Militer Taiwan mengatakan bahwa beberapa hari lalu mereka kehilangan
sebuah komputer rahasia dari kapal perang "siluman" mereka, kekhawatiran
pun memuncak bila komputer tersebut jatuh ke tangan China.
Laptop, yang dipasang on-board pada kapal kawal rudal
"Kuang Hua 6", hilang pada akhir bulan lalu saat kapal itu berlabuh di
pelabuhan selatan Tsoying, pangkalan angkatan laut terbesar Taiwan, kata
pihak militer.
Kapal kawal rudal Kuang Hua |
Setelah dilakukan penyelidikan awal, angkatan laut Taiwan masih belum
bisa menjelaskan bagaimana komputer tersebut hilang. "Kami mengakui
bahwa angkatan laut menunjukkan kelemahan dalam kontrol personil," kata
seorang juru bicara angkatan laut Taiwan dan menambahkan bahwa jaksa
militer telah mengambil alih penyelidikan kasus ini.
Laptop ini merupakan milik kontraktor swasta, tapi telah dipasang di
atas kapal untuk jangka waktu enam bulan selama awak kapal melakukan uji
prosedur dan peralatan komunikasi rahasia. "Jika China memperoleh
laptop itu, China akan mendapatkan kode yang sangat sensitif dari
komunikasi angkatan laut serta data rudal yang terkait," kata Erich
Shih, seorang editor di majalah pertahanan internasional Taipei.
Angkatan laut Taiwan pada tahun 2010 memasukkan ke dalam layanan mereka
kapal kawal rudal Kuang Hua 6, hal ini dilihat oleh petinggi militer
Taiwan sebagai peningkatan besar dari kapal Seagull yang telah mereka
operasikan selama 20 tahun terakhir.
"Kapal kawal rudal Kuang Hua dilengkapi dengan teknologi stealth (siluman), yang memungkinkan mereka untuk mengurangi risiko terdeteksi oleh radar"
Kapal kawal rudal Kuang Hua dilengkapi dengan teknologi stealth (siluman),
yang memungkinkan mereka untuk mengurangi risiko terdeteksi oleh radar,
kata angkatan laut. Masing-masing dari kapal Kuang Hua bersenjatakan
empat rudal kapal-ke-kapal Hsiungfeng II yang dikembangkan secara lokal dan memiliki jangkauan 90 mil (150 km).
Taiwan dan China telah dipimpin oleh pemerintahan yang berbeda sejak
perang sipil berakhir pada tahun 1949, namun Beijing sampai saat ini
masih menganggap pulau Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya yang
menunggu reunifikasi.
Ketegangan sempat mereda sejak Presiden Ma Ying-jeou berkuasa tahun 2008
yang menekankan program perdagangan dan pariwisata dengan China, tetapi
China masih belum "dingin" dan tetap ingin menggunakan kekuatan
terhadap Taiwan.
http://www.artileri.org/2012/07/taiwan-kehilangan-komputer-di-kapal.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar