JELANG tengah hari kawasan Parangtritis Baru Mancingan riuh oleh manusia. Area yang saban harinya lengang, siang itu penuh sesak. Ruas jalan di kawasan itu seolah bersolek lengkap dengan aneka asesoris yang telihat di sana-sini. Bendera aneka warna dipajang di kawasan itu melambai diterpa angin pantai selatan yang terkenal kencang. Suara beduk dan simbal pengiring barongsai terdengar menggema dari tepi pantai. Sekitar 500 bregada berseragam merah sebagai pengiring menghidupkan siang. Atraksi barongsai di tepian pantai merupakan bagian dari kirab Jut Bio atau memadu tiga dewa keluar dari tempatnya berdoa. Siang itu, Sabtu (23/6) kawasan Mancingan Parangtritis menjadi pusat perayaan Peh Cun 2012.
Ketua Panitia pelaksana Peh Cun 2012, Aryanto Tirtowinoto mengatakan, sebenarnya inti dari perayaan Peh Cun ialah, kirab Jut Bio di sepanjang Pantai Parangtritis. Karena dalam kirab itu ada tiga dewa yang ditandu bregada, yakni YM Kong Co Kwn Kong, YM Mak Co Kwn IM serta YM Mak Co Thian Siang Sing Bo. Tiga dewa itu ditandu dan dikelurkan dari tempat ibadah untuk menangkal musibah yang mengancam manusia di dunia ini. “Jut Bio merupakan kirab ketika dewa keluar dari tempatnya berdoa,” terang Aryanto.
Dijelaskan, dari kirab Jut Bio itu, hanya satu tujuannya, yakni melindungi manusia dari segala mara bahaya. Peserta kirab berasal dari sejumlah daerah, diantaranya, Yogya, Magelang Cilacap, Solo serta sejumlah daerah lainnya. Prosesi kirab Jut Bio diawali dari Mancingan Baru menuju Parang Endog. Mereka berjalan ratusan bregada menyusuri jalan konblok. Kemudian barisan itu turun ke tepian pantai di sisi timur dan berjalan ke barat menyusuri Pantai Parangtritis hingga di muka panggung sekaligus mengakhiri kirab.
Aryanto mengatakan, dalam perayaan Peh Cun mendirikan telur tidak masuk dalam ritual ini. Namun tetap saja tradisi itu mampu menarik pengunjung, termasuk Bupati Bantul Hj Sri Suryawidati. “Mendirikan telur merupakan bagian dalam perayaan Peh Cun, hanya saja telur itu bisa berdiri karena antara bumi, matahari serta bulan berada dalam satu garis lurus,” jelas Aryanto. Fenomena alam itu terjadi pada tanggal lima bulan lima tahun Imlek.
Rangkaian perayaan Peh Cun masih manyisakan satu agenda yakni, lomba perahu naga di Bendung Tegal Canden Jetis Bantul, Minggu (24/6) esok. (Roy)
http://kedaulatanrakyat.co.id/read/133224/peh-cun-2012-tiga-dewa-kirab-di-parangtritis.kr
Ketua Panitia pelaksana Peh Cun 2012, Aryanto Tirtowinoto mengatakan, sebenarnya inti dari perayaan Peh Cun ialah, kirab Jut Bio di sepanjang Pantai Parangtritis. Karena dalam kirab itu ada tiga dewa yang ditandu bregada, yakni YM Kong Co Kwn Kong, YM Mak Co Kwn IM serta YM Mak Co Thian Siang Sing Bo. Tiga dewa itu ditandu dan dikelurkan dari tempat ibadah untuk menangkal musibah yang mengancam manusia di dunia ini. “Jut Bio merupakan kirab ketika dewa keluar dari tempatnya berdoa,” terang Aryanto.
Dijelaskan, dari kirab Jut Bio itu, hanya satu tujuannya, yakni melindungi manusia dari segala mara bahaya. Peserta kirab berasal dari sejumlah daerah, diantaranya, Yogya, Magelang Cilacap, Solo serta sejumlah daerah lainnya. Prosesi kirab Jut Bio diawali dari Mancingan Baru menuju Parang Endog. Mereka berjalan ratusan bregada menyusuri jalan konblok. Kemudian barisan itu turun ke tepian pantai di sisi timur dan berjalan ke barat menyusuri Pantai Parangtritis hingga di muka panggung sekaligus mengakhiri kirab.
Aryanto mengatakan, dalam perayaan Peh Cun mendirikan telur tidak masuk dalam ritual ini. Namun tetap saja tradisi itu mampu menarik pengunjung, termasuk Bupati Bantul Hj Sri Suryawidati. “Mendirikan telur merupakan bagian dalam perayaan Peh Cun, hanya saja telur itu bisa berdiri karena antara bumi, matahari serta bulan berada dalam satu garis lurus,” jelas Aryanto. Fenomena alam itu terjadi pada tanggal lima bulan lima tahun Imlek.
Rangkaian perayaan Peh Cun masih manyisakan satu agenda yakni, lomba perahu naga di Bendung Tegal Canden Jetis Bantul, Minggu (24/6) esok. (Roy)
http://kedaulatanrakyat.co.id/read/133224/peh-cun-2012-tiga-dewa-kirab-di-parangtritis.kr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar