Selama enam bulan terakhir, muncul beberapa pemberitaan berselang di
media yang menyatakan bahwa Myanmar telah membeli kapal selam. Jika
benar, hal ini tidak hanya memberikan implikasi bagi Myanmar atau Asia
Tenggara, tetapi juga masyarakat internasional.
Namun, kita tahu bahwa pemberitaan-pemberitaan tentang Myanmar semacam
ini sudah berulang kali muncul di masa lampau, hanya kabar bohong dan
menyesatkan.
Ini bukan pertama kalinya Myanmar dikaitkan dengan pembelian kapal
selam. Pada tahun 2003, dikatakan bahwa militer Myanmar telah mengadakan
diskusi dengan pemerintah Korea Utara untuk pembelian satu atau dua
kapal selam mini. Kapal selam tersebut adalah kapal selam dari kelas
Yugo 110 ton dan kelas Sang-O 370 ton. Meskipun kedua kapal selam ini
memiliki banyak keterbatasan dalam hal kemampuan, ketertarikan Myanmar
pada kapal selam ini adalah mencerminkan keinginan militernya untuk
lebih baik dan untuk mencegah invasi (tuduhan invasi mungkin ditujukan
untuk Bangladesh).
Menurut mingguan pertahanan Jane's Defence Weekly (JDW), Myanmar
akhirnya memilih membeli satu kapal selam dari kelas Sang-O, namun
dikabarkan pula pembelian batal. Disebut-sebut ini disebabkan karena
harga kapal selam tidak sesuai harapan Myanmar, dan alasan lain adalah
militer Myanmar akan kesulitan dalam memelihara kapal selam tersebut
agar terus beroperasi.
Pemberitaan-pemberitaan semacam ini tidak pernah dikonfirmasi oleh
militer Myanmar, tetapi ada juga beberapa perkembangan lain yang
menambah kemungkinan militer Myanmar memang telah membeli kapal selam.
Satu contoh, setelah pemberontakan pada tahun 1988, pemerintah militer
baru Myanmar meluncurkan rencana ambisius untuk memodernisasi dan
meningkatkan kemampuan angkatan bersenjatanya. Termasuk modernisasi
persenjataan angkatan laut. Pada tahun 1999, perwira-perwira Angkatan
Laut Myanmar mengadakan program pelatihan kapal selam di Pakistan. Dan
pada awal 2012 lalu Angkatan Laut Burma mengadakan program pelatihan
rahasia (namun akhirnya bocor ke media) di kapal selam kelas Vela milik
Angkatan Laut India.
Dari dua pelatihan itu, menunjukkan keinginan besar Angkatan Laut
Myanmar untuk mengoperasikan kapal selam. Bahkan media juga sempat
mengabarkan Angkatan Laut Myanmar mengakuisisi dua kapal selam kelas
Vela dari Rusia. Benar atau tidaknya biarlah menjadi urusan Myanmar
selama tidak mengganggu stabilitas keamanan Asia terutama Asia Tenggara.
(Gambar via: blogs.knoxnews.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar