TANTANGAN Pro Chef membuka peluang para kontestan MasterChef Indonesia untuk mendapatkan Immunity Pin. Kali ini, Hani berhasil mengalahkan Agus "Batik".
Episode 11 dihadapi 14 kontestan bertahan MasterChef Indonesia, yang senantiasa bertanya-tanya tantangan yang akan mereka hadapi. Kini, mereka harus membuat hidangan dengan bahan utama beras, berupa makanan pembuka, makanan utama, hingga hidangan penutup.
Tantangan yang terdengar mudah namun menguji kreativitas, mengingat beras diolah menjadi hidangan utama dan bukan pendamping. Menu yang dihasilkan juga harus disesuaikan dengan pengalaman mereka selama bulan Ramadan.
Dalam waktu 75 menit, akhirnya Hani (23, penari asal Bogor yang sempat menjadi Dosen mata kuliah Antropologi Sunda di Institut Pertanian Bogor) berhasil memenangkan tantangan One Core Ingredient dengan hidangan ”Nasi Tutug Oncom”, yang sama dengan Zeze (20). Namun, masakan Hani lebih mendapatkan komentar positif dibandingkan Zeze.
Keuntungan besar yang didapatnya adalah melawan seorang Pro Chef yang memberikan kesempatan baginya untuk meraih Immunity Pin. Ini adalah sebuah pin tanda simbolis yang membuatnya kebal dari eliminasi dan bisa dipakai sekali selama empat Pressure Test berikutnya.
Seorang juara kedua MasterChef Indonesia Season 1 sekaligus penulis buku resep masakan berjudul Cooking With Love, Agus Sasirangan, ternyata menjadi lawan Hani pada tantangan Pro Chef. Hani harus menduplikasi “Gangan Asam Banjar Kepala Patin”, sebuah signature dish khas Kalimatan Selatan.
Chef Master Degan dan Chef Master Juna menilai kedua masakan tanpa mengetahui pemilik masakan tersebut, apakah Hani atau Agus Sasirangan. Hani mendapatkan waktu 60 menit sedangkan Agus Sasirangan atau akrab disapa Agus "Batik" mendapatkan waktu 15 menit lebih sedikit, yaitu 45 menit.
Tak disangka, pemenang tantangan Pro Chef ternyata Hani yang dinilai berhasil menaklukan signature dish Agus. Hani unggul tiga poin dari Agus. Hani pun berhak atas Immunity Pin yang disematkan pada chef jacket yang dia kenakan. (ftr)
Episode 11 dihadapi 14 kontestan bertahan MasterChef Indonesia, yang senantiasa bertanya-tanya tantangan yang akan mereka hadapi. Kini, mereka harus membuat hidangan dengan bahan utama beras, berupa makanan pembuka, makanan utama, hingga hidangan penutup.
Tantangan yang terdengar mudah namun menguji kreativitas, mengingat beras diolah menjadi hidangan utama dan bukan pendamping. Menu yang dihasilkan juga harus disesuaikan dengan pengalaman mereka selama bulan Ramadan.
Dalam waktu 75 menit, akhirnya Hani (23, penari asal Bogor yang sempat menjadi Dosen mata kuliah Antropologi Sunda di Institut Pertanian Bogor) berhasil memenangkan tantangan One Core Ingredient dengan hidangan ”Nasi Tutug Oncom”, yang sama dengan Zeze (20). Namun, masakan Hani lebih mendapatkan komentar positif dibandingkan Zeze.
Keuntungan besar yang didapatnya adalah melawan seorang Pro Chef yang memberikan kesempatan baginya untuk meraih Immunity Pin. Ini adalah sebuah pin tanda simbolis yang membuatnya kebal dari eliminasi dan bisa dipakai sekali selama empat Pressure Test berikutnya.
Seorang juara kedua MasterChef Indonesia Season 1 sekaligus penulis buku resep masakan berjudul Cooking With Love, Agus Sasirangan, ternyata menjadi lawan Hani pada tantangan Pro Chef. Hani harus menduplikasi “Gangan Asam Banjar Kepala Patin”, sebuah signature dish khas Kalimatan Selatan.
Chef Master Degan dan Chef Master Juna menilai kedua masakan tanpa mengetahui pemilik masakan tersebut, apakah Hani atau Agus Sasirangan. Hani mendapatkan waktu 60 menit sedangkan Agus Sasirangan atau akrab disapa Agus "Batik" mendapatkan waktu 15 menit lebih sedikit, yaitu 45 menit.
Tak disangka, pemenang tantangan Pro Chef ternyata Hani yang dinilai berhasil menaklukan signature dish Agus. Hani unggul tiga poin dari Agus. Hani pun berhak atas Immunity Pin yang disematkan pada chef jacket yang dia kenakan. (ftr)
http://www.okefood.com/read/2012/08/13/299/676846/berkat-ikan-patin-hani-raih-pin-kekebalan-masterchef
Tidak ada komentar:
Posting Komentar