Pada tahun 2016, militer Rusia akan mulai mengerahkan dua alutsista canggih, pesawat tempur generasi kelima PAK FA dan sistem rudal pertahanan udara S-500, menurut kepala staf Angkatan Udara Rusia, Letnan Jenderal Viktor Bondarev.
Bondarev membeberkan garis besar rencana modernisasi dalam kecabangannya, termasuk membangun infrastruktur di Arktik, dalam sebuah wawancara radio dengan stasiun Russian News Service pada hari Minggu, 10 Agustus 2014, yang dilansir RIA Novosti.
"Uji coba penerbangan PAK FA atau T-50 akan segera tuntas, dan rencananya pada tahun 2016 Rusia akan memulai induksi T-50 ke Angkatan Udara," ujar Bondarev.
Bondarev membeberkan garis besar rencana modernisasi dalam kecabangannya, termasuk membangun infrastruktur di Arktik, dalam sebuah wawancara radio dengan stasiun Russian News Service pada hari Minggu, 10 Agustus 2014, yang dilansir RIA Novosti.
"Uji coba penerbangan PAK FA atau T-50 akan segera tuntas, dan rencananya pada tahun 2016 Rusia akan memulai induksi T-50 ke Angkatan Udara," ujar Bondarev.
PAK FA merupakan pesawat tempur generasi kelima pertama yang dibangun
oleh Sukhoi Corporation. Sejauh ini sudah lima prototipe yang dibuat dan
semuanya tengah menjalani berbagai pengujian. Pesawat tempur siluman
ini direncanakan untuk menggantikan atau beroperasi bersama Sukhoi seri
27.
"Pesawat ini telah dua kali ambil bagian dalam (kompetisi pilot internasional) Aviadarts, dan melakukan penerbangan aerobatik. Saya yakin pesawat ini memiliki masa depan yang cemerlang," kata sang jenderal.
Tambahan alutsista canggih lainnya untuk militer Rusia pada tahun 2016 adalah S-500 Triumfator-M, sistem rudal pertahanan udara hasil pengembangan Almaz Antei, kata Bondarev. Pihak produsen saat ini masih merampungkan pengembangan rudal baru untuk S-500, yang akan dilengkapi dengan homing electronic canggih.
"Pesawat ini telah dua kali ambil bagian dalam (kompetisi pilot internasional) Aviadarts, dan melakukan penerbangan aerobatik. Saya yakin pesawat ini memiliki masa depan yang cemerlang," kata sang jenderal.
Tambahan alutsista canggih lainnya untuk militer Rusia pada tahun 2016 adalah S-500 Triumfator-M, sistem rudal pertahanan udara hasil pengembangan Almaz Antei, kata Bondarev. Pihak produsen saat ini masih merampungkan pengembangan rudal baru untuk S-500, yang akan dilengkapi dengan homing electronic canggih.
"Rudal-rudal (S-500) dilengkapi dengan sistem intelijen, yang akan
menganalisis lingkup radar dan udara, dan mengambil keputusan tentang
ketinggian, kecepatan dan arah penerbangan (rudal)," kata Bondarev.
S-500 yang akan menjadi sistem rudal pertahanan udara tercanggih Rusia bukan merupakan hasil pengembangan lebih lanjut atau upgrade dari S-400. S-500 merupakan rancangan baru yang didesain untuk mencegat rudal balistik yang terbang di ketinggian hingga 200 km. Sistem ini diharapkan juga akan mampu mencegat 10 rudal balistik secara simultan (bersamaan). Jangkauan radar S-500 juga lebih jauh dibandingkan S-400.
Selain PAK FA dan S-500, Jenderal Bondarev juga menyinggung soal pengembangan PAK DA, pesawat pembom strategis baru Rusia. Sejauh ini belum banyak informasi yang didapatkan mengenai pesawat pembom siluman ini, yang rencananya akan menggantikan pembom Tupolev Tu-95 dan Tu-160 sebagai tulang punggung kemampuan nuklir udara Rusia di masa depan. PAK DA dilaporkan memiliki desain sayap untuk penerbangan subsonik dan mungkin akan dilengkapi dengan rudal jelajah baru yang berkemampuan nuklir.
S-500 yang akan menjadi sistem rudal pertahanan udara tercanggih Rusia bukan merupakan hasil pengembangan lebih lanjut atau upgrade dari S-400. S-500 merupakan rancangan baru yang didesain untuk mencegat rudal balistik yang terbang di ketinggian hingga 200 km. Sistem ini diharapkan juga akan mampu mencegat 10 rudal balistik secara simultan (bersamaan). Jangkauan radar S-500 juga lebih jauh dibandingkan S-400.
Selain PAK FA dan S-500, Jenderal Bondarev juga menyinggung soal pengembangan PAK DA, pesawat pembom strategis baru Rusia. Sejauh ini belum banyak informasi yang didapatkan mengenai pesawat pembom siluman ini, yang rencananya akan menggantikan pembom Tupolev Tu-95 dan Tu-160 sebagai tulang punggung kemampuan nuklir udara Rusia di masa depan. PAK DA dilaporkan memiliki desain sayap untuk penerbangan subsonik dan mungkin akan dilengkapi dengan rudal jelajah baru yang berkemampuan nuklir.
Bondarev menegaskan bahwa Angkatan Udara Rusia berharap Tupolev
(pengembang) segera menyelesaikan prototipe pertama PAK DA pada akhir
dekade ini dan mulai memproduksinya pada tahun 2021 atau 2022. Sementara
menunggu PAK DA masuk ke Angkatan Udara, Bondarev mengatakan bahwa
Rusia akan memodernisasi dan mengupgrade pembom Tu-95 dan Tu-160 agar
memiliki jangkauan dan kemampuan yang lebih baik, sekaligus menjaga
kecukupan armada pembom strategis Rusia.
Baca juga: AS Upgrade Seluruh Armada Pesawat Pembom
Bisa dikatakan bahwa upaya modernisasi terbesar Angkatan Udara Rusia akan difokuskan pada pembangunan dan pengoperasian kembali infrastruktur di Arktik. Di mana dulu di masa Uni Soviet, di Arktik terdapat banyak lapangan udara besar dan stasiun radar, tapi setelah Uni Soviet runtuh, fasilitas-fasilitas ini terabaikan. Dengan lengkapnya infrastruktur militer di Arktik, Rusia akan lebih mudah mengakses wilayah-wilayah potensi konflik.
"Kami belum melihat adanya persaingan di Kutub Utara sekarang, tapi jika ada tantangan yang datang, kami siap membela daerah ini. Kehadiran kami di Arktik akan kami tingkatkan," kata Bondarev.
Pada tahun ini, Rusia telah mengoperasikan kembali lapangan udara di
Pulau Kotelny, sebelah utara dari timur Siberia. Rusia juga berencana
memperbesar pangkalan udara di Tiksi, Alykel, Vorkuta, dan Anadyr. Di
masa depan, kekuatan dan resimen penuh Angkatan Udara Rusia akan digelar
di utara.Baca juga: AS Upgrade Seluruh Armada Pesawat Pembom
Bisa dikatakan bahwa upaya modernisasi terbesar Angkatan Udara Rusia akan difokuskan pada pembangunan dan pengoperasian kembali infrastruktur di Arktik. Di mana dulu di masa Uni Soviet, di Arktik terdapat banyak lapangan udara besar dan stasiun radar, tapi setelah Uni Soviet runtuh, fasilitas-fasilitas ini terabaikan. Dengan lengkapnya infrastruktur militer di Arktik, Rusia akan lebih mudah mengakses wilayah-wilayah potensi konflik.
"Kami belum melihat adanya persaingan di Kutub Utara sekarang, tapi jika ada tantangan yang datang, kami siap membela daerah ini. Kehadiran kami di Arktik akan kami tingkatkan," kata Bondarev.
http://www.artileri.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar