Program dokumenter ini khusus dihadirkan bagi anda petualang sejati. Sesuai namanya, Jejak Petualang, menayangkan perjalanan-perjalanan ke berbagai tempat yang penuh dengan petualangan (senin-kamis pukul 16:00).
Keanekaragaman hayati, budaya, dan eksotika bawah laut merupakan kekayaan nusantara. Keunikan adat istiadat yang dipadu keramahtamahan membuat Indonesia memiliki ciri khas tersendiri. Program Jejak Petualang menyajikan pesona alam dikemas secara apik serta menghadirkannya kedalam ruang keluarga pemirsa TRANS7 dulunya TV7. Dipandu oleh presenter wanita yang energik dan penuh semangat tanpa mengurangi sisi feminitas.
Banyak Presenter JP ini yang saya ketahui diantaranya, Riyanni Djangkaru, Medina Kamil, Syifa kumala, Vika Fitriyana, Zweta Manggarani (dulunya Host Petualangan Bahari tapi sekarang jadi Presenter Berita di Trans7). dll
Dari Berbagai Host JP,ane sangat paling ngeFans berat sama 2 orang ini.
Riyanni Djangkaru
Anak pertama dari empat bersaudara ini mulai terkenal sejak menjadi presenter Jejak Petualang tayangan TV7 tahun 2002 – 2006. Riyanni semakin terkenal di pertengahan tahun 2005, karena virus dengan namanya menyebar dan menginfeksi banyak komputer.
Adalah seseorang yang bernama Riyani Djangkaru, lulusan Fakultas Hukum Universitas Pakuan Bogor ini sekarang masih bekerja di dunia pertelevisian meski tak lagi menjadi presenter “Jejak Petualang”. Riyanni terlihat di Trans 7 dalam “Redaksi Pagi” sebagai presenter “Jalan Pagi” serta Sportawa.Awalnya wanita berdarah Garut dan Palembang ini ingin menjadi news presenter. Meski lowongan untuk presenter olahraga telah lewat, Riyanni tetap mengirimkan lamaran. Setelah menyisihkan ratusan orang, wanita dengan tinggi 168 cm ini pun didapuk menjadi presenter Jejak Petualang.
Riyanni menikah dengan Deni Priawan pada bulan Februari 2006. Dari pernikahan ini, mereka telah mempunyai seorang anak, Brahman Ahmad Syailendra.Pekerjaan : Presenter Jalan Pagi Weekend (Sabtu-Minggu)
Hobby : Membaca dan Traveling
Favorit movie : Vertical Limit
Favorite TV Shows : Jejak Petualang – Selamat Pagi ( Trans 7)
Zodiac : Aquarius
Mengawali karir di dunia televisi. Jejak Petualang (JP) adalah sebuah program acara outdoor yang secara ekslusif menampilkan keanekaragaman budaya-alam Indonesia. Mendaki gunung (climbing), arung jeram (rafting) menyusuri gua terpencil (caving), menyelam (diving) dan mengikuti upacara adat, adalah suguhan utama dari JP ini.Setelah TV7 ber-evolusi menjadi Trans7. JP mendapatkan porsi yang lebih banyak, dengan tayang setiap hari pukul 17:00 ( dahulu seminggu sekali). Karena kesibukan sebagai ibu rumah tangga baru. Aku tidak ikut lagi dalam petualangan di JP. tapi tetap didunia petualang. Jalan Pagi Weekend (Sabtu-Minggu) dalam salah satu segmen-nya.program wisata kota (rekreasi).. sedikit beda dengan JP, tapi lumayan mengurangi kerinduanku pada Jiwa Petualang
She says :
“Pengenalan dan Penyatuan Jiwa dengan Alam adalah sebuah perjalanan paling berharga yang aku temui di Jejak Petualang”
She says :”adik-adiku yang manis!! calon penghuni hutan paling imut!”
Medina Kamil
Pemirsa setia Trans7 khususnya program Jejak Petualang mungkin masih ingat dengan peristiwa musibah long boat di Raja Ampat yang menimpa tim ekspedisi Papua Jejak Petualang beberapa tahun lalu. Satu dari 5 awak kapal yang ikut menjadi korban adalah sesosok perempuan muda yang baru pertama kalinya ikut dalam ekspedisi Jejak Petualang.
Medina Kamil, dialah sosok perempuan tegar yang sempat terombang – ambing di tengah laut Arafuru selama 24 jam dan terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni selama 4 hari. “Di Pulau Tiga aku bersama tim yang selamat harus survive dengan makan apa saja yang bisa dimakan bahkan untuk minum saja harus mengandalkan air hujan,” ujar Medina membuka pembicaraan.
Diakui Dina begitu ia biasa disapa, perjalanan pertamanya ke Papua itulah merupakan pengalaman yang tidak akan pernah ia lupakan. Namun bagi si bungsu dari 4 bersaudara ini mengaku tidak kapok dengan pengalaman itu. “Keluargaku sempat khawatir juga setiap aku mau melakukan perjalanan lagi tapi itu sudah menjadi keputusan aku untuk tetap menjadi host Jejak Petualang,” aku Dina. Pemenang ajang pencarian presenter program petualangan Trans7 ini mengatakan banyak suka dan duka selama ia menjadi host Jejak Petualang “Sukanya aku bisa jalan-jalan gratis ke seluruh pelosok tanah air sedangkan dukanya saat aku jenuh di perjalanan,” jelas Dina.
Bagi gadis penyuka makanan pedas ini, harapan ke depan ia bisa menjadi presenter yang lebih baik karena untuk menjadi seorang presenter handal ternyata tidak segampang yang orang perkirakan. Ok Dina sampai jumpa di perjalanan kamu berikutnya
1. Nama Lengkap : Medina Kamil
2. Nama Panggilan : Dina
3. Tempat/ Tanggal Lahir : Jakarta, 6 April 1982
4. Bintang (zodiac) : Aries
5. Tinggi/ Berat : 168 cm/ 55 kg
6. Status : Single
7. Hobby : Jalan-jalan, Nonton Film & Baca Buku
8. Nama Orang Tua : H. Kamil Syueb (alm) & Hj. Annisyah
9. Pendidikan : Fakultas Hukum Universitas Pancasila
10. Olahraga Favorit : Renang
11. Makanan Favorit : Tempe dan yang pedas-pedas
12. Motto hidup : Tak ada yang tidak mungkin kalau kita berusaha
Medina Kamil, dialah sosok perempuan tegar yang sempat terombang – ambing di tengah laut Arafuru selama 24 jam dan terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni selama 4 hari. “Di Pulau Tiga aku bersama tim yang selamat harus survive dengan makan apa saja yang bisa dimakan bahkan untuk minum saja harus mengandalkan air hujan,” ujar Medina membuka pembicaraan.
Diakui Dina begitu ia biasa disapa, perjalanan pertamanya ke Papua itulah merupakan pengalaman yang tidak akan pernah ia lupakan. Namun bagi si bungsu dari 4 bersaudara ini mengaku tidak kapok dengan pengalaman itu. “Keluargaku sempat khawatir juga setiap aku mau melakukan perjalanan lagi tapi itu sudah menjadi keputusan aku untuk tetap menjadi host Jejak Petualang,” aku Dina. Pemenang ajang pencarian presenter program petualangan Trans7 ini mengatakan banyak suka dan duka selama ia menjadi host Jejak Petualang “Sukanya aku bisa jalan-jalan gratis ke seluruh pelosok tanah air sedangkan dukanya saat aku jenuh di perjalanan,” jelas Dina.
Bagi gadis penyuka makanan pedas ini, harapan ke depan ia bisa menjadi presenter yang lebih baik karena untuk menjadi seorang presenter handal ternyata tidak segampang yang orang perkirakan. Ok Dina sampai jumpa di perjalanan kamu berikutnya
1. Nama Lengkap : Medina Kamil
2. Nama Panggilan : Dina
3. Tempat/ Tanggal Lahir : Jakarta, 6 April 1982
4. Bintang (zodiac) : Aries
5. Tinggi/ Berat : 168 cm/ 55 kg
6. Status : Single
7. Hobby : Jalan-jalan, Nonton Film & Baca Buku
8. Nama Orang Tua : H. Kamil Syueb (alm) & Hj. Annisyah
9. Pendidikan : Fakultas Hukum Universitas Pancasila
10. Olahraga Favorit : Renang
11. Makanan Favorit : Tempe dan yang pedas-pedas
12. Motto hidup : Tak ada yang tidak mungkin kalau kita berusaha
Banyak Suka Duka yang di lalui oleh Team JP namun ada kabar duka waktu pertengahan Tahun 2006 tepatnya tanggal 06-06-2006 dimana waktu itu mengalami musibah pada saat Ekspedisi Papua dan terombang ambing di laut Arafuru selama 24jam dan menghuni 4 hari di pulau yang kosong tanpa penghuni....
Ada salah satu sosok yang tidak selamat waktu musibah Ekspedisi Papua itu...
ya,, itulah Sang Kameramen JP yang benama Bagus Dwi.
Ada salah satu sosok yang tidak selamat waktu musibah Ekspedisi Papua itu...
ya,, itulah Sang Kameramen JP yang benama Bagus Dwi.
Bagus Dwi
Bagus Dwi, kameramen Jejak Petualang TV7 yang belum diketahui rimbanya hingga kini, sejak kecil cinta mati pada dunia traveling.
Karena itu Bagus mengaku sangat cocok bergabung di program Jejak Petualang TV7.
Di ruang tamu rumah orangtua Bagus di Jalan Lawu No 1, Manahan, Solo, yang tidak seberapa besar, didominasi hiasan benda-benda khas berbagai suku di Indonesia.
Menurut Ny Tri Sarah, ibu dari Bagus Dwi, benda-benda itu merupakan buah tangan Bagus setelah melakukan peliputan. Ada tifa kecil, topeng khas Dayak, pernik-pernik khas berbagai daerah dan lain-lainnya. Sebuah alat musik Sasando dipajang di meja hias. "Sasando itu barang terakhir yang dibawa Bagus pulang beberapa bulan lalu. Katanya habis liputan dari Nusa Tenggara," papar Ny Tri saat ditemui di rumahnya, Senin (12/6/2006).
Menurut Tri, sejak kecil Bagus memang menggemari kegiatan traveling, terutama ke petualangan alam bebas. Dia pernah menjadi ketua Plasma, organisasi siswa pecinta alam di SMA 4 Solo. Di Fakultas Ekonomi UNS dia juga bergabung di Mepa, organisasi mahasiswa pecinta alam di fakultas itu. Setelah mendapat gelar sarjana ekonomi pembangunan dari UNS tahun 2003, lajang kelahiran 13 Agustus 1980 itu sempat bekerja sebagai kameramen di TV Borobudur Semarang selama beberapa bulan. Setelah itu, anak kedua dari tiga bersaudara tersebut diterima bekerja di TV7 (Sekarang Trans 7) Jakarta.
"Dia mengaku sangat senang ketika bergabung di program Jejak Petualang, karena sesuai hobinya. Sejak itu dia memang jarang pulang. Tapi kami dapat memaklumi karena dia sibuk dengan pekerjaan yang membuatnya senang," ujar Tri Sarah.
Bagus, kata Tri, pulang ke rumah terakhir kali bulan Februari lalu. Saat itu Bagus pulang hanya untuk menjenguk keluarganya mumpung sedang liburan, karena jadwal liburnya tidak tentu mengingat tuntutan pekerjaan yang harus berpindah-pindah ke berbagai daerah. Sedangkan kontak telepon terahir, kenang Tri, sekitar dua pekan lalu. Saat itu Bagus mengaku sudah berada di Papua.
"Dalam telepon itu dia minta didoakan karena setelah perjalanan ke Timika, dia bersama rombongan akan melanjutkan perjalanan ke Merauke," demikian kenang Tri. "Kami berharap Bagus dapat ditemukan dan pulang dengan selamat. Sejak mendapat kabar dari TV7(Trans 7) bahwa dia dinyatakan hilang pada hari Jumat lalu, kami selalu berdoa untuk keselamatannya," lanjutnya. Saat ini ayah dan adik Bagus, Tony Suhartono dan Bagus Tri Wahyu Utomo, sudah berada di Papua. Menurut SMS yang diterima Tri, suaminya yang karyawan PT KA itu menunggu proses pencarian anaknya di posko. Sedangkan Tri Wahyu Utomo bergabung dengan Tim SAR untuk ikut mencari.
Karena itu Bagus mengaku sangat cocok bergabung di program Jejak Petualang TV7.
Di ruang tamu rumah orangtua Bagus di Jalan Lawu No 1, Manahan, Solo, yang tidak seberapa besar, didominasi hiasan benda-benda khas berbagai suku di Indonesia.
Menurut Ny Tri Sarah, ibu dari Bagus Dwi, benda-benda itu merupakan buah tangan Bagus setelah melakukan peliputan. Ada tifa kecil, topeng khas Dayak, pernik-pernik khas berbagai daerah dan lain-lainnya. Sebuah alat musik Sasando dipajang di meja hias. "Sasando itu barang terakhir yang dibawa Bagus pulang beberapa bulan lalu. Katanya habis liputan dari Nusa Tenggara," papar Ny Tri saat ditemui di rumahnya, Senin (12/6/2006).
Menurut Tri, sejak kecil Bagus memang menggemari kegiatan traveling, terutama ke petualangan alam bebas. Dia pernah menjadi ketua Plasma, organisasi siswa pecinta alam di SMA 4 Solo. Di Fakultas Ekonomi UNS dia juga bergabung di Mepa, organisasi mahasiswa pecinta alam di fakultas itu. Setelah mendapat gelar sarjana ekonomi pembangunan dari UNS tahun 2003, lajang kelahiran 13 Agustus 1980 itu sempat bekerja sebagai kameramen di TV Borobudur Semarang selama beberapa bulan. Setelah itu, anak kedua dari tiga bersaudara tersebut diterima bekerja di TV7 (Sekarang Trans 7) Jakarta.
"Dia mengaku sangat senang ketika bergabung di program Jejak Petualang, karena sesuai hobinya. Sejak itu dia memang jarang pulang. Tapi kami dapat memaklumi karena dia sibuk dengan pekerjaan yang membuatnya senang," ujar Tri Sarah.
Bagus, kata Tri, pulang ke rumah terakhir kali bulan Februari lalu. Saat itu Bagus pulang hanya untuk menjenguk keluarganya mumpung sedang liburan, karena jadwal liburnya tidak tentu mengingat tuntutan pekerjaan yang harus berpindah-pindah ke berbagai daerah. Sedangkan kontak telepon terahir, kenang Tri, sekitar dua pekan lalu. Saat itu Bagus mengaku sudah berada di Papua.
"Dalam telepon itu dia minta didoakan karena setelah perjalanan ke Timika, dia bersama rombongan akan melanjutkan perjalanan ke Merauke," demikian kenang Tri. "Kami berharap Bagus dapat ditemukan dan pulang dengan selamat. Sejak mendapat kabar dari TV7(Trans 7) bahwa dia dinyatakan hilang pada hari Jumat lalu, kami selalu berdoa untuk keselamatannya," lanjutnya. Saat ini ayah dan adik Bagus, Tony Suhartono dan Bagus Tri Wahyu Utomo, sudah berada di Papua. Menurut SMS yang diterima Tri, suaminya yang karyawan PT KA itu menunggu proses pencarian anaknya di posko. Sedangkan Tri Wahyu Utomo bergabung dengan Tim SAR untuk ikut mencari.
http://www.kaskus.us/showthread.php?p=386313971
Begitu rindunya saya pada om saya.. gak pernah ketemu, saat dia hilang,saya masih kecil........ dan gak pernah ketemu.
BalasHapusYang sabar yaa.. :')
HapusSampai sekarang aku selalu berharap bagus akan kembali ke kampung halaman lagi.
HapusSampai sekarang aku selalu berharap bagus akan kembali ke kampung halaman lagi.
HapusKapanpun dimanapun saya selalu mengingatnya.. Bagus Dwi.
BalasHapus