Telah lebih dari beberapa dekade helikopter dan pesawat yang terbang
rendah dilengkapi dengan sistem pertahanan diri untuk mendeteksi rudal
pencari panas yang mendekat, berikut sistem countermeasures
(penanggulangan) otomatis untuk mencegah rudal menghantamnya. Sekarang,
sebuah perusahaan Israel sedang mengembangkan sistem serupa untuk
mengatasi tembakan musuh dari darat. Sistem baru ini akan sangat
bermanfaat seperti untuk helikopter evakuasi medis, yang mana secara
rutin terbang di ruang udara yang berbahaya untuk menjemput tentara yang
terluka.
Prinsip operasi anti-ground fire system ini sama dengan sistem anti rudal kebanyakan. Yakni dirancang sebagai sistem pertahanan untuk rudal permukaan ke udara yang ditembakkan secara personel (Manpads), seperti rudal SAM-7 atau Stinger.
Sistem anti rudal baru Israel ini terdiri dari dua komponen. Pertama, ada empat sensor deteksi ultraviolet (berat sekitar 2 kg) dipasang di beberapa area helikopter atau pesawat untuk mendeteksi rudal yang mendekat. Sensor ini terhubung dengan komputer (berat 3-5 kg) dengan perangkat lunak untuk menentukan apakah objek itu memang rudal dan kemana arah tujuannya. Selanjutnya komponen deteksi yang terhubung ke sistem countermeasure baik dengan menggunakan flare dan chaff (strip foil logam) atau laser yang akan membingungkan sistem pencari rudal. Tergantung dari jenis dan modelnya, komponen ini berbobot antara 14-20 kg.
Komputer sistem anti rudal juga dapat mengontrol menara senapan mesin yang dipasang di bagian bawah helikopter atau pesawat guna menghentikan tembakan musuh atau setidaknya mengacaukan rencana mereka. Sensor ini bukan mendeteksi panas, namun mengidentifikasi cahaya dan suara tembakan atau desingan peluru. Detektor semacam ini sebenarnya telah digunakan di darat selama lebih dari satu dekade untuk mendeteksi penembak jitu, dan dinilai sangat efektif.
Prinsip operasi anti-ground fire system ini sama dengan sistem anti rudal kebanyakan. Yakni dirancang sebagai sistem pertahanan untuk rudal permukaan ke udara yang ditembakkan secara personel (Manpads), seperti rudal SAM-7 atau Stinger.
Sistem anti rudal baru Israel ini terdiri dari dua komponen. Pertama, ada empat sensor deteksi ultraviolet (berat sekitar 2 kg) dipasang di beberapa area helikopter atau pesawat untuk mendeteksi rudal yang mendekat. Sensor ini terhubung dengan komputer (berat 3-5 kg) dengan perangkat lunak untuk menentukan apakah objek itu memang rudal dan kemana arah tujuannya. Selanjutnya komponen deteksi yang terhubung ke sistem countermeasure baik dengan menggunakan flare dan chaff (strip foil logam) atau laser yang akan membingungkan sistem pencari rudal. Tergantung dari jenis dan modelnya, komponen ini berbobot antara 14-20 kg.
Komputer sistem anti rudal juga dapat mengontrol menara senapan mesin yang dipasang di bagian bawah helikopter atau pesawat guna menghentikan tembakan musuh atau setidaknya mengacaukan rencana mereka. Sensor ini bukan mendeteksi panas, namun mengidentifikasi cahaya dan suara tembakan atau desingan peluru. Detektor semacam ini sebenarnya telah digunakan di darat selama lebih dari satu dekade untuk mendeteksi penembak jitu, dan dinilai sangat efektif.
Baca juga: Israel akan Pasang Laser Anti Rudal pada Pesawat Sipil
Sistem anti serangan darat ini akan lebih efektif lagi ketika dioperasikan bersama dengan senapan mesin, yaitu untuk memberikan serangan sporadis ke lokasi munculnya serangan di darat. Pesawat atau helikopter terbang cukup cepat sehingga tembakan sporadis senapan mesin ke darat akan sangat membantu setidaknya agar musuh berhenti menembak atau mengacaukan rencana mereka. Dan pada saat penembak musuh di darat sudah "tenang" dan bersiap menembak kembali, helikopter atau pesawat sudah terlalu jauh dari jangkauan senjata mereka.
Sumber : http://www.artileri.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar