Prototipe pertama dari pesawat tempur siluman J-20 China muncul pertama kali pada tahun 2010 dalam sebuah foto resolusi rendah. Enam tahun kemudian, prototipe J-20 yang keenam telah terbang ke langit, hanya berselang tiga minggu dari prototipe yang kelima.
Beijing terlihat menggenjot pembangunan J-20. Dan dengan enam dari pesawat besar bermesin ganda ini telah terbang untuk uji coba, China sesungguhnya telah cukup baik dalam menyelesaikan desainnya dan tentunya untuk mendapatkan pesawat tempur baru yang siap tempur di garis depan.
Setelah memulai debut pertamanya dengan bukti-bukti foto yang beredar di internet, prototipe J-20 pertama dengan nomor 2001 terbang pertama kali pada 11 Januari 2011. Prototipe J-20 kedua yang bernomor 2002, lepas landas satu tahun kemudian tepatnya pada Mei 2012.
Nomor 2011 adalah untuk J-20 yang ketiga. Prototipe ketiga ini terbang
pertama kali pada Maret 2014. Selanjutnya pada bulan Juli, J-20 yang
keempat dengan nomor 2012 terbang dari lapangan udara pabrik di Chengdu.
Butuh waktu 18 bulan bagi insinyur Chengdu untuk menerbangkan 2002 ke
udara setelah menerbangkan 2001. Dan hanya empat bulan berselang dari
debut 2012, prototipe J-20 kelima dengan nomor 2013 juga lepas landas.
Dan 19 hari kemudian, prototipe J-20 keenam dengan nomor 2015 dan mungkin sebagai prototipe J-20 terakhir telah terbang di langit wilayah Chengdu. Keenam J-20 ini saat ini bermarkas di Pangkalan Udara Yanliang di Xian, pusat uji pesawat tempur utama China.
Enam prototipe J-20 sudah diproduksi, tapi bisa jadi China akan membuat lagi prototipe ketujuh atau kedelapan. Sebagaimana Amerika Serikat yang membangun delapan prototipe F-22 dan mengujinya selama delapan tahun sebelum F-22 yang pertama di produksi secara massal (total produksi 187 unit + 8 prototipe).
Pentagon menyatakan bahwa J-20 kemungkinan akan mulai dioperasikan
Angkatan Udara China pada tahun 2018, tepatnya tujuh tahun setelah
prototipe pertama lepas landas. Jika memang benar, maka itu sebanding
dengan lamanya uji coba F-22 dan produksi J-20 harus segera dimulai
setidaknya tiga tahun dari sekarang.
Yang pasti, J-20 tampak telah mencapai titik akhir evolusinya. Sejumlah perbaikan besar telah dilakukan pada prototipe J-20 ketiga (nomor 2011) dibandingkan dengan dua prototipe sebelumnya, seperti sensor inframerah, pengoptimalan nozel mesin untuk menghindari deteksi radar, dan juga lapisan 'kulit' baru untuk meningkatkan fitur silumannya.
Intinya, sejak prototipe J-20 yang ketiga muncul, desain J-20 berikutnya tidak banyak berubah. Begitu pula dengan prototipe yang terbaru saat ini (yang keenam), mirip dengan prototipe ketiga, hanya saja ekornya yang sedikit berbeda.
Untuk mesin, disebutkan, Beijing kini tengah mengembangkan mesin baru "WS-15" untuk menggantikan mesin prototipe J-20 yang masih menggunakan mesin AL-31F buatan Rusia.
Dan 19 hari kemudian, prototipe J-20 keenam dengan nomor 2015 dan mungkin sebagai prototipe J-20 terakhir telah terbang di langit wilayah Chengdu. Keenam J-20 ini saat ini bermarkas di Pangkalan Udara Yanliang di Xian, pusat uji pesawat tempur utama China.
Enam prototipe J-20 sudah diproduksi, tapi bisa jadi China akan membuat lagi prototipe ketujuh atau kedelapan. Sebagaimana Amerika Serikat yang membangun delapan prototipe F-22 dan mengujinya selama delapan tahun sebelum F-22 yang pertama di produksi secara massal (total produksi 187 unit + 8 prototipe).
Prototipe J-20 ketiga. Gambar: internet China |
Yang pasti, J-20 tampak telah mencapai titik akhir evolusinya. Sejumlah perbaikan besar telah dilakukan pada prototipe J-20 ketiga (nomor 2011) dibandingkan dengan dua prototipe sebelumnya, seperti sensor inframerah, pengoptimalan nozel mesin untuk menghindari deteksi radar, dan juga lapisan 'kulit' baru untuk meningkatkan fitur silumannya.
Intinya, sejak prototipe J-20 yang ketiga muncul, desain J-20 berikutnya tidak banyak berubah. Begitu pula dengan prototipe yang terbaru saat ini (yang keenam), mirip dengan prototipe ketiga, hanya saja ekornya yang sedikit berbeda.
Untuk mesin, disebutkan, Beijing kini tengah mengembangkan mesin baru "WS-15" untuk menggantikan mesin prototipe J-20 yang masih menggunakan mesin AL-31F buatan Rusia.
Sumber : http://www.artileri.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar