Senin, 11 Juli 2016

RI Segera Bangun 30 Unit Kapal Patroli

Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Kementerian Perhubungan menganggarkan Rp 7,5 triliun untuk membangun 30 kapal patroli kelas I dengan masa pengerjaan selama tiga tahun.
Karolus, Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), mengatakan total kebutuhan kapal patroli untuk jajarannya ada sekitar 100 unit kapal, namun tahun ini dalam proses lelang hanya 30 unit kapal dengan nilai per kapal Rp 250 miliar.


Kita sesuai instruksi presiden itu diberikan kesempatan utk bangun 100 kapal kelas I dalam waktu lima tahun secara bertahap. Yang tahun ini 30 unit,” ungkapnya, Selasa (3/5/2016).
Anggaran pembangunan kapal ini akan diambil dari APBN. Untuk pembiayaannya, tahun pertama dibayarkan 40%. Sementara itu, tahun kedua dan ketiga masing-masing porsinya sebesar 30%.
Direktorat KPLP telah melakukan lelang hingga tahap awal yang diikut 42 galangan kapal. Adapun yang lulus dari tahap pra-kualifikasi ini hanya sebanyak 20 galangan kapal. “Langkah berikutnya termasuk data teknis dan penawaran harga. Istilahnya tahap kualifikasi,” katanya.
Tahun lalu, KPLP sebenarnya telah melakukan lelang. Sayangnya, lelang tersebut gagal. Karolus mengaku jajarannya tidak tahu menahu karena proses lelang dilakukan oleh LPSE.
Dia berharap kontrak pengadaan 30 unit kapal patroli kelas I milik KPLP akan diteken pada akhir Juni. “Kalau sesuai dengan pengadaan barang dan jasa akhir Juni sudah kontrak. Kalau tidak ada sanggahan,” katanya.


30 unit kapal akan ditempatkan di lima pangkalan utama a.l. Tanjung Priok, Tanjung Perak, Bitung, Tual dan Tanjung Uban.
Saat ini, KPLP memiliki tujuh unit kapal patroli kelas I, 14 unit kapal patroli kelas II dan 40 unit kapal patroli kelas III. Sisanya, sebanyak 400 unit merupakan kapal KPLP kelas patroli IV dan V yang rencananya ke depannya akan diganti dari bahan fiber menjadi rigid inflatable boat (RIB).
Sebelumnya, dua galangan kapal BUMN nasional dan satu galangan kapal swasta membentuk konsorsium guna membidik lelang pembangunan 30 kapal patroli.


Konsorsium besar itu terdiri dari PT PAL, PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (DKB) dan PT Krakatau Shipyard (KS) yang bernama KSO PALDKBKS.
April lalu, konsorsium ini tercatat sudah melewati tahap pra-kualifikasi untuk tender pengadaan kapal tersebut. Tahap selanjutnya, konsorsium ini akan mengikuti proses tahap kualifikasi teknis pada Mei 2016.


Askan Naim, Direktur Utama PT Krakatau Shipyard, mengaku kapal patroli yang ditenderkan oleh KPLP kali ini merupakan kapal dengan teknologi canggih (high specs) sehingga akhirnya konsorsium mengandeng PT PAL di dalamnya.


Ini kapal high specs sehingga kita mengandeng PT PAL yang memiliki teknologi dan infrastruktur yang sangat bagus dan sudah diakui di tingkat global dan berkualitas tinggi,” ujarnya.
Bandung Bismono, Direktur Utama PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari, mengungkapkan pembangunan kapal ini perlu memperhatikan material grade A, proses pembuatan, operasi, tonase, kecepatan, tingkat kepanasan mesin, konsumsi bahan bakar, daya tarik dan lain sebagainya.
Secara detail, dia mengambarkan kecanggihan kapal antara lain koneksi satelit dan automatic start engine hanya dengan menempelkan kartu. Dalam konsorsium ini, porsi pengerjaannya dan pembagian keuntungan dibagi sebesar 35% untuk PT PAL, 32,5% DKB dan 32,5% untuk KS.



sumber :  http://www.analisis-militer.com

Jet tempur Korea-Indonesia KFX/IFX hadir 5 tahun lagi

Sukhoi TNI AU [pr1v4t33r]
  Indonesia akan mengandalkan pertahanan udara kepada pesawat tempur buatan bersama dengan Korea Selatan KFX/IFX pada lima tahun yang akan datang.
Iya masa depan. Kita harus bisa buat pesawat lah, masa beli terus,” kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu ditemui di area Istana Negara, Jakarta pada Selasa sore.
Menurut menteri, Indonesia dan Korea Selatan masih mematangkan seluruh konsep pesawat yang direncanakan dapat mengakomodasi kemampuan siluman (stealth) tersebut.
Selain itu, untuk menjaga keamanan udara dan perbatasan Indonesia saat ini, Ryamizard mengatakan pemerintah akan membeli delapan unit jet tempur Sukhoi Su-35 asal Rusia.
Dia juga tidak menampik Indonesia dapat membeli arsenal udara dari negara produsen jet tempur lainnya.
Kita kan negara banyak bersahabat. Kita kan bukan negara satu untuk menghadapi satu. Semuanya sama yang mana yang bagus menurut kita ukurannya kita beli,” tegas Ryamizard.
Indonesia dan Korea Selatan pada Januari 2016 menandatangani perjanjian senilai 1,3 miliar dolar AS untuk pengembangan jet tempur baru.
Berdasarkan atas perjanjian itu, yang ditandatangani dengan Korea Aerospace Industries (KAI), Kementerian Pertahanan Indonesia akan menanam sekitar 1,6 triliun won (13 triliun rupiah) dalam program Korea – Indonesia Fighter Experimental (KFX/IFX).




 Sumber : http:/www.analisis-militer.com



Jumat, 08 Juli 2016

CS/LR14 7.62x51mm, Senapan Otomatis Baru China

CS/LR14

Sebuah senapan otomatis baru China "CS/LR14" kaliber 7.62x51mm dipamerkan dalam sebuah pameran penegakan hukum di Beijing. Terlihat seperti versi modern dari senapan Type-81 lama tapi menggunakan amunisi 7.62x51mm (Type-81 kaliber 7.62x39mm). Desain Type 81 sendiri terlihat mirip dengan senapan AK, tetapi secara internal, sistem operasinya mengunakan short stroke gas system.

CS/LR14

CS/LR14 dilengkapi dengan rel penutup atas dengan diopter rear sight yang bergaya senapan HK, popor side folding dan adjustable, quad rail handguard, muzzlebrake/kompensator dan magazin polimer 7.62x51mm.

Salah satu aspek yang dianggap menarik dari senapan baru ini adalah rear sight-nya masih menggunakan milik Type-81, yang terletak di atas chamber, disamping diopter rear sight pada top cover.

CS/LR14
CS/LR14

Gambar dan informasi: Lionel dan Matrix3692 di The Firearmblog.

Perancis Ganti Senapan Serbu FAMAS


Famas G2 Felin
Rencana ini sudah sejak beberapa tahun lalu, tapi baru minggu lalu Menteri Pertahanan Perancis secara resmi meluncurkan program untuk menggantikan senapan serbu FAMAS. Beberapa hari lalu pemberitahuan mengenai tender di laman BOAMP.fr (situs resmi pemerintah Perancis untuk publikasi akuisisi) merinci syarat dan ketentuannya.

Menurut notice dalam laman (beberapa diantaranya):
  • Akan diakuisisi sebanyak 90.000 senjata individu personel.
  • Senjata akan didistribusikan ke tiga matra Angkatan Bersenjata Perancis.
  • Setengahnya (45.000) merupakan versi standar.
  • Setengah lainnya merupakan versi pendek.
  • Juga dibutuhkan 38 juta putaran amunisi 5.56x45 NATO.
Kembali ke tahun 2011, Kepala Staf Angkatan Darat Perancis, Jenderal Ract Madoux, pernah mengatakan bahwa tender akan diterbitkan pada tahun 2013 (lalu). Sejak saat itu, pasukan khusus Perancis sudah mulai mengadopsi senapan lain seperti FN SCAR (Belgia-AS) dan HK 416 (Jerman).
FAMAS atau Fusil d'Assault de la Manufacture d'Armes de St-Etienne dikembangkan pada akhir tahun 1960. Prototipe pertamanya dibuat pada tahun 1971, dan selanjutnya diuji dan dievaluasi oleh Angkatan Darat Perancis. Kemudian diadopsi oleh Angkatan Darat Perancis pada tahun 1978 untuk kemudian menjadi senapan standar infanteri. Saat ini ada sekitar 15 negara (termasuk Indonesia-Kopaska dan Kopassus) yang menggunakan FAMAS dalam beberapa variannya.
Sumber :  http://www.artileri.org