Batu akik dari Garut sudah mendunia. Tak sedikit kolektor dari luar
negeri yang juga berburu keindahan batu Ijo Garut hingga Pancawarna
Edong. Tapi tahukah, bahwa batu-batu indah itu umumnya berasal dari
kawasan Bungbulang, Garut selatan.
Para pemburu akik menembus hutan hingga sampai di kawasan perbukitan yang memiliki jejak batu indah. Tak mudah untuk menemukan batu itu, bahkan para penambang bisa sampai menggali hingga kedalaman 100 meter.
"Jangan salah, mereka itu di lokasi tambang sudah ditunggui para pembeli. Bahkan sampai mengambil nomor antrean," terang praktisi akik Garut, Asep Kuswara yang ditemui akhir pekan lalu di Garut.
Untuk mencapai lokasi pun tak mudah, dari parkir mobil terakhir harus berjalan hingga 2 Km dengan kontur turun naik bukit. "Saya pernah dua hari dua malam nginep nungguin batu," terang pria yang memiliki usaha Kencana Gemstone di Jl Sudirman, Garut ini.
Membeli dari penambang akan lebih murah dibanding membeli dari para tengkulak. Harga di tengkulak bisa berbeda mencapai puluhan juta rupiah.
Sebagai informasi, harga bahan batu akik kualitas super pun mencapai ratusan juta rupiah. Seperti pengakuan dari Yudi Nugraha, pemilik usaha Lasminingrat Gemstone. Tapi bagi Yudi, nilai itu tak seberapa ketika akiknya memenangi lomba.
"Akik Garut itu nomor satu, dari bahan serat kayu yang jadi fosil. Nggak ada yang ngalahin," aku dia.
Tapi cerita punya cerita, biasanya para penambang melakukan sesuatu ritual sebelum menambang di lokasi baru. Mulai dari potong kambing, sampai menaruh buah-buahan di lokasi.
"Ah, tapi itu juga nanti dimakan sama tukang galinya," tegas Asep diiringi derai tawa.
Percaya tak percaya, cerita soal di luar kuasa manusia memang selalu ada dalam urusan perbatuan. "Tetap saja, urusan batu urusan Tuhan. Memang ada cerita soal batu yang begini begitu, tapi kita tetap percaya Allah yang menciptakan batu," tegas Asep menutup ceritanya.
http://news.detik.com
Para pemburu akik menembus hutan hingga sampai di kawasan perbukitan yang memiliki jejak batu indah. Tak mudah untuk menemukan batu itu, bahkan para penambang bisa sampai menggali hingga kedalaman 100 meter.
"Jangan salah, mereka itu di lokasi tambang sudah ditunggui para pembeli. Bahkan sampai mengambil nomor antrean," terang praktisi akik Garut, Asep Kuswara yang ditemui akhir pekan lalu di Garut.
Untuk mencapai lokasi pun tak mudah, dari parkir mobil terakhir harus berjalan hingga 2 Km dengan kontur turun naik bukit. "Saya pernah dua hari dua malam nginep nungguin batu," terang pria yang memiliki usaha Kencana Gemstone di Jl Sudirman, Garut ini.
Membeli dari penambang akan lebih murah dibanding membeli dari para tengkulak. Harga di tengkulak bisa berbeda mencapai puluhan juta rupiah.
Sebagai informasi, harga bahan batu akik kualitas super pun mencapai ratusan juta rupiah. Seperti pengakuan dari Yudi Nugraha, pemilik usaha Lasminingrat Gemstone. Tapi bagi Yudi, nilai itu tak seberapa ketika akiknya memenangi lomba.
"Akik Garut itu nomor satu, dari bahan serat kayu yang jadi fosil. Nggak ada yang ngalahin," aku dia.
Tapi cerita punya cerita, biasanya para penambang melakukan sesuatu ritual sebelum menambang di lokasi baru. Mulai dari potong kambing, sampai menaruh buah-buahan di lokasi.
"Ah, tapi itu juga nanti dimakan sama tukang galinya," tegas Asep diiringi derai tawa.
Percaya tak percaya, cerita soal di luar kuasa manusia memang selalu ada dalam urusan perbatuan. "Tetap saja, urusan batu urusan Tuhan. Memang ada cerita soal batu yang begini begitu, tapi kita tetap percaya Allah yang menciptakan batu," tegas Asep menutup ceritanya.
http://news.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar