(VIVAnews/ Muhamad Solihin)
"Tidak ada masalah, load situs kami besar," ujar Difi kepada VIVAnews.
Difi menambahkan, bank sentral tidak mempermasalahkan perang siber itu.
Menurut Difi, tiap hari kunjungan pengguna internet ke situs bank sentral memang cukup tinggi. "Biasanya mengecek informasi di BI, misalnya soal nilai tukar rupiah," kata Difi.
Diduga perang siber itu hingga kini masih berlangsung. Beberapa situs milik pemerintah Indonesia juga swasta tampak tumbang. Begitu pun situs-situs milik Australia.
Para peretas negeri Kanguru itu mengincar situs-situs perusahaan Indonesia, seperti portal viva.co.id, www.detik.com, www.kaskus.co.id. Situs ini juga mengincar instansi pemerintah seperti www.kpk.go.id, www.polri.go.id, dan www.bnn.go.id.
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/460136-perang-siber-peretas-indonesia-vs-australia--situs-bi-tidak-masalah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar