Total ada 4 pilot maupun kopilot Susi Air yang tewas akibat ketiga kecelakaan itu.
Maut kembali menghampiri Susi Air, salah satu maskapai penerbangan jalur perintis di Tanah Air. Rabu sore, 25 April 2012, pesawat Susi Air hilang kontak saat melintasi perbatasan Kutai Kertanegara dan Kutai Barat.
Dini hari tadi, Kamis 26 April 2012, pesawat ditemukan di bibir jurang Desa Ritan, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, dengan dua awak di dalamnya dalam kondisi tewas.
Ini merupakan kali ketiga armada Susi Air ditimpa bencana. Sebelumnya, pesawat mereka telah dua kali jatuh di Papua. Peristiwa nahas itu terjadi pada tanggal 9 September dan 23 November 2011.
Total sudah empat pilot dan kopilot Susi Air yang tewas akibat ketiga kecelakaan tersebut. Seluruh pilot dan kopilot itu berkewarganegaraan asing.
Pada 9 September 2011, pesawat Susi Air jenis Caravan C 208 B pk-VVE yang berangkat dari Wamena dengan tujuan Kenyem di wilayah Pegunungan Papua, jatuh di Distrik Pasema, Kabupaten Yahukimo. Pilot Dave Cootes yang berkewarganegaraan Australia dan kopilot Thomas Munk yang berkewarganegaraan Slovakia tewas di tempat.
Pada 23 November 2011, pesawat Susi Air jenis Caravan menabrak Gunung Wabu di Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua. Sang pilot Jesse Becer yang berkewarganegaraan Selandia Baru mengalami luka parah, sedangkan kopilot Albert Citores yang berkewarganegaraan Spanyol tewas di tempat.
Pesawat Susi Air saat itu sesungguhnya sudah mencium landasan. Namun tiba-tiba ada anak kecil menyeberang di landasan. “Pilot berusaha menghindar, tapi tidak bisa,” kata Susi Pujiastuti, pemilik maskapai Susi Air. Pilot mencoba memacu pesawat kembali ke udara, tapi begitu berbelok ke kiri, langsung menabrak Gunung Wabu.
Tabrakan itu sungguh keras. “Pesawat meledak dan mengeluarkan asap,” kata Juru Bicara Polda Papua Kombes Wachyono. Belakangan diketahui, anak kecil yang menyeberang di landasan itu adalah penyandang tuna rungu. “Dia tidak mendengar deru mesin pesawat saat akan mendarat, sehingga dia tetap jalan di landasan,” ujar David Setiawan, Sekretaris Daerah Kabupaten Intan Jaya.
Rabu 25 April 2012, petaka lagi-lagi menghampiri Susi Air. Kali ini pesawat mereka jatuh di Kutai. Sang pilot yang berkewarganegaraan Australia, Jonathan Willis, tewas di tempat.
“Pesawat berusaha mendarat darurat, tapi tidak berhasil,” kata Susi Pujiastuti saat dihubungi VIVAnews. Kronologi lengkap kecelakaan di Kutai itu akan dibeberkan Susi siang ini dalam konferensi pers di Menteng, Jakarta.
http://nasional.vivanews.com/news/read/307876-pesawat-jatuh-lagi--petaka-ketiga-susi-air
Maut kembali menghampiri Susi Air, salah satu maskapai penerbangan jalur perintis di Tanah Air. Rabu sore, 25 April 2012, pesawat Susi Air hilang kontak saat melintasi perbatasan Kutai Kertanegara dan Kutai Barat.
Dini hari tadi, Kamis 26 April 2012, pesawat ditemukan di bibir jurang Desa Ritan, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, dengan dua awak di dalamnya dalam kondisi tewas.
Ini merupakan kali ketiga armada Susi Air ditimpa bencana. Sebelumnya, pesawat mereka telah dua kali jatuh di Papua. Peristiwa nahas itu terjadi pada tanggal 9 September dan 23 November 2011.
Total sudah empat pilot dan kopilot Susi Air yang tewas akibat ketiga kecelakaan tersebut. Seluruh pilot dan kopilot itu berkewarganegaraan asing.
Pada 9 September 2011, pesawat Susi Air jenis Caravan C 208 B pk-VVE yang berangkat dari Wamena dengan tujuan Kenyem di wilayah Pegunungan Papua, jatuh di Distrik Pasema, Kabupaten Yahukimo. Pilot Dave Cootes yang berkewarganegaraan Australia dan kopilot Thomas Munk yang berkewarganegaraan Slovakia tewas di tempat.
Pada 23 November 2011, pesawat Susi Air jenis Caravan menabrak Gunung Wabu di Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua. Sang pilot Jesse Becer yang berkewarganegaraan Selandia Baru mengalami luka parah, sedangkan kopilot Albert Citores yang berkewarganegaraan Spanyol tewas di tempat.
Pesawat Susi Air saat itu sesungguhnya sudah mencium landasan. Namun tiba-tiba ada anak kecil menyeberang di landasan. “Pilot berusaha menghindar, tapi tidak bisa,” kata Susi Pujiastuti, pemilik maskapai Susi Air. Pilot mencoba memacu pesawat kembali ke udara, tapi begitu berbelok ke kiri, langsung menabrak Gunung Wabu.
Tabrakan itu sungguh keras. “Pesawat meledak dan mengeluarkan asap,” kata Juru Bicara Polda Papua Kombes Wachyono. Belakangan diketahui, anak kecil yang menyeberang di landasan itu adalah penyandang tuna rungu. “Dia tidak mendengar deru mesin pesawat saat akan mendarat, sehingga dia tetap jalan di landasan,” ujar David Setiawan, Sekretaris Daerah Kabupaten Intan Jaya.
Rabu 25 April 2012, petaka lagi-lagi menghampiri Susi Air. Kali ini pesawat mereka jatuh di Kutai. Sang pilot yang berkewarganegaraan Australia, Jonathan Willis, tewas di tempat.
“Pesawat berusaha mendarat darurat, tapi tidak berhasil,” kata Susi Pujiastuti saat dihubungi VIVAnews. Kronologi lengkap kecelakaan di Kutai itu akan dibeberkan Susi siang ini dalam konferensi pers di Menteng, Jakarta.
http://nasional.vivanews.com/news/read/307876-pesawat-jatuh-lagi--petaka-ketiga-susi-air
Tidak ada komentar:
Posting Komentar