JAKARTA - Industri dirgantara Indonesia memperoleh angin segar. PT Dirgantara Indonesia (DI) memperoleh transaksi pembelian pesawat N219 buatan PT DI. Direktur Pengembangan dan Teknologi PT DI, Dita Ardonni Jafri mengatakan pihaknya sedang menjajaki kerjasama dalam bentuk join development dengan dua perusahaan pesawat Kazakhstan.
"Kita menawarkan kerjasama dan masih taraf penawaran, yang ditawarkan pesawat N219. Kita menawarkan join development," ungkapnya kepada detikFinance, Jumat (25/5).
Doni mengungkapkan, pihak Kazakhstan sangat membutuhkan pesawat berbadan kecil untuk keperluan pertanian. Menurutnya, pesawat buatan PT DI jenis N219 sesuai untuk memenuhi kebutuhan di Kazakhstan. "Kebutuhan mereka itu yang lebih untuk pesawat pertanian. Ini (pesawat N219) juga bisa dikembangkan sebagai pesawat pertanian," sambungnya.
Untuk kerjasama dengan pihak Kazakhstan, PT DI menginginkan bentuk kerjasamanya dalam hal dukungan modal supaya bisa memperoleh kucuran dana segar untuk pengembangan usaha. "Kita cari pusing-pusing cari modal, syukur itu (kerjasama dengan Kazakhstan) bantu modal," sanggahnya. PT DI juga menegaskan akan membangun pabrik pesawat di Kazakhstan, jika pihak Kazakhstan membeli pesawat dalam jumlah yang besar. "Kita mau bangun pabrik kalau dia (pihak Kazakhtan) beli dalam jumlah tertentu atau banyak. Kalau jumlahnya sedikit, biaya membangun pabrik dari pemerintah sana," sebutnya.
Doni menjelaskan, pihak Kazakhtan telah 1 kali datang ke Indonesia untuk bertemu dengan pihak PT DI, dan PT DI sendiri telah dua kali kali datang ke Kazahkatan untuk membahas kerjasama pembelian pesawat N219. "Kita itu dua kali pertemuan ke sana dan mereka (Kazakhtan) 1 kali ke Indonesia," tutupnya.
Kazakhstan saat ini mempunyai maskapai nasional yakni Air Astana. Air Astana membuka penerbangan langsung dari Kazakhstan via Almaty dan Astana ke berbagai negara seperti Kuala Lumpur, Dubai, dan Kazakhstan. Air Astana hingga ini banyak memakai pesawat pabrikan dari Boeing hingga Airbus. Jika hal ini terwujud, PT DI akan menjadi pabrikan pertama asal Indonesia yang beroperasi di Kazakhstan.
http://alutsista.blogspot.com/2012/05/ptdi-tawarkan-kerjasama-pengembangan.html
"Kita menawarkan kerjasama dan masih taraf penawaran, yang ditawarkan pesawat N219. Kita menawarkan join development," ungkapnya kepada detikFinance, Jumat (25/5).
Doni mengungkapkan, pihak Kazakhstan sangat membutuhkan pesawat berbadan kecil untuk keperluan pertanian. Menurutnya, pesawat buatan PT DI jenis N219 sesuai untuk memenuhi kebutuhan di Kazakhstan. "Kebutuhan mereka itu yang lebih untuk pesawat pertanian. Ini (pesawat N219) juga bisa dikembangkan sebagai pesawat pertanian," sambungnya.
Untuk kerjasama dengan pihak Kazakhstan, PT DI menginginkan bentuk kerjasamanya dalam hal dukungan modal supaya bisa memperoleh kucuran dana segar untuk pengembangan usaha. "Kita cari pusing-pusing cari modal, syukur itu (kerjasama dengan Kazakhstan) bantu modal," sanggahnya. PT DI juga menegaskan akan membangun pabrik pesawat di Kazakhstan, jika pihak Kazakhstan membeli pesawat dalam jumlah yang besar. "Kita mau bangun pabrik kalau dia (pihak Kazakhtan) beli dalam jumlah tertentu atau banyak. Kalau jumlahnya sedikit, biaya membangun pabrik dari pemerintah sana," sebutnya.
Doni menjelaskan, pihak Kazakhtan telah 1 kali datang ke Indonesia untuk bertemu dengan pihak PT DI, dan PT DI sendiri telah dua kali kali datang ke Kazahkatan untuk membahas kerjasama pembelian pesawat N219. "Kita itu dua kali pertemuan ke sana dan mereka (Kazakhtan) 1 kali ke Indonesia," tutupnya.
Kazakhstan saat ini mempunyai maskapai nasional yakni Air Astana. Air Astana membuka penerbangan langsung dari Kazakhstan via Almaty dan Astana ke berbagai negara seperti Kuala Lumpur, Dubai, dan Kazakhstan. Air Astana hingga ini banyak memakai pesawat pabrikan dari Boeing hingga Airbus. Jika hal ini terwujud, PT DI akan menjadi pabrikan pertama asal Indonesia yang beroperasi di Kazakhstan.
http://alutsista.blogspot.com/2012/05/ptdi-tawarkan-kerjasama-pengembangan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar