Pada akhir
Oktober lalu China menampilkan armada kapal selam nuklirnya di media
untuk yang pertama kalinya. Tema dari unjuk kekuatan China ini adalah
bahwa sejak 42 tahun dioperasikan, belum ada satupun kapal selam nuklir
China yang mengalami kecelakaan pada reaktor nuklirnya. Berbeda dengan
Rusia yang menjadi satu-satunya negara yang mengalami kecelakaan kapal
selam nuklir.
Dalam 60 tahun
terakhir, dunia telah menghabiskan ratusan miliar dolar untuk
mengembangkan dan membangun kapal selam bertenaga nuklir. Sekitar 300
kapal telah dibangun hingga saat ini, dan sebagian besar milik Rusia.
Meskipun terkesan angker, kenyataannya kapal selam nuklir baru satu kali
digunakan dalam pertempuran yaitu pada tahun 1982 ketika sebuah SSN
(kapal selam serang bertenaga nuklir) Inggris menenggelamkan sebuah
kapal jelajah Argentina.
Ketika Perang
Dingin berakhir, Rusia mulai melakukan cek ulang besar pada armada besar
kapal selam nuklirnya, yang terdiri dari puluhan kapal selam tua yang
ternyata jumlah yang bermasalah lebih banyak daripada jumlah patut
dipertahankan. Dengan runtuhnya kekuatan kapal selam Rusia, Angkatan
Laut Amerika Serikat otomatis menjadi kekuatan utama dunia untuk kapal
selam nuklir, mencapai 100 kapal selam nuklir pada akhir Perang Dingin,
namun saat ini menyusut hingga di bawah angka 50.
Saat ini China
mengoperasikan sekitar 12 kapal selam nuklir yang terdiri dari 8 SSN dan
4 SSBN (kapal selam nuklir rudal balistik). Meskipun sudah 42 tahun
China menguasai teknologi pembangunan kapal selam nuklir, track
record-nya selama itu tidak bagus. Terutama soal kebisingan, SSN China
terlalu bising (mudah dideteksi) dan kurang dapat diandalkan. SSN China
juga jarang sekali melaut, mungkin inilah salah satu alasan mengapa
negara ini tidak pernah mengalami kecelakaan kapal selam nuklir.
Sedangkan SSBN China juga bukan desain baru karena pada dasarnya itu
adalah SSN namun lebih besar. Selain itu, SSBN China juga belum
sekalipun melakukan patroli tempur (melaut 1 bulan penuh atau lebih,
lengkap dengan rudal balistik), dan misi pelatihannya juga tidak banyak.
Setidaknya
butuh waktu satu dekade bagi China untuk membangun kapal selam nuklir
pertamanya, yaitu Tipe 091 Long March yang mulai masuk layanan pada
1974. Sebagai SSN pertama (tahap belajar), kapal selam ini tidak lagi
dioperasikan hingga pertengahan 1980-an. Tipe 091 berukuran kecil (4.100
ton) dan diawaki oleh sekitar 75 pelaut. Didalamnya tertanam sonar
buatan Perancis, dan berbagai peralatan elektronik lainnya yang
merupakan buatan asing. Pada 1980-an China diperkirakan akan
menonaktifkan kapal-kapal selam nuklir ini, namun ternyata tidak, China
memperbaiki dan meng-upgrade-nya. Sudah lima unit Tipe 091 yang
dibangun, dua sudah pensiun dan satu lagi diubah menjadi museum.
Meskipun sudah di-upgrade, Tipe 091 juga jarang sekali pergi melaut.
Selama ini China hanya menggunakannya untuk pelatihan awak, ini semua
karena tingkat kebisingan kapal yang tidak layak untuk tugas tempur.
Tipe 091
dianggap lebih membahayakan kru daripada musuh. Meskipun belum pernah
mengalami kecelakaan reaktornya, tapi tidak dapat diandalkannya kapal
selam ini dan risiko bocornya radiasi, telah membuat ketakutan besar
bagi mereka yang mengawakinya. Generasi SSBN China pertama, yaitu Tipe
092 (6.500 ton) mulai dioperasikan pada awal 1980-an, merupakan versi
yang lebih besar dari Tipe 091. Tipe 092 dilengkapi dengan empat tabung
rudal, dan juga jarang pergi melaut. Selanjutnya China kembali
menghabiskan waktu untuk membangun kapal selam nuklir yang lebih baik
lagi, terutama untuk mengatasi masalah kebisingan, yaitu dengan
membangun SSN Tipe 093 dan SSBN Tipe 094.
SSN Tipe 093
muncul pada tahun 2002. Tipe 093 juga sudah dinggap teknologi usang oleh
China, lalu muncullah SSN Tipe 095 yang diluncurkan pada tahun 2010 dan
diharapkan akan masuk layanan pada 2015 nanti. Tipe 095 saat ini telah
menjalani uji coba laut namun sedikit sekali informasi mengenai kapal
selam nuklir baru China ini.
SSBN Tipe 094
Tipe 093 dan
Tipe 094 China desainnya mirip dengan kapal selam Victor III Rusia,
namun pada Tipe 094 terdapat penambahan kompartemen rudal (karena untuk
difungsikan sebagai SSBN). Menggunakan desain SSN dan selanjutnya
menambahkan kompartemen tambahan untuk rudal balistik bukanlah hal baru,
Amerika Serikat sudah melakukannya di tahun 1950 untuk melahirkan SSBN
pertamanya. China tampaknya memang melakukan hal yang sama dengan desain
SSN, hasilnya lahirlah SSBN yang lebih besar dengan bobot benaman
(displacement) 9.000 ton. Prioritas China untuk SSBN tampaknya adalah
pada Tipe 094, yang dilengkapi dengan rudal nuklir yang mampu mencapai
Amerika Serikat, sekaligus menjadikan China memiliki pengaruh besar di
dunia.
Kembali ke SSN
Tipe 093, setelah kapal ini pergi melaut, rupanya China tidak puas
dengan kinerjanya karena Tipe 093 masih berisik dan memiliki daftar
panjang cacat kecil. Hingga kini China terus dihantui problem mendasar
dalam membangun kapal selam nuklir, namun bangsa China terus bertekad
untuk membangun kapal selam nuklir yang lebih baik lagi.
Kini China
telah membangun Tipe 94 dan saat ini mungkin sudah enam unit. Meskipun
SSBN 094 sudah dalam layanan, sama seperti yang sebelumnya, kapal selam
ini juga belum pernah melakukan patroli laut. Tipe 094 pertama kali
diluncurkan pada 2004 dan dikatakan masuk layanan pada 2007. Tipe 094
juga mirip dengan SSN 093. SSBN ini dipersenjatai dengan dua belas rudal
balistik JL-2 dan enam tabung torpedo.
Menguasai
teknologi SSBN memang menakutkan bagi negara lain. Namun China tidak
terburu-buru mengoperasikan kapal-kapal selam nuklirnya secara penuh.
Jika jadi, 094 akan memulai patroli tempur pertamanya pada 2014. Namun
tidak hanya pada kapal selam, ini juga tergantung dari kesiapan rudal
balistik JL-2.
http://militaryanalysisonline.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar