AJANG kompetisi memasak MasterChef telah
mendapatkan sang juara. Siapakah Desi, chef amatir terbaik Indonesia
saat ini, sebelum mengikuti ajang bergengsi ini?
Nama lengkapnya Desi Trisnawati, perempuan berusia 39 tahun yang berprofesi sebagai direktur hotel di Bangka. Sosoknya dikenal banyak orang sejak mengikuti ajang MasterChef Indonesia Season 2, tapi mungkin kalah populer dengan Baguzt, yang sempat ditangisi kepulangannya oleh Chef Juna. Namun, yang membuat keahlian memasak Desi semakin dipandang adalah seringnya ia memenangkan berbagai tantangan di Gallery MasterChef.
Perempuan berambut cepak ini ternyata punya latar belakang yang menarik di dunia masak-memasak. "Sesungguhnya, saya adalah anak kampung, anak pulau, dan inilah saya. Saya bangga datang dari daerah kecil," kata Desi "MasterChef" kepada Okezone, baru-baru ini.
Selama hidup dan besar di Bangka, Desi mengakui bahwa khasanah dan informasi kuliner yang didapatnya terbilang minim. Pengetahuan kulinernya hanya sebatas dari Bangka, tempat kelahirannya. Namun, keterbatasan ini yang membuatnya semakin kreatif. Sebab menurutnya, kreativitas adalah produk dari banyak keterbatasan. Perempuan murah senyum inipun semakin bersemangat mengenal makanan daerah lainnya.
Beruntung, Desi mendapatkan kesempatan menimba ilmu di Curtin University, Perth, Australia. Lantaran keterbatasan bujet ketika hidup di negeri orang, Desi pun selalu memutar otak untuk mengolah masakan demi kebutuhan perut. Lagi-lagi, keterbatasan inilah yang membuatnya semakin kreatif. Tayangan televisi dan internet adalah modalnya untuk memperkaya pengetahuan dengan resep-resep baru.
Ibu tiga anak ini menganggap kuliner adalah hasrat hidupnya, hingga tak bosan mengkreasikan berbagai resep baru. Keahlian memasaknya pun kian tajam. Desi pun memberanikan diri mengikuti kompetisi MasterChef Indonesia Season 2, dengan dorongan dari kerabat dan teman-temannya.
"Kalau habis masak, hasilnya selalu saya foto dan di-upload ke Facebook. Karena itu, saya disarankan ikut MasterChef. Saya juga diskusi dengan keluarga. Memang, awalnya saya hanya tahu, apakah saya mampu atau tidak untuk dikritik," sambungnya.
Seusai mendapat izin dari suami dan anak-anak, Desi memantapkan diri untuk mengikuti ajang MasterChef Indonesia. Namun, tetap saja ada godaan dalam diri hingga hampir mengurungkan niat.
"Saya sempat menunggu tiga jam ketika audisi, saya hampir hopeless. Tapi, saya diingatkan kembali bahwa segala sesuatu ada paketnya, ada prosesnya, dan ikuti dengan benar. Saya harus punya aturan, jalankan dengan baik," tuturnya.
Ketika itu, Desi mengolah masakan daerah asalnya, yakni lempah jamur. "Jamur yang saya gunakan adalah jamur liar dari Bangka, tetapi saya olah lebih modern, dengan membuat Grilled Chicken with Wild Mushroom (Ayam Panggang Jamur Liar-red), dasarnya bumbu kuning dikasih terasi. Jamurnya ini maskot dari Bangka," tutupnya.
(ftr)
Nama lengkapnya Desi Trisnawati, perempuan berusia 39 tahun yang berprofesi sebagai direktur hotel di Bangka. Sosoknya dikenal banyak orang sejak mengikuti ajang MasterChef Indonesia Season 2, tapi mungkin kalah populer dengan Baguzt, yang sempat ditangisi kepulangannya oleh Chef Juna. Namun, yang membuat keahlian memasak Desi semakin dipandang adalah seringnya ia memenangkan berbagai tantangan di Gallery MasterChef.
Perempuan berambut cepak ini ternyata punya latar belakang yang menarik di dunia masak-memasak. "Sesungguhnya, saya adalah anak kampung, anak pulau, dan inilah saya. Saya bangga datang dari daerah kecil," kata Desi "MasterChef" kepada Okezone, baru-baru ini.
Selama hidup dan besar di Bangka, Desi mengakui bahwa khasanah dan informasi kuliner yang didapatnya terbilang minim. Pengetahuan kulinernya hanya sebatas dari Bangka, tempat kelahirannya. Namun, keterbatasan ini yang membuatnya semakin kreatif. Sebab menurutnya, kreativitas adalah produk dari banyak keterbatasan. Perempuan murah senyum inipun semakin bersemangat mengenal makanan daerah lainnya.
Beruntung, Desi mendapatkan kesempatan menimba ilmu di Curtin University, Perth, Australia. Lantaran keterbatasan bujet ketika hidup di negeri orang, Desi pun selalu memutar otak untuk mengolah masakan demi kebutuhan perut. Lagi-lagi, keterbatasan inilah yang membuatnya semakin kreatif. Tayangan televisi dan internet adalah modalnya untuk memperkaya pengetahuan dengan resep-resep baru.
Ibu tiga anak ini menganggap kuliner adalah hasrat hidupnya, hingga tak bosan mengkreasikan berbagai resep baru. Keahlian memasaknya pun kian tajam. Desi pun memberanikan diri mengikuti kompetisi MasterChef Indonesia Season 2, dengan dorongan dari kerabat dan teman-temannya.
"Kalau habis masak, hasilnya selalu saya foto dan di-upload ke Facebook. Karena itu, saya disarankan ikut MasterChef. Saya juga diskusi dengan keluarga. Memang, awalnya saya hanya tahu, apakah saya mampu atau tidak untuk dikritik," sambungnya.
Seusai mendapat izin dari suami dan anak-anak, Desi memantapkan diri untuk mengikuti ajang MasterChef Indonesia. Namun, tetap saja ada godaan dalam diri hingga hampir mengurungkan niat.
"Saya sempat menunggu tiga jam ketika audisi, saya hampir hopeless. Tapi, saya diingatkan kembali bahwa segala sesuatu ada paketnya, ada prosesnya, dan ikuti dengan benar. Saya harus punya aturan, jalankan dengan baik," tuturnya.
Ketika itu, Desi mengolah masakan daerah asalnya, yakni lempah jamur. "Jamur yang saya gunakan adalah jamur liar dari Bangka, tetapi saya olah lebih modern, dengan membuat Grilled Chicken with Wild Mushroom (Ayam Panggang Jamur Liar-red), dasarnya bumbu kuning dikasih terasi. Jamurnya ini maskot dari Bangka," tutupnya.
(ftr)
http://www.okefood.com/read/2012/10/29/299/710536/desi-masterchef-si-anak-kampung-yang-hobi-makan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar