Akhir bulan lalu Arab Saudi menarik perhatian media karena memamerkan
rudal balistik jarak menengah "DF-3" buatan China dalam sebuah parade
militer besar. Demikian pula pameran pertahanan Iran 11 Mei lalu juga
menjadi pemberitaan berbagai media dunia.
Rudal Hormuz-1 dan Hormuz-2. Gambar: Internet |
Pameran ini merupakan pameran pertahanan dari Aerospace Force of the
Army of the Guardians of the Islamic Revolution (AFAGIR) Iran, yang
menampilkan berbagai macam senjata anti-access/area-denial (A2/AD), seperti radar, rudal jelajah dan balistik baru buatan dalam negeri, termasuk mock-up dari UAV RQ-170 Amerika Serikat
yang Iran peroleh (karena jatuh) pada tahun 2011 lalu. Pameran ini
dianggap sebagai pameran berkelas, karena yang hadir adalah Pemimpin
Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khomeni dan rombongan besar yang utamanya
terdiri dari perwira militer Iran.
Setelah upaya Iran mengembangkan rudal balistik anti kapal selam (ASBM) dengan melengkapi rudal jarak pendek Fateh-110 berbahan bakar padat dengan sistem pencari elektro optik, Iran kemudian mengembangkan dua varian baru dari rudal Fateh-110, yaitu Hormuz-1 dan Hormuz-2. Hormuz-1 disebutkan memiliki kemampuan anti radar, menggunakan passive anti-radiation seeker yang mirip dengan rudal HARM Amerika Serikat atau rudal hipersonik KH-31P Rusia. Rudal ini dikatakan bisa menembus sistem pertahanan rudal Patriot dan THAAD, serta radar lainnya yang digunakan oleh AS dan sejumlah negara Teluk. Dengan tampilan eksterior yang sama dengan Fateh-110, rudal Hormuz-2 dikatakan akan berperan sebagai rudal anti kapal.
Dengan dibuatnya rudal Hormuz-2 anti-radiation, analis menilai Iran akan mengoperasikannya bersama dengan rudal Khaleej Fars electro-optically guided, digambarkan kombinasi dua rudal ini akan menghasilkan serangan 'saturation' pada kapal jelajah dan perusak AS. Memang sistem pertahanan rudal AS dinilai efektif dalam menghadapi rudal-rudal Iran dalam berbagai situasi tempur, namun digunakannya juga rudal anti-radiation akan memaksa kapal-kapal perang AS mencegat rudal tersebut, sehingga akan mengurangi jumlah rudal dalam stok untuk mencegat rudal Iran lainnya (seperti Khaleej Fars). Seperti halnya Fateh-110, rudal Hormuz-1 dan Hormuz-2 juga memiliki jangkauan 300 kilometer.
Senjata lain yang ditampilkan Iran dalam pameran ini adalah "Ya Ali",
rudal jelajah untuk serangan darat. Rudal ini masih dalam warna
prototipe, menjadi yang terunik diantara item rudal lain yang
ditampilkan, menunjukkan bahwa rudal ini masih dalam pengembangan atau
belum digunakan militer Iran. Hanya sedikit informasi yang diketahui
mengenai rudal Ya Ali, namun disebut-sebut rudal ini sudah memiliki
jangkauan 700 kilometer. Bila saatnya rudal ini sudah melengkapi militer
Iran dalam jumlah besar dan dilengkapi dengan sistem pemandu modern,
tentu akan membuat suhu keseimbangan militer di kawasan teluk semakin
panas. Dibandingan dengan sistem pertahanan anti rudal balistik, sistem
pertahanan anti rudal jelajah masih dalam pertumbuhan. Uni Emirat Arab
menjadi satu-satunya negara di Teluk yang mengakuisisi sistem pertahanan
jarak pendek untuk rudal jelajah, yaitu sistem Pantsir dari Rusia.
Sementara rudal Ya Ali baru kali ini ditampilkan ke publik, namun
sebenarnya ini bukan rudal pertama dari jenisnya yang Iran telah
umumkan. Pada September 2012, seorang pejabat tinggi Iran mengatakan akan menampilkan rudal jelajah Meshkat dengan jangkauan 2.000 kilometer.
Namun rudal ini (Meskhat) tidak pernah ditampilkan, dan diketahui bahwa
Iran telah memperoleh sejumlah rudal jelajah jarak menengah (peluncuran
dari udara) era Uni Soviet dari Ukraina. Pada tahun 2013, ada laporan
Ancaman Rudal Jelajah dan Balistik oleh National Air and Space
Intelligence Center Amerika Serikat yang menyebutkan bahwa Meshkat
adalah rudal jelajah dengan hulu ledak konvensional dengan jangkauan
2.000 kilometer, bisa diluncurkan dari udara, kapal perang, dan sistem
peluncur lainnya yang berbasis darat. Tapi untuk rudal Ya Ali tidak
disebutkan dengan jelas, apakah rudal jelajah jarak pendek ini juga bisa
diluncurkan dari pesat terbang dan kapal perang.
Item lain terkait kemampuan A2/AD yang ditampilkan Iran adalah versi rudal balistik Zelzal-3 yang dilengkapi dengan hulu ledak cluster, dan bom Raad-301 precision guided. Rudal Zelzal-3 adalah rudal balistik dengan hulu ledak cluster pertama yang ditampilkan Iran kepada publik.
Sudah banyak amunisi presisi udara lain buatan Iran yang seperti Raad-301. Namun sebagian besar adalah bom laser-guided and electro-optically guide, sedangkan Raad-301 dinilai memanfaatkan panduan GPS. Mengingat juga bahwa pameran ini dilaksanakan oleh IRGC dan bukan oleh Angkatan Udara, maka bisa diasumsikan bahwa Raad-301 dimaksudkan untuk menjadi pelengkap tempur bagi UAV IRGC seperti Shahed-129 (kelas predator) dan UAV tempur bertenaga jet Karrar. Dengan Raad-301, artinya UAV Karrar akan berkontribusi lebih dalam pertempuran, sekaligus melengkapi variasi serangan Angkatan Bersenjata Iran.
http://www.artileri.org
Rudal Ya Ali (warna Orange). Gambar: Farnews |
Item lain terkait kemampuan A2/AD yang ditampilkan Iran adalah versi rudal balistik Zelzal-3 yang dilengkapi dengan hulu ledak cluster, dan bom Raad-301 precision guided. Rudal Zelzal-3 adalah rudal balistik dengan hulu ledak cluster pertama yang ditampilkan Iran kepada publik.
Sudah banyak amunisi presisi udara lain buatan Iran yang seperti Raad-301. Namun sebagian besar adalah bom laser-guided and electro-optically guide, sedangkan Raad-301 dinilai memanfaatkan panduan GPS. Mengingat juga bahwa pameran ini dilaksanakan oleh IRGC dan bukan oleh Angkatan Udara, maka bisa diasumsikan bahwa Raad-301 dimaksudkan untuk menjadi pelengkap tempur bagi UAV IRGC seperti Shahed-129 (kelas predator) dan UAV tempur bertenaga jet Karrar. Dengan Raad-301, artinya UAV Karrar akan berkontribusi lebih dalam pertempuran, sekaligus melengkapi variasi serangan Angkatan Bersenjata Iran.
http://www.artileri.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar