Saat bersiasat dengan menahan harga setelah terkena pajak barang
mewah, setidaknya dua model SUV yang dipasarkan PT Garansindo Inter
Global (Chrysler Indonesia) dijadikan sebagai andalan.
Dua model itu menggunakan mesin di bawah 3.000 cc yang oleh karenanya tidak terdampak pajak bernama PPnBM tersebut. Dengannya, mereka melakukan subsidi silang sehingga bisa menahan harga asli mobil-mobil bermesin 3.000 cc ke atas yang mereka pasarkan.
"Subsidi dari produk yang lebih kecil, seperti Dodge Journey yang 2.400 cc, kemudian ada Jeep Compass yang 2.400 cc. Semua yang di bawah 3.000 cc," kata Rieva Muchsin, Chief Marketing Officer PT Garansindo Inter Global.
Kenaikan pajak barang mewah untuk mobil 3.000 cc sendiri adalah dari 75 persen menjadi 125 persen. Dengannya, selisih kenaikan harga untuk produk mewah tak ubahnya membeli lagi satu kendaraan kelas menengah.
Agar kenaikan harga yang tiba-tiba tidak langsung membuat konsumen kaget dan enggan membeli, mereka coba bertahan dengan cara di atas setidaknya 2,5 bulan.
"Kita mengambil langkah dengan tidak langsung menaikkan harga secara signifikan saat itu. Kita cuma punya 2,5 bulan untuk bertahan dengan subsidi silang dari semua produk yang kita punya," kata Rieva Muchsin.
"Akhirnya kami mengedukasi masyarakat, kita APM cuma bisa subsidi dalam satu waktu saja, tidak bisa selamanya," ujarnya.
http://www.otosia.com
Dua model itu menggunakan mesin di bawah 3.000 cc yang oleh karenanya tidak terdampak pajak bernama PPnBM tersebut. Dengannya, mereka melakukan subsidi silang sehingga bisa menahan harga asli mobil-mobil bermesin 3.000 cc ke atas yang mereka pasarkan.
"Subsidi dari produk yang lebih kecil, seperti Dodge Journey yang 2.400 cc, kemudian ada Jeep Compass yang 2.400 cc. Semua yang di bawah 3.000 cc," kata Rieva Muchsin, Chief Marketing Officer PT Garansindo Inter Global.
Kenaikan pajak barang mewah untuk mobil 3.000 cc sendiri adalah dari 75 persen menjadi 125 persen. Dengannya, selisih kenaikan harga untuk produk mewah tak ubahnya membeli lagi satu kendaraan kelas menengah.
Agar kenaikan harga yang tiba-tiba tidak langsung membuat konsumen kaget dan enggan membeli, mereka coba bertahan dengan cara di atas setidaknya 2,5 bulan.
"Kita mengambil langkah dengan tidak langsung menaikkan harga secara signifikan saat itu. Kita cuma punya 2,5 bulan untuk bertahan dengan subsidi silang dari semua produk yang kita punya," kata Rieva Muchsin.
"Akhirnya kami mengedukasi masyarakat, kita APM cuma bisa subsidi dalam satu waktu saja, tidak bisa selamanya," ujarnya.
http://www.otosia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar