Militer Israel selasa lalu mengumumkan bahwa mereka telah menerima
kiriman kapal selam Kelas Dolphin II dari Jerman, menjadikannya sebagai
kapal selam tercanggih yang dimiliki Israel saat ini.
Perjalanan kapal selam dari dermaga ThyssenKrupp di Kiel, Jerman, menuju
Israel yang sejauh 8.000 kilometer ini telah dirahasiakan demi mencegah
bocornya spesifikasi teknis dan sistem senjata uniknya.
Kapal selam Kelas Dolphin II pertama yang dinamai "INS Tanin" itu adalah kapal selam Angkatan Laut Israel pertama yang dilengkapi dengan sistem propulsi udara independen (AIP) dan merupakan kapal selam keempat yang telah dibeli oleh Israel.
Kepala Staf Angkatan Laut Israel, Mayor Jenderal Ram Rothberg, mengatakan bahwa dengan diterimanya kapal selam baru, berarti kekuatan Angkatan Laut Israel akan berlipat ganda. Kapal selam ini mampu berlayar lebih jauh dan sistem propulsi independen memungkinkannya untuk menyelam dalam waktu yang lama tanpa butuh oksigen dari atmosfer. Sebuah kemampuan operasi yang belum pernah Israel miliki sebelumnya.
Sebelumnya, tiga kapal selam Kelas Dolphin telah diterima Israel dari Jerman masing-masing pada tahun 1998, 1999 dan 2000. Sedangkan kapal selam Kelas Dolphin II yang kedua "INS Rahav" akan diterima Angkatan Laut Israel dalam beberapa bulan mendatang dan kapal selam Kelas Dolphin II ketiga saat ini masih dibangun dan rencananya akan dikirimkan pada 2016-2017.
Kelas Dolphin II merupakan upgrade Kelas Dolphin, yang terdiri dari sistem propulsi udara independen, sistem sensor, sistem senjata dan manajemen tempur yang lebih canggih. Dari ukuran, kapal selam Kelas Dolphin II juga lebih panjang yaitu 68,6 meter dibandingkan Kelas Dolphin sebelumnya yang 57,3 meter. Ini adalah kapal selam terbesar yang dibangun Jerman sejak Perang Dunia II.
Kapal selam Kelas Dolphin II pertama yang dinamai "INS Tanin" itu adalah kapal selam Angkatan Laut Israel pertama yang dilengkapi dengan sistem propulsi udara independen (AIP) dan merupakan kapal selam keempat yang telah dibeli oleh Israel.
Kepala Staf Angkatan Laut Israel, Mayor Jenderal Ram Rothberg, mengatakan bahwa dengan diterimanya kapal selam baru, berarti kekuatan Angkatan Laut Israel akan berlipat ganda. Kapal selam ini mampu berlayar lebih jauh dan sistem propulsi independen memungkinkannya untuk menyelam dalam waktu yang lama tanpa butuh oksigen dari atmosfer. Sebuah kemampuan operasi yang belum pernah Israel miliki sebelumnya.
Sebelumnya, tiga kapal selam Kelas Dolphin telah diterima Israel dari Jerman masing-masing pada tahun 1998, 1999 dan 2000. Sedangkan kapal selam Kelas Dolphin II yang kedua "INS Rahav" akan diterima Angkatan Laut Israel dalam beberapa bulan mendatang dan kapal selam Kelas Dolphin II ketiga saat ini masih dibangun dan rencananya akan dikirimkan pada 2016-2017.
Kelas Dolphin II merupakan upgrade Kelas Dolphin, yang terdiri dari sistem propulsi udara independen, sistem sensor, sistem senjata dan manajemen tempur yang lebih canggih. Dari ukuran, kapal selam Kelas Dolphin II juga lebih panjang yaitu 68,6 meter dibandingkan Kelas Dolphin sebelumnya yang 57,3 meter. Ini adalah kapal selam terbesar yang dibangun Jerman sejak Perang Dunia II.
Kapal selam ini dilaporkan memiliki kecepatan jelajah 37 km/jam di
permukaan dan 20 km/jam saat terendam. Menyelam sedalam 350 meter,
dengan jangkauan operasional 19.300 kilometer dan maksimal operasi di
laut selama 80 hari. Untuk senjata, Kelas Dolphin II dilengkapi dengan
enam tabung torpedo 533mm dan empat tabung torpedo 650 mm. Persenjataan
tambahan lainnya adalah rudal anti kapal Harpoon dan rudal anti helikopter Triton.
Menurut laporan Der Spiegel pada 2012 lalu, kapal selam Kelas Dolphin II ini juga dilengkapi dengan sistem ejeksi hidrolik yang memungkinkannya untuk meluncurkan rudal jelajah jarak jauh Popeye Turbo yang diyakini berhulu ledak nuklir. Popeye adalah rudal jelajah Israel yang diyakini memiliki jangkauan hingga 1.500 km dan mampu membawa hulu ledak seberat 200kg, cukup untuk memuat hulu ledak nuklir.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat di pelabuhan utara Haifa dalam menyambut kedatangan kapal selam Kelas Dolphin II mengatakan bahwa Israel bertekad untuk mempertahankan semua perbatasannya baik darat, laut, dan udara.
"Ancaman yang ditimbulkan oleh Iran dan kelompok Islam lainnya
mewajibkan kita untuk menjadi lebih kuat," kata Netanyahu dilansir AP.
Menurut laporan Der Spiegel pada 2012 lalu, kapal selam Kelas Dolphin II ini juga dilengkapi dengan sistem ejeksi hidrolik yang memungkinkannya untuk meluncurkan rudal jelajah jarak jauh Popeye Turbo yang diyakini berhulu ledak nuklir. Popeye adalah rudal jelajah Israel yang diyakini memiliki jangkauan hingga 1.500 km dan mampu membawa hulu ledak seberat 200kg, cukup untuk memuat hulu ledak nuklir.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat di pelabuhan utara Haifa dalam menyambut kedatangan kapal selam Kelas Dolphin II mengatakan bahwa Israel bertekad untuk mempertahankan semua perbatasannya baik darat, laut, dan udara.
Ahli pertahanan Israel menilai kapal selam baru tersebut dapat digunakan
sebagai serangan balasan dalam kasus Iran menyerang menggunakan senjata
non-konvensional.
Jerman membantu Israel meningkatkan kemampuan serangan nuklir?
Jerman mulai mengirimkan kapal selam Kelas Dolphin kepada Israel setelah
Perang Teluk Persia pertama. Dilaporkan Defense News International, dua
kapal selam Kelas Dolphin diberikan Jerman kepada Israel secara gratis,
sementara kapal selam ketiga diberikan dengan diskon 50 persen.
Sedangkan untuk Kelas Dolphin II, Jerman akan membiayai sepertiga dari
total biayanya. Harga tiga unit Kelas Dolphin II ini senilai USD 2
miliar - tidak disebutkan apakah ini harga yang harus dibayar Israel
atau belum termasuk diskon-.
Jeremy Corbyn, seorang analis pertahanan mengatakan, bahwa sangat sulit memahami maksud Jerman memasok kapal selam berkemampuan nuklir ke Israel semata-mata untuk tujuan defensif. Karena tidak ada ancaman nyata yang berbasis laut terhadap Israel saat ini. Total, panjang pantai Israel termasuk pulau-pulau hanyalah 273 km, dan tidak berlebihan jika mengatakan bahwa tidak ada negara lain di dunia ini selain Israel yang memiliki kapal selam begitu banyak hanya untuk menjaga perbatasan laut yang pendek. Penyerahan kapal selam ini merupakan pertanda bahaya dan sebagai langkah buruk yang tersembunyi atas keterlibatan Eropa di daerah konflik terpanas di dunia tersebut.
"Jerman membanggakan diri sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir dan status non-nuklir mereka. Tapi mereka juga memberikan bantuan uang yang sangat besar untuk biaya pertahanan Israel dengan subsidi pengembangan dan pengiriman kapal selam tersebut, kita bertanya-tanya apakah ini bagian dari keterlibatan militer Eropa atas kawasan Timur Tengah," Corbyn mengatakan dilansir laman RT.
Jeremy Corbyn, seorang analis pertahanan mengatakan, bahwa sangat sulit memahami maksud Jerman memasok kapal selam berkemampuan nuklir ke Israel semata-mata untuk tujuan defensif. Karena tidak ada ancaman nyata yang berbasis laut terhadap Israel saat ini. Total, panjang pantai Israel termasuk pulau-pulau hanyalah 273 km, dan tidak berlebihan jika mengatakan bahwa tidak ada negara lain di dunia ini selain Israel yang memiliki kapal selam begitu banyak hanya untuk menjaga perbatasan laut yang pendek. Penyerahan kapal selam ini merupakan pertanda bahaya dan sebagai langkah buruk yang tersembunyi atas keterlibatan Eropa di daerah konflik terpanas di dunia tersebut.
"Jerman membanggakan diri sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir dan status non-nuklir mereka. Tapi mereka juga memberikan bantuan uang yang sangat besar untuk biaya pertahanan Israel dengan subsidi pengembangan dan pengiriman kapal selam tersebut, kita bertanya-tanya apakah ini bagian dari keterlibatan militer Eropa atas kawasan Timur Tengah," Corbyn mengatakan dilansir laman RT.
Secara resmi, Jerman selalu menyatakan bahwa mereka tidak memiliki gagasan tentang program
nuklir militer Israel dan kemungkinan penyebaran rudal nuklir pada kapal selam
yang mereka bangun untuk Israel tersebut. Namun, menurut laman Der
Spiegel, beberapa
mantan pejabat tinggi Jerman tidak pernah meragukan Israel akan
melengkapi kapal selam tersebut dengan rudal nuklir. Ini sama saja
memperkuat kemampuan nuklir Israel.
Israel
sendiri tidak pernah mengakui atau menampik kepemilikan senjata nuklir mereka,
namun para ahli meyakini bahwa Israel memiliki hingga 200 bom atom atau rudal
jarak jauh yang berhulu ledak nuklir.
http://www.artileri.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar