WAJAHNYA memang tidak setampan celebrity chef dunia
lain,tapi jika berbicara tentang kuliner, jelas terlihat hasratnya yang
membara. Tangan dinginnya berhasil menciptakan hidangan lezat yang
diapresiasi dunia internasional.Belum lagi kepiawaiannya mengelola
segenap restoran.
Itulah figur seorang George Calombaris,juri Master Chef Australia yang Sabtu (20/10) lalu datang ke Jakarta. Kedatangan George ke Jakarta sebenarnya untuk berpartisipasi dalam ajang Jakarta Culinary Festival (JCF) 2012. Pada kesempatan itu, dia melakukan demo masak menyiapkan makanan andalannya, salad dengan daging kepiting, kentang, dan kacang- kacangan sebagai menu pembuka.
Roast chicken with vegetable dengan pemakaian bawang hitam (black garlic) ditampilkan sebagai main course plus sebuah dessert.
“Saya sangat senang dengan event JCF ini. Di sini tempat berkumpul chef internasional. Ada dari Amerika, Australia, Korea, bahkan Peru,” tutur George saat ditemui di Mal Grand Indonesia, membuka pembicaraan.
George mengungkapkan, kecintaannya terhadap dunia kuliner dipengaruhi sang ibu dan nenek tercintanya. Keduanya biasa memasak untuk keluarga. Pemilik beberapa restoran di Melbourne, salah satunya The Press Club, ini mengibaratkan memasak layaknya berkreasi di atas kanvas dengan segala macam bahan makanan.
“Hasil masakan kita bisa membuat orang bahagia. Itulah arti dari semuanya,” ujar koki kelahiran 1978 itu.
Lebih jauh George memaparkan, tugas seorang chef tidak hanya berhenti pada menyiapkan makanan lezat. Namun, bagaimana ia mampu tampil dengan ide-ide yang out of the box sehingga menjadikan dirinya berbeda dengan koki lain. George menceritakan, saat ini dirinya tengah berkreasi menciptakan sebuah hidangan yang bentuknya seperti sabun batang dengan tiruan busa di sekelilingnya.
“Kreasi dan belajar tanpa henti, kunci seorang chef sejati,” imbuh pria yang sudah menelurkan lima buku masakan itu.
Namun, cita rasa masakan bukan hanya yang ditonjolkan George. Jebolan Box Hill Institute of TAFE, Melbourne, ini juga menaruh perhatian khusus pada masakan yang sehat. Ini dibuktikan dengan didirikannya restoran Hellenic Republic pada 2008.Restoran tersebut mengadopsi hidangan Mediteranian yang dikenal sehat karena masakannya yang kaya rempah namun sangat rendah dalam penggunaan minyak dan daging. Makanan ala Mediteranian mengandung banyak sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh.
Dibandingkan masakan dari negara lain, makanan Mediteranian juga lebih kaya ikan. Nyaris tak ada alkohol dan daging di sana. Terbukti penduduk Mediteranian berumur lebih panjang dibandingkan penduduk lain di dunia. Hidangan ala Laut Tengah ini lalu menginspirasi George menulis buku berjudul My Big Fat Greek Cook Book. Prinsip masakan sehat juga ia terapkan kepada sang putra semata wayang yang saat ini masih berusia 15 bulan.
George mengaku mengenalkan seluruh makanan yang sehat kepada jagoan kecilnya. Meski begitu,dia menolak keras makanan berbahan pengawet dan instan. Ia lebih menyukai menyiapkan bahan yang segar untuk putranya, James George Calombaris.
Agresif di Dapur
Sebagai seorang yang perfeksionis, George ingin segalanya berjalan sesuai aturan di restorannya. Ia sangat tidak mau membuat tamu kecewa. Karenanya, meski sudah memiliki nama besar, Georga tak sungkan untuk terus terjun ke dapur. Dengan teliti, ia memperhatikan pengerjaan masakan di dapur hingga penempatannya di atas piring saji. Termometer selalu dibawanya guna mengecek suhu bahan masakan yang disajikan.
Begitu juga untuk urusan dengan pemasok bahan masakannya. “Saya sangat mengutamakan bahan-bahan yang masih segar dan memastikan kiriman barang sesuai dengan pesanan. Saya juga sangat mendukung bahan lokal untuk digunakan,” katanya (ftr)
Itulah figur seorang George Calombaris,juri Master Chef Australia yang Sabtu (20/10) lalu datang ke Jakarta. Kedatangan George ke Jakarta sebenarnya untuk berpartisipasi dalam ajang Jakarta Culinary Festival (JCF) 2012. Pada kesempatan itu, dia melakukan demo masak menyiapkan makanan andalannya, salad dengan daging kepiting, kentang, dan kacang- kacangan sebagai menu pembuka.
Roast chicken with vegetable dengan pemakaian bawang hitam (black garlic) ditampilkan sebagai main course plus sebuah dessert.
“Saya sangat senang dengan event JCF ini. Di sini tempat berkumpul chef internasional. Ada dari Amerika, Australia, Korea, bahkan Peru,” tutur George saat ditemui di Mal Grand Indonesia, membuka pembicaraan.
George mengungkapkan, kecintaannya terhadap dunia kuliner dipengaruhi sang ibu dan nenek tercintanya. Keduanya biasa memasak untuk keluarga. Pemilik beberapa restoran di Melbourne, salah satunya The Press Club, ini mengibaratkan memasak layaknya berkreasi di atas kanvas dengan segala macam bahan makanan.
“Hasil masakan kita bisa membuat orang bahagia. Itulah arti dari semuanya,” ujar koki kelahiran 1978 itu.
Lebih jauh George memaparkan, tugas seorang chef tidak hanya berhenti pada menyiapkan makanan lezat. Namun, bagaimana ia mampu tampil dengan ide-ide yang out of the box sehingga menjadikan dirinya berbeda dengan koki lain. George menceritakan, saat ini dirinya tengah berkreasi menciptakan sebuah hidangan yang bentuknya seperti sabun batang dengan tiruan busa di sekelilingnya.
“Kreasi dan belajar tanpa henti, kunci seorang chef sejati,” imbuh pria yang sudah menelurkan lima buku masakan itu.
Namun, cita rasa masakan bukan hanya yang ditonjolkan George. Jebolan Box Hill Institute of TAFE, Melbourne, ini juga menaruh perhatian khusus pada masakan yang sehat. Ini dibuktikan dengan didirikannya restoran Hellenic Republic pada 2008.Restoran tersebut mengadopsi hidangan Mediteranian yang dikenal sehat karena masakannya yang kaya rempah namun sangat rendah dalam penggunaan minyak dan daging. Makanan ala Mediteranian mengandung banyak sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh.
Dibandingkan masakan dari negara lain, makanan Mediteranian juga lebih kaya ikan. Nyaris tak ada alkohol dan daging di sana. Terbukti penduduk Mediteranian berumur lebih panjang dibandingkan penduduk lain di dunia. Hidangan ala Laut Tengah ini lalu menginspirasi George menulis buku berjudul My Big Fat Greek Cook Book. Prinsip masakan sehat juga ia terapkan kepada sang putra semata wayang yang saat ini masih berusia 15 bulan.
George mengaku mengenalkan seluruh makanan yang sehat kepada jagoan kecilnya. Meski begitu,dia menolak keras makanan berbahan pengawet dan instan. Ia lebih menyukai menyiapkan bahan yang segar untuk putranya, James George Calombaris.
Agresif di Dapur
Sebagai seorang yang perfeksionis, George ingin segalanya berjalan sesuai aturan di restorannya. Ia sangat tidak mau membuat tamu kecewa. Karenanya, meski sudah memiliki nama besar, Georga tak sungkan untuk terus terjun ke dapur. Dengan teliti, ia memperhatikan pengerjaan masakan di dapur hingga penempatannya di atas piring saji. Termometer selalu dibawanya guna mengecek suhu bahan masakan yang disajikan.
Begitu juga untuk urusan dengan pemasok bahan masakannya. “Saya sangat mengutamakan bahan-bahan yang masih segar dan memastikan kiriman barang sesuai dengan pesanan. Saya juga sangat mendukung bahan lokal untuk digunakan,” katanya (ftr)
http://www.okefood.com/read/2012/10/24/299/708387/sejenak-bersama-george-calombaris
Tidak ada komentar:
Posting Komentar