MEMANG, amat mengasyikan melihat tayangan kompetisi
memasak MasterChef Indonesia setiap Sabtu dan Minggu sore di RCTI. Sang
pemenang diharapkan turut memiliki pengetahuan umum seputar pangan,
yang membuatnya bisa langgeng di dunia kuliner.
Aksi masing-masing peserta MasterChef Indonesia dalam menyajikan menu-menu baru maupun unik memang tak pernah membuat kita bosan. Bahkan terkadang, dibumbui dengan emosi-emosi di sela pertandingan.
Pakar kuliner Indonesia dan koki andal, Deden Gumilar, menggarisbawahi agar kontes semacam ini harus memperhatikan kualitas dari pemenangnya yang nanti dijuluki Masterchef. Seorang Masterchef, katanya, harus mempunyai standar tinggi untuk mempersentasikan ulang makanan-makanan Indonesia ke luar negeri.
“Jangan sampai untuk menjadi Masterchef itu kayak gampang banget. Tapi, mereka harus tahu seluk beluk kuliner itu sendiri. Mungkin dari sisi preparation, sanitasi hygiene, tidak hanya melulu menyajikan makanan di atas piring,” katanya kepada Okezone, ketika ditemui di Rumah Maroko, Jakarta, belum lama ini.
Deden juga berharap Masterchef nantinya mempunyai pengetahuan tentang kesehatan pangan, nutrisi pangan, dan semua yang berhubungan tentang pangan. Bukan berarti harus menjadi ahli gizi, namun setidaknya pengetahuan yang umum.
Langgeng atau tidaknya posisi mereka di dunia kuliner, tegas Chef Deden, akan sangat bergantung pada hasrat mereka untuk belajar memasak. Dari sana, akan ada kesempatan yang bagus bagi para peserta untuk bergelut terus dengan dunia kuliner.
“Saya pikir ini adalah loncatan pertama bagi mereka untuk mengenal dunia kuliner. Tapi bagi mereka yang hanya ingin menjadikan dirinya terkenal secara pribadi, dalam artian yang penting masuk televisi dan juara, saya pikir itu tidak akan langgeng,” tutupnya. (ftr)
Aksi masing-masing peserta MasterChef Indonesia dalam menyajikan menu-menu baru maupun unik memang tak pernah membuat kita bosan. Bahkan terkadang, dibumbui dengan emosi-emosi di sela pertandingan.
Pakar kuliner Indonesia dan koki andal, Deden Gumilar, menggarisbawahi agar kontes semacam ini harus memperhatikan kualitas dari pemenangnya yang nanti dijuluki Masterchef. Seorang Masterchef, katanya, harus mempunyai standar tinggi untuk mempersentasikan ulang makanan-makanan Indonesia ke luar negeri.
“Jangan sampai untuk menjadi Masterchef itu kayak gampang banget. Tapi, mereka harus tahu seluk beluk kuliner itu sendiri. Mungkin dari sisi preparation, sanitasi hygiene, tidak hanya melulu menyajikan makanan di atas piring,” katanya kepada Okezone, ketika ditemui di Rumah Maroko, Jakarta, belum lama ini.
Deden juga berharap Masterchef nantinya mempunyai pengetahuan tentang kesehatan pangan, nutrisi pangan, dan semua yang berhubungan tentang pangan. Bukan berarti harus menjadi ahli gizi, namun setidaknya pengetahuan yang umum.
Langgeng atau tidaknya posisi mereka di dunia kuliner, tegas Chef Deden, akan sangat bergantung pada hasrat mereka untuk belajar memasak. Dari sana, akan ada kesempatan yang bagus bagi para peserta untuk bergelut terus dengan dunia kuliner.
“Saya pikir ini adalah loncatan pertama bagi mereka untuk mengenal dunia kuliner. Tapi bagi mereka yang hanya ingin menjadikan dirinya terkenal secara pribadi, dalam artian yang penting masuk televisi dan juara, saya pikir itu tidak akan langgeng,” tutupnya. (ftr)
http://www.okefood.com/read/2012/09/28/299/696525/kontestan-masterchef-hanya-mau-mejeng-pasti-tak-langgeng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar