Warga Kabupaten Bireuen, Aceh, saat ini terkena demam batu akik.
Demam batu akik "mewabah" di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Salah satunya di Kabupaten Bireuen, Aceh. Begitu banyak perajin batu yang belakangan ini diserbu pembeli.
Dari pengamatan Kompas.com, Rabu (7/1/2015), puluhan pengrajin membuka lapak mereka dengan aneka batu di Langgar Square. Mereka menjual berbagai bentuk batu, dari yang berupa bongkahan besar hingga yang sudah dipotong kecil-kecil.
Menurut salah seorang perajin batu akik, Amir, belakangan ini minat pembeli terhadap batu akik cukup tinggi. ”Memang peminat batu akik di Bireuen tinggi sejak puluhan tahun lalu. Tapi seiring banyaknya jenis yang diperjual belikan, transaksi batu akikpun terdongkrak naik,” jelas Amir.
Diakuinya beberapa bulan terakhir jenis batu giok dan solar merupakanya yang paling dicari. Pelanggan tak sungkan merogoh kantong cukup dalam hanya untuk sebuah batu seukuran kelereng.
Sementara itu Saifan, seorang pengagum batu akik mengakui awalnya ia hanya sekedar suka memakai batu akik sebagai pemanis cincin yang diikat dari perak. Namun lama kelamaan seiring booming-nya batu jenis ini, ia pun menggilai dan mengoleksi aneka jenis batu tersebut.
”Hampir setiap hari saya menyempatkan diri datang ke gang ini atau beberapa tempat yang dijadikan lokasi pengrajin batu giok ini,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Bireuen, Ruslan M.Daud, mengakui bahwa batu alam dari sungai di Kabupaten Bireuen tersebut cukup indah dan langka ditemukan di daerah lain. Tak jarang untuk cinderamata ia juga memanfaatkan batu giok dimaksud untuk cinderamata para tamu maupun saat ia bertandang ke daerah lainnya.
”Bukan dilihat dari harganya namun ciri khas batu ini perlu kita perkenalkan kepada daerah lain agar potensi daerah kita tergali,” jelasnya.
Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar