Senin, 13 Juni 2016

US Army Uji Coba RPG-7 Versi Amerika

Airtronic RPG
Suatu hari nanti, infanteri Angkatan Darat AS mungkin akan bertempur dengan RPG-7 Soviet yang terkenal itu, namun dengan RPG-7 versi Amerika-nya sendiri.

Dilaporkan laman Kit Up!, Angkatan Darat AS baru-baru ini mengevaluasi Airtronic USA Inc.’s RPG 7.

"Daya tahan, kesederhanaan, biaya yang rendah, dan efektivitas RPG 7 telah membuatnya menjadi senjata anti-armor portabel yang paling banyak digunakan manusia di dunia," seperti yang dikutip dari laman Kit Up!.

RPG-7
RPG-7
Namun Airtronic RPG buatan Amerika ini cukup berbeda dari senjata Soviet era 60-an tersebut. Tabungnya terbuat dari 4140/4150 ordnance grade barrel steel dan ditambah fitur beberapa bagian rel untuk memasang optik. Grip (pegangan) dan popornya juga bergaya pistol M4 dengan berat sekitar 6,4 kg (kosong dan tanpa optik).

Kutipan dari laman Kit Up! mengenai Airtronic RPG:
The Airtronic RPG is now a program of record in U.S. Special Operations Command. Soldiers, however, did not get to fire any RPG rounds through it because of restrictions imposed by Army Test and Evaluation Command’s safety release, Lubin said.

The problem was that RPG ammunition is made in Europe and could not be safety certified in time for this year’s live-fire portion of AEWE, he said.

“Special-ops command is a little ahead of the Army as far as looking at these,” Lubin said. “They have got the lots of ammo certified … we didn’t not have that luxury. Soldiers could handle it but couldn’t pull the trigger on it.”

This challenge may be solved in the future since Airtronic USA is working on producing the ammunition for it in the United States, Lubin said.

The weapon did perform well when company representatives fired it at targets between 900 and 1,200 meters away, Lubin said.

“The accuracy seemed to be very good,” he said.
Disebutkan, banyak tentara yang terlibat dalam evaluasi adalah mereka yang telah menghadapi pasukan musuh di Irak dan Afghanistan yang dipersenjatai dengan RPG, seorang pejabat Angkatan Darat AS dari Maneuver Center of Excellence di Fort Benning mengatakan.

Masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa Angkatan Darat AS akan mengadopsi senjata RPG variannya sendiri ini, tapi hasil evaluasi dan uji coba akan dipelajari oleh pejabat Angkatan Darat AS untuk kemungkinan operasionalnya di masa depan.
Sumber :  http://www.artileri.org

Peluncur Granat HK M320

Kadang-kadang, dengan kaliber 5.56 saja tidak bisa mendapatkan hasil yang memuaskan, apalagi dengan menggunakan kaliber senapan standar lainnya. Merupakan pekerjaan berat bagi seorang tentara untuk menembakkan sebuah roket tangan, dengan jangkauan dan kekuatan yang rendah, jelas hal ini tidak dapat memenuhi apa yang diinginkan. Itulah sebabnya militer kebanyakan menggunakan peluncur granat 40mm reloadable sebagai tambahan kunci untuk pasukan infanteri mereka.
 
Dipasang di senapan M4
Senapan M4 yang dipasangi peluncur granat M320

Peluncur Granat M320 HK tampaknya telah ditetapkan untuk menjadi bagian dari Angkatan Darat AS disamping peluncur granat 40mm. Selain senapan M16, M320A1 juga dapat dipakai oleh M4 atau HK 416 Angkatan Darat AS. M320 tampaknya menjadi penerus dari M203 di Angkatan Darat dan Unit khusus AS, dan seperti pendahulunya, M320 mudah dipasang dan dilepaskan tanpa memerlukan alat khusus.

Tidak seperti pendahulunya yang lebih ringan, double-action M320 sedikit lebih berat dan panjang. Dilengkapi dengan modus malam dan laser rangefinder genggam untuk pengguna, membuat sistem kerjanya semakin akurat. Bila diperlukan, buttstock (popor) geser dapat dilepas dengan cepat.

Peluncur granat HK M320
HK M320

Peluncur granat HK M320

Rabu, 08 Juni 2016

Dua Prototipe Senapan Baru Singapura

Senapan BMCR dan CMCR
Meskipun jarang terdengar, sebenarnya Singapura sudah sejak 80-an mengembangkan senjata kecil, yaitu dengan memproduksi senapan mesin Ultimax 100 (desain Sullivan) dan senapan bullpup SAR-21. Pada Singapore Air Show 2014 Februari lalu, Singapura meluncurkan dua prototipe senapan baru yang diproduksi oleh Singapore Technologies Kinetics (STK), perusahaan teknologi militer utama Singapura.
Kedua prototipe senapan tersebut dinamai dengan BMCR (Bullpup Multirole Combat Rifle) dan CMCR (Conventional Multirole Combat Rifle) yang masing-masing menggunakan kaliber 5,56mm. Dalam pernyataanya, perusahaan menyebutkan bahwa senapan ini akan memberikan keunggulan maksimal bagi infanteri dalam operasi perkotaan.

Perusahaan juga mengklaim bahwa BMCR (kiri) adalah senapan bullpup terpendek di dunia, sementara CMCR (kanan) dirancang dengan popor unik yang membuat senapan bisa dilipat atau disesuaikan sesuai kebutuhan untuk mendapatkan kinerja yang maksimal. Sayangnya, CMCR masih dalam tahap prototipe no-firing meskipun sudah dalam skala sesungguhnya.

Informasi lebih lanjut mengenai spesifikasi, fitur dan cara kerja kedua senapan ini bisa dilihat di sumber.

Baru, Senapan Armalite M-15TBN 18"

Senapan terbaru dari ArmaLite adalah M-15TB. AR-15 ini dibuat untuk mereka yang menginginkan akurasi tinggi, cocok digunakan untuk penegak hukum dan militer, serta untuk kompetisi atau hanya sekedar hobi.

Senapan M-15TB

Spesifikasi
• Kaliber: .223/5.56 X 45mm NATO National Match
• Laras: 18″ AISI 416R Stainless Steel T Heavy
• Rifling Twist: RH 1:8"
• Muzzle Device: Flash Suppressor
• Gas Block: ArmaLite Low-profile Gas Block
• Handguard: ArmaLite Free Float Quadrail
• Upper Receiver: Forged Flattop with Picatinny Rail, 7075-T6 Aluminum
• Lower Receiver: 7075-T6 Aluminum (forged)
• Trigger: National Match two stage
• Panjang keseluruhan: 35.2-38.5"
• Berat:  7.9 lbs.
• Finish: Hard Anodized Aluminum, Manganese Phosphated Steel
• Termasuk dalam pembelian: satu 10 Round Magazine, Owner's Manual, Limited Lifetime Warranty. Harga USD 1.449.
Sumber :  http://www.artileri.org

Sabtu, 04 Juni 2016

Kerja Sniper Telah Mengubah 'Wajah' Pertempuran

Sniper di gurun

Komando Operasi Khusus Amerika Serikat "SOCOM" sudah sejak 2009 menginginkan senapan sniper standar baru. Akhirnya Precision Sniper Rifle (PSR) dipilih sebagai senapan standar SOCOM. Sebelumnya SOCOM telah mengadakan beberapa lomba sebelum memilih PSR yang merupakan versi modifikasi dari MSR (modular sniper rifle) yang sudah ada sebelumnya.

Maret lalu SOCOM mengorder 5.150 pucuk senapan PSR dengan harga per unitnya sekitar AS$15 ribu, serta 4,6 juta amunisi. Senapan dan amunisi tersebut akan diterima dalam sepuluh tahun kedepan.

Secara bertahap, PSR akan menggantikan senapan M40 dan MK13 (versi khusus untuk SOCOM dari M24 Angkatan Darat AS). PSR adalah senapan bolt action dengan berat 7,7 kg dan panjang 1,2 meter atau 0,91 meter bila popor dilipat. PSR dapat menembakkan salah satu dari lima cartridge yaitu kaliber .338 Lapua Magnum, .338 Norma Magnum, .300 Winchester Magnum, .308 Winchester, atau 7.62x51mm standar NATO (magazin 5 atau 10 putaran). Namun utamanya PSR akan menggunakan .338 Lapua Magnum dengan jangkauan efektif mencapai 1.600 meter.

M24 (6,8 kg) sendiri dibuat berdasarkan senapan berburu Remington 700, yaitu M40 (7,5kg). PSR dan juga MSR adalah desain yang sama sekali baru, dibuat berdasarkan Remington. MSR mulai digunakan sejak tahun 2009, dan banyak personel SOCOM sebelumnya sudah melihatnya sebagai kemungkinan pemenang kompetisi PSR.

Kaliber .338 Lapua Magnum terpilih sebagai amunisi standar untuk PSR karena memiliki track record yang mengesankan dalam pertempuran. Lapua Magnum -yang perkembangannya relatif baru- pertama kali muncul pada tahun 1989, dan dirancang unuk kompetisi-kompetisi berburu dan untuk sniper dari kepolisian. Jangkauan efektifnya dapat mencapai 1.600 meter, dan sniper dari militer AS baru akan menggunakannya untuk senapan mereka. Sniper Inggris di Irak, dan terutama Afghanistan, telah lebih dulu menggunakannya dan menemukan bahwa jangkauan efektif Lapua Magnum bisa dua kali jangkauan amunisi standar NATO 7,62x51 mm (dikembangkan 60 tahun lalu yang pembuatannya didasarkan pada amunisi yang dikembangkan sebelum Perang Dunia I). Sniper Belanda yang juga termasuk negara awal yang menggunakannya, juga menggunakan amunisi ini di Afghanistan dengan klaim banyak keberhasilan.

Sniper Inggris di Afghanistan banyak menggunakan senapan 7,62 mm yang telah dikonversi (dengan mengganti laras dan receiver) untuk menggunakan Lapua Magnum. Pada tahun 2009, seiring semakin banyaknya modifikasi senapan sniper mereka, Amerika Serikat akhirnya bisa menggunakan Lapua Magnum.

Di dekade terakhir ini, Angkatan Darat dan Marinir AS telah meningkatkan penggunaan sniper, dan keberhasilan AS ini pun diikuti oleh negara-negara lain. Penggunaan yang agresif dari sniper dalam dekade terakhir ini adalah suatu hal yang banyak mengubah 'wajah' pertempuran darat. Karena perang di Irak dan Afghanistan, taktik infanteri sudah banyak berubah. Sederhananya, penekanannya adalah dengan menggunakan sedikit peluru namun menembak dengan akurat (efektif).

Pasukan elite AS, seperti Special Forces dan SEAL, selalu beroperasi dengan cara ini. Tapi itu bisa berhasil karena mereka memang memiliki keterampilan, kesempatan dan sering berlatih agar bisa. Angkatan Darat dan Marinir AS juga menilai/mengklaim bahwa mereka juga bisa bertempur dengan cara yang sama, dengan syarat adanya senjata, peralatan dan taktik baru, ditambah dengan pengalaman tempur tentara itu sendiri dan pelatihan khusus yang diberikan. Ini termasuk penggunaan simulator tembak baru, yang menjadikan tentara bisa menembakkan amunisi virtual seolah-olah itu di pertempuran nyata, tanpa ada kerumitan dan biaya untuk berlatih di lapangan.

Saat ini, sekitar 10 persen dari pasukan infanteri Amerika Serikat dilatih dan dilengkapi untuk menjadi sniper. Komandan-komandan tempur AS yakin bahwa mengirimkan dua personel (spotter dan sniper) dalam pertempuran tidak hanya akan menghemat biaya, tetapi perhitungan tingkat presisinya jauh lebih baik. Dalam hal menemukan musuh, sniper akan lebih baik dan melumpuhkan musuh dengan tingkat kebisingan dan keributan yang minim. Penggunaan pemandangan (sight - baik untuk siang maupun malam) baru untuk senapan telah menjadikan infanteri menembak dengan akurat, satu tembakan saja.

Senapan-senapan baru untuk sniper juga telah membuat perubahan besar. Dalam dekade terakhir, Angkatan Darat AS telah meluncurkan beberapa senapan baru. Sebut saja M110 SASS (Semi-Automatic Sniper System) dikirimkan kepada pasukan AS di Irak dan Afghanistan pada tahun 2008. Senjata ini sebenarnya bukan terobosan besar teknologi, senapan masih ini dibuat berdasarkan senapan "tua" AR-10. Panjangnya 1,03 meter dan dapat dipasangi tube 15 cm pada laras, yang akan mengurangi kebisingan dan flash ketika ditembakkan, sekaligus meminimalisir debu (di sekitar) yang naik ke udara.

Dalam beberapa tahun terakhir, para sniper telah mengadopsi beberapa jenis amunisi yang dianggap lebih powerfull seperti .338 Lapua Magnum dan .300 Magnum dan aksesoris yang multifungsi. Beberapa model senapan sniper banyak juga yang dimodifiksi untuk menggunakan amunisi yang lebih jauh (dengan mengganti laras dan receiver).

Sebelumnya, banyak sniper yang sukses menggunakan M14 tune up (asal tahun 1960) sebagai senapan sniper, namun sebenarnya M14 sendiri bukan dirancang untuk dijadikan sebagai senapan sniper. AR-10 adalah model yang lebih baik untuk senapan sniper semi-otomatis, karena secara inheren lebih andal dan akurat. Selama Perang Dunia II, diketahui bahwa ada banyak situasi di mana senapan sniper semi-otomatis akan sangat berguna. M110 sudah banyak menggantikan M24 bolt-action dan membuat kerja para sniper menjadi lebih efektif. Meningkatnya jumlah sniper dan tingkat efektifitas mereka, telah mengubah "wajah" dari medan perang terutama untuk saat ini di Irak dan Afghanistan. Musuh menembak dengan senapan otomatis, namun sniper hanya menembakkan satu peluru saja. Tentu saja harus tepat sasaran dan tetap tersembunyi, kalau tidak mau dibombardir RPG musuh.

[Foto: Only HD Wallpaper]

Sejarah dan Perkembangan Senapan Sniper

Keppeler KS-V Jerman
Keppeler KS-V Jerman (Foto : world.guns.ru)
Tujuan utama dari senapan sniper adalah untuk menghancurkan target penting pada jarak yang jauh dengan amunisi seefisien mungkin. Dalam banyak kasus, yang dimaksud dengan target ini biasanya adalah manusia ; prajurit musuh, kriminal bersenjata, teroris, presiden dll, dan amunisi "seefisien mungkin" berarti "hanya satu kali tembakan." Rentang tembak sniper bervariasi mulai dari 100 meter atau bahkan kurang (seperti pada polisi/skenario kontra teror), atau hingga 1 kilometer atau lebih (biasanya pada militer atau skenario operasi khusus).

Senapan sniper, sebagian besar yang menggunakan kaliber besar, juga digunakan sebagai senjata anti-material, menghancurkan, atau membuat target/sesuatu tidak dapat digunakan lagi, seperti kabin radar, jeep atau bahkan pesawat yang di parkir.

Sejarah "menembak tepat" ini kembali ke abad 19 atau bahkan abad 18. Senapan sniper awal adalah senapan standar tentara yang dipilih karena akurasinya, atau juga senapan berburu. Selama Perang Dunia I dan Perang Dunia II, kedua belah pihak banyak menggunakan senapan bolt action* (seperti Mosin M1991/30 Uni Soviet , M1903A4 Amerika Serikat, SMLE No.4 (t) Inggris, G98k Jerman, dll) yang dilengkapi dengan beberapa jenis teleskop. Beberapa dari negara-negara itu juga membuat senapan semi otomatis yang juga bisa digunakan untuk peran sniper, seperti Soviet SVT-40 dan Amerika Serikat dengan M1 Garand.

Praktek pengembangan senapan sniper militer dari senapan standar masih digunakan di banyak negara. Pada umumnya (biasanya), produsen atau unit militer khusus memilih beberapa senapan dengan akurasi yang lebih menonjol dari yang lainnya, kemudian mengadopsi senapan ini untuk peran sniper (yaitu mengkonversi senapan-senapan ini dari modus tembak select-fire ke semi-auto, memodifikasi popor, bipod, scope mounts dll). Banyak senapan sniper yang dibuat dengan cara ini tidak lagi digunakan dalam layanan angkatan bersenjata, namun beberapa masih menggunakannya. Contoh senapan sniper yang dibuat dengan cara ini adalah M21 Amerika Serikat, G3-ZF dan G3-SG/1 Jerman.

Sebagian senapan sniper dibuat untuk digunakan para sniper dari awal, karena klien biasanya meminta karakteristik khusus, yang mungkin tersedia dalam layanan angkatan bersenjata atau bahkan senapan komersial - salah satu contohnya SVD Dragunov Soviet. Senapan ini dirancang atas permintaan khusus Angkatan Darat Soviet yang menginginkan senapan ini dibuat ringan, powerfull dan bisa modus tembak semi-auto. Senapan ini akhirnya tetap digunakan dalam layanan setelah hampir 40 tahun.

Secara umum, semua senapan sniper dapat dibedakan menjadi 3 kategori besar:
  1. Senapan sniper militer
  2. Senapan sniper polisi/penegak hukum
  3. Senapan sniper untuk tujuan khusus
Senapan sniper militer digunakan oleh unit militer yang berbeda. Seiring dengan persyaratan utama untuk akurasi dan jangkauan efektif yang cukup, penggunaan untuk militer biasanya juga mensyaratkan :
  • Tidak boleh terlalu berat, karena sniper biasanya harus membawanya selama berjam-jam, juga amunisinya dan hal-hal lain.
  • Harus sangat handal dalam segala cuaca dan kondisi iklim dan memiliki daya tahan yang kuat untuk menembakkan ratusan peluru tanpa harus dibersihkan dan dirawat, dengan tidak kehilangan akurasi.
  • Harus mudah dibongkar pasang dan mudah diperbaki di lapangan.
  • Biasanya juga mensyaratkan harus memiliki iron sight cadangan, dalam kasus teleskop yang rusak/pecah.
Prasyarat lain adalah bahwa senapan sniper militer harus menggunakan amunisi militer, sesuai dengan kesepakatan perang internasional (umumnya sudah tersedia di tiap militer dunia). Dalam banyak kasus, senapan sniper menggunakan varian cartridges kaliber standar tentara seperti 7.62 mm NATO atau 7.62x54mm R, khusus dikembangkan untuk menembak jitu (snipping).
SIG 50
SIG 50 anti-material Amerika Serikat (Foto : vipfirearmsllc.com)
Jarak efektif untuk senapan sniper kaliber standar terhadap target manusia tunggal adalah sekitar 700-800 meter (1 peluru target manusia tewas). Untuk meningkatkan jangkuan efektif hingga melampaui 1000 meter, senapan sniper biasanya dirancang untuk ditambahkan amunisi yang lebih kuat, seperti senapan .300 Winchester magnum (7.62x67mm) atau .338 Lapua magnum (8.6x70mm).

Senapan sniper untuk militer kemudian dibedakan lagi dalam dua kategori taktis, yaitu :
  1. Senapan sniper itu sendiri, dirancang untuk mencapai hit pada jarak yang jauh, biasanya bolt action untuk mencapai akurasi maksimum.
  2. Designated Marksman Rifles (DMR), yang dirancang untuk memberikan dukungan tembakan akurat bagi pasukan. Biasanya semi-auto, seperti SVD Rusia atau G3ZF atau MSG-90 Jerman, untuk mendapatkan rate tembak yang lebih banyak.
Namun perbedaaan terletak lebih kepada aplikasi taktisnya, daripada karakteristik senapan sniper itu sendiri.

Senapan sniper untuk polisi atau penegak hukum termasuk jenis senapan sniper yang berbeda. Terkadang sniper polisi/penegak hukum bukan hanya harus membunuh kriminal/teroris, tetapi juga harus menembak bagian tertentu dari tubuh seperti kepala, tangan, atau pistol yang dipegang si kriminal dll. Jadi secara umum, senapan sniper untuk polisi/penegak hukum memerlukan keakuratan yang tinggi namun pada jarak yang pendek. Umumnya jarak akurat tembakan senapan sniper polisi/penegak hukum semacam ini adalah lebih rendah dari 300 meter atau bahkan hanya 100 meter saja. Senapan ini juga membutuhkan akurasi tinggi dan stabilitas hasil dalam kondisi cuaca apapun. Biasanya tidak ada pembatasan pada kaliber yang digunakan, sehingga memungkinkan para sniper polisi/penegak hukum memilih semua kaliber yang departemen mereka inginkan/mampu.

Khusus untuk tujuan penggunaan senapan sniper, pada gilirannya terbagi lagi mejadi dua sub kategori, yaitu :
  1. Senapan sniper berkaliber besar untuk rentang tembak jarak jauh dan menggunakan semua materi.
  2. Senapan sniper silent untuk operasi rahasia.
Senapan sniper kaliber besar umumnya dibuat untuk menggunakan amunisi senapan mesin berat, seperti .50BMG (12.7x99m) atau 12.7x108mm. Jarak efektif dari senapan ini biasanya lebih dari 1.500 meter, tergantung pada besarnya target dan kualitas amunisi.
VKS / VSSK Vychlop
VKS / VSSK Vychlop (silent) kaliber besar Rusia (Foto : ajilbab.com)
Senapan sniper silent pada umumya menggunakan amunisi sub-sonik khusus dan peredam (lepas-pasang) untuk meminimalisir suara tembakan. Menggunakan amunisi sub-sonik biasanya akan mengurangi jarak efektifnya, sekitar 300-400 meter, namun ada baiknya. Dengan amunisi dan peredam yang tepat/baik, suara tembakan bisa sepenuhnya mis pada jarak 100-200 meter pada malam hari, atau mis pada jarak 30-50 saja pada siang hari (ramai).

Akurasi Senapan Sniper

Cara yang paling lazim untuk menilai keakuratan senapan sniper adalah dengan mengukur diameter rata-rata dari lingkaran, yang dapat disimpulkan dari kelompok lubang peluru pada target. Biasanya, senapan menembakkan masing-masing 3-5 putaran, dan kemudian setiap kelompok lubang diukur. Rata-rata diameter kelompok adalah kriteria akurasi senapan yang paling umum.

Saat ini, "garis tipis" antara baik buruknya akurasi senapan sniper biasanya berdasarkan kelompok 1MOA. 1 MOA (Minute of Angle) adalah ukuran sudut, kira-kira satu inci kelompok pada jarak 100 yard (91 meter) dari penembak, atau 2 inci pada 200 yard dll. Jadi, jika sebuah senapan berkategori 1MOA, artinya pada jarak 300 yard senapan ini bisa menembakkan beberapa amunisi dalam lingkaran yang tidak lebih dari diameter 3 inci. Saat ini sudah banyak senapan sniper modern, ketika diisi dengan amunisi yang tepat, bisa menembak 0.5 MOA atau bahkan 0.3MOA, yang berarti 1 kelompok inci pada 300 yard, atau 2 kelompok inci pada 600 yard. (FS)

*Bolt action adalah tipe action (sistem operasi) kokang senjata api yang mana bagian bolt dioperasikan secara manual dengan cara menggesernya ke belakang (menggunakan tuas kecil / handle) agar bagian belakang (breech) laras terbuka, casing peluru kosong yang sudah dipakai terlempar keluar dan peluru baru masuk kedalam breech kemudian bolt ditutup kembali (digeser ke depan). (Wiki)

Kamis, 02 Juni 2016

Karabin M4 (M4 Carbine), Varian dari Senapan Serbu M16A2


Karabin M4 (M4 Carbine), Varian dari Senapan Serbu M16A2
Karabin M4
[Kredit foto : US Army photo by Private 1st Class Angel Washington / Released]
Karabin M4 atau M4 Carbine adalah varian kompak dari senapan serbu M16A2. Senapan ini diproduksi oleh Colt Defense dan telah menjadi senapan pilihan bagi Angkatan Darat AS dan negara-negara lain di abad 21.
Senapan ini memiliki akurasi dan kinerja superior untuk pasukan koalisi dalam misi tempur yang paling menantang. Kinerja M4 telah terbukti di seluruh dunia dalam berbagai operasi militer, termasuk aksi tempur di Irak dan Afghanistan.
Tentara AS setidaknya telah memperoleh total 500.000 Karabin M4 sejak seri M4 diperkenalkan pertama kali pada tahun 1993. M4 juga diekspor AS ke sekutu dan negara-negara NATO sebagai bagian dari paket penjualan militer asing (foreign military sales / FMS).
Sumber :  http://www.artileri.org
Pada bulan Juli 2009, Angkatan Darat AS memperoleh hak desain dari Colt Defense untuk Karabin M4 yang memungkinkan produsen persenjataan lainnya untuk bersaing dengan desain M4 mereka sendiri.
Pada bulan April 2012, Remington Arms Company dianugerahi kontrak oleh Komando Angkatan Darat AS untuk pembuatan 120.000 karabin M4/M4A1.
Karabin M4 (M4 Carbine), Varian dari Senapan Serbu M16A2
Karabin M4 telah menjadi senjata pilihan Angkatan Darat AS
[Kredit foto : Markus Rauchenberger]
Varian Karabin yang digunakan oleh militer AS yaitu R0920 (M4) safe-semi-burst dan R0921 (M4A1) safe-semi-auto. Varian ini dilengkapi dengan handle rail-mounted yang bisa dilepas.
R0977/NSN 1005-01-382-0953 safe-semi-auto dan R0979 / NSN 1005-01-231-0973 safe-semi-burst adalah dua model yang diekspor untuk pelanggan internasional. Kedua model ini memiliki pegangan yang tetap.
Program Peningkatan Produk dan Desain Karabin M4
Karabin M4 menggunakan sistem operasi gas langsung. Forearm, buttstock dan grip terbuat dari bahan berkualitas tinggi. M4 menawarkan kekuatan tembak dan mobilitas yang ringan.
Laras yang diperpendek memungkinkan pasukan untuk beroperasi dalam pertempuran jarak dekat (close quarters battle). Konfigurasi optimal dari larasnya memungkinkan dipasangnya peluncur granat standar AS dan semua peluncur granat NATO. Senapan ini menggunakan rel Picatinny MIL-STD 1913 dan juga dapat dilengkapi sistem optik night-vision, laser sight, peredam suara dan bipod. Bisa dikatakan M4 memiliki kesamaan lebih dari 85% dengan senapan M16A2.
Karabin M4 (M4 Carbine), Varian dari Senapan Serbu M16A2
[Kredit foto : C. Todd Lopez]
M4 memiliki panjang keseluruhan 84 cm dan panjang laras 35,5 cm. Berat senapan ini dengan 30 putaran magazin adalah 3,1 kg (ringan). Senapan nyaman dibawa tentara, karena dimensinya yang kompak. Karabin 5,56 mm ini dibuat untuk memenuhi atau bahkan melampui standar MILSPEC Angkatan Darat AS.
Peningkatan program M4 dimaksudkan untuk memodernisasi persediaan senapan M4 Angkatan Darat AS. Fase pertama meliputi konversi dan penggantian M42 reguler dengan versi M4A1. M4A1 adalah versi Karabin M4 full-otomatis.
Amunisi
M4 menggunakan 30 putaran magazin amunisi 5,56 mm, termasuk M855/SS109 NATO dan M193 AS. Setiap magazin 30 putaran beratnya sekitar 0,45 kg
Optik dan Modus Tembak
M4 dilengkapi dengan target style rear mounted sight dengan lubang ganda. Pemandangan (sight) tersebut dapat disesuaikan untuk paparan angin dan elevasi.
Senjata ini juga dapat dilengkapi dengan advanced combat optical gunsight (ACOG), reflex sight, EOTech holographic weapon sights dan night vision sight.
Karabin M4 (M4 Carbine), Varian dari Senapan Serbu M16A2
Seorang tentara dari Angkatan Darat AS latihan menembak target.
[Kredit foto : Sersan Giancarlo Casem]
M4 adalah senjata api selektif yang menawarkan mode tembak semi-otomatis dan tiga putaran tembakan. Tentu M4A1 dapat menembak dalam mode otomatis penuh.
M4 dilengkapi dengan peluncur granat M203/M320 dan yang berdaya ledak tinggi NATO, termasuk granat asap. M4 bisa menembak pada 700-950 putaran permenit untuk jarak efektif 600 meter. (FS)
Sumber :  http://www.artileri.org

Sejarah dan Perkembangan Karabin (Carbine)

Karabin atau carbine adalah senjata api yang daya tembaknya tidak sebesar senapan laras panjang karena ukurannya lebih pendek. Banyak karabin yang dikembangkan dari senapan laras panjang. Meskipun menembakkan peluru/amunisi yang sama, namun kecepatan proyektilnya lebih rendah. Ada juga beberapa negara yang mengadopsi senapan laras panjang dan karabin yang secara teknis tidak berhubungan, misalnya amunisi yang digunakan berbeda atau sistem operasi internalnya berbeda. Namun karabin tetap berukuran lebih kecil dan daya tembaknya lebih lemah.
Pada era 1800-an karabin umumnya adalah senjata api untuk prajurit kavaleri (berkuda), sedangkan prajurit infanteri menggunakan senjata api yang lebih panjang dengan daya tembak yang lebih besar. Karabin yang lebih pendek dan ringan mudah dioperasikan untuk pertempuran jarak pendek (seperti pertempuran kota atau hutan) ataupun saat keluar dari kendaraan. Kelemahannya, bila dibandingkan dengan senapan laras panjang, adalah akurasi kurang bagus untuk sasaran jarak jauh dan jarak tembak efektif lebih pendek.
Karabin M4
Karabin M4 (depan) adalah versi kecil dari senapan serbu M16 (belakang), dengan laras lebih pendek. [Foto: Wiki]
Tahun 1800-an dan Sebelumnya

Dahulu karabin adalah senjata api pendek dan ringan yang dikembangkan untuk prajurit kavaleri karena musket atau senapan laras panjang terlalu berat dan susah ditembakkan saat menunggang kuda. Karabin biasanya tidak seakurat senapan laras panjang. Daya tembaknya pun kurang besar. Ini salah satunya karena proyektil yang ditembakkan dari laras pendek memiliki kecepatan lebih rendah. Meski pasukan berkuda mulai tidak digunakan, karabin tetap diproduksi dan digunakan karena lebih kecil dan ringan meski daya tembak dan akurasinya kurang. Senjata api pendek lebih mudah digunakan tidak hanya saat menunggang kuda, tetapi juga, dalam lingkup modern, ketika berada dalam truk, pengangkut personel lapis baja, helikopter, atau pesawat terbang, bahkan saat bertempur dalam jarak pendek.

Selama abad ke-19, karabin dikembangkan terpisah dari senapan laras panjang infanteri dan sering tidak menggunakan amunisi yang sama. Hal ini membuat suplai amunisi menjadi sulit. Salah satu senjata api terkemuka yang dikembangkan pihak Union pada akhir Perang Saudara Amerika adalah karabin Spencer. Karabin itu memiliki magasin berisi tujuh peluru di popornya. Pada akhir era 1800-an, beberapa negara membuat senapan bolt-action versi laras panjang dan karabin. Salah satu yang populer adalah karabin lever-action Winchester. Beberapa versinya menggunakan peluru revolver. Karabin ini pilihan ideal bagi para koboi dan penjelajah karena mereka bisa membawa revolver dan karabin dengan amunisi sama.

Perang Dunia I dan Perang Dunia II

Beberapa dekade sebelum Perang Dunia I, senapan standar yang digunakan angkatan bersenjata di dunia memiliki ukuran lebih pendek karena didesain ulang atau banyaknya versi karabin yang dibagikan ketimbang senapan laras panjang. Contohnya, laras senapan Model 1891 dari Rusia, yang dahulu sepanjang 800 mm, dipendekkan menjadi 730 mm pada tahun 1930 dan menjadi 510 mm pada tahun 1938. Laras senapan Mauser 98 dari Jerman yang sebelumnya memiliki panjang 740 mm (1898) lalu dipendekkan menjadi 600 mm pada tahun 1935 dengan nama Karabiner 98 Kurz atau "karabin 98 pendek".
M1 Garand dan M1 Carbine
M1 Garand dan M1 Carbine [Foto : Wiki]
Panjang laras senapan yang digunakan Amerika Serikat, yakni senapan bolt-action M1903 pada Perang Dunia I dan M1 Garand pada Perang Dunia II, tidak berubah. Namun, waktu itu panjang laras M1903 (610 mm) sudah termasuk pendek. M1 Carbine dari AS lebih merupakan karabin tradisional karena lebih pendek (panjang larasnya 460 mm) dan ringan dari M1 Garand. M1 Carbine sendiri bukan versi pendek dari M1 Garand karena memiliki desain yang berbeda dan menembakkan peluru lebih kecil dengan daya tembak lebih kecil juga, seperti umumnya pada tahun 1800-an.

Pasca Perang Dunia II

Berdasarkan pengalaman pertempuran pada Perang Dunia II, kriteria yang digunakan untuk memilih senjata api bagi pasukan infanteri berubah. Tidak seperti perang-perang sebelumnya, ketika pertempuran terjadi di baris dan parit yang tetap, Perang Dunia II adalah perang yang sangat dinamis, dengan mobilitas yang tinggi. Pertempuran terjadi di kota, hutan, atau daerah lain tempat mobilitas dan visibilitas terbatas. Selain itu, penyempurnaan artileri menjadikan prajurit infanteri yang bergerak di ruang terbuka lebih berisiko terbunuh atau terluka.

Umumnya kontak dengan musuh terjadi pada jarak 300 meter dan musuh ditembaki dalam waktu singkat saat bergerak dari satu tempat perlindungan ke tempat perlindungan lain. Peluru tidak ditembakkan untuk melumpuhkan musuh, melainkan ditembakkan ke arah musuh agar tidak bergerak dan membalas tembakan. Keadaan ini tidak cocok bagi senapan laras panjang yang berat dan menembakkan proyektil dengan akurasi tinggi. Senjata api dengan daya tembak lebih kecil mampu melumpuhkan musuh dalam jarak dekat, dan tendangan (recoil) yang dikurangi menjadikan senjata api itu bisa menembakkan lebih banyak proyektil dengan cepat begitu musuh terlihat. Para prajurit bisa membawa lebih banyak peluru karena bobotnya lebih ringan. Laras yang pendek membuat senjata api itu lebih ringan, lebih mudah digunakan di tempat-tempat sempit, dan lebih cepat ditembakkan. Tembakan otomatis juga merupakan fitur yang diharapkan. Rentetan tembakan tiga peluru atau lima peluru meningkatkan kemungkinan perkenaan pada sasaran bergerak.

Pihak Jerman beruji coba dengan karabin selective fire yang menggunakan peluru senapan laras panjang selama tahun-tahun awal Perang Dunia II. Hal ini tidak sesuai dengan harapan karena tendangan dari peluru senapan laras panjang menjadikan karabin itu tidak dapat dikendalikan ketika menembak secara otomatis. Mereka kemudian mengembangkan peluru baru, 7,92 x 33 mm (Kurz) berdasarkan peluru standar 7,92 x 57 mm. Senapan selective-fire dikembangkan untuk menembakkan peluru baru ini. Hasilnya, Sturmgewehr 44 yang kemudian diterjemahkan sebagai senapan serbu. Setelah Perang Dunia II Uni Soviet mengadopsi senjata api yang mirip, AK-47, yang kemudian menjadi senjata api standar prajurit infanteri Uni Soviet. Selama Perang Dunia II AS memiliki M2 Carbine, versi selective-fire dari M1 Carbine yang menembakkan peluru 7,62 x 33 mm. Meski demikian, rasio produksi M1 Carbine semi-otomatis dengan M2 adalah 10 banding 1.

AK-74 SU, varian pendek dari AK-74
AK-74 SU, varian pendek dari AK-74
Walaupun NATO tidak langsung mengadopsi peluru kaliber menengah, mereka melanjutkan pengembangan senapan tempur yang lebih pendek dan ringan. NATO mengadopsi peluru 7.62 x 51 mm NATO, yang hanya sedikit lebih lemah dari .30-06 Springfield, untuk senapan FN FAL dan M14.

Pada tahun 1960-an, NATO telah mengadopsi peluru 5.56 x 45 mm NATO. Peluru ini lebih kecil dan ringan daripada peluru AK-47 Soviet, tapi memiliki kecepatan peluru yang lebih tinggi, dengan kekuatan yang hampir sama. Pada militer Amerika Serikat, M16 yang menggunakan peluru baru ini, menggantikan M14.

Karabin yang ringan mulai diadopsi sebagai senjata laras panjang infanteri standar. Hanya sebagian kecil infanteri, yaitu para penembak jitu, yang membutuhkan senapan jarak jauh. Pengembangan senapan serbu yang semakin ringan berlanjut, diikuti dengan perkembangan karabin yang semakin kecil pula. Pada saat infanteri mulai beralih ke senapan-senapan 5.56 mm, karabin seperti AK-74SU dan CAR-15 sedang dikembangkan.
Sumber : Wiki