Putra putri Indonesia berhasil memproduksi alat persenjataan untuk TNI berupa roket pertahanan R-Han 122 mm. Roket tersebut berhasil diuji coba kemarin (28/3) di kawasan hutan Puslatpur TNI Kecamatan Baturaja Timur, OKU, Sumatera Selatan. Uji coba dipimpin langsung Wakil Menhan Letjen Purn TNI Syafrie Syamsudin serta Dankodiklat TNI AD Letjen Gatot Nurmantyo.
Gatot menjelaskan, roket ini memiliki spesifikasi teknis terdiri dari motor roket tipe balistik tanpa kendali, sirip melipat kesamping, tipe propellan komposit bintang 8, memiliki kaliber 22 mm dengan panjang propellan 1.000 mm, panjang tabung 1.290, panjang roket 1.762, berat propellan 10,33 Kg, berat total 38 Kg, jarak jangkauan 14 km dan bisa melesat dalam waktu 63 detik. Pada hulu ledaknya tipe tajam, asap dan inert, panjang 475 mm, berat 15 kg, tipe fuse impact, life setting on 16 g, pengamanan bertingkat dengan radius efektif 25 m.
“Ada delapan roket yang diujicobakan dan kesemuanya berhasil meluncur dengan sempurna menuju sasaran yang telah ditentukan,” kata Gatot.
Wamenhan Letjen TNI Purn Syafrie Syamsudin, mengaku sangat bangga. Sebab peluncuran roket ini merupakan momen bersejarah sekaligus suatu kegiatan yang strategis. “Keberhasilan ini merupakan perjalanan panjang pemerintah untuk meningkatkan sistem persenjataan nasional dengan mengembangkan roket Han-122 mm,” katanya.
Pengembangan R-Han122 mm buah kerja sama Kemenristek, Kemenhan, dan sejumlah perusahaan lainnya. Antara lain, PT DI dalam pengembangan struktur dan desain roket. Kemudian PT Pindad berperan terhadap pengembangan launcher dan firing system menggunakan platform truk GAZ dan truk Nissan.
Selain itu, PT Dahana juga berperan dalam penyediaan propellant. Sedangkan PT Krakatau Steel mengembangan material tabung dan struktur roket. Sementara Badan meterorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendukung alat pemantau cuaca dan penentu posisi roket. Kemudian ITB sendiri berperan dalam penyediaan system kamera nirkabel untuk menangkap dan mengirim gambar dilokasi target atau sasaran.
Gatot Nurmantyo mengatakan, roket Han-122 mm ini sekarang telah dioperasionalkan oleh Arteri Medan AD dan Arteri medan Marinir AL. Saat ini kemampuan jarak tembaknya masih dua digit (14 Km), namun pada 2014 akan menggunakan multi loan roket system, sehingga daya jelajahnya bisa menembus tiga digit, di atas 100 Km.
Dijelaskan pula, Indonesia sekarang ini sudah mampu mencapai tahap kemandirian roket. Namun biaya teknologi ternyata cukup mahal. Satu roket yang diuji cobakan saja biayanya mencapai Rp26 juta. Saat ini Indonesia telah memproduksi lebih dari 100 unit. Targetnya 1.000 unit hingga akhir 2014 dan butuh dana lebih dari Rp100 triliun.
“Kami berharap anggarannya tidak dikurangi,” ujar Gatot. (jpnn) (785)
http://www.batampos.co.id/index.php/2012/03/29/tni-uji-coba-roket-buatan-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar