“Sama
seperti saat Irak akan digempur melalui persiapan Operation of Enduring
Freedom, dimana saat ini Indonesia sama juga “sudah terkurung” seperti
Irak, oleh pangkalan-pangkalan AS yang berada di Christmas Island,
Cocos Island, Darwin, Guam, Philippina, Malaysia, Singapore, Vietnam
hingga kepulauan Andaman dan Nicobar beserta sejumlah tempat lainnya.”~
Connie Rahakundini Bakrie, pengamat Pertahanan dan Militer dari
Universitas Indonesia.
Rencana
Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan
Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi besar bagi
kawasan ini, termasuk Indonesia.
Tahun 2020
itu tidak lama. Dalam 6 tahun ke depan, Indonesia sudah terkurung oleh
pangkalan-pangkalan militer AS. Apakah kita sudah sepakat sebagai bangsa
untuk menyadari dan memahami persepsi ancaman yang sebenarnya sedang
dihadapi?
Dengan
kondisi ini, jelas sekali, tidak tersedia waktu banyak bagi elite
Indonesia untuk segera mereposisi arah kebijakan luar negeri dan
pertahanan Indonesia yang lebih tegas, strategis dalam menyikapi
perubahan konstalasi politik di kawasan.
Persoalan
pangkalan militer di ASEAN ini juga harus menjadi bahan perhatian serius
anggota DPR Komisi I DPR dan jangan hanya memperhatikan soal jual beli
senjata saja yang rawan fee makelar. Persoalan-persoalan strategis
menjadi sangat penting dalam memahami perkembangan geopolitik di Asia
Tenggara seiring memanasnya persaingan Amerika Serikat dan RRC dalam
lomba kekuatan pengaruh di Asia Tenggara ini. [Anton DH]
Indonesia
juga harus memperkuat TNI sebagai aktor pertahanan yang tugas utamanya
adalah untuk melindungi segenap wilayah kedaulatan termasuk kekayaan dan
kesejahteraan penduduknya.
Hal yang
terpenting bukan semata persoalan mana Alutsista yang perlu diganti dan
mana yang masih layak pakai. Lebih dari itu, dalam membangun TNI yang
profesional dan berwibawa di mata internasional, diperlukan sebuah grand
strategy and design atas postur TNI. Postur TNI yang ideal untuk
menghadapi segala bentuk ancaman yang segera akan terbentang di kawasan
ini dalam 6 tahun mendatang.
http://militaryanalysisonline.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar