Industri senjata Azerbaijan baru-baru ini memperkenalkan versi senapan sniper kaliber
12,7 mm terbaru disamping versi senapan sniper anti-materi Istiglal
14,5mm. Namanya Mubariz 12,7 mm, senapan dengan berat 15 kilogram dengan
lima putaran magazin ini jauh lebih ringan ketimbang Istiglal. Istiglal
sendiri memiliki berat 33,8 kilogram dan menggunakan kaliber 14,5/114
mm sedangkan Mubariz menggunakan kaliber 12,7/108 mm. Ada juga versi
terbaru dari Istiglal yang berbobot 28 kg dan kedua versi Istiglal
memiliki jangkauan efektif 3.000 meter.
Industri senjata Azerbaijan selama ini telah memproduksi berbagai macam senjata infanteri, termasuk mortir, truk lapis baja dan berbagai komponen lain untuk militer. Industri senjata Azerbaijan juga mengeskpor senapan sniper kaliber besar untuk Turki dan Pakistan. Turki sendiri dikabarkan akan membeli lisensi untuk produksi senapan sniper Mubariz.
Industri senjata Azerbaijan selama ini telah memproduksi berbagai macam senjata infanteri, termasuk mortir, truk lapis baja dan berbagai komponen lain untuk militer. Industri senjata Azerbaijan juga mengeskpor senapan sniper kaliber besar untuk Turki dan Pakistan. Turki sendiri dikabarkan akan membeli lisensi untuk produksi senapan sniper Mubariz.
Ini bukan soal menggambarkan kemajuan industri senjata yang dicapai Azerbaijan, namun soal kalibernya. Karena di saat yang sama, pangsa pasar senapan sniper 12,7 mm telah direbut oleh kaliber 8,6 mm. Ini (8,6 mm) terbukti cukup akurat pada jarak yang jauh.
Sebagai contoh, empat tahun lalu, seorang penembak jitu Inggris, Kopral
Craig Harrison, mencatatkan rekor terbaru ketika menembak dua pejuang
Taliban di Afghanistan dari jarak 2.620 meter. Harrison melakukannya
dengan senapan L115A3 yang menembakkan amunisi Lapua Magnum 8,6 mm.
Lapua Magnum 8,6 mm sendiri adalah peluru rimless dengan bentuk bootleneck
yang mampu melumpuhkan sasaran dan juga mempunyai kemampuan anti
material. Rekor sebelumnya dipegang oleh seorang tentara Kanada (Kopral
Rob Furlong) yang menembak pria bersenjata Al-Qaeda di jarak 2.573 meter
pada tahun 2002, juga di Afghanistan. Furlong menggunakan senapan
kaliber 12,7 mm. Senapan seperti itu cocok untuk jarak 2.000 meter atau
lebih, namun beratnya biasanya dua kali lipat dari senapan 8,6 mm.
Lima tahun lalu, Angkatan Darat Inggris mulai memodifikasi sebagian dari 3.000 senapan sniper L96A1 7,62 mm untuk dipakaikan Lapua Magnum 8,6 mm. Akhirnya muncul Accuracy International Super Magnum (L115A1) yang pada dasarnya adalah senapan Arctic Warfare (L96A1) yang dimodifikasi untuk menggunakan amunisi Lapua Magnum 8,6 mm yang lebih besar. Senapan baru (L115A1) beratnya 6,8 kg (tanpa scope), panjang 1,27 meter, panjang laras 685 mm dengan lima putaran magazin.
Penembak-penembak jitu di Irak, dan terutama di Afghanistan, telah menggunakan berbagai kaliber, dan menemukan bahwa senapan 12,7 mm terlau berat. Lapua Magnum 8,6 mm memiliki jangkauan efektif sekitar 1.500 meter, atau 50 persen lebih jauh dari 7,62 mm standar NATO. Dengan rentangnya yang jauh, jika cuaca dan angin bersahabat, maka jarak efektif bisa lebih jauh lagi.
Kaliber 8,6 mm mulai digunakan pada awal 1990-an, dan menjadi semakin populer digunakan oleh polisi dan penembak jitu militer. Penembak jitu Belanda juga telah menggunakan jenis ini di Afghanistan dengan banyak keberhasilan. Menyadari popularitas kaliber 8,6 mm, Barret, pelopor senapan sniper 12,7 mm, akhirnya juga meluncurkan senapan sniper 7 kg untuk dengan amunisi 8,6 mm tersebut.
Lima tahun lalu, Angkatan Darat Inggris mulai memodifikasi sebagian dari 3.000 senapan sniper L96A1 7,62 mm untuk dipakaikan Lapua Magnum 8,6 mm. Akhirnya muncul Accuracy International Super Magnum (L115A1) yang pada dasarnya adalah senapan Arctic Warfare (L96A1) yang dimodifikasi untuk menggunakan amunisi Lapua Magnum 8,6 mm yang lebih besar. Senapan baru (L115A1) beratnya 6,8 kg (tanpa scope), panjang 1,27 meter, panjang laras 685 mm dengan lima putaran magazin.
Penembak-penembak jitu di Irak, dan terutama di Afghanistan, telah menggunakan berbagai kaliber, dan menemukan bahwa senapan 12,7 mm terlau berat. Lapua Magnum 8,6 mm memiliki jangkauan efektif sekitar 1.500 meter, atau 50 persen lebih jauh dari 7,62 mm standar NATO. Dengan rentangnya yang jauh, jika cuaca dan angin bersahabat, maka jarak efektif bisa lebih jauh lagi.
Kaliber 8,6 mm mulai digunakan pada awal 1990-an, dan menjadi semakin populer digunakan oleh polisi dan penembak jitu militer. Penembak jitu Belanda juga telah menggunakan jenis ini di Afghanistan dengan banyak keberhasilan. Menyadari popularitas kaliber 8,6 mm, Barret, pelopor senapan sniper 12,7 mm, akhirnya juga meluncurkan senapan sniper 7 kg untuk dengan amunisi 8,6 mm tersebut.
Bigger is no longer better, namun China telah sukses dengan senapan sniper 12,7 mm nya, mengekspornya ke berbagai negara serta berbagai gerakan-gerakan perlawanan. Beberapa produsen senjata China juga mengekspor ke siapa saja yang mampu membayar.
SPR PT Pindad
sendiri terdiri dari dua versi kaliber, yaitu 7,62 mm dan 12,7 mm (SPR1
7,62mm dan SPR2 dan SPR3 12,7mm). Ketiganya adalah senapan sniper anti
material yang bisa menembus lapisan baja dengan ketebalan dan di jarak
tertentu. Untuk baja setebal 3 cm dapat ditembus dari jarak 900 meter.
http://www.artileri.org/2013/05/kaliber-besar-belum-tentu-lebih-baik.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar