Kemarin
ada penemuan mengejutkan di Laut Jawa yang diungkap tim peneliti dari
Pusat Arkeologi Nasional, yakni bangkai kapal selam Nazi Jerman tipe
Unterseeboot atau U-Boat. Penemu bangkai kapal adalah para penyelam
lokal dari Karimun Jawa. Bahkan di reruntuhan kapal ini juga ditemukan
sejumlah perkakas angkatan laut Jerman.
"Baru pertama
ini kita menemukan reruntuhan kapal selam Jerman. Kalau kapal perang
sisa perang dunia II sudah sering, tapi kapal selam apalagi jenis U-Boat
baru kali ini," kata Ketua Tim Peneliti Pusat Arkeologi Nasional
Bambang Budi Utomo saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (19/11).
Pertanyaannya,
apakah kapal itu berkaitan dengan isu bahwa Adolf Hitler, pimpinan Nazi
Jerman, meninggal di Indonesia? Agaknya terlalu cepat menyimpulkan
demikian. Tapi yang pasti, sampai kini kematian Hitler masih menjadi
misteri.
Sebelumnya,
pimpinan partai Nazi berjuluk Fuhrer, itu diyakini tewas bunuh diri di
sebuah bunker di Berlin pada 30 April 1945. Namun, berita itu ternyata
salah. Seperti dikutip dari laman Daily Telegraph, Senin 28 September
2009, Program History Channel Documentary Amerika Serikat, menyebut
tengkorak Hitler yang disimpan Rusia bukan milik sang Fuhrer.
Belakangan
diketahui tengkorak tersebut milik perempuan berusia di bawah 40 tahun,
bukan Hitler yang dinyatakan meninggal di usia 56 tahun. Penemuan ini,
menguatkan kembali teori konspirasi bahwa Hitler tidak mati pada 1945.
Dia diduga melarikan diri dan mati di usia tua.
Tak syak,
sejumlah teori langsung mengemuka pasca-fakta tengkorak Hitler diungkap
Daily Telegraph. Ada yang mengatakan Hitler meninggal di Argentina,
Brazil, Amerika Selatan, bahkan Indonesia. Tapi tulisan ini tidak
mengulas tentang teori konspirasi kematian Hitler di negara lain selain
Indonesia.
Di Tanah Air
sempat muncul buku yang ditulis KGPH Soeryo Goeritno Msc. Judulnya:
Rahasia yang terkuak - Hitler mati di Indonesia. Kisah Hitler mati di
Indonesia diawali dari sebuah artikel di Harian Pikiran Rakyat pada
1983. Penulisnya bernama dr Sosrohusodo, dokter lulusan Universitas
Indonesia yang pernah bertugas di kapal yang dijadikan rumah sakit
bernama 'Hope' di Sumbawa Besar.
Sosro
menceritakan pengalamannya bertemu dengan dokter tua asal Jerman bernama
Poch di Pulau Sumbawa Besar pada 1960. Poch adalah pimpinan sebuah
rumah sakit terbesar di pulau tersebut. Dia mengklaim, Poch, dokter tua
asal Jerman yang dia temui dan ajak bicara, itu adalah Hitler di masa
tuanya.
Bukti-bukti
yang diajukan Sosro, adalah Poch tak bisa berjalan normal, dan selalu
menyeret kaki kirinya ketika berjalan. Kemudian, tangan kiri dokter
Jerman itu selalu bergetar. Dia juga punya kumis vertikal mirip Charlie
Chaplin, dengan kepala gundul.
Kondisi ini
diyakini mirip dengan gambaran Hilter di masa tuanya, seperti yang dia
temukan di sejumlah buku biografi sang Fuhrer. Saat bertemu dengannya
pada 1960, orang yang diduga Hitler berusia 71 tahun dan sangat
misterius: tidak punya lisensi untuk jadi dokter, bahkan dia sama sekali
tak punya keahlian tentang kesehatan.
Sosro mengaku
pernah memeriksa tangan kiri Poch yang selalu bergetar. Saat menanyakan
kapan gejala ini mulai terjadi, Poch lalu bertanya pada istrinya yang
lalu menjawab, "ini terjadi ketika Jerman kalah di pertempuran dekat
Moskow. Saat itu Goebbels mengatakan padamu bahwa kau memukuli meja
berkali-kali."
Goebbels yang
disebut istri Poch diduga adalah Joseph Goebbe, menteri propaganda
Jerman yang dikenal loyal dengan Hilter. Kata Sosro, istri Poch, yang
diduga Eva Braun, beberapa kali memanggil suaminya 'Dolf', yang diduga
kependekan dari Adolf Hitler.
Itulah
sepenggal kisah Hitler dalam buku yang ditulis KGPH Soeryo Goeritno Msc.
Anda bisa percaya atau tidak dengan buku itu. Namun demikian, bagi
penganut teori konspirasi, penemuan kapal selam U-Boat yang misterius,
itu setidaknya bisa dijadikan referensi baru, benarkah Hitler mati di
Indonesia.
http://militaryanalysisonline.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar