Banjir 2007
Tentunya banyak yang terkaget-kaget dengan banjir di Jakarta. Rumah yang dahulunya dinilai aman ternyata sekarang banjir cukup sedeng …. sedengkul !
Mengapa ?
Ada beberapa alasan mengapa banjir ini tidak seperti yang dahulu ditahun 2002. Banjir tahun 2002 cukup membuat Jakarta lumpuh. Namun kali ini di tahun 2007 hampir 60% kota Jakarta terendam.
Curah hujan.
Curah hujan yang terjadi kali ini relatif lebih besar dibanding tahun 2002. Pada tahun 2002 ketika Istana negara terkena banjir, hanyalah diakibatkan banjir kiriman dari Bogor. Namun tahun 2007 ini curah hujan tidak hanya di Bogor, bahkan di Jakarta sendiri juga terjadi hujan cukup deras hingga lebih dari tujuh jam pada hari Kamis malam (1/02-07).
Curah hujan yang cukup deras ini memang ada yang menganggap akibat perubahan cuaca dan perubahan iklim global.
Kenaikan Muka Air Laut
Pemanasan global memang menunjukkan kenaikan muka air laut. Namun kenaikan ini tidak terasa dalam lima tahun terakhir. Walopun saat ini sangat “diwanti-wanti” atau di peringatkan untuk mulai melihat perkotaan yang berada di kawasan pantai landai misalnya Palembang, Jakarta, Semarang dan Surabaya.
Kenaikan muka air laut ini tidak hanya karena global, karena kenaikan global ini sangat pelaan. Tetapi kenaikan karena air pasang sangat mungkin mempengaruhi. Kalau tidak salah saat ini kan sedang bulan purnama. Sehingga terjadi pasang purnama.
Kenaikan muka air laut akan membuat air lebih lambat mengalir ke laut. Beda ketinggan yang sebelumnya mampu mengalirkan air dengan cepat dengan gaya gravitasi menjadi berkurang. Kelampabatan pengaliran inilah yang menjadikan air semakin lama surut.
Perubahan topografi
Kalau melihat lokasi banjir yg cukup parah di Jakarta seperti yang trelihat dalam peta sebelumnya. Terlihat bahwa banjir ini lebih banyak pada lokasi yang sudah menjadi pelanggan banjir. Namun banyak juga yag merasa rumahnya baru kali ini terkena banjir.
Banjir tahun 2002 sangat mengagetkan, sehingga banyak sekali penanganan banjir dilakukan dengan pencegahan antara lain meninggikan tanggul, meninggikan rumah. Dan selain itu juga pembangunan perumahan-perumahan baru atau reklamasi kompleks kumuh sebelumnya menjadi kawasan yang dianggap lebih tertata. NAmun perubahan topografi ini banyak yang tidak disadari oleh pemilik rumah yang merasa aman di tahun 2002. Sehingga tahun 2002 menjadi tolok ukur “keamanan” dari banjir.
Gambar diatas menunjukkan beberapa karakterisktik lokasi-lokasi banjir di Jakarta. Dimana ada tempat yang selalu banjir, ada yang selalu aman, dan ada yg menajdi lokasi banjir ditahun 2007 padahal dahulunya aman.
Nah dimana rumah anda ?
http://rovicky.wordpress.com/2007/02/04/mengapa-20-tahun-aman-kok-sekarang-banjir/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar