DI tayangan MasterChef Indonesia episode 19, Baguzt dan tim merahnya kalah dalam tantangan Team Challenge di perayaan ulang tahun Chef Master Degan. Babak Pressure Test pun terpaksa harus memulangkan Hani.
Siapa bilang memanggang daging adalah pekerjaan mudah? Apalagi, daging yang dipanggang harus memenuhi tingkat kematangan tertentu. Kontestan Masterchef Indonesia bahkan harus melewati tantangan ini hingga berulang-ulang di babak Pressure Test.
Di babak sebelumnya, tim biru yang diketui Beng (32, cake decorator asal Jakarta) dan tim merah yang dipimpin Baguzt (30, tatto artist asal Surabaya) harus membuat beberapa hidangan pada perayaan ulang tahun Chef Master Degan. Para tamu yang hadir, dari kolega, teman, dan keluarga, menilai masakan tim biru jauh lebih baik dibandingkan tim merah.
Akibat kekalahan yang dialami tim merah, Baguzt beserta anggota timnya, yakni Nurul (25, ibu rumah tangga asal Jakarta), Hani (23, penari asal Bogor), dan Ken (30, manajer restoran asal Surabaya) harus ikut dalam Pressure Test. Mereka menerima tantangan membuat steak dalam tiga tingkat kematangan, yakni well done, medium, dan medium rare, seperti dicontohkan Chef Master Degan.
Beberapa potong daging steak, minyak zaitun, dan bumbu seasoning telah dipersiapkan di banches masing-masing. Keempat kontestan pun segera membuat steak dengan tingkat kematangan yang diminta Chef Degan.
Di tantangan kali ini, siapa yang bisa menyajikan daging steak dengan tepat dan cepat, dialah pemenangnya dan bisa langsung berdiri di balkon. Di tantangan pertama, Chef Degan meminta steak well done. Ken adalah kontestan pertama yang berhasil lolos dan peserta lain bersiap ke tantangan memanggang daging selanjutnya.
Baguzt adalah kontestan kedua yang lolos di tahap steak medium, yang tidak mudah bagi kontestan tersisa untuk menyajikannya. Baguzt pun menyusul Ken ke balkon dengan perasaan senang.
Kontestan tersisa adalah Nurul dan Hani yang harus menyajikan daging steak medium rare. Persaingan cukup berat terjadi di dua kontestan yang tersisa sebab tak jua berhasil menjawab tantangan Chef Degan.
Setelah mencoba hingga tiga kali, akhirnya Nurul dinyatakan berhasil menghidangkan daging steak medium rare. Sementara, Hani harus gugur dalam kompetisi. Sang Dancer Chef—julukan yang diberikan teman-temannya—terpaksa meninggalkan Galeri MasterChef dan menanggalkan apron-nya.
"Aku enggak pernah mimpi ada di sini, enggak pernah membayangkan ada di posisi delapan besar. Apa yang aku rasakan tiap hari di sini benar-benar amazing. Aku mendapatkan dunia baru, passion baru, bahkan saudara baru, bukan sekadar teman. Banyak pelajaran hidup yang aku dapat; toleransi, menjaga sikap ke orang lain," tutur Hani pada kata-kata terakhirnya sebelum meninggalkan galeri MasterChef.
Nantikan kelanjutan perjuangan TOP 7 bersama The Black Team di MasterChef Indonesia pada Sabtu dan Minggu pukul 17.00 WIB. Tantangan dan kejutan baru menanti mereka di Galeri MasterChef. (ftr)
Siapa bilang memanggang daging adalah pekerjaan mudah? Apalagi, daging yang dipanggang harus memenuhi tingkat kematangan tertentu. Kontestan Masterchef Indonesia bahkan harus melewati tantangan ini hingga berulang-ulang di babak Pressure Test.
Di babak sebelumnya, tim biru yang diketui Beng (32, cake decorator asal Jakarta) dan tim merah yang dipimpin Baguzt (30, tatto artist asal Surabaya) harus membuat beberapa hidangan pada perayaan ulang tahun Chef Master Degan. Para tamu yang hadir, dari kolega, teman, dan keluarga, menilai masakan tim biru jauh lebih baik dibandingkan tim merah.
Akibat kekalahan yang dialami tim merah, Baguzt beserta anggota timnya, yakni Nurul (25, ibu rumah tangga asal Jakarta), Hani (23, penari asal Bogor), dan Ken (30, manajer restoran asal Surabaya) harus ikut dalam Pressure Test. Mereka menerima tantangan membuat steak dalam tiga tingkat kematangan, yakni well done, medium, dan medium rare, seperti dicontohkan Chef Master Degan.
Beberapa potong daging steak, minyak zaitun, dan bumbu seasoning telah dipersiapkan di banches masing-masing. Keempat kontestan pun segera membuat steak dengan tingkat kematangan yang diminta Chef Degan.
Di tantangan kali ini, siapa yang bisa menyajikan daging steak dengan tepat dan cepat, dialah pemenangnya dan bisa langsung berdiri di balkon. Di tantangan pertama, Chef Degan meminta steak well done. Ken adalah kontestan pertama yang berhasil lolos dan peserta lain bersiap ke tantangan memanggang daging selanjutnya.
Baguzt adalah kontestan kedua yang lolos di tahap steak medium, yang tidak mudah bagi kontestan tersisa untuk menyajikannya. Baguzt pun menyusul Ken ke balkon dengan perasaan senang.
Kontestan tersisa adalah Nurul dan Hani yang harus menyajikan daging steak medium rare. Persaingan cukup berat terjadi di dua kontestan yang tersisa sebab tak jua berhasil menjawab tantangan Chef Degan.
Setelah mencoba hingga tiga kali, akhirnya Nurul dinyatakan berhasil menghidangkan daging steak medium rare. Sementara, Hani harus gugur dalam kompetisi. Sang Dancer Chef—julukan yang diberikan teman-temannya—terpaksa meninggalkan Galeri MasterChef dan menanggalkan apron-nya.
"Aku enggak pernah mimpi ada di sini, enggak pernah membayangkan ada di posisi delapan besar. Apa yang aku rasakan tiap hari di sini benar-benar amazing. Aku mendapatkan dunia baru, passion baru, bahkan saudara baru, bukan sekadar teman. Banyak pelajaran hidup yang aku dapat; toleransi, menjaga sikap ke orang lain," tutur Hani pada kata-kata terakhirnya sebelum meninggalkan galeri MasterChef.
Nantikan kelanjutan perjuangan TOP 7 bersama The Black Team di MasterChef Indonesia pada Sabtu dan Minggu pukul 17.00 WIB. Tantangan dan kejutan baru menanti mereka di Galeri MasterChef. (ftr)
http://www.okefood.com/read/2012/09/10/299/687752/sang-dancer-chef-kalah-di-tantangan-panggang-steak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar