly Sins Chocolate Cake. Keesokan harinya, kontestan mendapatkan tantangan professional chef kedua dari Chef I Wayan Wicaya.

Chef Wayan merupakan pemenang Kompetisi Global Chef’s Challenge 2010, salah satu kompetisi koki terbesar di dunia yang disponsori oleh World Association of Chefs Societies. Ketika itu, Executive Sous Chef Bvlgari Hotel Bali ini harus bersaing dengan peserta dari 88 negara dan 7 benua.

"Jadi, tantangan ini tidak main-main," tegas Chef Master Juna.

Dalam tantangan ini, kontestan diharuskan menduplikasi hidangan utama dari Chef Wayan bernama Pansiered Assorted Seafood with Edamame Risotto dalam waktu 3 jam.

"Tingkat kesulitan, yang paling basic adalah bumbu genep sebagai marinate seafood juga risotto. Skala kesulitan 8, karena kalian tidak familiar dengan risotto dan pumpkin sauce. kalau salah ketahui kerja oven, bisa pecah. Juga bagaimana risotto dibuat, dan edamame terlihat menarik," jelas Chef Wayan sebelum tantangan.

Karena menang di tantangan sebelumnya, Ken dapat keuntungan berupa beberapa bahan masakan yang sudah disiapkan. "Masakan ini menggunakan metode bumbu Bali, dan itu agak asing bagi aku," ujar Ken.

Penjurian pun tiba. "Perang memasak untuk mendapatkan golden ticket untuk masuk Final sudah berakhir. kalian semua, kalau dilihat dari jauh, selesai. semuanya lengkap, tapi kini saatnya kami mencicipi, dan lebih teliti lagi mengobrak-abrik hidangan kalian," kata Chef Master Juna.

Sayangnya, keuntungan tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik oleh Ken. Ketika tiba saatnya Juri mencicipi hidangan, masakan Ken masuk ke bottom two  bersama Opik. sementara, Desi memenangkan tantangan ini dan langsung menuju Grand Final MasterChef Indonesia.

"Yeay, saya menang. Saya enggak perlu ikut Pressure Test," teriak Desi.

"Memang dia yang paling baik," kata Ken.

"Agak sedikit kecewa, berarti salah satu dari kita (Ken dan Opik) akan pulang," ujar Opik.

"Kalian tidak punya basic cooking, tapi cara kerjanya, kalian bisa selesaikan ini selama tiga jam. Top! Top 3 jangan pernah berhenti berlatih dan coba sesuatu yang baru. Menurut saya, dunia kuliner adalah dunia yang sangat luas," pesan Chef Wayan.

Sebagai dua kontestan terbawah, Opik dan Ken harus menghadapi Pressure Test yaitu menduplikasi menu Duck Ravioli, Tomatoes, Green Asparagus and Saffron Sauce. Ini adalah pertarungan yang berat bagi dua sahabat ini. Mereka diberikan waktu memasak 60 menit dan khusus untuk tantangan ini, penilaian hidangan akan dilakukan secara tertutup.

"Ini adalah the real pressure test, menuju Final MasterChef. Yang kalah, selangkah lagi tapi enggak bisa, pasti nyesek banget," ujar Opik.

Dan ketika tiba saatnya penilaian, Juri memutuskan Ken harus keluar dari Gallery MasterChef, sementara Desi dan Opik melangkah ke babak Grand Final.

"Opik telah menjadi sahabat yang baik. Untuk di kompetisi ini, dia lawan yang tangguh. Hari ni duel, ini kehormatan buatku," kata Ken ketika penjurian.

"Ken, memang dari pengalaman hidup di luar, dia seorang manajer kafe, buat saya tambah ilmu, tentang manajemen makanan, plating makanan.

Para juri bertanya perasaan keduanya bila tidak masuk Final MasterChef Indonesia Season 2. Keduanya merasa kecewa dan sedih bila tidak bisa meneruskan kompetisi, tetapi juga bangga karena sahabatnya bisa masuk Top 2. Suasana harus pun tercipta di Gallery MasterChef.

"Kalaupun kami tidak bertemu di Final MasterChef Indonesia, kami ingin menggapai mimpi besama, bikin restoran berdua," ucap Ken.

Ketiga juri pun mengumumkan pemenang Pressure Test dan masuk babak Final MasterChef Indonesia. "Dengan masakan yang kalian persembahkan, yang akan ketemu Desi di Final adalah Opik," kata Chef Master Juna.

"Ken, saya pikir kamu enggak akan bisa masuk Top 15. Kamu punya passion, pikirkan tentang pastry, why not?," saran Chef Master Degan kepada Ken.

Nantikan kelanjutan pertarungan TOP 2 MasterChef Indonesia pada Minggu, 21 dan 28 Oktober 2012, pukul 17.00 WIB di RCTI. (ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/20/299/706881/hasrat-ken-masuk-final-masterchef-koyak-di-tangan-sahabatnya 

Ken Menangkan Tantangan Pastry Chef Oprah Winfrey

MASTERCHEF Indonesia Season 2 menyisakan tiga kontestan. Di tantangan episode 28 kali ini, mereka harus menduplikasi kue cokelat dari professional chef yang pernah membuatkan kue untuk Oprah Winfrey.

Selangkah lagi menuju babak Grand Final MasterChef Indonesia. Kompetisi terasa semakin ketat untuk Opik (30, agen properti asal Surabaya), Ken (30, manajer hotel asal Surabaya), dan Desi (39, direktur hotel asal Bangka).

Di episode 28 kali ini, tantangan yang diberikan benar-benar menguji kemampuan memasak, kesabaran, dan kreativitas para kontestan. Para Chef Master ingin benar-benar mencari dua kontestan terbaik menuju babak Grand Final MasterChef Indonesia.

Ketiga kontestan mendapatkan tantangan dari dua professional chef yang telah berkiprah di dunia internasional. Yang pertama adalah Chef Handy Mulyana, cake decorator yang pernah membuat kue untuk penyanyi Rihanna, Celine Dion, dan Oprah Winfrey. Chef asal Cianjur, Jawa Barat, ini juga pernah menjadi bintang tamu MasterChef Australia Season 2.

Chef Handy menantang kontestan untuk menduplikasi karyanya yang bernama Seven Deadly Sin Chocolate Cake dalam waktu 3,5 jam.

"Wah, pastry lagi," keluh Ken.

"Saya berusaha tenang, padahal di dalam hati sudah...aduh, kue lagi, kue lagi," kata Desi.

Seperti dijelaskan Chef Handy, pressure point dari tantangan ini adalah manajemen waktu karena kontestan harus membuat tujuh elemen cokelat yang berbeda dengan tingkat kerumitan yang juga berbeda. Kontestan juga harus ekstra hati-hati karena kesalahan kecil bisa membuat mereka harus mengulang dari awal.

"Ada tujuh tekstur di cake ini, dari yang paling crispy sampai yang paling soft. Kalian harus bikin tujuh elemen berbeda untuk dish ini. Butuh manajemen waktu yang benar dan ketelitian karena cokelat adalah bahan yang mudah lumer kalau suhunya terlalu panas. Jadi, perhatikan temperatur," jelasnya.

Tak ayal, ketiga kontestan beberapa kali mengulang elemen dalam kue lezat ini. Dan setelah 3,5 jam berlalu, tiba saatnya para juri mencicipi hidangan. Sebelum mulai mencicipi, Chef Master Degan dan Marinka menyatakan akan menghadirkan satu ahli lagi dalam hidangan Pastry sebagai juri tambahan. Rupanya, juri dimaksud adalah Chef Juna yang hadir dengan tampilan baru.

Setelah mencicipi, juri akhirnya menyatakan Ken menjadi pemenang tantangan ini. "Tidak ada Chef Juna, kamu bisa kerja juga ternyata. Rasanya enak, tekstur mendekati fantastik. Good job. Kamu mending jangan masak lagi, jadi pastry chef saja," kata Chef Master Juna ketika menilai hidangan Ken.

"Apakah kamu menikmati ketika membuat kue ini? Mana bagian yang tidak kamu suka? Kelihatan dari hasil karya kalau orang benar menikmati membuat makanan. Kalau kita passionate, itu kelihatan di piring," puji Chef Handy yang mendapat jawaban dari Ken bahwa dia menikmati proses membuat kue ini.

"Kalau saya makan ini di restoran, saya kira ini dibuat oleh professional chef. Sempurna, sangat bagus," puji Chef Master Degan.

Ken pun bangga dengan pencapaiannya di tantangan ini. "Senang banget karena aku bisa menduplikasi makanan dari seorang chef profesional tingkat internasional," aku Ken. Sebagai pemenang, Ken mendapatkan keuntungan di tantangan berikutnya. (ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/20/299/706852/ken-menangkan-tantangan-pastry-chef-oprah-winfrey 

Vera "MasterChef" Merasa Beruntung Tereliminasi di Top 4

UNTUK masuk Gallery MasterChef Indonesia jelas tidak mudah. Sebanyak 60 kontestan yang lolos dan masuk Gallery harus bersaing dengan 18.000 peserta dengan kemampuan masak yang beragam. Begitu juga dengan apa yang dialami Vera (23, graphic designer asal Bandung).

Vera menyadari bahwa langkahnya bisa masuk Gallery MasterChef Indonesia Season 2 adalah pencapaian yang besar. Meski langkahnya harus berakhir di tahap Top 4, Vera merasa dewi fortuna selalu menaunginya.

“Aku enggak ada target menang. Bisa masuk Top 4, aku merasa beruntung banget karena enggak punya background masak. Padahal, banyak saingan audisi yang memang sekolah kuliner, tapi ternyata enggak lolos," ungkapnya saat berkunjung ke redaksi Okezone di Gedung HighEnd Kebon Sirih, Jakarta, belum lama ini.

Ia mengaku pertama kali mengikuti MasterChef karena permintaan temannya. Vera memang hobi masak, dan sering membawa masakannya ke kantor. Temannya pun merasa ia punya bakat karena masakannya enak. Iseng mengikuti audisi, ia pun lolos tahap demi tahap dan baru merasakan keseriusannya di dunia kuliner di tahap Top 10.

“Di MasterChef, aku merasa I’m the lucky girl. Aku pernah masuk Black Team, tantangan Professional Chef, istilahnya semua tantangan di MasterChef sudah pernah aku coba sedangkan kontestan lain kan enggak. Sudah sampai Top 4, banyak banget yang aku dapat,” pungkasnya. (ftr)
 
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/20/299/706796/vera-masterchef-merasa-beruntung-tereliminasi-di-top-4 

Menuju Grand Final MasterChef Indonesia, Ken Jagokan Opik

BABAK Grand Final MasterChef Indonesia Season 2 menyisakan dua finalis, yakni Opik (30, agen properti asal Surabaya) dan Desi (39, direktur hotel asal Bangka). Ken, yang harus tereliminasi di tahap Top 3, menjagokan Opik sebagai pemenangnya.

Menurut Ken, Opik memiliki keunggulan pada ketahanan mentalitas serta citarasa masakan. "Kalau bicara siapa yang menang, setiap orang ada plus-minusnya. Opik menang secara mental, Desi juga demikian, tapi mungkin dari segi rasa Opik lebih oke. Kalau bicara skill dan pengetahuan masakan, Desi lebih jago," tuturnya kepada Okezone ketika ditemui di RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta, baru-baru ini.

Masuknya Opik dan Desi di babak Grand Final MasterChef Indonesia kali ini dinilai Ken sangat pantas. Apalagi, pria 30 tahun ini melihat dan berada di dalam proses menuju babak Grand Final tersebut, yang memang sulit dilalui.

"Menurut saya, dua kontestan ini cocok, karena untuk bisa sampai sejauh ini prosesnya bukan main. Bayangin saja, untuk bisa menyelesaikan makanan, waktunya cuma satu jam," ungkapnya.

Ken menegaskan, siapapun yang menjadi pemenang MasterChef kali ini, sebagai penerus Chef Lucky Andreono, juara MasterChef Indonesia Season 1, merupakan pilihan terbaik dari banyak orang. "Siapapun yang menang itu, sudah selayaknya jadi pemenang karena semuanya pasti ada tujuan masing-masing," tutupnya. (ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/21/299/706971/menuju-grand-final-masterchef-indonesia-ken-jagokan-opik 

Vera "MasterChef": Pengetahuan Masak Desi Gila

WAH, MasterChef Indonesia Season 2 sudah hampir di ambang penentuan pemenang. Bagi Vera, pemenang itu akan diraih oleh Desi (39, direktur hotel asal Bangka).

Grand Final MasterChef Indonesia Season 2 menyisakan dua kontestan, yakni Opik (30, agen properti asal Surabaya) dan Desi. Anda pasti sudah punya jagoan, sama dengan pemenang Top 4 MasterChef Indonesia Season 2 ini.

“Aku jagoin Mami Desi. Untuk skill, dia jauh di atas rata-rata kita. Dia pengetahuan masaknya gila-gilaan,” ujar Vera ketika bertandang ke redaksi Okezone di Gedung HighEnd, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, baru-baru ini.

Pernah suatu ketika di Gallery MasterChef, perempuan 23 tahun ini dan kontestan-kontestan lain dihadapkan pada satu box berisi macam-macam kacang, seperti chestnut dan walnut. Ketika peserta lain bingung bagaimana mengolah kacang-kacang tersebut, Desi tampak sangat piawai mengenali dan mengolahnya.

“Selama di karantina, Mami Desi udah kayak tutor kita. Dan, dia orangnya enggak sombong. Itulah yang bikin dia pantas jadi juara. Memang jago juga di kuliner dan passion masak. Yang paling penting, dia bisa memotivasi orang lain untuk jadi lebih baik,” pungkas jebolan graphic designer Universitas Maranatha, Bandung, tersebut.

Final MasterChef Indonesia Season 2 akan ditayangkan di RCTI pada 21 dan 28 Oktober 2012 pukul 17.00 WIB. Saksikan kehebatan kedua finalis dalam menjawab tantangan demi tantangan para juri MasterChef! (ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/10/20/299/706781/vera-masterchef-pengetahuan-masak-desi-gila