Pemerintah Rusia dikabarkan telah menandatangani kontrak ekspor sistem rudal pertahanan udara S-400 Triumf untuk yang pertama kalinya. Kontrak antara badan eksportir senjata rusia Rosoboronexport dan Kementerian Pertahanan China ini adalah senilai USD 3 miliar untuk penyediaan enam batalion S-400, demikian yang dilaporkan laman Vedomosti pada hari Rabu.
Rencana penjualan S-400 antara kedua negara telah dibahas sejak beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2011, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa eskpor S-400 baru akan dimulai setelah tahun 2016, yakni ketika kebutuhan Angkatan Darat Rusia akan S-400 sudah terpenuhi.
S-400 Triumf dikembangkan oleh Biro Desain Almaz-Antey, gabungan industri-industri pertahanan Rusia khususnya pengembang senjata anti pesawat. S-400 merupakan sistem rudal permukaan ke udara jarak jauh dan menengah, yang dirancang untuk mencegat target udara, seperti pesawat tempur siluman dan rudal balistik dan jelajah pada jarak 400 kilometer dan ketinggian hingga 60 kilometer (media-media Rusia melaporkan untuk rudal balistik di ketinggian 30 kilometer).
Disebut NATO sebagai SA-21 Growler, S-400 merupakan upgrade dari sistem rudal pertahanan udara S-300 namun dengan fitur penggunaan 3 rudal berbeda, meliputi rudal jarak menengah 9M96 (120 km), rudal jarak jauh 48N6 (250 km) dan 40N6 (400 km). Masa operasinya juga meningkat hingga 20 tahun masa pakai. Satu baterai S-400 dapat mencegat hingga 36 target dengan 72 rudal secara simultan (bersamaan). S-400 sangat ideal untuk membela kota, pangkalan militer dan fasilitas sensitif lainnya dari serangan udara.
Dalam perang modern, dominasi udara merupakan faktor penting untuk menang atas musuh. Sistem rudal seperti S-400 yang dilengkapi dengan radar yang kuat dan kemampuan anti jamming akan membuat kekuatan udara musuh sangat sulit untuk menghancurkan target yang berada di jangkauan perlindungan sistem pertahanan udara tersebut.
Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) sebelumnya telah memiliki 15 batalion sistem rudal pertahanan udara S-300 yang dibeli melalui kontrak pada tahun 2010. China juga membuat versi S-300 nya sendiri yang disebut dengan nama HQ-9 yang baru-baru ini dibeli oleh Turki.
Selain menjual S-400, Rusia juga telah setuju untuk memasok pesawat tempur Su-35 standar ke China.
Wakil pertama direktur umum Sukhoi Boris Bregman dikutip oleh IHS Jane mengatakan: "Saat pembicaraan, kami memberitahu pihak China bahwa kami dapat menyediakan versi standar dari pesawat tempur Su-35, yang pengembangannya telah sepenuhnya selesai, telah diuji, dan disertifikasi oleh Angkatan Udara Rusia."
"Saya pikir bahwa kontrak akan ditandatangani pada akhir 2014 atau awal 2015," ujar Bregman.
Untuk ekspor ke China, Rusia siap memodifikasi Su-35, termasuk untuk integrasi dengan perangkat yang berbeda, algoritma tambahan, dan user interface yang berbahasa China yang akan dilakukan di bawah kontrak tambahan.
Baru-baru ini Rusia dan China juga sepakat memperkuat hubungan industri militer dengan dan juga meningkatkan intensitas latihan angkatan laut bersama.
http://www.artileri.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar