Filipina menanti pengiriman 2 dari 12 jet latih tempur FA-50 dari Korea
Selatan yang akan dikirimkan pada bulan Desember tahun depan.
"Jadwal yang diproyeksikan adalah Desember tahun depan untuk dua jet pertama,'" kata Presiden Aquino di sela-sela KTT ASEAN-Republic of Korea Jumat lalu.
"Kami mendapatkan 12 (jet tempur FA-50), (Pengiriman) akan selesai pada tahun 2017," tambahnya.
Aquino mencatat bahwa Filipina terakhir kali memiliki pesawat tempur pada tahun 2005, tahun dimana Angkatan Udara Filipina (PAF) menonaktifkan armada jet tempur F-5 setelah sebelumnya menjaga wilayah nasional Filipina selama lebih kurang 40 tahun.
F-5 yang berpatroli di wilayah barat laut Filipina tersebut akhirnya dipensiunkan setelah pejabat pertahanan menyatakan bahwa armada F-5 mereka sudah terlalu tua dan terlalu mahal untuk dipertahankan.
Dekomisi atas F-5 praktis membuat Filipina tak berdaya dalam menghadapi ancaman eksternal dan mematikan kemampuan tempur PAF.
Aquino mengatakan bahwa FA-50 akan meningkatkan kemampuan PAF dalam memantau wilayah negara dan membuat kemampuan tempur pilot Filipina tidak menurun.
Kini Filipina tidak memiliki pesawat tempur, dan untuk mengamankan wilayahnya Filipina hanya menggunakan aset-aset udara yang sudah berusia puluhan tahun.
Aquino mengatakan bahwa dibutuhkan waktu sekitar 4-8 jam sebelum pesawat 'tua' seperti Nomad dan Islander dapat menjangkau daerah-daerah operasi mereka.
"Sebagai contoh, jika Anda ingin memeriksa sesuatu, karena ini (FA-50) adalah jet maka akan cepat sampai disana," kata Presiden.
"Anda dilatih untuk merencanakan penggunaan radar dan panduan pengendali udara. Kita mungkin akan kehilangan semua kemampuan ini. Tujuan (dari pembelian FA-50) adalah untuk mempertahankan kemampuan mereka," tambahnya.
Maret lalu, Filipina dan Korea Aerospace Industries (KAI) menandatangani kontrak pembelian 12 jet tempur latih FA-50 senilai P18,9 miliar (sekitar USD 423 juta). Proyek ini adalah proyek pembelian terbesar dalam program modernisasi Angkatan Bersenjata Filipina. (The Philippine Star)
"Jadwal yang diproyeksikan adalah Desember tahun depan untuk dua jet pertama,'" kata Presiden Aquino di sela-sela KTT ASEAN-Republic of Korea Jumat lalu.
"Kami mendapatkan 12 (jet tempur FA-50), (Pengiriman) akan selesai pada tahun 2017," tambahnya.
Aquino mencatat bahwa Filipina terakhir kali memiliki pesawat tempur pada tahun 2005, tahun dimana Angkatan Udara Filipina (PAF) menonaktifkan armada jet tempur F-5 setelah sebelumnya menjaga wilayah nasional Filipina selama lebih kurang 40 tahun.
F-5 yang berpatroli di wilayah barat laut Filipina tersebut akhirnya dipensiunkan setelah pejabat pertahanan menyatakan bahwa armada F-5 mereka sudah terlalu tua dan terlalu mahal untuk dipertahankan.
Dekomisi atas F-5 praktis membuat Filipina tak berdaya dalam menghadapi ancaman eksternal dan mematikan kemampuan tempur PAF.
Aquino mengatakan bahwa FA-50 akan meningkatkan kemampuan PAF dalam memantau wilayah negara dan membuat kemampuan tempur pilot Filipina tidak menurun.
Kini Filipina tidak memiliki pesawat tempur, dan untuk mengamankan wilayahnya Filipina hanya menggunakan aset-aset udara yang sudah berusia puluhan tahun.
Aquino mengatakan bahwa dibutuhkan waktu sekitar 4-8 jam sebelum pesawat 'tua' seperti Nomad dan Islander dapat menjangkau daerah-daerah operasi mereka.
"Sebagai contoh, jika Anda ingin memeriksa sesuatu, karena ini (FA-50) adalah jet maka akan cepat sampai disana," kata Presiden.
"Anda dilatih untuk merencanakan penggunaan radar dan panduan pengendali udara. Kita mungkin akan kehilangan semua kemampuan ini. Tujuan (dari pembelian FA-50) adalah untuk mempertahankan kemampuan mereka," tambahnya.
Maret lalu, Filipina dan Korea Aerospace Industries (KAI) menandatangani kontrak pembelian 12 jet tempur latih FA-50 senilai P18,9 miliar (sekitar USD 423 juta). Proyek ini adalah proyek pembelian terbesar dalam program modernisasi Angkatan Bersenjata Filipina. (The Philippine Star)
http://www.artileri.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar