Jumat, 31 Agustus 2012

Satelit Buatan Pertama Indonesia LAPAN-TUBSAT Lebih Canggih Dari Negara Maju

Dibidang Teknologi satelit Indonesia ternyata tidak tertinggal jauh dengan negara maju, satelit buatan pertama Indonesia mengorbit 10 Januari 2007 dari Pusat Antariksa Satish Dhawan di India. satelit yang bernama Lapan-Tubsat ini telah mengorbit 4 tahun diangkasa padahal perkiraan umur dari satelit mini ini hanya 2 tahun, ini membuktikan bahwa satelit Indonesia memiliki keunggulan tersendiri. selain itu ketika Gunung merapi meletus satelit negara-negara maju mengalami kesusahan dalam pengambilan gambar gunung tersebut karena tertutup awan. ternyata, satelit mini buatan Indonesia jauh lebih canggih, satelit ini mampu mengambil gambar gunung merapi karena satelit ini dapat digerakkan kesamping untuk mengambil gambar dari sisi lain gunung.

Ke depan, Lapan akan terus melakukan pengembangan satelit. Dijelaskan Soewarto, kini Lapan sedang membangun dua satelit yaitu Lapan-A2 dan Lapan-Orari.
Kedua satelit yang disebut Twin- Sat atau Satelit Kembar berorbit ekuatorial, sehingga akan melewati Indonesia lebih banyak dari Lapan-Tubsat, yaitu 14 kali per hari. Kedua satelit akan mengemban misi untuk mitigasi bencana.

Rencananya Twin Sat akan diluncurkan pada 2011 ini dengan menggunakan roket India. Lapan-A2 akan membawa muatan AIS (Automatic Identification System) untuk mengindentifikasi kapal laut di perairan Indonesia dan kamera video dengan cakupan tiga kali lebih lebar dari Lapan-Tubsat.

Sementara, Lapan-Orari akan membawa muatan voice repeater dan APRS Repeater untuk komunikasi anggota Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari) saat bencana. Satelit ini juga akan membawa ADI star (Attitute Determination Instrument). Instrumen ini akan mengeluarkan cahaya seperti bintang yang terlihat dari bumi dengan mata telanjang.

Ini dia hasil tangkapan satelit yang canggih ini...

Erupsi Merapi 05-11-2010 (Lapan-Tubsat)
Gambar erupsi Merapi yang diambil dari Satelit Lapan-Tubsat

Erupsi Merapi 05-11-2010
Gambar erupsi Merapi yang diambil dari Satelit Lapan-Tubsat (2)

Kawah Merapi 24 Mei 2007 (Lapan-Tubsat)
Kawah Merapi 2007 yang diambil Satelit  Lapan-Tubsat

Erupsi Bromo 28 November 2010 (Lapan-Tubsat)
Foto Erupsi Bromo yang diambil Satelit  Lapan-Tubsat
Bandara Biak 29 Agustus 2010 (Lapan-Tubsat)
Foto Bandara Biak yang diambil Satelit  Lapan-Tubsat

Kepulauan Maluku Utara 2 Mei 2010 (Lapan-Tubsat)
Kepulauan Maluku Utara yang diambil Satelit  Lapan-Tubsat

Tangkuban Perahu 28 April 2009 (Lapan-Tubsat)
Tangkuban Perahu yang diambil dari Satelit Lapan-Tubsat

Maju terus Indonesia..!! 
http://aldamisite.blogspot.com/2011/01/satelit-buatan-pertama-indonesia-lapan.html

Satelit Buatan Mahasiswa Indonesia Diluncurkan 2012

Surabaya (ANTARA News) - Satelit mini atau nano-satelit buatan mahasiswa Indonesia akan diluncurkan pada tahun 2012, karena pembahasan antarmahasiswa UGM, ITB, ITS, UI, dan PENS ITS serta mahasiswa Indonesia di luar negeri sudah dimulai. "Mulai tahun ini (2009), kami melakukan serangkaian pertemuan dengan mahasiswa dari berbagai kampus," kata peneliti asal Indonesia di TU Delft Belanda, Dedy H.B. Wicaksono, PhD., di Surabaya, Senin. Di sela-sela Lokakarya INSPIRE (Indonesian Nano Satellite Platform Initiative for Research & Education) di PENS ITS, ia mengatakan pertemuan akan berlanjut dengan penelitian secara intensif di Belanda atau di Indonesia. "INSPIRE merupakan forum pertemuan antarmahasiswa dengan berbagai stakeholder dari pemerintah dan lembaga riset untuk mendorong penguasaan teknologi satelit sejak kalangan mahasiswa," katanya. Alumnus Teknik Fisika ITB Bandung (S1) pada tahun 1934-1998 itu menyatakan Indonesia sangat membutuhkan satelit untuk peta hutan, perikanan, bencana alam, kepulauan, kriminalitas laut, dan sebagainya. "Kita sudah memiliki Satelit Palapa dan usianya sudah 30 tahunan. Teknologinya dibuat di luar negeri, sehingga devisa negara akan tersedot keluar dan kita akhirnya tidak memiliki kemandirian," kata alumnus Tokyo University of Technology (S2) itu. Menurut alumnus TU Delft Belanda (S3) itu, satelit yang besar itu membutuhkan dana yang mahal hingga ratusan miliar atau bahkan triliunan, namun nano-satelit hanya berkisar Rp5 miliar dan satelit mini akan bertahan selama kurun tiga tahunan. "Tidak hanya murah, tapi nano-satelit itu sebenarnya dapat kita kuasai dengan mudah, apalagi di dalamnya sudah ada unsur pendidikan, aspek aplikasi teknologi, dan penelitian lintas keilmuan seperti telekomunikasi, elektronika, energi surya, dan sebagainya," katanya. Oleh karena itu, kata penggagas INSPIRE itu, para dosen dapat mendorong mahasiswa telekomunikasi yang selama ini merumuskan tugas akhir (TA) tentang alat-alat telekomunikasi seperti handphone (HP), namun kini dapat mengarahkan TA pada bidang satelit. "Jadi, pembahasan dapat dilakukan pada tahun 2009, lalu tahun 2010 dengan penelitian intensif, bahkan TU Delft sangat senang bila penelitian dapat dilakukan di Belanda, kemudian tahun 2011 dilakukan persiapan dan tahun 2012 ada peluncuran," katanya. Senada dengan itu, Sekretaris Menkominfo, Dr Eng. Son Kuswadi, menyatakan dana pembuatan nano-satelit hanya Rp5 miliar dan bila dimulai dengan pertemuan, penelitian, hingga akhirnya peluncuran nano-satelit, maka akan dibutuhkan dana sekitar Rp10 miliar. "Pembahasan lewat workshop yang melibatkan puluhan mahasiswa dari berbagai universitas itu akan kita lakukan dua kali selama tahun 2009, termasuk pembahasan dengan LAPAN, BPPT, IPTN, Departemen Kelautan dan Perikanan," katanya. Setelah itu, kata dosen robotik PENS ITS Surabaya itu, pembahasan intensif untuk aplikasi akan dilakukan di TU Delft Belanda dan di Indonesia hingga tahun 2011. "Tahun 2012 akan kita lakukan peluncuran, apakah peluncuran akan memanfaatkan lembaga sejenis LAPAN di Indonesia yang sudah memiliki lokasi peluncuran roket atau mungkin LAPAN juga sudah siap pada tahun itu," katanya. Ia menambahkan pemanfaatan nano-satelit itu akan diaplikasikan untuk fungsi telekomunikasi di saat bencana alam dan pencegahan pencurian ikan. "Nantinya, bisa juga untuk sensor cuaca," katanya.


http://hafizonline.blogspot.com/2009/10/satelit-buatan-mahasiswa-indonesia.html

TNI Uji Coba Roket Buatan Indonesia


Putra putri Indonesia berhasil memproduksi alat persenjataan untuk TNI berupa roket pertahanan R-Han 122 mm. Roket tersebut berhasil diuji coba kemarin (28/3) di kawasan hutan Puslatpur TNI Kecamatan Baturaja Timur, OKU, Sumatera Selatan. Uji coba dipimpin langsung Wakil Menhan Letjen Purn TNI Syafrie Syamsudin serta Dankodiklat TNI AD Letjen Gatot Nurmantyo.

Gatot menjelaskan, roket ini memiliki spesifikasi teknis terdiri dari motor roket tipe balistik tanpa kendali, sirip melipat kesamping, tipe propellan komposit bintang 8, memiliki kaliber 22 mm dengan panjang propellan 1.000 mm, panjang tabung 1.290, panjang roket 1.762, berat propellan 10,33 Kg, berat total 38 Kg, jarak jangkauan 14 km dan bisa melesat dalam waktu 63 detik. Pada hulu ledaknya tipe tajam, asap dan inert, panjang 475 mm, berat 15 kg, tipe fuse impact, life setting on 16 g, pengamanan bertingkat dengan radius efektif 25 m.

“Ada delapan roket yang diujicobakan dan kesemuanya berhasil meluncur dengan sempurna menuju sasaran yang telah ditentukan,” kata Gatot.

Wamenhan Letjen TNI Purn Syafrie Syamsudin, mengaku sangat bangga. Sebab peluncuran roket ini merupakan momen bersejarah sekaligus suatu kegiatan yang strategis. “Keberhasilan ini merupakan perjalanan panjang pemerintah untuk meningkatkan sistem persenjataan nasional dengan mengembangkan roket Han-122 mm,” katanya.

Pengembangan R-Han122 mm buah kerja sama Kemenristek, Kemenhan, dan sejumlah perusahaan lainnya. Antara lain, PT DI dalam pengembangan struktur dan desain roket. Kemudian PT Pindad berperan terhadap pengembangan launcher dan firing system menggunakan platform truk GAZ dan truk Nissan.

Selain itu, PT Dahana juga berperan dalam penyediaan propellant. Sedangkan PT Krakatau Steel mengembangan material tabung dan struktur roket. Sementara Badan meterorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendukung alat pemantau cuaca dan penentu posisi roket. Kemudian ITB sendiri berperan dalam penyediaan system kamera nirkabel untuk menangkap dan mengirim gambar dilokasi target atau sasaran.

Gatot Nurmantyo mengatakan, roket Han-122 mm ini sekarang telah dioperasionalkan oleh Arteri Medan AD dan Arteri medan Marinir AL. Saat ini kemampuan jarak tembaknya masih dua digit (14 Km), namun pada 2014 akan menggunakan multi loan roket system, sehingga daya jelajahnya bisa menembus tiga digit, di atas 100 Km.

Dijelaskan pula, Indonesia sekarang ini sudah mampu mencapai tahap kemandirian roket. Namun biaya teknologi ternyata cukup mahal. Satu roket yang diuji cobakan saja biayanya mencapai Rp26 juta. Saat ini Indonesia telah memproduksi lebih dari 100 unit. Targetnya 1.000 unit hingga akhir 2014 dan butuh dana lebih dari Rp100 triliun.

“Kami berharap anggarannya tidak dikurangi,” ujar Gatot. (jpnn) (785)

http://www.batampos.co.id/index.php/2012/03/29/tni-uji-coba-roket-buatan-indonesia/

Roket RX520 Bikin Takut Negara Tetangga


Bahwa adanya mitos tentang musuh dari Utara yakni Indonesia, memang bukan sekedar mitos tapi sungguh menjadi ancaman nyata di masa depan kelak. Hal ini terlihat dari kekhawatiran negara-negara tetangga Indonesia yang mulai ketakutan pasca di luncurkannya Roket RX-420 tiga tahun yang lalu, namun sukses mengembangkan Roket RX420, bukan lantas membuat LAPAN berpuas diri, LAPAN kembali mendesain Roket RX520 dengan daya jangkau bisa mencapai 200 km dan Ini lebih jauh dua kali lipat di banding Roket RX420. Keunggulam Roket RX520 ini memiliki spesifikasi yang lebih hebat ketimbang Roket RX420. Sehingga Roket RX520 adalah roket terbesar yang di buat oleh LAPAN, 100% adalah hasil karya anak bangsa, para insinyur Indonesia.

Ketakutan negara tetangga memang cukup beralasan ? karena keberhasilan peluncuran roket Indonesia ini ke depan akan membawa Indonesia mampu mendorong dan mengantarkan Satelit Indonesia bernama Nano Satellite sejauh 3.600 km ke angkasa. Satelit Indonesia ini nanti akan berada pada ketinggian 300 km dan kecepatan 7,8 km per detik. Bila ini terlaksana Indonesia akan menjadi negara yang bisa menerbangkan satelit sendiri dengan produk buatan sendiri. satelit buatan Indonesia tersebut konon rencananya siap di luncurkan paling cepat 2013 dengan dana kurang lebih 20 Milyar Rupiah.

Rasa kekhawatiran negara tetangga ini memang masuk akal ? Ketika Indonesia sudah mampu mendorong satelit sampai 3.600 km untuk keperluan damai atau keperluan lainya. maka secara otomatis bilamana di butuhkan untuk keperluan militer dengan kemampuam meluncurkan roket sejauh 190 km sampai 350 km bukan hal yang sulit bagi Indonesia untuk melakukannya, jika saja LAPAN dan Kementerian Pertahanan bersinergi membuat rudal balistik memakai RX520, bukan tidak mustahil rudal tersebut mampu menjadi senjata yang takuti. Karena Teknologi yang di miliki LAPAN, sudah bisa di pakai untuk membuat rudal balistik jarak menengah, Indonesia memang harus mandiri. Kementerian Pertahanan harus bekerja sama dengan LAPAN membuat rudal berhulu ledak, keberhasilan Lapan menguji coba roket-roketnya membuat Indonesia semakin di takuti. Roket buatan Lapan tinggal di bekali hulu ledak di ujungnya dan menciptakan direksi untuk mengarahkan koordinat sasaran.

Dengan daya jelajah mencapai 200 km, senjata balistik ini akan mampu melindungi pulau-pulau di Indonesia. sehingga bakal sangat mengancam Negara-negara tetangga !!! misalkan kalau tempat peluncurannya di tempatkan di Batam atau Bintan, maka Singapura dan Malaysia Barat sudah gemetaran bakal kena roket Indonesia. Dan kalau di tempatkan di sepanjang perbatasan Kalimantan Indonesia dengan Malaysia Timur, maka si Malaysia tak akan pernah berpikir merebut dan merampok Ambalat. Begitu juga dengan Australia, mereka ada rasa takutnya juga. Bahwa mitos ada musuh dari Utara yakni Indonesia itu, memang bukan sekedar mitos tetapi sungguh ancaman nyata di masa depan kelak.

Melihat keberhasilan anak-anak bangsa ini, tentunya kita sangat bangga dan menjadi contoh yang baik untuk generasi muda Indonesia, bahwa ternyata masih ada anak-anak bangsa yang mampu berbuat yang terbaik bagi bangsanya daripada tingkah laku para koruptor-koruptor yang kerjanya justru menghabiskan uang rakyat tanpa ada prestasi yang di raihnya.


http://regional.kompasiana.com/2012/02/18/roket-rx520-bikin-takut-negara-tetangga/

Kamis, 30 Agustus 2012

AS Jual Rudal US$ 25 Juta untuk Dandani F-16 Milik Indonesia

Washington Pemerintah Barack Obama mengusulkan menjual rudal udara-ke-permukaan dan peralatan terkait untuk melengkapi armada pertahanan Indonesia yaitu F-16, pesawat tempur buatan AS. Penjualan senilai 25 juta dolar itu akan menjadi langkah terbaru AS untuk memperkuat hubungan keamanan dengan sahabat dan sekutunya, menyusul mencuatnya kekuatan China.

Usulan itu disampaikan pemerintah Obama kepada Kongres dalam surat pemberitahuan bertanggal Rabu 22 Agustus 2012, demikian diberitakan Reuters, Minggu (26/8/2012).

Dijelaskan, Indonesia ingin membeli 18 rudal AGM-65K2 "Maverick All-Up-Round", 36 rudal pelatihan udara, 3 rudal pelatihan untuk pemeliharaan, ditambah suku cadang, peralatan uji dan pelatihan personel.

Rudal AGM-65 Maverick buatan Raytheon Co, dirancang untuk menyerang berbagai sasaran taktis, termasuk kendaraan lapis baja, pertahanan udara, kapal, transportasi darat dan fasilitas penyimpanan bahan bakar.

"Angkatan Udara Indonesia membutuhkan rudal ini untuk melatih para pilot F-16-nya dalam penggunaan senjata udara-ke-permukaan," kata Badan Kerjasama Hankam, Pentagon, dalam suratnya.

"Penjualan senjata ini akan berkontribusi untuk membuat Indonesia sebagai "mitra regional yang lebih berharga di wilayah paling penting di dunia," tulisnya.

Berdasar hukum AS, usulan penjualan senjata wajib diberitahukan kepada Kongres dan tidak berarti penjualan telah dikabulkan.

Tahun lalu, AS menghibahkan 24 F-16 C/D seken kepada Indonesia untuk memperkuat hubungan bilateral dan mendorong apa yang Pentagon sebut kemampuan yang "sangat dibutuhkan" untuk melindungi wilayah udara Indonesia.

Indonesia harus merogoh kocek 750 juta dollar untuk meremajakan (upgrade) pesawat itu dari block 25 menjadi 52 dengan teknologi terbaru. Pesawat itu akan tiba di Indonesia pada 2014. Hibah itu diumumkan oleh Presiden Amerika Barack Obama dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Bali tahun silam.

Sementara, bulan Agustus ini AS juga menawari hibah 10 pesawat F-16. Indonesia yang senang dengan tawaran ini akan meminta persetujuan DPR lebih dulu, mengingat ongkos yang besar untuk mendandaninya.

http://indonesiandefense.blogspot.com/

Obama Usulkan Jual Rudal ke Indonesia


TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Administrasi Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengusulkan menjual rudal kendali Maverick kepada Indonesia. Sebagaimana dilansir laman brecorder.com, penjualan senilai US$ 25 juta itu diusulkan Obama melalui nota kepada Kongres.

Berdasarkan nota yang dikirim Rabu 22 Agustus itu, Indonesia disebutkan telah meminta 18 rudal »Maverick All-Up-Round” AGM-65K2, 36 rudal »captive air training”, dan tiga rudal latihan "maintenance" beserta suku cadangnya, perlengkapan pengujian dan latihan personal. AGM-65 Maverick, yang diproduksi Raytheon Co, dirancang untuk menyerang target taktis dalam jarak jauh, termasuk baja, pertahanan udara, transportasi darat, dan fasilitas penyimpanan (gudang).

»Penjualan senjata ini akan berkontribusi menjadikan Indonesia partner regional yang berharga dalam sebuah wilayah yang penting di dunia, » kata Biro Kerjasama Pertahanan dan Keamanan Pentagon dalam notanya kepada Kongres.

Di dalam nota itu, Biro Kerja Sama Pertahanan dan Keamanan Pentagon juga mengatakan bahwa rudal-rudal itu dibutuhkan untuk melatih pilot-pilot F-16 Indonesia agar memiliki kemampuan dasar menggunakan senjata serangan udara ke darat.

Namun, laman brecorder.com menambahkan, dikirimkannya nota usulan penjualan ini tidak berarti keputusan penjualan itu telah final. Pengiriman nota itu memang merupakan mekanisme hukum yang harus dipatuhi.

Sebelumnya, dalam kunjungan sembilan hari ke Asia-Pasifik November lalu, Obama dan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan AS akan menghibahkan 24 pesawat tempur F-16 kepada Indonesia. Indonesia saat ini sudah memiliki 10 pesawat tempur F-16.


http://id.berita.yahoo.com/obama-usulkan-jual-rudal-ke-indonesia-130122571.html

Indonesia Ditawarkan Produksi Bersama Pesawat Tempur L-159

Pabrik Aero Vodochody (Foto: Aero Vodochody)

7 Mei 2009, Jakarta -- Aero Vodochody selaku produsen pesawat tempur latih L-159, menawarkan produksi bersama pesawat tersebut kepada Pemerintah Indonesia. Produksi bersama yang ditawarkan mencakup sebagian mesin dan suku cadang pesawat.

Tidak itu saja, pihak Aero juga menawarkan prasarana pelatihan, simulator, dan jaminan suku cadang selama 25 tahun.

Dalam pertemuan tertutup itu, pihak Aero diwakili Presiden Aero Igor Hulak, Manager Pemasaran Martin Kubovy dan Wakil Program Militer Aero Petr Kudrn. Sedangkan Pemerintah Indonesia diwakili Dirjen Sarana Pertahanan Departemen Pertahanan Marsekal Muda TNI Errys Heriyanto.

L159 T (Foto: Aero Vodochody)

L159 T (Foto: Aero Vodochody)

L159 B (Foto: Aero Vodochody)

L159 B (Foto: Aero Vodochody)

L159 ALCA (Foto: Aero Vodochody)

L159 ALCA (Foto: Aero Vodochody)

Pesawat tempur latih L-159 sudah lama menjadi alternatif untuk mengganti beberapa pesawat TNI Angkatan Udara (AU) yang akan memasuki masa 'pensiun'. Beberapa jenis pesawat tempur yang akan diganti itu adalah OV-10 Bronco, F-5 Tiger, Hawk MK-53 dan pesawat angkut Fokker-27 dan Helikopter Sikorsky.

Mabes TNI dan Dephan telah melakukan penjajakan ke beberapa negara untuk mencari pesawat pengganti yang sesuai dengan peran dan tugas pokok pesawat lama. Khusus untuk pengganti pesawat Hawk MK-53, Mabes TNI AU mengantongi beberapa pilihan yakni Aermachchi dari Italia, FTC-2000 dari China, dan L-159B dari Ceko.
http://beritahankam.blogspot.com/2009/05/indonesia-ditawarkan-produksi-bersama.html

Rabu, 29 Agustus 2012

Mengenal Super Tucano pengganti OV-10 Bronco TNI AU


Besok Senin pagi, 9 April 2012, penulis mendapat undangan untuk menghadiri parade dalam rangka peringatan ke-66 HUT TNI AU bertempat di Taxy Way Echo Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta. Kali ini terbersit rasa bangga penulis sebagai salah satu purnawirawan TNI AU, melihat persiapan parade yang akan dimeriahkan dengan sedikit 'pamer' kekuatan dan kemampuan TNI AU sebagai sayap tanah air, penjaga dirgantara Indonesia.

Setelah selesai upacara resmi, akan dilakukan demo yang melibatkan 64 pesawat TNI AU, baik unsur tempur, transport, intai dan latih. Diantaranya yang dilibatkan adalah pesawat Sukhoi, F-16 A/B, F-5E, Hawk-200, C-130, CN-235, C-212, KT-1B, NAS-332, SA-330, Heli EC-120. Selain fly pass, juga akan dilakukan beberapa manuver pesawat tempur, dan demo aerobatic Tim Jupiter, dan beberapa manuver seperti 'mirror,' terbang bersamaan dengan salah satu pesawat posisi terbalik bak kaca.

Dimasa mendatang, TNI AU rencananya akan mendapat tambahan kekuatan beberapa jenis pesawat seperti F-16, F-5, Sukhoi SU-30MK2 dan Pesawat Tempur Korea T-50 serta Super Tocano EMB-314 dari Brazilia. Pada artikel ini, penulis akan sedikit membahas Super Tucano yang menurut Pangkoopsau-II, Marsda TNI Ismono Wijayanto, akan tiba pada bulan Agustus 2012, menggantikan OV-10 Bronco.

OV-10 Bronco Pespur COIN
Super Tocano EMB-314 dibeli pemerintah Indonesia untuk menggantikan fungsi pesawat tempur ringan OV-10 Bronco. Pembelian ditandatangani saat pameran Indo Defence 2010. Menurut Panglima Koopsau-II, enam buah Super Tucano akan tiba pada bulan Agustus 2012 dan sebagai home base ditetapkan di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang.

OV-10, Bronco telah mengabdi di TNI AU lebih dari 30 tahun sejak kedatangannya pertama kali di Indonesia pada tanggal 28 September 1976. Pesawat tempur taktis yang disebut si kuda liar ini paling banyak diterjunkan dalam berbagai operasi militer. Bronco adalah pesawat propeller, tetapi lincah dan gesit dan dapat bermanuver dengan kecepatan rendah di atas target sehingga lebih mudah dalam mengidentifikasi target di permukaan.

Super Tucano akan berperan seperti Bronco khususnya dengan fungsi COIN (counter insurgency), lebih khusus untuk melakukan penyerangan target permukaan, baik dalam sebuah operasi berdiri sendiri (Serangan Udara Langsung) maupun sebagai pesawat tempur ringan dalam memberikan dukungan tembakan bagi pasukan darat. Dalam operasi udara dikenal sebagai close air support.

Dari sejarahnya, pesawat OV-10 Bronco telah sukses berbakti dalam melakukan operasi udara (bantuan tembakan udara), seperti pada Ops Seroja (1976-1979), ops Tumpas (1977-1978), Ops Halilintar (1979), Ops Guruh Petir (1980), Ops Kikis (1981-1982), Ops Tumpas (1983-1985), Ops Halau (1985-1987), Ops Rencong Terbang (1991-1993), Ops Oscar (1991-1992).

Beberapa teman penulis satu angkatan, Akabri 1970 ada yang pernah bertugas menerbangkan OV-10 Bronco, dan terlibat dalam beberapa operasi militer diatas, saat itu berpangkat Letttu-Kapten, kini sudah purna, diantaranya Marsda Pur Sonny Rizany, Marsda Pur Ronggo Sunarso, Marsma Pur Agus Suwarno (Alm), Kolonel Pur Sihotang (Alm) dan Kapten Pur Pnb Halik Hamir (Alm).

EMB-314 Super Tucano
Super Tucano diputuskan dibeli, setelah melalui sebuah proses panjang penilaian dari berbagai aspek baik oleh Kemenhan, Mabes TNI dan TNI AU sebagai operator. Pesawat ini setelah melalui berbagai pertimbangan dan penilaian diputuskan paling cocok bagi TNI AU, mengalahkan beberapa kompetitornya atau beberapa alternatif pesawat serupa, yaitu L-159A (Ceko), M-346 (Italia), K8P (China), dan KO-1B (Korea).

EMB-314 Super Tucano atau ALX, atau A-29 adalah versi yang disempurnakan dari pesawat latih EMB-312 Tucano, dimana versi baru ini mempunyai kelebihan lebih cepat dan kemampuan terbangnya lebih tinggi. Pesawat ini dirancang untuk light attack, counter insurgency ( COIN ), close air support ,dan aerial reconnaissance missions. Dirancang untuk dapat beroperasi di daerah dengan suhu tinggi, kondisi kelembaban yang tinggi. Dilengkapi dengan generasi ke-4 avionik yang menggabungkan dengan sistem senjata dalam memandu akurasi senjata.

Prototipe Super Tucano terbang pertama kali pada tahun 1992. Pada tahun 1995, Embraer memenangkan kontrak dari Brazilian Air Force untuk pengembangan varian Super Tucano (proyek ALX). Pesawat ini dioptimalkan untuk kondisi lingkungan di Amazon, Brazilia.

ALX diciptakan untuk mampu beroperasi disegala kondisi cuaca, siang dan malam, mampu melaksanakan misi dari pangkalan terpencil dan tak beraspal, runway dari tanah dengan sedikit dukungan. Pesawat produksi pertama selesai pada tahun 1999. Pada Agustus 2001, AU Brazil menandatangani kontrak pembelian 76 Super Tucano dengan konfigurasi 25 unit kursi tunggal (A-29 ALX) dan 51 unit kursi ganda (AT-29 ALX). Pesawat pertama itu diterima AU Brazil pada Desember 2003. Pada September 2007, 50 pesawat telah beroperasi penuh.

Varian Super Tucano, A-29A (Single-seater for attack and armed reconnaissance (on interdiction tasks), attack and cover (on close air support tasks), able to intercept and destroy low performance aircraft. A-29B (Twin-seater for the same tasks as the single seat version, also used in training and advanced aerial control (on monitoring tasks).

Sejarah Operasi Udara EMB-314 Super Tucano
EMB-314 Digunakan oleh oleh empatbelas negara dan empatbelas negara lainnya mempunyai potensi akan membeli pesawat ini. Dari sejarah penggunaan kegiatan serangan udara, Super Tucano telah dipergunakan AU Brazil untuk melakukan penghancuran kartel narkotika pada operasi Agata. Skuadron Scorpion Brazil, sukses melakukan serangan terhadap sebuah landasan udara terlarang dengan penggunaan Computer on-board. Dalam serangan tersebut, delapan bom seberat 230 kg (500 lb) Mk 82 digunakan untuk menghancurkan landasan. Dalam Operasi Agata-2, operasi militer Brazil pasukan Brasil telah menyita 62 ton narkoba, menangkap 3.000 orang dan menghancurkan tiga lapangan terbang gelap. Selain itu lebih dari 650 ton senjata dan bahan peledak telah disita.

Super Tucano juga dipergunakan secara aktif oleh AU Kolumbia, dimana Sebanyak 25 Super Tucanos (varian AT-29B) yang dibeli oleh Angkatan Udara Kolombia seharga 234 juta USD dari Embraer Brazil. Tiga pesawat pertama tiba 14 Desember 2006 untuk di Bogotá . Dua pesawat diterima pada minggu dari 16 Desember 2006, 10 lebih di paruh pertama tahun 2007 dan sisanya pada bulan Juni 2008. Pada Januari 2007, Super Tucano dipergunakan untuk menyerang pemberontak di Kolumbia, FARC (Fuerzas Armadas Revolucionarias de Kolombia).

Selain itu Super Tucano juga dipergunakan dalam Operasi Sodoma 21 September 2010 membom kamp pemberontak 12 mil Selatan Bogota. Operasi Odiseo, 15 Oktober 2011, lima Super Tucano mengebom Markas FARC, dimana Komandan pemberontak FARC Alfonso Cano tewas karena bom. Operasi Frontera, 22 Februari 2012, Super Tuscano mengebom wilayah Bojaya, yang berbatasan dengan Panama, menewaskan teroris terkenal Pedro Alvarado, pembantai 119 warga sipil di Bojaya tahun 2002.

Operasi Espada de Honor, 21 Maret 2012, lima Super Tucano mengebom markas FARC di Front Arauca dekat perbatasan Venezuela, 33 pemberontak tewas. Sembilan Super Tucano kemudian menghancurkan markas 27 FARC Viesta Hermosa dengan 40 bom, 36 pemberontak tewas.

Dari beberapa contoh sejarah operasi udara terlihat bahwa Super Tucano sangat cocok untuk penghancuran sasaran di permukaan, dengan melakukan serangan bom pintar, rata-rata target dapat dihancurkan dalam waktu singkat.

Spesifikasi Super Tucano
Super Tucano memiliki maximum take off weight 5.400 kg, dengan external load 1550 kg/5 hard point. Kapasitas internal fuel twin seater 656 liter dan single seater 956 liter dengan external tank 960 liter dapat terbang 7 jam dengan jarak capai 1480 nm. Sedangkan max operating speed 320 kts, cruising speed 280 kts dan stalling speed 80 kts, service ceiling 35.000 ft dengan cabin pressurize dan Oxygen Obogs (On board Oxygen Generation System). Begitu kita masuk Cockpit terlihat ejection seat Martin Baker MK-10 L (0-0) dengan operating 3 modes (normal, aft dan single) dan dilengkapi anti “G” suit dan personal Survival Kit.

Salah satu pejabat TNI AU Marsda TNI (Pur) Ganjar Wiranegara (Alm, meninggal 8 Februari 2008) pernah berkunjung dan menerbangkan Super Tucano di Brazilia, menuliskan hasil fliht test-nya, yang merupakan salah satu referensi terbaik dalam menilai Super Tucano sebagai pengganti OV-10 Bronco. Hasil test flight-nya sebagai berikut.

Cockpit Layout. Setelah duduk dalam cockpit, terlihat Super Tucano memiliki cockpit yang lebih ergonomic dengan penempatan panel instrument lebih baik dan memudahkan mengoperasikan system yang ada. Integrasi sistem HUD (Head Up Display), UFCP (Up Front Control Panel) dan dua CMFD (6”x8” Color Multi Function Displays) sangat memudahkan dan meringankan kerja penerbang.

Pada front seat HUD dilengkapi Video Camera yang dapat dilihat oleh back seat dan dapat di-transmit ke station di bawah maupun pesawat lain via data link dan dapat direkam pada digital video recorder. elalui UFCP penerbang dapat merubah radio/nav aid freq, way point/tactical information, armament type/modes dan lain-lain. Sedangkan CMFD dapat memperlihatkan additional dan routine information (engine instruments, rute penerbangan, armament system dll), procedure list dan utamanya back up displays untuk HUD dan UFCP.

Pada throttle dan stick control terdapat banyak tombol/switches yang akan memudahkan pengoperasian dengan tangan tetap pada throttle dan stick sehingga tetap mempertahankan control capability. Itulah disebut konsep HOTAS (Hand On Throttle and Stick) yang menjamin penerbang tetap waspada dan penuh konsentrasi terhadap keadaan di luar cockpit. Pesawat ini juga dilengkapi Operational Flight Program, Mission and Displays Processor serta Digital Video Recorder dan Flight Data Recorder.

Engine. Super Tucano menggunakan Pratt & Whitney buatan Canada PT 6A-68C/3 Turboprop 1600 SHP dengan 5 blade propeller yang dilengkapi EICAS (Engine Indication and Crew Alerting System) dan Fire Detection System. Pelaksanaan start sangat mudah dan dapat dilakukan oleh front maupun back seat, pertama fuel booster pump ON kemudian push button start, 14 % RPM (Ng) throttle posisi start, setelah propeller unfeather light indicator off throttle idle kira kira 40 detik RPM stabil pada 66 % RPM temperature 6700 C.

Sebelum taxy out, Cabin Pressurize dan Air Conditioning ON dilanjutkan parking brake release, idle power cukup untuk taxy speed. Selama taxy dirasakan manual nose wheel steering sangat responsive, dengan ujung kaki saja mudah mengatur speed taxy.

Navigation aids and Communication. Sebelum kembali ke base melaksanakan short navigation, Super Tucano dilengkapi dengan GPS dan INS, Laser Ring Gyro dan Radar Altimeter sehingga hasilnya precise. GPS stand alone untuk mencegah trouble di salah satu sistem, selain itu tetap dilengkapi basic flight instrument. Nav aid dilengkapi VOR/ILS, DME dan ADF serta dilengkapi digital anti interception & jamming V/UHF radio dan juga Fuel Alarms (Joker/Bingo).Untuk memudahkan pelaksanaan terbang dilengkapi Auto Pilot dengan modes Heading Hold, Altitude Hold, Navigation and Approach.

Sistem komunikasinya dilengkapi VHF/UHF radios with cripto dan Data Link, HF radio, IFF transponder dan Emergency Locator Transmitter. Sistem Data Link di Super Tucano sangat menarik dapat melaksanakan operasi silent communication dengan ground ataupun pesawat lain (Secure Communication).

Armament System. Sistem persenjataan Super Tucano terdiri atas 2 machine gun kiri dan kanan 0,5 “ (250 round each), dan 5 hard point di wing untuk 2 out board station di bawah wing (max 250 kg) dan 2 inboard station di bawah wing dan di tengah (max 350 kg) yang dapat juga dipasang external tank, sehingga total maximum external load 1.550 kg. Semua station dapat dipasang bomb sejenis MK-81 maupun MK-82, Cluster, Rocket Pod dan juga dapat dipasang Laser Guided Bomb.

Selain itu di outboard station dapat dipasang Short Range Air to Air Missile (AIM-9L class) dan juga dapat dipasang Air to Ground Missile (Maverick class). Pesawat ini juga dilengkapi Self Protection System terdiri dari RWR (Radar Warning Receiver), MAWS (Missile Approach Warning System) dan Chaff & Flare Dispensers.

Pelaksanaan bombing 2 bomb dengan A/G-CCIP dive angle 300 dengan hasil 3m/4m, 2 bomb dengan A/G- CCRP level bombing dan DTOS dengan hasil 13m/14m. Adapun hasil strafing 3 runs, run pertama 20 peluru/17 in, run kedua 20 peluru/14 in, run ketiga 40 peluru/27 in. Walaupun dengan keterbatasan jumlah sorti, namun terlihat dari peralatan avionic dan hasil Weapon Delivery menunjukan Weapon Control System Super Tucano sama dengan generasi terbaru dari Jet Fighter Aircraft.

Kesimpulan
Super Tucano adalah pesawat Light Attack Turboprop yang sangat ideal untuk melaksanakan misinya dalam COIN (Counter Insurgency) dengan presisi yang tinggi dan dapat operasional malam hari (FLIR & NVG Compatible). Selain itu Super Tucano dapat digunakan sebagai pesawat Latih Lanjut maupun transisi ke pesawat fighter jet generasi terakhir.

Rencana penempatan Pesawat Super Tucano di Malang dianggap tepat sebagai bekas home base OV-10 Bronco. Dengan rencana kedatangan satu skadron (16 pesawat), maka menurut Pangkoopsau-II Ismono, Tugas Komandan Lanud untuk mempersiapkan segala sesuatunya termasuk pendidikan penerbang yang sebagian diambilkan dari mantan penerbang OV-10 yang telah tersebar. Dengan kedatangan Super Tucano, TNI AU akan lebih sukses melaksanakan tugas pokok dan tugas tambahannya dengan memiliki alutsista yang tepat, karena dari sejarah Indonesia, pemberontakan dan gerakan insurgensi merupakan ancaman yang pernah terjadi.

Swa Bhuwana Paksa, Sayap Tanah Air, itulah kebanggaan insan dirgantara saat ini, dimana walau perlahan, kekuatan AU sebagai penjaga kedaulatan di udara dapat semakin meningkat. Walau sudah diluar sistem, penulis bangga dengan TNI AU yang telah membesarkan penulis hingga seperti sekarang. Semoga tulisan ini bermanfaat sebagai salah satu sumbangsih penulis atas kecintaan kepada Angkatan dimana penulis pernah mengabdi. Dirgahayu TNI AU! Semoga Allah Swt selalu melindungimu dalam mengemban amanah membela tanah tumpah darah hingga tetes darah yang penghabisan.

Prayitno Ramelan ("The Blues") www.ramalanintelijen.net

Super Tucano, spesialis multimisi andalan baru TNI AU

TNI AU bakal bertambah kekuatan ototnya dengan datangnya pesawat-pesawat tempur gres berlabel Super Tucano mulai 2012 mendatang. Pesawat bikinan Negeri Samba, Brazil, ini dibeli sebanyak satu skadron atau lebih kurang 16 buah pesawat.


Melihat tongkrongannya, pesawat nonjet yang menggunakan baling-baling ini memang mungil dan kalau dibandingkan dengan pesawat tempur jet, kesannya kurang canggih. Tapi jangan salah, kalau sudah melongok ke bagian dalamnya dan melihat kemampuannya, pesawat ini tak kalah garang.

Memang pesawat bikinan Empresa Brasileira de Aeronautica (Embraer) ini dikhususkan bagi berbagai misi serang darat, antigerilya, intai dan sebagainya. Mesin turboprop dipilih dengan alasan biaya operasi yang rendah dan kemudahan perawatan. Selain itu untuk operasi intai dan antigerilya, memang pesawat dengan mesin turboprop lebih sesuai karena lebih lambat terbangnya dibandingkan pesawat jet. Bagi TNI-AU, Super Tucano menjadi pengganti OV-10 Bronco, pesawat serang darat dan antigerilya bikinan AS yang sudah habis usia pakainya.

Seperti dijelaskan dalam situs Embraer, pesawat Super Tucano adalah versi pengembangan dari pesawat Tucano yang dibuat kali pertama 20 tahun silam. Tucano juga punya multifungsi yaitu latih dan serang ringan. Super Tucano punya dua varian yaitu tempat duduk tunggal dan tempat duduk ganda untuk fungsi latih.

Dibandingkan “kakak”-nya, Tucano, Super Tucano memiliki luasan kokpit yang lebih luas sehingga lebih nyaman bagi pilot. Seluruh panel kontrol dan pendukung operasi diringkas ke dalam layar-layar kristal penyaji data yang lebih simpel sesuai prinsip glass cockpit system. Untuk mendukung kesigapan reaksi pilot dalam operasi, sistem kendali yang digunakan bisa kompatibel dengan peranti helmet mounted display system di mana semua data penerbangan atau pembidikan sasaran ditayangkan di layar pada helm penerbang. Untuk kebutuhan pengintaian dan perekaman operasi juga tersedia sistem perekam video.

Sebagai “taring” untuk keperluan ofensif dan bela diri, Super Tucano dilengkapi sejumlah persenjataan. Persenjataan inti terpasangnya adalah sepasang senapan mesin kaliber 0,50 inci dengan bekal 200 peluru di kedua sayapnya. Di bawah sayap dan badan juga tersedia lima cantelan untuk membopong aneka persenjataan seperti rudal, roket atau bom dengan daya angkut maksimal 1.500 kilogram. Di ujung kedua sayapnya kalau perlu juga bisa dipasang rudal udara-ke-udara.

http://www.solopos.com/2011/lifestyle/pojok-teknologi/super-tucano-spesialis-multimisi-andalan-baru-tni-au-115376

Selasa, 28 Agustus 2012

FACTORY ACCEPTANCE PESAWAT SUPER TUCANO TNI-AU


Super Tucano Take Off

Penerbang memeriksa pesawat sebelum terbang
Bertempat di fasilitas produksi Embraer di Gaveao Peixoto Sao Paulo Brazil, baru-baru ini telah dilaksanakan pemeriksaan pesawat Super Tucano TNI-AU nomor seri produksi 179 dan 180 oleh tim dari Kementerian Pertahanan RI/TNI-AU.

Tim pemeriksa yang dipimpin oleh Letkol Lek Alit Erbawa dengan anggota Letkol Tek Sianturi, Mayor Pnb James Yanes Singal dan Mayor Tek Yani Prasetyo melakukan pemeriksaan pesawat meliputi dokumen, pencocokan komponen pesawat, interior pesawat, pengecatan dan uji terbang.

Adapun uji terbang dilaksanakan baru-baru ini oleh test pilot Embraer, William, yang duduk di kursi depan disertai oleh Komandan Skadron Udara 21, Mayor Pnb James Yanes Singal yang duduk di kursi belakang.

Dalam uji terbang yang setiap sortinya memakan waktu sekitar dua jam, test pilot Embraer melakukan pemeriksaan terhadap berbagai sistem pesawat yang diamati oleh Mayor Pnb James.

Pemeriksaan di darat dimulai dari melihat kondisi fisik pesawat, pemeriksaan instrumen pesawat sebelum dan sesudah mesin dinyalakan dan pemeriksaan kendali pesawat selama taxy. Dalam uji terbang yang dilaksanakan hingga ketinggian 25.000 kaki, diperiksa beberapa sistem pesawat meliputi sistem bahan bakar, tekanan udara, auto pilot, mesin, navigasi, komunikasi, penembakan (simulasi) dan landing gear.

Selain itu diperiksa pula handling pesawat selama dilakukan berbagai maneuver.

Setelah bekerja selama tiga hari, tim pemeriksa menyatakan bahwa pesawat nomor seri produksi 179 dan 180 dalam kondisi baik. Dengan demikian, saat ini empat pesawat Super Tucano TNI-AU telah siap untuk diterbangkan ke Indonesia yang direncanakan akan dilakukan pada pertengahan bulan Agustus.

Super Tucano TT-3101, 3102, 3103 dan 3104 dengan cocor merah desain dari Almarhum Marsda TNI (Purn) F. Djoko Poerwoko akan segera memperkuat Skadron Udara 21 pada akhir bulan Agustus 2012.
http://tni-au.mil.id/berita/factory-acceptance-pesawat-super-tucano-tni-au

Super Tucano TNI AU

super tucano Super Tucano TNI AU
Super Tucano EMB-314 TNI AU

Skadron Udara 21 Lanud Abdurrachman Saleh, Malang -Jawa Timur segera memiliki empat pesawat tempur ringan turboprop Super Tucano EMB-314/ A-29 buatan Brazil, awal Agustus 2012. “Di akhir tahun 2012 direncanakan, delapan pesawat Super Tucano tiba di Malang,” ujar Kasi Pemeliharaan Skadron Udara 21, Mayor Anton Firmansyah. Jumlah keseluruhan yang dipesan Indonesia sebanyak satu skadron atau 16 pesawat.
Super Tucano EMB-314 mengandalkan mesin tunggal Empresa Braziliera de Aeronautica (Embraer), untuk melakukan tempur taktis “close air support” bagi bantuan pasukan infanteri maupun kavaleri. Pesawat ini memiliki kemampuan menjejak posisi musuh dengan cepat serta memiliki kemampuan penghancuran. Super Tucano dilengkapi dua senapan mesin di sayap serta 5 hardpoint di sayap dan fuselage untuk mengangkut rudal, roket atau bom seberat 1,5 ton.
Pesawat ini didisain untuk melakukan serangan anti-gerilya, pengintaian dan patroli. Nama Super Tucano melejit sejak Operasi Phoenix Angkatan Udara Kolombia tahun 2008. Pesawat Super Tucano mereka, berhasil menewaskan pimpinan pemberontak FARC, Raul Reyes, dalam suatu serangan lintas perbatasan ke Venezuela.

super tucan0 2 Super Tucano TNI AU
Super Tucano TNI AU

Super Tucano mampu bermanuver hingga +7g dan -3.5g dikombinasi dengan kecepatan tinggi dan lincah sehingga memiliki tingkat survivability cukup tinggi. Kedatangan pesawat ini untuk menggantikan pesawat OV-10F Bronco yang pensiun sejak tahun 2007. Pesawat ini digunakan TNI antara lain untuk: Operasi Seroja (1976-1979) di NTT, Operasi Tumpas (1977-1978) di Irian Jaya, dan Operasi Halilintar (1978) di Riau.

supertucano33 Super Tucano TNI AU

Amerika Serikat menghentikan produksi pesawat COIN turboprop seperti OV-10 F Bronco karena, telah memiliki superioritas untuk: inteligence, reconnaisance dan surveillance. AS mengandalkan pesawat-pesawat turbojet, turbofan (A-10C Thunderbolt) serta UAV dalam melakukan perang anti-gerilya seperti di Irak dan Afghanistan. Selain itu, AS sempat trauma menggunakan pesawat tempur turboprop karena dalam peperangan di Vietnam, pesawat tempur turbo-prop lima kali lipat lebih banyak terkena tembakan, dibandingkan pesawat tempur jet.
Tentu negara-negara berkembang, tidak bisa melakukannya operasi militer anti-gerilya seperti yang diperagakan AS di IRak dan Afghanistan, karena berbiaya mahal. Untuk itulah pesawat baling baling turboprop seperti Super Tucano tetap dibutuhkan.
Kekosongan ini yang dimanfaatkan Brasil dan mendapatkan sambutan bagus dari militer internasional. EMB-314 Super Tucano telah terjual 650 unit ke 15 negara, sejak diperkenalkan tahun 2004. Penggunanya selain Brasil adalah Kolombia, Chili, Republik Dominika, Ekuador dan Indonesia. Penyempurnaan yang dilakukan dari pesawat sebelumnya meliputi sistem avionik, sistem persenjataan dan sistem komunikasi data. Untuk itu Brasil semakin percaya diri dan mulai memasarkannya hingga ke Timur Tengah.
Pesawat tempur turboprop memiliki fungsi yang berbeda dengan pesawat jet seperti F 16 atau Sukhoi SU 30. Pesawat turboprop mampu terbang rendah dalam waktu yang lama sehingga cocok untuk anti-gerilya. Biaya operasi tidak tinggi, perawatan murah dan bisa mendarat di landasan pacu sederhana
 
super tucano8 Super Tucano TNI AU

Namun pesawat ini memiliki daya angkut senjata yang terbatas. Super Tucano tidak memiliki radar warning receiver sehingga tidak bisa mendeteksi rudal anti-pesawat yang dipandu radar. Kecepatan terbang yang rendah, juga mengurangi efektivitas pemakaian flare (jika dipasang) terhadap misil.
Sementara pesawat jet tidak bisa terbang lama, berbiaya mahal dan tidak bisa melakukan pengintaian. Namun kelebihannya, mampu membawa amunisi lebih banyak, bisa cepat menyergap lawan dan lebih sulit ditembak.
Pesawat tuboprop Super Tucano dan pesawat Jet seperti F 16 dan Su-27/30 peranannya untuk saling melengkapi. Pesawat jet lebih ditujukan untuk perang terbuka dan posisi pesawt turboprop hanya sebagai “air support”. Sementara untuk perang ireguler atau gerilya, pesawat turboprop sangat diandalkan untuk menghancukan soft target dengan bekerjasama dengan pasukan darat.
Selain akan mendatangkan Super Tucano secara bertahap, TNI AU juga mengirim 50 personil yang terdiri dari pilot dan mekanik ke Brasil, untuk melakukan alih teknologi terbatas. (Jkgr)


http://tni-au.mil.id/pustaka/super-tucano-tni-au

Senin, 27 Agustus 2012

Keluar dari Galeri MasterChef, Opik Cuek Dianggap Bodoh

PERSAINGAN kian ketat dirasakan 10 besar MasterChef Indonesia. Kecerdikan dan kecermatan dalam menjalani setiap tantangan yang diberikan Chef Master Degan, Marinka, dan Juna diperlukan untuk bertahan.

Setelah gagal melewati tantangan Tag Team Challenge, Tim Jawa Timur harus masuk babak Pressure Test. Salah satu kontestan yang harus melewatinya adalah Opik (30, agen properti asal Surabaya) yang sebelumnya menang di tantangan duplikasi menu Napoleon Durian.

Opik bisa saja memilih untuk tidak masuk Pressure Test karena kemenangannya membuat dia meraih Right Hand Pin. Sayang, Opik tidak menggunakannya. Diapun harus menjalani babak Pressure Test bersama Zeze (20, mahasiswi asal Bandung), Ken (30, manajer restoran asal Surabaya), Vera (23, graphic designer asal Bandung), dan Hani (23, penari asal Bogor).

Berbeda dengan Opik, Hani memilih menggunakan Immunity Pin (sebuah pin kekebalan terhadap eliminasi) hingga dia lolos dari babak Pressure Test. Pilihan Opik untuk tidak menggunakan Right Hand Pin menjadi keberanian yang berisiko menurut juri.

"Dia tahu bahwa dua lawan (Vera dan Zeze-red) lainnya lemah. Dia yakin bisa menang, kecuali bila nanti berhadapan dengan Desi, lawan yang menurutnya berat," kata Chef Master Marinka.

Beda lagi pendapat Chef Master Juna. "Dia merasa bertanggung jawab pada timnya karena dia yang mbentuk," ujarnya.

Namun, akhirnya mereka menerima pilihan Opik yang menjadi idealismenya. Opik juga merasa yakin bisa memenangkan babak ini melawan ketiga kontestan lainnya. Bahkan menurutnya, Ken lebih layak pulang.

Keempatnya diminta menduplikasi hidangan Pan Seared Flat Fish with Butter Toast Boiled Potato and Fennel Cream Sauce. Banyak elemen hidangan tersebut yang tidak bisa dipenuhi Opik seperti diminta juri, seperti tomat yang terlalu matang dan aroma thyme (sejenis rempah daun dengan batang berwarna cokelat dan beraroma khas) yang terlalu kuat pada saus krimnya.

Opik dan ketiga kontestan lainnya sebenarnya belum familiar dengan hidangan tersebut. Kesulitan di Pressure Test terutama ketika ketiganya memotong ikan flat hingga menjadi fillet karena tidak boleh terlalu tebal atau terlalu tipis. Secara keseluruhan, Opik dinilai paling tidak mampu menduplikasi menu tersebut. Diapun harus mengubur impiannya menjadi juara MasterChef Indonesia Season 2.

Kontestan lain merasakan kesedihan akan kegagalannya. "Sedih, sudah hancur di 10 besar ini. Sedih karena kehilangan teman ketika dia bisa memilih untuk menggunakan Hand Right Pin," kata Ken.

Sementara Vera mengatakan, "Saya harus kehilangan salah seorang guru lagi." Beda lagi komentar Zeze. "Saya merasa enggak enak. Dia pilih aku kapten karena ingin maju," tuturnya.

Sebuah pesan mendalam diberikan Chef Master Juna. "Kamu berpotensi juara, saya tahu kamu laki-laki yang mungkin enggak ingin dbantu, tapi kamu harus bisa play it. Saya berharap kamu belajar dari sini. Honestly, we will miss you," ucapnya.

Sementara, Chef Master Degan mengutarakan pesan, "You're a great guy, tapi kalau suatu saat kamu dalam situasi ini, you have to be competitive. Be a winner, that is an attitude."

Opik sendiri merasa cuek lantaran dianggap membuat keputusan bodoh dengan tidak menggunakan Right Hand Pin. "Biarpun orang bilang saya bodoh, saya terima," katanya.

Nantikan kelanjutan perjuangan kontestan MasterChef Indonesia Season 2 pada Sabtu dan Minggu pukul 17.00 WIB. Tantangan dan kejutan-kejutan baru menanti di Galeri MasterChef! (ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/08/27/299/681338/keluar-dari-galeri-masterchef-opik-cuek-dianggap-bodoh 

Salah Pilih Kapten, Kemenangan Opik Ditebus Pressure Test

SEPERTI dikatakan para juri MasterChef, siapapun bisa menjadi pemenang pada setiap tantangan yang diberikan. Ini terbukti pada Opik, yang baru pertama memenangkan tantangan.

Opik (30, agen properti asal Surabaya) berhasil menduplikasi hidangan Napoleon Durian, yakni dessert dari bahan puff pastry dengan isian krim durian. Dengan kemenangan tersebut, Opik berhasil mendapatkan Right Hand Pin, hadiah berupa hand mixer dan hand blender, serta hak untuk memilih kapten bagi kedua tim pada tantangan selanjutnya.

Right Hand Pin baru pertama kali diperkenalkan di MasterChef Indonesia Season 2. Ini merupakan sebuah pin yang bisa digunakan pemiliknya di Pressure Test, dengan meminta bantuan dari salah seorang kontestan lainnya.

Right Hand Pin sudah di tangan, kini giliran Opik memilih ketua timnya. Diapun memilih Zeze (20, mahasiswi asal Bandung), yang selama ini dianggap lemah dalam berbagai tantangan, seraya mempertimbangkan bahwa setiap kontestan punya kesempatan menjadi kapten. Opik ingin melihat kemampuan Zeze sebagai ketua.

Kesepuluh kontestan harus menjalani tantantan kedua bertajuk Tag Team Challenge, yang kemudian dibagi menjadi dua tim, yakni Tim Jawa Timur dan Tim Aceh. Opik masuk dalam Tim Jawa Timur, bersama Zeze (Kapten), Ken, Hani, dan Vera sedangkan Tim Aceh terdiri dari Desi (Kapten), Lutfi, Nurul, dan Beng.

Tim Jawa Timur diwajibkan memasak menu Nasi Krawu, Rujak Cingur, dan Tahu Campur sedangkan Tim Aceh harus memasak Korma Kambing Aceh, Urap Sayur Aceh, dan Soto Daging Sapi Aceh. Uniknya, tantangan kedua dilewati dengan memasak secara estafet pada masing-masing tim.

Hasilnya, Tim Aceh memenangkan tantangan ini seraya mendapatkan pujian dari Chef Master Juna. “Soto Aceh-nya sulit ditemukan dimana letak kelemahannya," ucap Chef Juna sembari tersenyum. Tim Jawa Timur pun harus menerima kekalahan dan mengikuti Pressure Test. (ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/08/27/299/681315/salah-pilih-kapten-kemenangan-opik-ditebus-pressure-test 

Untuk Pertama Kali, Chef Juna Menangis di Televisi!

KESEDIHAN menyelimuti Galeri MasterChef Indonesia tatkala Baguzt gagal melaju ke tahap 10 besar pada episode ke-14. Bahkan, Chef Master Juna menangis untuk pertama kalinya di televisi.

Kemenangan Desi (39, direktur hotel asal Bangka) di babak Mystery Box berkat menu bernama Crab Pumpkin Soup mengantarkannya masuk babak 10 besar MasterChef Indonesia. Dia berhak masuk babak bergengsi ini tanpa mengikuti tantangan Invention Test.

Selanjutnya, Desi diminta memilih satu dari tiga bahan utama yang telah disediakan untuk tantangan Pantry Pick. Bahan ini nantinya akan dimasak kontestan lainnya di tantangan Invention Test.

"Jalan kalian bisa berubah dengan pilihan ini. Mungkin saja yang Ibu Desi pilih akan menuntun salah satu dari kalian ke Pressure Test," kata Chef Marinka sebelum Desi menentukan pilihan.

Desi pun memilih oyong di antara dua pilihan lainnya, yakni labu parang dan nangka muda. Menurutnya, oyong merupakan bahan masakan yang paling susah diolah menjadi masakan istimewa dibandingkan dua pilihan lainnya.

Bahan oyong rupanya tidak bisa dieksekusi dengan baik oleh Baguzt (30, tatto artist asal Surabaya), Nurul (25, ibu rumah tangga asal Jakarta), dan Beng (32, cake decorator asal Jakarta) . Nurul, misalnya, perempuan yang tengah hamil empat bulan ini sedari awal terlihat bingung menentukan menu yang akan dibuat. Dia tampak tidak bersemangat, sup oyong asam pedas buatannya pun dinilai tidak sedap oleh para Chef Master.

Ketiganya harus menghadapi  Pressure Test. Mereka diminta menebak 20 bumbu dan bahan masakan yang tersembunyi dalam nampan dan tudung saji. Hasilnya tak terduga. Baguzt yang dinilai teman-temannya jago dalam masakan Indonesia ternyata hanya mampu menjawab benar delapan ingredients. Sementara, Nurul bisa menjawab 14 ingredients dan Ken 15 ingredients.

Sontak semua terkejut, Ken (30, manajer restoran asal Surabaya) dan Opik (30, agen properti asal Surabaya) adalah dua sahabat Baguzt yang merasakan kesedihan dengan kegagalan yang diterima Baguzt. "Baguzt salah satu sahabatku dari 60 besar harus pulang," kata Beng.

"Sahabat, teman yang dekat sama saya harus pulang," sesal Opik.

"Semuanya bengong, shock, bingung. Saat itu, semua teman sedih," sahut Zeze.

Kesedihan juga dirasakan para Chef Master. "Kamu sedih, saya juga sedih. Kami bisa melihat bakatmu, andaikan kamu lebih mendengarkan," kata Chef Marinka.

Siapa sangka, Chef Juna juga merasakan kesedihan yang sama. Juri yang terkenal dengan komentar pedasnya ini menangis terharu, untuk pertama kalinya di televisi, ketika Baguzt tereliminasi.

Chef Juna menyukai perkembangan cara memasak Baguzt. Sayang, Baguzt tereliminasi bukan karena adu memasak, melainkan menebak bumbu dan bahan masakan yang seharusnya bisa dia lewati dengan sangat baik.

"Sayang, cobalah untuk mau mendengarkan," katanya di sela keharuan.

Chef Marinka segera mencairkan suasana di antara para kontestan dan juri seraya mengatakan, "Jangan sedih karena teman kalian akan satu per satu berguguran. Kalian harus bangga bisa masuk babak 10 besar. So, cheer up, wake up, dan do your best," ujar Chef Marinka menyemangati.

Akhirnya, terpilihlah 10 kontestan MasterChef Indonesia yang melaju ke tahap selanjutnya; Desi, Lutfi (23, freelance asal Jakarta), Joice (60, ibu rumah tangga asal Jakarta), Zeze (20, mahasiswi asal Bandung), Hani (23, penari asal Bogor), Vera (23, graphic designer asal Bandung), Ken, Opik, Beng, dan Nurul.
(ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/08/27/299/681067/untuk-pertama-kali-chef-juna-menangis-di-televisi 

Olahan Kepiting Baguzt Disebut Mirip Monster

KONTESTAN MasterChef Indonesia dibuat bingung ketika ditantang mengolah kepiting, beberapa bahkan mendapatkan komentar tidak mengenakkan. Namun, tidak bagi Desi yang untuk kesekian kali menjadi pemenang tantangan.

Pertarungan memasak 11 kontestan MasterChef Indonesia dimulai ketika mereka harus mengolah Kepiting sebagai bahan utama dalam tantangan Mystery Box. Sebuah tantangan yang menegangkan sekaligus menentukan, apakah mereka akan masuk ke babak 10 besar.

Kecermatan dan kreativitas digali sedalam-dalamnya agar bisa menjadi yang pertama. Namun, babak ini tidak dilewati dengan mulus oleh sebagian kontestan, seperti ditunjukkan oleh komentar yang diberikan para Chef Master.

"Terima kasih sudah menciptakan makhluk luar angkasa, monster yang menakutkan. Kepiting telur asin, sama sekali tidak ada rasa asinnya. Cara penyajiannya juga menakutkan. Kamu punya anak, kan? Gimana kalau anak kamu dikasih ini?," komentar Chef Juna terhadap masakan Baguzt.

Atau Opik (30, agen properti asal Surabaya), yang ketika hidangannya disajikan, Chef Juna maupun Chef Marinka tampak menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum geli. Menurut keduanya, Opik melakukan kesalahan yang sama, terutama dari segi penampilan makanan, padahal rasanya disebut fantastis.

Beruntung bagi Desi (39, direktur hotel asal Bangka), masakannya yang bernama Crab Pumpkin Soup berhasil menuai pujian juri. "Dari semua masakan, mungkin ini yang akan saya habiskan. Kebanyakan kalian membuat invention yang tidak jelas," tutur Chef Degan.

Kemenangan ini membawa Desi masuk ke dalam Top 10 MasterChef Indonesia, tanpa mengikuti tantangan Invention Test. Bahkan, dia mendapatkan hadiah berupa Bread and Jam Maker, sebuah mesin pembuat roti dan selai serta berhak memilih satu bahan dari tiga bahan utama di Pantry Pick, untuk dimasak kontestan lainnya di tantangan Invention Test.

Tak ayal, kemenangan Desi mengundang rasa iri kontestan lain. Terutama Lutfi (23, freelance asal Jakarta), yang dikatakan Chef Degan, nilainya beda sangat tipis dibandingkan Desi.

"Di situ ada kekecewaan, harusnya posisi Desi bisa saya ambil," kata Lutfi. (ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/08/27/299/681002/olahan-kepiting-baguzt-disebut-mirip-monster 

Minggu, 26 Agustus 2012

Sore Ini, MasterChef Indonesia Masuk Babak 10 Besar!

AJANG pencarian bakat MasterChef Indonesia Season 2 memasuki babak 10 besar. Kontestan diminta untuk menunjukkan keseriusan dan pemahaman teknik memasak yang lebih baik, untuk bisa terus melaju dalam kompetisi.

Desi (39), direktur sebuah hotel di Bangka, berhasil menunjukkan kemampuannya dengan mengolah kepiting, bahan utama di tantangan Mystery Box. Dia meracik sebuah hidangan lezat bernama Crab Pumpkin Soup. Masakannya berhasil memukau juri dan membawanya menjadi orang pertama yang melangkah tahap 10 besar.

Keuntungan yang sangat besar, ditambah dia juga berhak memilih bahan utama dari tiga bahan yang disediakan saat Pantry Pick dan tidak perlu mengikuti Invention Test, yakni sebuah tantangan inovasi dan kreativitas. Tantangan ini menjadi penentuan bagi 10 kontestan lainnya, sebab satu dari mereka akan tersingkir dari kompetisi MasterChef Indonesia.

Siapa saja sembilan kontestan yang akan menemani Desi di tahap 10 besar? Lalu, Siapakah kontestan yang tersisih dari kompetisi dan yang berhasil membuat Chef Master Juna menangis terharu untuk pertama kalinya di televisi? Saksikan selengkapnya perjalanan MasterChef Indonesia pada Sabtu, 25 Agustus 2012, pukul 17.00 WIB di RCTI. (ftr)
 
 
http://www.okefood.com/read/2012/08/25/299/680522/sore-ini-masterchef-indonesia-masuk-babak-10-besar 

Widya, Gadis Humoris yang Gagal Taklukkan Singkong

Kompetisi MasterChef Indonesia semakin panas dengan hadirnya berbagai kejutan yang memacu adrenalin setiap kontestan. Kali ini, Widya harus rela keluar dari galeri MasterChef Indonesia.

Kecekatan, ketangguhan, kreativitas, dan manajemen waktu dan tim diuji pada setiap tantangan yang diberikan. Kali ini, para kontestan menghadapi One Core Ingredient Challenge, Off-Site Challenge, serta Pressure Test yang memulangkan Widya (22), gadis yang berprofesi sebagai staf restoran dari kompetisi MasterChef Indonesia.

Di tantangan pertama, Widya dan kontestan MasterChef lainnya dihadapkan pada tantangan One Core Ingredient. Mereka harus membuat hidangan yang istimewa dengan bahan utama mi, sebuah bahan yang sangat familiar bagi semua kontestan. Pada dua episode sebelumnya, beras juga menjadi bintang utama pada tantangan yang sama.

Beberapa dari mereka gagal menafsirkan makna ‘bintang utama’ tersebut, yang tentunya menjadi pelajaran berharga di tantangan ini. Semua kontestan tampak bersemangat karena pemenangnya akan mendapatkan kehormatan besar. Beruntung bagi Vera (23), seorang graphic desaigner asal Bandung karena berhasil menang dengan hidangan Mi Ulang Tahun.

Hadiah berupa kehormatan besar pada tantangan berikutnya diterima lebih awal oleh Vera. Dia menerimanya bukan di Galeri MasterChef, melainkan langsung di hotel tempat kontestan menginap selama masa karantina. Dia menerima tamu para prajurit TNI yang datang mengejutkan semua kontestan, termasuk dirinya.

Mereka tampak kebingungan saat diminta berkumpul di luar kamar. Chef Master Degan datang memberitahu semua kontestan bahwa mereka akan menghadapi sebuah tantangan besar untuk bisa masuk menjadi 10 besar Masterchef Indonesia.

Vera, yang menjadi pemenang di tantangan sebelumnya, dinyatakan menjadi kapten tim. Ia juga berkesempatan memilih kapten tim lawannya. Lalu, ia memilih Widya sebagai kapten tim lawannya. Vera memilih menjadi kapten Tim Biru sehingga Widya di Tim Merah. Sedangkan anggota tim dipilih oleh kapten TNI yang datang.

Setelah kedua tim terpilih, mereka kemudian dibawa ke lokasi Off-Site Challenge. Di sana, mereka harus memasak untuk 150 prajurit yang sedang melakukan long march. Sebelum para prajurit pulang untuk beristirahat, masing-masing tim harus memasak hidangan western dan set menu yang harus mereka dapatkan di tiga posko.

Jadi, masing-masing tim harus mengirim tiga wakilnya untuk melakukan race game, sementara anggota tim lainnya bisa langsung mulai memasak. Vera di Tim Biru  mengirim dirinya, Zeze (20), dan Ken (30). Sedangkan Widya di Tim Merah mengirim Baguzt (30), Lufti (23), dan Beng (32). Kedua tim harus melalui dua pos untuk mendapatkan empat menu dan membawa bahan makanan ke tempat memasak. Mereka berlomba-lomba menyelesaikan tantangan ini dalam waktu 3,5 jam.

Penilaian pada tantangan Off-Site Challenge ini dilihat dari segi cita rasa dan jumlah suara dari 150 prajurit TNI yang memilih masakan tim mana yang paling disukai. Dari segi cita rasa, ketiga juri sepakat bahwa kedua tim mendapatkan nilai seimbang atau seri. Nasib kedua tim kemudian ditentukan oleh 150 prajurit yang berdiri di belakang mereka. Jika prajurit tersebut suka, mereka memilih tim mana yang menjadi pemenang.

Akhirnya, Tim Merah dinyatakan berhasil menjadi pemenang. Mereka mendapatkan reward berupa makan malam di restoran mewah. Sementara, Tim Biru harus menjalani Pressure Test. Juri meminta Widya untuk memilih dua anggota timnya yang pantas masuk Pressure Test. Ia memilih Desi (39) dan Lutfi. Ternyata, juri pun meminta Widya ikut di Pressure Test karena ia adalah kapten tim. Sementara Baguzt, Beng, dan Nurul (25) masuk ke babak selanjutnya.

Pressure Test merupakan tantangan terakhir yang memberikan kesempatan bagi ketiga kontestan berjuang untuk bertahan dalam kompetisi. Widya, Desi, dan Lutfi ditantang untuk menciptakan kreasi hidangan dengan bahan dasar singkong.

Ternyata, ketika masakan mereka dicicipi oleh juri, hidangan buatan Widya, Cassava Strawberry with Chocolate Sauce, dianggap yang paling buruk. MasterChef Indonesia kehilangan sosok humoris Widya karena perempuan yang mahir memasak Lele Goreng Saus Asam Manis ini harus pulang dan menghapus mimpinya untuk melaju ke tahap 11 besar MasterChef Indonesia.

Nantikan kelanjutan perjuangan kontestan MasterChef Indonesia Season 2 di jam tayang baru, pukul 17.00 WIB di RCTI, setiap Sabtu dan Minggu. Tantangan dan kejutan-kejutan baru menanti di Galeri MasterChef. (ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/08/24/299/680353/widya-gadis-humoris-yang-gagal-taklukkan-singkong

Siapa Sangka, Desi Bisa Bertemu Suami Berkat Torpedo

BERBEKAL pengetahuan yang cukup tentang kuliner lokal dan mancanegara, Desi (39) yang berprofesi direktur hotel di Bangka, berhasil memukau juri dengan hidangan berbahan utama torpedo kambing. Torpedo merupakan bahan yang awam bagi sebagian besar orang, namun berhasil diolah menjadi sajian lezat oleh Desi.

Sebelumnya, Desi dan kontestan lainnya menghadapi tantangan Mystery Box, dimana mereka harus membuat masakan dari negara yang benderanya mereka temukan di dalam kotak tersebut; ada bendera Thailand, Jepang, dan China. Pada tantangan ini, Desi dengan masakan Thailand-nya bertajuk mango sticky rice pudding belum berhasil menang. Keberhasilan justru menghampiri Nurul (25), seorang ibu rumah tangga yang membuat masakan Jepang, ramen vegetarian.

Dia mendapatkan keuntungan berupa waktu lebih lima menit ketika memasak, mendapatkan konsultasi memasak dari Chef Master Marinka, serta memilih satu orang kontestan lain yang memilih satu bahan utama saat Pantry Pick, untuk dimasak di tantangan Invention Test. Akhirnya, Nurul (25) memilih Baguzt (30) yang memilih bahan utama di pantry, lalu ia memilih torpedo kambing sebagai bahan utama yang dimasak oleh 13 kontestan, dibandingkan dua bahan utama lainnya, yakni otak sapi dan lidah sapi.

Juri mengetahui banyak kontestan merasa jijik dengan torpedo, maka juri memastikan kontestan untuk selalu mencicipi masakannya sebelum dihidangkan. Bahkan ketika waktu penyajian, Chef Juna meminta Widya (22) dan Dian (25) mencicipi masakan mereka sendiri. Namun akhirnya, Desi (39) berhasil memukau juri dengan masakannya berupa torpedo basil in twin coconut basket. Desi diberi hadiah berupa makan malam istimewa di sebuah restoran di Jakarta, ditambah hadiah lain, yaitu kehadiran suami tercinta, yang menemaninya makan malam.

Sementara, Dian (25, film publicist asal Jakarta), Widya (22, staf restoran asal Jakarta), Baguzt (30, tatto artist asal Jakarta), dan Opik (30, agen properti asal Jakarta) yang menempati urutan empat terbawah dan harus menjalani Pressure Test. Dan, tantangan membuat Pisang Goreng Luar Biasa-lah yang akhirnya membuat Dian (25) tersisih dari MasterChef Indonesia. Hidangannya yang bernama Pisang Cokelat Strawberry tidak berhasil menyelamatkannya dari eliminasi. (ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/08/24/299/680238/siapa-sangka-desi-bisa-bertemu-suami-berkat-torpedo 

Kamis, 23 Agustus 2012

Tantangan dari Chef Marinka Pulangkan Tukang Buah

UJI kreativitas pun semakin diasah di episode 11 MasterChef Indonesia Season 2. Salah satunya menu dessert ala Chef Marinka yang harus diduplikasi oleh kontestan dalam Pressure Test.

Pada tantangan One Core Ingredient dengan bahan utama beras, Hani berhasil meraih Pin Immunity. Dengan pin ini, dia akan mendapatkan kekebalan dari eliminasi dan bisa dipakai sekali selama empat Pressure Test berikutnya.

Sementara itu, tiga orang kontestan dinyatakan memiliki sajian terburuk dalam tantangan ini, yakni Agus (28), Desi (39), dan Baguzt (30). Di babak Pressure Test, ketiganya harus menduplikasi hidangan penutup dibuat oleh Chef Master Marinka.

"Tenang, tantangan ini tidak berat karena kalian hanya harus membuat dessert," kata Chef Marinka.

Mereka harus membuat dessert bernama Pyramid Mille Feuille, yang diperagakan langkah-langkah membuatnya oleh Chef Marinka. Chef Marinka yang memang ahli dalam bidang pastry menyajikan menu ini dengan detail yang benar-benar diperhatikan hingga terlihat cantik. Tak ayal, hasilnya membuat ketiga kontestan sempat putus asa sebelum mencoba.

Akhirnya, dua kontestan, yakni Desid an Baguzt, dinyatakan berhasil mengeksekusi tantangan yang diberikan Chef Marinka. Sementara, Agus, seorang pedagang buah asal Kroya, harus tereliminasi.

Nantikan kelanjutan perjuangan 13 besar MasterChef Indonesia Season 2 tiap Sabtu dan Minggu di RCTI, dengan penayangan bulan Ramadan pada pukul 16.30 WIB. (ftr) 
http://www.okefood.com/read/2012/08/13/299/676914/tantangan-dari-chef-marinka-pulangkan-tukang-buah

Saatnya Kontestan MasterChef Indonesia Jadi Algojo

KOMPETISI MasterChef Indonesia semakin ketat, dimana setiap kontestan memiliki potensi untuk tereliminasi. Spike Elimination menjadi salah satu bukti bahwa teman juga berarti lawan dalam reality cooking competition ini.

Pada tantangan beregu Off Site Challenge, Tim Biru dinyatakan gagal oleh para juri MasterChef. Tim yang terdiri dari Beng (32) sebagai kapten, Vera (23), Dian (25), Hani (23), Opik (30), Esach (21) dan Nurul (25) selaku anggota ini harus masuk babak Pressure Test.

Berbeda dengan Pressure Test sebelumnya, kali ini kontestan tidak perlu memasak. Pasalnya, sistem kali ini menggunakan Spike Elimination, di mana masing-masing kontestan memilih satu orang yang dinilai membawa kegagalan pada timnya untuk dieliminasi. Pada sistem eliminasi ini, masing-masing kontestan menancapkan kertas bertuliskan “OUT” pada paku yang disediakan di depan kontestan yang ingin mereka keluarkan.

"Rasanya berat sekali karena saya harus menjadi algojo untuk teman kita sendiri," kata Opik.

Sebagian besar kontestan menilai, Esach (21, mahasiswa asal Sidoarjo) gagal menjalankan tugasnya karena lalai memastikan kesegaran hidangan Fish Finger yang hendak disajikan. Namun, Chef Master Juna menyayangkan tidak ada satupun kontestan yang memilih Beng untuk dieliminasi, padahal kesalahan tim merupakan tanggung jawab kapten sebagai Head Chef.

"Keputusan ini tidak ada andil sama kami bertiga. Jujur, kami terkejut kenapa tidak ada yang memilih Beng, seharusnya dia yang pulang," ujar Chef Juna.

Perihal pemakaian ikan yang tidak lagi segar, Chef Master Degan menambahkan bahwa di setiap dapur di berbagai industri, setiap chef akan menemukan bahan baku tidak segar. Adalah tugas seorang chef untuk memastikan kesegaran hidangan yang diberikan kepada konsumen.

"Itu selalu keputusan leader, ini bisa disajikan atau tidak. Never try anyone in the kitchen. Kalau rasanya enak, penikmat makanan kita akan bertanya, chef-nya siapa?," tutur Chef Degan.

Akhirnya, Esach tersingkir dari kompetisi MasterChef Indonesia karena sebagian besar kontestan memilihnya untuk dieliminasi. Alasan lain mereka memilih Esach karena dia dianggap sebagai saingan terberat, mengingat Esach sering memenangkan tantangan.

"Chef Juna benar-benar ngorek kesalahan orang. Aku seperti diintimidasi bahwa aku yang salah, jadi semuanya terprovokasi," ujar Esach.

Suasana haru tercipta saat Esach harus meninggalkan Galeri MasterChef. Dia menangis dan mengatakan masih ingin belajar banyak dari Chef Master Degan sebab dia memiliki impian untuk memiliki restoran sendiri.

Dengan berwibawa, Chef Master Degan memberi semangat kepada Esach seraya mengatakan, "If you want to make dreams come treu, wake up!". (ftr) 
http://www.okefood.com/read/2012/08/13/299/676886/saatnya-kontestan-masterchef-indonesia-jadi-algojo

Cake Decorator Malah Kalah di Tantangan Menghias Kue

PERSAINGAN ketat di antara kontestan MasterChef Indonesia semakin terasa di setiap episode. Tak hanya tantangan individual yang diuji dalam ajang pencarian bakat realita dalam bidang memasak ini, tapi juga tantangan beregu.

Sebanyak 15 kontestan yang masih bertahan menghadapi tantangan beregu. Mereka dibagi dalam dua tim, yaitu Tim Merah dan Tim Biru. Joice (60) sebagai pemenang pada tantangan sebelumnya, berhak memilih masuk ke tim yang dia inginkan sedangkan kontestan lainnya ditentukan melalui undian.

Joice pun memilih tim merah yang diketuai oleh Desi (39) dan beranggotakan Zeze (20), Lutfi (23), Ken (30), Agus (28), Baguzt (30) dan Widya (22). Sementara, tim biru terdiri dari Beng (32) sebagai kapten, Vera (23), Dian (25), Hani (23), Opik (30), Esach (21), dan Nurul (25) selaku anggota.

Pertarungan antara Tim Biru dan Tim Merah dimulai dengan tantangan Captain Duel. Kedua kapten tim harus beradu kecekatan dalam membuat empat hidangan Sponge Cake sesuai dengan contoh yang diberikan Chef Marinka. Masing-masing anggota tim memberikan dukungan dari atas balkon kepada kapten mereka, yang serius menyelesaikan tantangan dalam waktu 50 menit.

Tim Biru merasa lebih unggul dengan kehadiran Beng pada tantangan ini, mengingat profesinya sebagai cake decorator. Dan, tantangan Captain Duel memang berhasil dia menangkan sehingga memberinya keuntungan berupa amplop berisi informasi tentang cara mengatur strategi di tantangan beregu bernama Off-Site Challenge berikutnya.

"Kami melihat masih ada potensi, dan kami ingin menggali lebih dalam. Tapi yang harus kalian perhatikan, keahlian kalian mendengarkan sangat jeblok," tutur Chef Juna saat mengawali MasterChef Indonesia episode 10 ini.

Namun, keuntungan yang diberikan oleh Chef Master tidak dimanfaatkan dengan baik oleh Tim Biru. Kerjasama tim tidak terjalin dengan baik di antara anggota Tim Biru. Mereka terlihat lebih lambat dalam menyelesaikan tantangan Off-Site Challenge alias tantangan luar ruang, dimana kali ini kontestan diajak ke Dunia Fantasi Ancol dan memasak untuk sejumlah siswa SD Bojong Koneng 05.

Tim Merah yang dipimpin oleh Desi (39), seorang direktur hotel asal Bangka, lebih unggul dalam hal ini. Widya (22), seorang staf restoran asal Jakarta, sempat datang ke area memasak tim biru sambil berjoget menggoda Esach, seraya memberi semangat kepadanya. Namun, Esach yang tampak sibuk dengan tugasnya, tidak begitu menggubris kehadiran Widya.

Dalam waktu dua jam, masing-masing tim harus menyelesaikan menu yang telah diberikan oleh juri. Tim Biru harus menghidangkan barbeque beef and chicken sausage, fish finger, talam ubi, dan milkshake strawberry vanilla. Sedangkan Tim Merah harus menyiapkan sosis cachlik, chicken strip, nagasari, serta milkshake chocolate vanilla.

"Anak-anak butuh banyak energi dan nutrisi, jadi kalian harus memasak camilan sehat karena mereka juga suka ngemil. Tiga hal yang menjadi penilaian di tantangan ini, adalah dekorasi, rasa, dan bisnis (banyaknya hasil penjualan-red)," kata Chef Marinka.

Siswa SD Bojong Koneng 05 sebagai tamu di tantangan ini terlihat menikmati setiap wahana permainan di Dufan, Ancol. Setelah puas bermain, Tim Merah dan Tim Biru harus menjual hidangannya dengan teknik bisnis yang tepat kepada mereka, agar mendapatkan token terbanyak. Tim Merah mengandalkan strategi “Beli Satu, Gratis Satu”. Sementara Tim Biru, selain memberikan harga murah, juga menggunakan strategi “jemput bola” dengan mendatangi langsung anak-anak tersebut.

Saat penilain token terbayak, Tim Biru mendapat 260 token, sementara Tim Merah hanya 240 token. Di penilaian mendekorasi Sponge Cake, Tim Merah lebih unggul. Citarasa juga dimenangkan oleh mereka. Beng, seorang cake decorator, merasa sangat menyesal karena kalah menghias Sponge Cake dari Desi, padahal ini adalah pekerjaannya sehari-hari. Chef Marinka pun menyayangkan kreasi kue Beng yang dinilainya biasa.

"Saya merasa bodoh kalah dari tantangan ini. Saya benar-benar tidak terpikir ide seperti Tim Merah yang membagi dua kue itu lalu dihias dengan tema berbeda," sesal Beng.

Tim merah berhasil memenangkan tantangan Off-Site Challenge dengan skor 2-1, itu artinya Tim Biru harus menghadapi Pressure Test. Tim Merah menikmati reward bermain seharian di Dufan, Ancol. Mereka bersenang-senang di berbagai wahana permainan, kecuali Baguzt. Ternyata, di balik penampilannya yang sangar penuh tato, dia takut ketinggian. (ftr) 
http://www.okefood.com/read/2012/08/13/299/676862/cake-decorator-malah-kalah-di-tantangan-menghias-kue