Jika posting sebelumnya adalah tentang
bom GBU-43/B (bom MOAB) Amerika, maka posting kali ini adalah tentang
bom FOAB "Father of All Bomb" Rusia. Entah apakah bom FOAB dibuat oleh
Rusia hanya karena untuk menyaingi bom MOAB Amerika atau memang karena teknologi Rusia telah mencapai titik itu atau karena keduanya .
Sebagai perbandingan, MOAB menghasilkan ledakan setara dengan 11 ton TNT
dari 8,5 ton bahan peledaknya. Tingkat kerusakan MOAB adalah radius 150
meter. Nah, FOAB di klaim lebih kuat, dengan bobot bahan peledak
seberat 7,1 ton mampu menghasilkan ledakan setara dengan 44 ton TNT dan
dengan tingkat kerusakan radius 300 meter. Bila memang betul, ini
berarti 2 kali lipat lebih jauh dalam hal radius ledakan dengan suhu
yang dihasilkan dua kali lebih tinggi pula. Meskipun tentang hal ini
analisis-analisis pertahanan Amerika Serikat sempat mempertanyakan
kebenaran akan massa bahan peledak bom FOAB tersebut.
Beberapa analisis pertahanan mempertanyakan apakah bom FOAB tersebut bisa dibawa oleh pesawat bomber Tupolev. Laporan dari wired mengatakan bahwa dilihat dari foto dan video event tersebut mengindikasikan bahwa bom ini dirancang untuk digunakan dari bagian belakang pesawat kargo yang bergerak lambat, dan juga mengatakan bahwa test bom yang dirilis oleh Rusia ini tidak menggambarkan bom dan pesawat bomber tersebut dalam camera shoot yang sama. da juga pertanyaan tentang jenis peledak yang digunakan. Menurut kutipan dari Tom Burky, ilmuwan senior peneliti di battele yang mengatakan: "Ini tidak menjelaskan tentang jenis peledak apa yang digunakan oleh bom FOAB ini saat diuji". Apakah memang itu benar sebuah bom Thermobaric atau itu adalah "bahan bakar udara eksplosif" seperti yang dikenal oleh para ahli. Bom bahan bakar udara dan bom Thermobaric berbeda dalam penerapannya. Burky mengatakan bahwa bom yang digunakan dalam video tersebut mirip dengan ledakan bahan bakar udara.
Philip Coyle, penasehat informasi pertahanan Washington DC Center, mengatakan bahwa ia skeptis tentang bom FOAB ini. "Ledakannnya memang lebih besar dari MOAB" ia mengakui. "Tapi tidak 4 kali lebih besar dari MOAB, mungkin hanya 50 persen lebih besar".
Namun John Pike, seorang analisis di Global Security mengatakan walaupun ia juga merasa skeptis tapi ia percaya dengan klaim Rusia atas kekuatan bom FOAB tersebut. Mengapa? Karena itu memang bukan teknologi baru bagi Rusia. Dia menambahkan bahwa Rusia telah memiliki berbagai senjata berteknologi Thermobaric setidaknya dalam 4 dekade terakhir.
Robert Hewson, editor Jane, mengatakan kepada BBC kemungkinan besar bom FOAB ini adalah memang bom non-nuklir terbesar di dunia. "Anda bisa saja mempertanyakan tentang angka dan skala bom ini, tapi perlu anda ketahui bahwa Rusia memiliki sejarah panjang dalam pengembangan senjata kelas Thermobaric", katanya.
http://www.artileri.org/2012/02/bom-foab-father-of-all-bomb-bom-non.html
Nama asli bom buatan Rusia ini adalah Aviation Thermobaric Bomb of
Increased Power (ATBIP). Dijuluki sebagai "Father of All Bomb" FOAB.
Dalam menggambarkan kekuatan dekstruktif dari bom FOAB ini, Deputi
kepala staf angkatan bersenjata Rusia Jenderal Alexander Rushkin
mengatakan: "Bahwa semua yang hidup akan menguap". Bom FOAB dilaporkan 4
kali lebih dahsyat dari bom GBU-43/B (Bom MOAB "Mother of All Bomb")
Amerika Serikat. Dan diyakini sebagai bom konvensional non-nuklir
terkuat di dunia.
FOAB telah berhasil melewati uji cobanya pada malam hari 11 September 2007. Menurut militer Rusia, senjata ini akan menggantikan bom-bom nuklir kecil mereka.
FOAB telah berhasil melewati uji cobanya pada malam hari 11 September 2007. Menurut militer Rusia, senjata ini akan menggantikan bom-bom nuklir kecil mereka.
Bom FOAB |
Perangkat Thermobaric dapat menghasilkan kekuatan setara 44 ton TNT.
Karena itu, ledakan bom dan gelombang kejutnya memiliki efek yang sama
dengan bom nuklir kecil taktis meskipun masih pada skala yang lebih
kecil. Bom FOAB bekerja dengan cara diledakkan di udara. Sebagian besar
kerusakan akan diakibatkan oleh suhu panas dan gelombang kejut
supersonik yang membakar/menghanguskan segala sesuatu di sekitarnya.
Walaupun bukan merupakan bom Nuklir, bom FOAB juga berbeda dari bom-bom
konvensional lainnya dalam hal gelombang yang dihasilkan. Ledakannya
berkelanjutan dengan suhu yang lebih tinggi. Bom FOAB menebar wilayah
kerusakan yang lebih luas ketimbang bom konvensional yang sama massanya.
Menurut Rushkin, bom ini lebih kecil dari MOAB tetapi lebih mematikan karena suhu di area ledakan 2 kali lebih tinggi. Dia juga mengatakan kekuatan bom ini sebanding dengan nuklir tapi tidak memiliki reaksi radioaktif sehingga tidak merusak atau mencemari lingkungan di luar radius ledakan. ----Hehe... Lingkungan nggak rusak tapi 1 kelurahan manusia koid----
Menurut Rushkin, bom ini lebih kecil dari MOAB tetapi lebih mematikan karena suhu di area ledakan 2 kali lebih tinggi. Dia juga mengatakan kekuatan bom ini sebanding dengan nuklir tapi tidak memiliki reaksi radioaktif sehingga tidak merusak atau mencemari lingkungan di luar radius ledakan. ----Hehe... Lingkungan nggak rusak tapi 1 kelurahan manusia koid----
Ledakan bom FOAB |
Beberapa analisis pertahanan mempertanyakan apakah bom FOAB tersebut bisa dibawa oleh pesawat bomber Tupolev. Laporan dari wired mengatakan bahwa dilihat dari foto dan video event tersebut mengindikasikan bahwa bom ini dirancang untuk digunakan dari bagian belakang pesawat kargo yang bergerak lambat, dan juga mengatakan bahwa test bom yang dirilis oleh Rusia ini tidak menggambarkan bom dan pesawat bomber tersebut dalam camera shoot yang sama. da juga pertanyaan tentang jenis peledak yang digunakan. Menurut kutipan dari Tom Burky, ilmuwan senior peneliti di battele yang mengatakan: "Ini tidak menjelaskan tentang jenis peledak apa yang digunakan oleh bom FOAB ini saat diuji". Apakah memang itu benar sebuah bom Thermobaric atau itu adalah "bahan bakar udara eksplosif" seperti yang dikenal oleh para ahli. Bom bahan bakar udara dan bom Thermobaric berbeda dalam penerapannya. Burky mengatakan bahwa bom yang digunakan dalam video tersebut mirip dengan ledakan bahan bakar udara.
Philip Coyle, penasehat informasi pertahanan Washington DC Center, mengatakan bahwa ia skeptis tentang bom FOAB ini. "Ledakannnya memang lebih besar dari MOAB" ia mengakui. "Tapi tidak 4 kali lebih besar dari MOAB, mungkin hanya 50 persen lebih besar".
Namun John Pike, seorang analisis di Global Security mengatakan walaupun ia juga merasa skeptis tapi ia percaya dengan klaim Rusia atas kekuatan bom FOAB tersebut. Mengapa? Karena itu memang bukan teknologi baru bagi Rusia. Dia menambahkan bahwa Rusia telah memiliki berbagai senjata berteknologi Thermobaric setidaknya dalam 4 dekade terakhir.
Robert Hewson, editor Jane, mengatakan kepada BBC kemungkinan besar bom FOAB ini adalah memang bom non-nuklir terbesar di dunia. "Anda bisa saja mempertanyakan tentang angka dan skala bom ini, tapi perlu anda ketahui bahwa Rusia memiliki sejarah panjang dalam pengembangan senjata kelas Thermobaric", katanya.
http://www.artileri.org/2012/02/bom-foab-father-of-all-bomb-bom-non.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar