Kamis, 22 Desember 2016

Rusia Siagakan Kendaraan Tempur di Dekat Perbatasan Ukrania

Rusia Siagakan Kendaraan Tempur di Dekat Perbatasan Ukrania - Rusia telah mengerahkan sejumlah besar armada tempurnya, terutama mobil lapis baja atau tank ke perbatasan dengan Eropa untuk menanggapi penembakan mematikan di sana.

Tank-tank dari Moskwa itu dikerahkan di sepanjang perbatasan Crimea utara, Ukraina timur, yang dianeksasi Rusia pada Maret 2014.
Pergerakan tank pasukan Presiden Valdimir Putin itu, seperti dilaporkan Express.co.uk, Senin (8/8/2016), menimbulkan kekhawatiran bahwa invasi ke Eropa sudah dekat.
Rusia Siagakan Kendaraan Tempur di Dekat Perbatasan Ukrania

Telah dilaporkan sebelumnya bahwa tank-tank Rusia itu terlihat bergerak masuk ke teritori jajahannya di Semenanjung Crimea.
Para saksi mata juga melaporkan, sejumlah besar kendaraan tempur, seperti tank, milik militer Rusia telah disiagakan di dekat kota Dzhankoy dan Armyansk di Crimea utara, dekat perbatasan dengan Ukraina.
Norman Dzhelalov, Wakil Ketua Tatar Majelis Tatar Crimea (CTM),  mewakili kelompok etnis Tatar di Semenanjung Crimea, mengklaim di akun Facebook-nya bahwa tank-tank telah tiba.
Dzhelalov menulis, "Para saksi melaporkan bahwa sekelompok besar senjata militer Rusia telah ditempatkan di dekat Armyansk and Dzhankoy”.
"Dzhankoy telah dikepung oleh tentara dengan tank dan peralatan lainnya."
Video rekaman menunjukkan, truk-truk lapis baja Rusia dan truk pengangkut pasukannya sebagai bagian dari konvoi besar militer Rusia tampak lalu-lalang di jalan.
Rekaman yang diunggah ke situs Youtube menunjukkan kendaraan perang Rusia itu bergerak melewati kota Kerch di dekat perbatasan Rusia.
Rusia juga menutup pos-pos pemeriksaan di sepanjang perbatasan Crimea dengan Ukraina sejak Minggu (7/8/2016) pagi..
"Otoritas yang diduduki Rusia telah menghentikan, untuk alasan yang tidak diketahui, pelayanan kepada warga dan kendaraan melintasi perbatasan wilayah administrasi dengan Crimea," demikian media center Ukraina.
Seorang wartawan lokal juga melaporkan baku tembak mematikan telah terjadi di dekat kota perbatasan, Krasnoperekopsk.
Situs berita Rusia, All Crimea, melaporkan kejadian tentang tewasnya satu orang yang diduga warga Rusia pada hari Minggu.
Media itu menuding Ukraina berusaha menyusup masuk ke Semenanjung Crimea yang dijajah Rusia.
Vladislav Seleznyov, juru bicara tentara Ukraina, menuduh Rusia membuat klaim "provokatif dan tidak benar".
"Kami memantau semua proses yang terjadi di wilayah Crimea yang dicaplok Rusia dan akan merespons dengan cara yang pantas atas setiap aksi yang agresif."


Sumber : http://artileri-news.blogspot.co.id/

Rusia Akan Sebar Radar Sunflower Tambahan Pendeteksi F-35 Lightning II dan F-22 Raptor AS

Rusia berencana menyebarkan radar Podsolnukh atau radar Sunflowertambahan untuk melindungi zona ekonomi eksklusifnya. Radar canggih ini mampu mendeteksi pesawat jet tempur mutakhir Amerika Serikat (AS) seperti F-35 Lightning II dan F-22 Raptor.

Radar Sunflower tambahan akan dikerahkan Rusia di wilayah Utara, Laut Baltik dan Crimea pada tahun 2017. Demikian laporan media Rusia, Rossiyskaya Gazeta,mengutip Kementerian Pertahanan Rusia, Rabu (10/8/2016)


Rusia Akan Sebar Radar Sunflower Tambahan Pendeteksi F-35 Lightning II dan F-22 Raptor AS
Rusia Akan Sebar Radar Sunflower Tambahan Pendeteksi F-35 Lightning II
dan F-22 Raptor AS
Tiga radar Podsolnukh over-the-horizon saat ini melayani Angkatan Bersenjata Rusia. Radar tersebut baru-baru ini dikerahkan ke Laut Okhotsk, Laut Jepang dan Laut Kaspia. Laporan media Rusia menyebut radar Sunflower sejatinya telah beroperasi sejak 2013.

Kantor layanan pers Distrik Militer Selatan Rusia mengatakan kepada Rossiyskaya Gazeta bahwa radar Podsolnukh digunakan untuk memindai wilayah “overwater” dan wilayah udara di zona ekonomi eksklusif Rusia.

Radar Podsolnukh mampu mendeteksi objek-objek di permukaan laut dan udara pada jarak maksimum 500 kilometer  di ketinggian yang berbeda yang saling berhadapan dan di atas cakrawala. 

Menurut situs Global Security, radar ini secara bersamaan dapat mendeteksi dan melacak hingga 300 target di laut dan 100 target di udara dalam mode otomatis. Stasiun radar Sunflower dioperasikan oleh tiga orang.

”Pada musim gugur 2014, radar over-the-horizon mendeteksi berbagai sasaran dan mengirim koordinat mereka ke (kapal perang) Grad Sviyazhsk dan Uglich-korvet. Pada bulan Januari, (radar) Podsolnukh mendeteksi empat jet tempur pengebom Su-24 terbang rendah. Data tersebut diteruskan ke kapal Dagestan yng dilengkapi sistem rudal balistik dan berhasil mengunci target,” tulis media Rusia ini merinci penggunaan radar Sunflower dalam latihan perang di Kaspia.(sindonews)

Rabu, 14 Desember 2016

Moskow Bakal Kirim Kapal Induk Admiral Kuznetsov ke Laut Mediterania

Rusia dilaporkan akan mengerahkan kapal induk ke Laut Mediterania sebelum akhir 2016. Kapal induk tersebut akan bertugas di laut antar benua itu selama empat bulan.

Seperti dikatakan oleh mantan kepala Armada Laut Hitam Rusia, Igor Kasatonov, Moskow akan mengirim kapal induk Admiral Kuznetsov ke Laut Mediterania sebelum akhir tahun ini seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (28/7/2016). 

Pernyataan ini seolah membenarkan informasi dari sebuah sumber di militer Rusia pada bulan Juli lalu. Sumber tersebut mengatakan bahwa Rusia bakal mengerahkan kapal induk ke Laut Mediterania tidak lebih cepat dari bulan Oktober. 


Kapal induk Rusia admiral Kuznetsov

"Kapal akan berangkat pada akhir tahun. Kelompok kapal perang, yang akan mencakup beberapa kapal skrining, akan terbentuk. Diduga, kapal selam nuklir juga akan bersama dalam kelompok ini. Penyebaran kapal ini dirancang untuk bertugas selama 3-4 bulan," kata Kasatonov, yang juga merupakan wakil komandan pertama Rusia Angkatan Laut. 

Baca juga : Rusia Bangun Jet Bomber Hipersonik Pembawa Bom Nuklir, Bisa Mengelilingi Bumi Hanya dalam 2 Jam

Ia menambahkan bahwa sampai titik tertentu, kelompok kapal itu akan dikawal oleh pesawat anti kapal selam IL-38 dan pesawat jarak jauh Tu-143 dan mungkin kelompok tempur kapal induk itu akan bekerjasama dengan pesawat pembom strategis Tu-160.

Kapal Laksamana Kuznetsov dibangun di Galangan Kapal Mykolaiv Selatan, satu-satunya produsen kapal induk Soviet, dan diluncurkan pada tahun 1985. Kapal ini mulai beroperasi penuh pada tahun 1995.(sindonews)

Buntut Kudeta Militer Gagal, 14 Kapal Perang Turki Belum Ditemukan

Sebanyak 14 kapal perang Turki dilaporkan masih berada di perairan, termasuk kepala angkatan laut Veysel Kosele yang tidak diketahui keberadaannya selama empat hari sejak peristiwa kudeta militer Jumat lalu.

Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Selasa (19/7), belum diketahui apakah Kosele termasuk orang yang terlibat dalam kudeta atau dia sudah ditangkap. Media lokal mengatakan dia sudah dikelabui dan berada di salah satu kapal yang hilang itu setelah mendapat laporan ada serangan teroris.
Menurut harian the Times, 14 kapal yang hilang itu sedang berlayar dalam tugas di Laut Hitam atau Egean. Seluruh kapal itu dilaporkan belum kembali ke pelabuhan meski seharusnya keberadaannya bisa dilacak lewat radar atau satelit.
Keadaan ini memunculkan dugaan personel angkatan laut di kapal-kapal itu sedang menuju Yunani untuk mencari suaka. Seperti yang dilakukan delapan personel militer yang terbang dengan helikopter ke Yunani untuk meminta suaka.
(mdk/pan)


http://artileri-news.blogspot.co.id/

Selasa, 06 Desember 2016

Sekilas Tentang KRI Imam Bonjol, Pengawal Perairan RI di Natuna

KAPAL Republik Indonesia (KRI) Imam Bonjol-383 merupakan kapal perang milik armada TNI AL yang masuk ke dalam kategori kapal korvet Kelas Parchim.
Nama kapal ini sempat menyita perhatian publik pada bulan ini akibat insiden penangkapan kapal nelayan China di dekat perairan Natuna, di mana KRI Imam Bonjol mengejar salah satu dari 15 kapal nelayan asing yang dilaporkan melakukan illegal fishing di wilayah kedaulatan Indonesia.
Sehingga karena itu, Okezone kali ini akan memberikan ulasan singkat mengenai kapal KRI Imam Bonjol tersebut.
Kapal jenis ini sendiri pertama kali dikembangkan untuk AL Jerman Timur pada akhir 1970-an. Kapal korvet kelas Parchim pada awal pengembangannya dilaporkan diberi nama sebagai Project 1331M oleh Uni Soviet (Jerman Timur dimiliki oleh Uni Soviet pada saat itu).
Kapal-kapal ini didesain sedemikian rupa pada awalnya untuk dijadikan sebagai pertahanan Jerman Timur terhadap serangan dari kapal selam kecil milik Jerman Barat yaitu, kapal selam U-206
. (raw)/huntnews

Sumber : http://artileri-news.blogspot.co.id/

TNI-AD Indonesia Terima 8 Tank Tempur Leopard 2A4 Jerman

Tank tempur ini merupakan tank generasi ketiga atau MBT yang dipesan Indonesia pada Desember 2012. Penerimaan delapan tank tempur Leopard 2A4 ini disampaikan eksekutif dari Rheinmetall Defence—sebuah kontraktor pertahanan Jerman—kepada IHS Jane Defense Weekly dalam acara Land Forces Symposium 2016, yang dikutip Sindonews,Selasa (24/5/2016). Baca juga : Mengenal Sekilas Tank T-14 Armata Andalan Rusia
 
Rheinmetall saat ini sedang dalam proses upgrade 61 Leopard 2 MBT untuk apa yang disebut sebagai standar revolusi. Paket upgrade tersebut membutuhkan sejumlah modifikasi tertentu yang diminta oleh militer Indonesia untuk membuat tank lebih cocok untuk pertempuran di perkotaan.



Secara keseluruhan, TNI-AD telah memesan 103 Leopard 2A4 bekas pakai, termasuk yang dilengkapi dengan sistem pendingin udara sesuai iklim tropis di Indonesia.
 
Pengiriman baru-baru ini adalah bagian kesepakatan pertahanan Indonesia dan Jerman itu. Menurut IHS Jane Defence Weekly, "kesepakatan itu akan melihat Jerman dalam alih teknologi yang dirahasiakan untuk PT Pindad (Persero) Indonesia dan TNI-AD”. Baca juga: 
Rusia Uji Coba Tank Armata Generasi Terbaru T-14
 
Rheinmetall dalam sebuah pernyataan November 2013, menyatakan bahwa sebagai pemasok penting, kontraktor pertahanan Jerman ini akan memasok dukungan logistik, dan amunisi senilai kira-kira 216 juta Euro atau sekitar USD 290 juta berdasarkan kontrak yang ditandatangani pada Desember 2012. Baca Juga : 
Akhirnya Militer Iran Diperkuat Tank Canggih T-90 Rusia
 
Kemudian, pada bulan Mei 2014, Rheinmetall juga menerima kontrak untuk memasok meriam simulator, Leopard Gunnery Skills Trainer (LGST) dan Driver Training Simulator (DTS) untuk militer Indonesia dalam rangka untuk melatih awak tank baru MBT TNI-AD.

Sumber : http://artileri-news.blogspot.co.id/

Kamis, 01 Desember 2016

China - Rusia Akan Gelar Latihan Militer di Laut China Selatan (LCS)

Beijing mengatakan China dan Rusia akan menggelar latihan angkatan laut rutin di Laut China Selatan (LCS) pada bulan September mendatang. Latihan ini bertujuan untuk memperkuat kerjasama keduanya dan tidak ditujukan untuk negara lain.

"Ini adalah latihan rutin antara kedua angkatan bersenjata yang ditujukan untuk memperkuat pengembangan kemitraan kerjasam strategis China-rusia," kata juru bicara Kementerian Pertahanan China, Yang Yujun.

China - Rusia Akan Gelar Latihan Militer di Laut China Selatan (LCS)

"Latihan ini tidak ditujukan terhadap pihak ketiga," tambahnya seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (28/7/2016). Baca juga : Rusia Bangun Jet Bomber Hipersonik Pembawa Bom Nuklir, Bisa Mengelilingi Bumi Hanya dalam 2 Jam
Latihan ini dilakukan ditengah ketegangan di perairan itu setelah pengadilan arbitrase internasional menolak klaim China atas LCS. Namun China menyatakan menolak keputusan tersebut.

China mengklaim sebagian besar LCS dimana lebih dari USD5 triliun perdagangan bergerak setiap tahunnya. Klaim ini pun ditentang oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam. Baca juga : Jet tempur Su-30MKI India dilengkapi dengan Misil BrahMos

Cina telah berulang kali menyalahkan Amerika Serikat (AS) karena memicu ketegangan di kawasan itu melalui patroli militer, dan ikut campur dalam sengketa. Namun AS menegaskan haknya untuk kebebasan navigasi di LCS dengan melakukan patroli dan menyangkal memihak dalam sengketa teritorial.(sindonews)

Kapal Selam Tenaga Nuklir Rusia Dmitry Donskoy, Sukes Uji Coba Misil Bulava

Kapal selam tenaga nuklir kelas berat rusia, Dmitry Donskoy akan tetap beroperasi setidaknya hingga 2020 dan berpartisipasi dalam uji coba misil balistik antarbenua Bulava-M, demikian disampaikan salah satu narasumber dari kompleks industri-militer pada TASS.
"Isu mengenai mempensiunkan Dmitry Donskoy tak akan diangkat setidaknya hingga akhir 2020. Mereka akan tetap menjadi bagian dari AL Rusia dan digunakan untuk uji coba penerbangan misil Bulava yang telah dimodifikasi, yang dikembangkan di Institut Teknologi Termal Moskow," kata sang narasumber.
Kapal Selam Tenaga Nuklir Rusia Dmitry Donskoy, Sukes Uji Coba Misil Bulava

Bulava didesain untuk mempersenjatai kapal selam tenaga nuklir strategis Borei dan proyek pembaharuan Borei-A, lanjutnya.
Kapal Selam Tenaga Nuklir Rusia Dmitry Donskoy, Sukes Uji Coba Misil Bulava

Namun, TASS belum mendapat konfirmasi resmi mengenai hal ini. Sebelumnya, seorang narasumber dari industri pertahanan Rusia menyebutkan bahwa Dmitry Donskoy akan digunakan untuk menguji coba teknologi misil dan lain-lain hingga 2017.
Dmitry Donskoy merupakan kapal selam bertenaga nuklir satu-satunya dari Proyek 941 (Akula) yang masih beroperasi di AL Rusia. Sepanjang 2003-2010, kapal ini menyelesaikan 14 uji peluncuran misil Bulava, dan separuhnya sukses.
indonesia.rbth/Pertama kali dipublikasikan oleh TASS.