Pesawat Kepresidenan RI secara resmi akan diperkenalkan ke publik pada
Kamis, 10 April 2014. Pesawat tersebut buatan Boeing 737-800 Bussines
Jet 2 Green seharga sekitar US$ 91,2 juta setara Rp 820 miliar.
(Foto:Istimewa)
Pengamat penerbangan, Duddy Sudibyo, menilai pembelian pesawat Presiden RI tak menghemat anggaran Kepresidenan. Menurut dia, pengadaan itu justru membuat pengeluaran negara membengkak. "Lebih murah menyewa pesawat Garuda, seperti yang dilakukan sebelumnya," katanya saat dihubungi, Jumat, 11 April 2014.
Duddy mengatakan, dengan adanya pesawat tersebut, negara harus membayar gaji pilot, biaya operasional pesawat, bahan bakar pesawat, dan perawatannya. Ini tak dilakukan jika presiden masih menyewa pesawat Garuda. "Apalagi ini pesawatnya satu, biaya perawatannya lebih boros," ujarnya. (Baca: Istana Klaim Pesawat Presiden Hemat Rp 114 Miliar)
Untuk perawatannya, kata dia, negara harus menyediakan anggaran guna merawat komponen-komponen yang ada dalam pesawat. Biaya ini mahal karena pesawat Boeing 737-800 itu telah diubah menjadi jet. "Memang untuk mengubahnya hanya sekali, tapi perawatannya harus berjalan tiap tahun," katanya.(Baca: Mengapa Pesawat Presiden RI Didominasi Warna Biru?)
Duddy tak menyebutkan biaya perawatan tersebut. Namun, menurut dia, dana yang dikeluarkan untuk perawatan bisa mencapai 30 persen dari dana operasional.
Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi sebelumnya mengklaim pembelian pesawat Presiden RI akan menghemat anggaran kepresidenan sebesar Rp 114,2 miliar per tahun. Angka ini lebih efisien dibanding biaya menyewa pesawat dari Garuda selama lima tahun.
Keputusan pembelian pesawat Boeing 737-800 Business Jet 2 Green ini, menurut Sudi, didasarkan pada perhitungan yang cermat hingga melibatkan sejumlah lembaga negara. Pemerintah sepakat biaya pembelian lebih efektif dibanding penyewaan.
http://www.tempo.co/read/news/2014/04/12/078570035/Pesawat-Presiden-RI-Dinilai-Tak-Hemat-Anggaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar