Liputan6.com, Jakarta : Penerbitan sertifikasi kelayakan pemasaran mobil murah dan ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) dinilai sebagai tindakan yang justru memiliki dampak negatif lebih banyak jika dibanding manfaatnya bagi Indonesia.
"Kalau untuk kota Jakarta dimana mobil itu sudah terlalu banyak pasti negatif karena masih banyak kendaraan di jalan dan padahal kita sekarang sedang mendukung atau berpihak terhadap angkutan umum. Jadi itu pasti menurut saya akan justru negatif," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com seperti ditulis Rabu (23/10/2013).
Meski, Ellen juga mengakui jika dampak positif dari keberadaan mobil murah adalah di daerah-daerah yang masih belum memiliki banyak kendaraan.
Sehingga dengan masuknya mobil murah ke daerah ini, diharapkan mampu mengkonversi sepeda motor ke transportasi yang lebih aman dan nyaman layaknya mobil.
"Tapi low cost itu kalau digunakan di luar Jabodetabek itu nggak papa, tapi bisa tidak dibuat seperti itu. Kenyataannya semua di Jakarta, uang beredar lebih banyak di Jakarta, ya Jabodetabek. Jadi agak sulit juga," aku dia.
Beberapa waktu lalau Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menghimbau apabila terdapat mobil murah kedapatan mengisi premium, diharapkan masyarakat langsung memotret dan kemudian mengirimkannya ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Kedepan Kementrian Perindustrian juga akan bekerja sama dengan pihak SPBU dalam rangka membatasi penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Namun menurut Ellen yang juga menjadi Kepala Laboratorium Transportasi Universitas Indonesia ini langkah pemerintah untuk mengendalikan LCGC dengan cara tersebut dinilai tidak akan efektif. (Yas/Nur)
http://bisnis.liputan6.com/read/727265/mobil-murah-buruk-bagi-jabodetabek-baik-di-daerah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar