Sindonews.com - Selain faktor alam, penyebab banjir di Jakarta adalah faktor manusia. Bahkan, faktor manusia dinilai paling dominan menjadi penyebab banjir di ibu kota negara ini.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, disiplin dan kesadaran masyarakat ibu kota terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan sampai saat ini masih rendah.
"Mereka membuang sampah sembarangan, di kali sehingga menyumbat aliran air, ketika hujan deras air meluap, lalu banjir tidak bisa dihindarkan," ujar Sutopo kepada Sindonews, Senin (24/12/2012).
Yang lebih kompleks lagi adalah persoalan ekonomi masyarakat Jakarta yang menyebabkan mereka tinggal dan bermukim di daerah-daerah yang tidak sewajarnya yakni di bantaran sungai.
Tak sedikit warga di Jakarta menjadikan bantaran sungai sebagai tempat tinggal. Akibatnya, karena adanya bangunan-bangunan liar itu, badan sungai menjadi menyempit dan terjadi pendangkalan sungai.
"Idealnya Sungai Ciliwung lebarnya 50 meter, tapi akibat pemukiman liar itu, jadi menyempit menjadi 30 meter," jelas Sutopo lagi. Bahkan ada juga yang nekat mendirikan bangunan di tengah sungai atau daerah kekuasaan sungai.
Selain masalah pemukiman liar, sspek penggunaan lahan dan tata ruang kota ikut menyumbang penyebab banjir. Pembangunan perumahan, mal, dan jalan telah menutup permukaan tanah menyebabkan resapan air menjadi tertutup. Bahkan, kawasan resapan air di Jakarta saat ini semakin berkurang.
"Sehingga, ketika hujan deras dari hulu kemudian sungai tak bisa menampung akibatnya menimbulkan genangan di mana-mana," imbuh Sutopo.
Sementara faktor alam, 40 persen atau sekitar 24.000 hektar wilayah Jakarta merupakan dataran rendah. Seperti di daerah Jakarta Utara yakni di Sungai Bambu, Papanggo, Warakas, ketinggiannya berada di bawah muka air laut pasang. Saat ini, baru sekitar 9.000 hektar dataran rendah itu bisa di atasi.
(lns)
http://metro.sindonews.com/read/2012/12/24/31/700215/prilaku-manusia-faktor-dominan-penyebab-banjir-jakarta
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, disiplin dan kesadaran masyarakat ibu kota terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan sampai saat ini masih rendah.
"Mereka membuang sampah sembarangan, di kali sehingga menyumbat aliran air, ketika hujan deras air meluap, lalu banjir tidak bisa dihindarkan," ujar Sutopo kepada Sindonews, Senin (24/12/2012).
Yang lebih kompleks lagi adalah persoalan ekonomi masyarakat Jakarta yang menyebabkan mereka tinggal dan bermukim di daerah-daerah yang tidak sewajarnya yakni di bantaran sungai.
Tak sedikit warga di Jakarta menjadikan bantaran sungai sebagai tempat tinggal. Akibatnya, karena adanya bangunan-bangunan liar itu, badan sungai menjadi menyempit dan terjadi pendangkalan sungai.
"Idealnya Sungai Ciliwung lebarnya 50 meter, tapi akibat pemukiman liar itu, jadi menyempit menjadi 30 meter," jelas Sutopo lagi. Bahkan ada juga yang nekat mendirikan bangunan di tengah sungai atau daerah kekuasaan sungai.
Selain masalah pemukiman liar, sspek penggunaan lahan dan tata ruang kota ikut menyumbang penyebab banjir. Pembangunan perumahan, mal, dan jalan telah menutup permukaan tanah menyebabkan resapan air menjadi tertutup. Bahkan, kawasan resapan air di Jakarta saat ini semakin berkurang.
"Sehingga, ketika hujan deras dari hulu kemudian sungai tak bisa menampung akibatnya menimbulkan genangan di mana-mana," imbuh Sutopo.
Sementara faktor alam, 40 persen atau sekitar 24.000 hektar wilayah Jakarta merupakan dataran rendah. Seperti di daerah Jakarta Utara yakni di Sungai Bambu, Papanggo, Warakas, ketinggiannya berada di bawah muka air laut pasang. Saat ini, baru sekitar 9.000 hektar dataran rendah itu bisa di atasi.
(lns)
http://metro.sindonews.com/read/2012/12/24/31/700215/prilaku-manusia-faktor-dominan-penyebab-banjir-jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar