Pemerintah bertekad membeli heli serang, tapi belum jelas jenisnya.
VIVAnews - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengaku belum memutuskan membeli delapan unit helikopter tempur Apache milik Amerika Serikat karena harga yang sangat tinggi."Memang ada kehendak, pada waktu itu untuk memperkuat pertahanan dengan heli Apache," kata Purnomo saat rapat dengar pendapat di Komisi III DPR, di Jakarta, Senin malam 1 Oktober 2012.
"Tetangga kita sudah diperkuat oleh Apache. Tetapi masih ada yang dipertimbangkan, di antaranya masalah biaya."
Pemerintah, lanjutnya, sudah bertekad membeli helikopter serang, tetapi masih belum diketahui jenisnya.
Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Pramono Edi Wibowo, mengungkapkan hal serupa, masalah biaya menjadi kendala pembelian helikopter. Namun, menurut dia, Apache bukan satu-satunya heli yang akan dibeli, ada heli pembanding lainnya.
"Semuanya belum final, kami menentukan yang mana karena berkaitan dengan kebijakan DPR. Ada beberapa heli yang kami pilih, diantaranya Apache, Super Cobra, dan Black Hawk," kata Pramono.
Untuk Super Cobra, kata Pramono, ditawarkan dengan harga US$15 juta. Heli tersebut juga buatan dari Amerika dengan kandungan 45 persen sama dengan Apache, tetapi kemampuannya masih di bawahnya. Kemudian Black Hawk yang dulunya heli serbu atau angkut, kemudian dikembangkan lagi jadi heli serang.
Jadi, kata Pramono, pembelian Apache ini tergantung dari dana yang di serap. Pramono juga mengungkapkan alasan mengapa TNI harus memiliki helikopter serang untuk perlindungan darat. "Jadi andai kita mau melakukan pegerakan ya heli ini yang melindungi tank dari udara," katanya.
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/355854-selain-apache--ada-dua-pilihan-heli-tempur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar