Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, akan menggelar pameran batu akik sebagai rangkaian acara "Festival Mentaram" pada 6-8 Agustus 2015.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram H Abdul Latif Nadjib di Mataram, Senin, mengatakan batu akik merupakan salah satu warisan para lelulur yang juga harus dilestarikan, sama halnya dengan kesenian dan kebudayaan.
"Karena itu, 'Festival Mentaram' sangat tepat jika kita gabung dengan pameran batu akik yang saat ini sedang naik daun," katanya.
Latif mengakui, pihaknya terinspirasi menggelar pameran batu akik dalam rangkaian kegiatan "Festival Mentaram" setelah digelarnya Pameran Keris Nasional dan Pagelaran Seni Budaya 2015 yang dilaksanakan oleh Paguyuban Selaparang Mandalika Keris.
Selain menampilkan keris-keris dari berbagai daerah, juga menampilkan batu akik dari berbagai daerah di Indonesia, yang berhasil menyedot banyak pengunjung pada kegiatan tersebut.
Batu akik saat ini memang sangat ramai diperbincangkan pada semua tingkatan, bahkan batu akik sudah menjadi salah satu alat komunikasi berbagai kalangan.
"Untuk itu, kita memberikan dukungan terhadap kegiatan pameran seni ini, karena mampu memberikan dampak peningkatan kreatvitas dan ekonomi masyarakat," katanya
Namun demikian, lanjut Latif, pameran batu akik dalam "Festival Mentaram" direncanakan juga akan digabung dengan pameran hasil kerajian emas, perak dan mutiara warga di Kota Mataram.
"Emas, perak dan mutiara ini merupakan salah satu produk unggulan Kota Mataram yang juga harus dipromosikan agar 'booming' batu akik bisa menular ke mutiara sebagai hasil produk lokal," ujarnya.
Dikatakannya, "Festival Mentaram" merupakan ajang promosi potensi daerah yang sangat efektif, karena akan menghadirkan sekitar 1.500 peserta terdiri atas 500 orang peserta dari perwakilan provinsi se-Indonesia dan peserta luar negeri, serta 1.000 orang merupakan peserta dari NTB.
"'Festival Mentaram" ini akan melibatkan beberapa negara internasional yang akan menampilkan berbagai kearifan seni yang tumbuh dan berkembang secara tradisional pada masing-masing negara. Misalnya, seni bela diri 'capoeira' dari Brasil dan seni lainnya," katanya.
Sumber : http://travel.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar