MASTERCHEF Indonesia menjadi tontonan yang selalu dinanti banyak permisa televisi Indonesia. Ternyata, Chef Martin Yan juga mempunyai kesan tersendiri terhadap acara kompetisi memasak ini.
Chef Martin Yan, pengisi acara "Autumn Treasures" di Asian Food Channel, bukan baru-baru ini berkecimpung di dunia kuliner. Dia sudah akrab dengan aktivitas memasak sejak usia 13 tahun. Masa kecilnya memang tidak jauh dari makanan. Sang ayah, yang seorang pemilik restoran, membuatnya tertarik untuk belajar memasak. Awalnya, dia hanya memperhatikan ayahnya memasak dan membantu ibunya di dapur hingga akhirnya terampil bergelut di dapur.
Pada 1978, dia merilis acara televisi pertamanya bertajuk "Yan Can Cook". Selain sering muncul di televisi, Chef Martin Yan juga telah menerbitkan beberapa buku berisi cara memasak dan makanan.
Di luar aktivitas memasak, Chef Martin Yan juga menjadi pemerhati acara memasak, salah satunya MasterChef Indonesia yang tayang tiap Sabtu dan Minggu di RCTI. Dia ternyata menyimpan penilaian tersendiri terhadap acara kompetisi memasak ini.
Chef Martin mengatakan, Masterchef Indonesia merupakan sebuah acara yang bagus dan menarik. Menurutnya, acara kompetisi memasak semacam ini bukan hanya menyuguhkan kegiatan dan tata cara memasak, namun juga hiburan.
"Acara memasak adalah salah satu sarana yang dapat menyatukan seluruh orang karena semua orang suka makan. Semua orang berkumpul untuk menyaksikan acara masak, baik yang kaya maupun yang miskin, sehat ataupun sakit, tua-muda, semuanya," tuturnya kepada wartawan di Hotel Intercontinental Jakarta MidPlaza, Jakarta, baru-baru ini.
Bahkan, dia memprediksi program MasterChef Indonesia akan berkelanjutan dan semakin populer. "Penontonnya akan semakin banyak," ujarnya.
Chef Martin sendiri mengakui bahwa butuh waktu lama untuk seseorang menjadi seorang chef profesional. Namun, dia tidak lantas mencibir predikat yang didapat pemenang sebuah kompetisi memasak. Hanya memang, sang pemenang, tidak boleh langsung puas dengan gelar yang disandang.
"Mereka harus terus mengembangkaan dirinya dengan belajar dan menemukan hal baru. Jangan juga cepat puas. Di Amerika Serikat, misalnya, setiap chef harus terus mengembangkan kemampuannya untuk mendapatkan sebuah sertifikat," tutupnya. (ftr)
Chef Martin Yan, pengisi acara "Autumn Treasures" di Asian Food Channel, bukan baru-baru ini berkecimpung di dunia kuliner. Dia sudah akrab dengan aktivitas memasak sejak usia 13 tahun. Masa kecilnya memang tidak jauh dari makanan. Sang ayah, yang seorang pemilik restoran, membuatnya tertarik untuk belajar memasak. Awalnya, dia hanya memperhatikan ayahnya memasak dan membantu ibunya di dapur hingga akhirnya terampil bergelut di dapur.
Pada 1978, dia merilis acara televisi pertamanya bertajuk "Yan Can Cook". Selain sering muncul di televisi, Chef Martin Yan juga telah menerbitkan beberapa buku berisi cara memasak dan makanan.
Di luar aktivitas memasak, Chef Martin Yan juga menjadi pemerhati acara memasak, salah satunya MasterChef Indonesia yang tayang tiap Sabtu dan Minggu di RCTI. Dia ternyata menyimpan penilaian tersendiri terhadap acara kompetisi memasak ini.
Chef Martin mengatakan, Masterchef Indonesia merupakan sebuah acara yang bagus dan menarik. Menurutnya, acara kompetisi memasak semacam ini bukan hanya menyuguhkan kegiatan dan tata cara memasak, namun juga hiburan.
"Acara memasak adalah salah satu sarana yang dapat menyatukan seluruh orang karena semua orang suka makan. Semua orang berkumpul untuk menyaksikan acara masak, baik yang kaya maupun yang miskin, sehat ataupun sakit, tua-muda, semuanya," tuturnya kepada wartawan di Hotel Intercontinental Jakarta MidPlaza, Jakarta, baru-baru ini.
Bahkan, dia memprediksi program MasterChef Indonesia akan berkelanjutan dan semakin populer. "Penontonnya akan semakin banyak," ujarnya.
Chef Martin sendiri mengakui bahwa butuh waktu lama untuk seseorang menjadi seorang chef profesional. Namun, dia tidak lantas mencibir predikat yang didapat pemenang sebuah kompetisi memasak. Hanya memang, sang pemenang, tidak boleh langsung puas dengan gelar yang disandang.
"Mereka harus terus mengembangkaan dirinya dengan belajar dan menemukan hal baru. Jangan juga cepat puas. Di Amerika Serikat, misalnya, setiap chef harus terus mengembangkan kemampuannya untuk mendapatkan sebuah sertifikat," tutupnya. (ftr)
http://www.okefood.com/read/2012/09/10/299/687595/chef-martin-yan-tak-cibir-kompetisi-masterchef-asalkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar