MENJADI kontestan MasterChef Indonesia, usia
bukanlah suatu hambatan. Terbukti pada Joice (60), ibu rumah tangga yang
sudah memiliki cucu, bisa bertahan hingga Top 6 MasterChef Indonesia.
Dengan semangat dan optimis, Joice menjalani kompetisi MasterChef Indonesia dan mengikuti segala tantangan yang diberikan, sama dengan kontestan lainnya. Pada episode 23 kali ini, Joice mengikuti tantangan Pressure Test karena gagal bertahan saat berpasangan dengan Desi (39, direktur hotel asal Bangka) dalam tantangan Pair Challenge.
Di Pressure Test terakhirnya ini, Joice berhadapan dengan Desi, Opik (30, agen properti asal Jakarta), dan Ken (30, manajer restoran asal Surabaya). Keempatnya ditantang menduplikasi Shish Kebab Roush Bi Lahm, sebuah hidangan dari kawasan Mediterania yang tampilannya menyerupai Nasi Goreng dan Sate.
Secara umum, tidak ada satu kontestan Pressure Test yang paling menonjol menghidangkan menu duplikasi. Keempatnya tidak lepas mendapatkan kritik dari Chef Master Marinka, Degan, dan Juna.
Desi, misalnya, yang hidangannya disebut mendekati duplikasi, potongan dan rasa salad sangat enak, tetapi nasinya terlalu kering meski rasanya enak. Opik, nasi yang dibuatnya disebut belum matang sempurna. Ken, hidangannya dinilai kurang bumbu. Chef Degan sempat memanggil nama Joice dan Desi sebagai dua kontestan terbawah.
Sayang, masakan Joice dinilai paling tidak memuaskan karena ayamnya kurang lama dimarinasi, yoghurt kurang asam, time management kurang baik, serta teknik memasak yang tidak selaras.
"Ibu Joice, urutan cara mengerjakan ketika memasak sangat penting. Ayam seharusnya dimasak duluan karena banyak bakteri dan virus di dagingnya. Jadi, suhu dan durasi memasak enggak ada toleransi," ujar Chef Master Juna saat menilai hidangan Joice.
"Ayam hampir matang. Ingat, ayam tidak boleh tidak matang," sahut Chef Master Marinka.
Bagian paling sulit, yaitu memulangkan salah satu kontestan alias eliminasi, pun tiba. "Opik, kamu pernah terleminasi dan kembali lagi, pencapaian yang bagus. Desi, selalu berambisi, susah dkalahkan. Joice, paling tua tapi bisa disandingkan dengan yang muda, kami harus memulangkan salah satu di antara kalian, bagian yang tersulit," kata Chef Master Degan membuka tahap eliminasi.
Chef Degan bertanya pada Joice, "Ibu Joice, kakinya masih sakit, di rumah ada tukang urut? Saya panggilkan tukang urut ya. Pak, tolong di sini ada yang butuh tukang urut." Tiba-tiba, muncul seorang pria paruh baya yang tak lain suami Joice. Rasa haru pun tercipta di Galeri MasterChef. Sang suami menyatakan rindu Joice, meski menyayangkan dia harus tereliminasi dari Galeri MasterChef.
"Saya bangga bisa sampai 6 besar. Biasanya cuma bisa masakan Indonesia, di sini saya belajar banyak masakan internasional," tutur Joice.
Nantikan kelanjutan perjalanan MasterChef Indonesia bersama kontestan TOP 5, Sabtu dan Minggu, pukul 17.00 WIB di RCTI. Kejutan lainnya menanti mereka di episode berikutnya. (ftr)
Dengan semangat dan optimis, Joice menjalani kompetisi MasterChef Indonesia dan mengikuti segala tantangan yang diberikan, sama dengan kontestan lainnya. Pada episode 23 kali ini, Joice mengikuti tantangan Pressure Test karena gagal bertahan saat berpasangan dengan Desi (39, direktur hotel asal Bangka) dalam tantangan Pair Challenge.
Di Pressure Test terakhirnya ini, Joice berhadapan dengan Desi, Opik (30, agen properti asal Jakarta), dan Ken (30, manajer restoran asal Surabaya). Keempatnya ditantang menduplikasi Shish Kebab Roush Bi Lahm, sebuah hidangan dari kawasan Mediterania yang tampilannya menyerupai Nasi Goreng dan Sate.
Secara umum, tidak ada satu kontestan Pressure Test yang paling menonjol menghidangkan menu duplikasi. Keempatnya tidak lepas mendapatkan kritik dari Chef Master Marinka, Degan, dan Juna.
Desi, misalnya, yang hidangannya disebut mendekati duplikasi, potongan dan rasa salad sangat enak, tetapi nasinya terlalu kering meski rasanya enak. Opik, nasi yang dibuatnya disebut belum matang sempurna. Ken, hidangannya dinilai kurang bumbu. Chef Degan sempat memanggil nama Joice dan Desi sebagai dua kontestan terbawah.
Sayang, masakan Joice dinilai paling tidak memuaskan karena ayamnya kurang lama dimarinasi, yoghurt kurang asam, time management kurang baik, serta teknik memasak yang tidak selaras.
"Ibu Joice, urutan cara mengerjakan ketika memasak sangat penting. Ayam seharusnya dimasak duluan karena banyak bakteri dan virus di dagingnya. Jadi, suhu dan durasi memasak enggak ada toleransi," ujar Chef Master Juna saat menilai hidangan Joice.
"Ayam hampir matang. Ingat, ayam tidak boleh tidak matang," sahut Chef Master Marinka.
Bagian paling sulit, yaitu memulangkan salah satu kontestan alias eliminasi, pun tiba. "Opik, kamu pernah terleminasi dan kembali lagi, pencapaian yang bagus. Desi, selalu berambisi, susah dkalahkan. Joice, paling tua tapi bisa disandingkan dengan yang muda, kami harus memulangkan salah satu di antara kalian, bagian yang tersulit," kata Chef Master Degan membuka tahap eliminasi.
Chef Degan bertanya pada Joice, "Ibu Joice, kakinya masih sakit, di rumah ada tukang urut? Saya panggilkan tukang urut ya. Pak, tolong di sini ada yang butuh tukang urut." Tiba-tiba, muncul seorang pria paruh baya yang tak lain suami Joice. Rasa haru pun tercipta di Galeri MasterChef. Sang suami menyatakan rindu Joice, meski menyayangkan dia harus tereliminasi dari Galeri MasterChef.
"Saya bangga bisa sampai 6 besar. Biasanya cuma bisa masakan Indonesia, di sini saya belajar banyak masakan internasional," tutur Joice.
Nantikan kelanjutan perjalanan MasterChef Indonesia bersama kontestan TOP 5, Sabtu dan Minggu, pukul 17.00 WIB di RCTI. Kejutan lainnya menanti mereka di episode berikutnya. (ftr)
http://www.okefood.com/read/2012/09/25/299/694720/gagal-ke-5-besar-masterchef-joice-dijemput-pulang-suami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar