JAKARTA - Polemik soal beredarnya video mirip Karolin anggota komisi IX DPR, bisa saja dijadikan alat untuk melakukan black-campaign. Apalagi bila video tersebut adalah video asli dan diperankan oleh Karolin, anak Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Cornelis MH.
"Kalau video itu asli, itu bisa jadi black-campaign (untuk pilgub Kalbar). Tapi itu perlu pembuktian kebenarannya dan harus cepat membuktikannya. Kalau tidak segera dipulihkan, itu akan menguntungkan pihak lawan. Ada agenda dari lawan untuk melakukan cara-cara yang tidak etis," kata pengamat politik Universitas Indonesia, Andrinof Chaniago pada Okezone, Rabu (25/4/2012) malam.
Ditambahkannya, video ini harus segera dikroscek dan dipastikan keasliannya. Jika memang bukan anak Cornelis, maka Cornelis masih dalam keadaan aman sebagai calon incumbent pada pilgub tersebut.
Menurutnya, cara-cara politik dengan menyerang pribadi lawannya memang kerap terjadi di Indonesia tapi cara seperti ini jelas cara yang salah.
"Itu cara politik yang tidak etis, murahan dan rendah. Harusnya politik tidak seperti itu. Itu sesuatu yang salah. itu politik yang enggak pakai dan enggak tahu etika," terang Adrinof.
Adrinof menjelaskan, black-campaign biasa digunakan oleh orang-orang yang haus jabatan namun mementingkan segala cara. "Tapi diluar soal politik, kalau memang ada pelanggaran hukum dalam video itu ya tetap harus dihukum pemain dan penyebar luas videonya," jelasnya.
(amr)
http://news.okezone.com/read/2012/04/26/339/618644/video-mesum-mirip-anggota-dpr-bisa-bermotif-politik
"Kalau video itu asli, itu bisa jadi black-campaign (untuk pilgub Kalbar). Tapi itu perlu pembuktian kebenarannya dan harus cepat membuktikannya. Kalau tidak segera dipulihkan, itu akan menguntungkan pihak lawan. Ada agenda dari lawan untuk melakukan cara-cara yang tidak etis," kata pengamat politik Universitas Indonesia, Andrinof Chaniago pada Okezone, Rabu (25/4/2012) malam.
Ditambahkannya, video ini harus segera dikroscek dan dipastikan keasliannya. Jika memang bukan anak Cornelis, maka Cornelis masih dalam keadaan aman sebagai calon incumbent pada pilgub tersebut.
Menurutnya, cara-cara politik dengan menyerang pribadi lawannya memang kerap terjadi di Indonesia tapi cara seperti ini jelas cara yang salah.
"Itu cara politik yang tidak etis, murahan dan rendah. Harusnya politik tidak seperti itu. Itu sesuatu yang salah. itu politik yang enggak pakai dan enggak tahu etika," terang Adrinof.
Adrinof menjelaskan, black-campaign biasa digunakan oleh orang-orang yang haus jabatan namun mementingkan segala cara. "Tapi diluar soal politik, kalau memang ada pelanggaran hukum dalam video itu ya tetap harus dihukum pemain dan penyebar luas videonya," jelasnya.
(amr)
http://news.okezone.com/read/2012/04/26/339/618644/video-mesum-mirip-anggota-dpr-bisa-bermotif-politik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar