Selasa, 25 Februari 2014

Rusia Hadiahi TNI 37 Tank Amfibi


SITUBONDO -- TNI memperoleh tambahan 37 Tank Amfibi jenis BMP-3F dari Pemerintah Rusia. Kini Marinir TNI AL memiliki 54 unit tank terbaru produksi Negara Beruang Merah tersebut.


Penyerahan itu dipimpin Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro di area titik tinjau T12 Pusat Latihan Pertempuran (Puslatpur) Korps Marinir TNI AL di Asem Bagus, Situbondo, Jawa Timur, Senin (27/1).

Selesai upacara penyerahan, Purnomo, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, dan Kasal Laksamana TNI Marsetio, menyaksikan uji coba dan uji coba penembakan tank dan sejumlah persenjataan lain milik Marinir TNI AL.

Penyerahan tersebut juga dihadiri Dubes Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin; Duta Besar Indonesia untuk Rusia, Djauhari Oratmangun; dan Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq. Pada 11 Desember 2010, TNI juga menerima 17 unit tank tipe serupa dari Kemenhan RI.
http://militaryanalysisonline.blogspot.com/2014/01/rusia-hadiahi-tni-37-tank-amfibi.html

Belasan Pesawat Hibah Tempur Bakal Diterima TNI AU

Jakarta - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara menyambut tahun 2014 dengan semangat. Sebab, pada tahun ini, TNI AU bakal menerima belasan tenaga baru berupa beberapa jenis pesawat terbang. "Ada pesawat tempur jet, pesawat tempur baling-baling, dan pesawat angkut," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto saat dihubungi Tempo, Sabtu, 4 Januari 2014.

Dari jajaran pesawat tempur jet, ada F-16 blok 24 yang merupakan hibah dari Amerika Serikat. Sebelum Oktober 2014, TNI AU bakal menerima delapan dari 24 unit pesawat hibah itu. Nantinya, pesawat tempur jet ini harus menjalani perbaikan sistem avionik sebelum digunakan oleh Skadron 16, Pekanbaru, Riau.


Secara bertahap, TNI AU juga bakal menerima pesawat tempur bermesin jet T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan. Dari satu skuadron atau 16 unit pesawat yang dipesan, baru delapan unit yang akan dikirim. Rencananya, TNI AU akan melatih pilot tempur menggunakan pesawat ini, menggantikan pesawat Hawk 100/200.


Untuk pesawat tempur ringan atau bermesin piston atau baling-baling, akan datang pesawat Super Tucano buatan pabrik Embraer asal Brasil. Dari 16 unit yang dipesan, baru empat pesawat yang sudah tiba di Tanah Air. "Jumlah Super Tucano yang datang tahun ini saya tak hafal, setidaknya dua pesawat bakal hadir tahun ini." Pesawat ini menjadi tulang punggung TNI AU dalam melakukan misi antigerilya menggantikan pesawat OV-10 Bronco yang sudah dipensiunkan tahun lalu.


Selain itu, TNI AU juga bakal menerima satu pesawat jenis angkut C-130 Hercules dari Australia. Pesawat ini juga bakal menambah kekuatan armada angkut TNI AU. "Rencananya datang bulan Juli nanti."


Sesuai rencana, Angkatan Udara juga bakal menerima beberapa pesawat terbang tanpa awak dari Filipina tahun ini. Pesawat tanpa awak bakal menghuni skuadron khusussurveillance di Pontianak, Kalimantan Barat. "Saya belum dengar pasti kapan datangnya, tapi sesuai rencana strategis tahun ini," kata Hadi. "Diharapkan pesawat-pesawat ini mampu mendongkrak MEF (minimum essential forces) dari tahun 2013 yang sebesar 28,7 persen."

 http://militaryanalysisonline.blogspot.com/2014/01/belasan-pesawat-hibah-tempur-bakal.html

Skadron 16 Siap Tampung F-16 Hibah Amerika Serikat

Jakarta - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara hampir merampungkan pembangunan infrastruktur untuk menampung 16 pesawat tempur F-16 yang dibeli dari Amerika Serikat. Panglima Komando Operasional Angkatan Udara Satu Marsekal Muda Muhammad Syaugi mengatakan Skadron Udara 16 di Pekanbaru, Riau, siap menampung kedatangan pesawat legendaris bikinan Amerika Serikat tersebut.

"Hanggar, sheltertaxi way, dan infrastrukturnya di Pekanbaru sudah hampir selesai," kata Syaugi kepada wartawan di Markas Komando Operasional Angkatan Udara Satu, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat, 24 Januari 2014.


Menurut Syaugi, Indonesia mendatangkan 24 pesawat tempur F-16 dari Amerika Serikat (baca: Aneka Pesawat yang Bakal Dimiliki TNI Tahun Ini). Pengiriman pesawat itu dilakukan bertahap. Untuk Skadron 16, kata Syaugi, bakal ada 16 unit pesawat F-16 yang akan bermarkas di sana. Delapan unit pesawat F-16 bakal ditempatkan di Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur.


Mantan pilot pesawat tempur F-16, F-5 Tiger, dan Hawk 100/200 ini meyakinkan bahwa 24 pesawat F-16 blok 25 sudah dibekali senjata seperti rudal. "Kalau pesawat tempur tak ada senjatanya namanya pesawat angkut," katanya sembari tertawa.


Syaugi berharap tambahan pesawat tempur F-16 mampu memperkuat pengamanan wilayah udara Indonesia, khususnya kawasan barat dan utara, termasuk kawasan Selat Malaka. Sebab, sampai saat ini wilayah tersebut hanya dijaga oleh pesawat tempur Hawk 100/200 yang sudah terbilang uzur.
http://militaryanalysisonline.blogspot.com/2014/01/skadron-16-siap-tampung-f-16-hibah.html

TNI Kebut Persiapan Skadron Pesawat tanpa Awak

Jakarta - Panglima Komando Operasi Angkatan Udara Satu Marsekal Muda Muhammad Syaugi mengaku tidak sabar untuk segera memiliki skadron khusus pesawat tanpa awak yang rencananya berlokasi di Pangkalan Udara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat. Karena itu, Angkatan Udara saat ini sedang mempercepat persiapan infrastruktur pendukung skadron tersebut.

"Targetnya tahun ini jadi," kata Syaugi kepada wartawan di Markas Komando Operasi Angkatan Udara Satu, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat, 24 Januari 2014.

Selain infrastruktur, TNI AU juga mempersiapkan sisi teknologinya. Para teknisi TNI AU sudah mulai mempelajari teknologi dan seluk-beluk pesawat tanpa awak. "Ternyata tak mudah, kami pun mempelajari (teknologi) tersebut dari negara tetangga yang sudah bisa," kata dia. "Tak perlu malu, yang penting kami belajar."

Saat disinggung soal pesawat tanpa awak jenis apa yang bakal digunakan TNI AU, Syaugi belum mau menjawab detail. Dia hanya menyebutkan pesawat tanpa awak hasil riset dari Kementerian Riset dan Teknologi serta Badan Penerapan dan Pengembangan Teknologi, yakni PUNA Wulung. "Selain itu, Kementerian Pertahanan yang tahu," ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan membeli belasan unit pesawat tanpa awak dari Filipina, selain buatan dalam negeri, yang akan dialokasikan untuk TNI Angkatan Udara. Skadron pesawat nirawak ini diharapkan mampu mengemban misi mata-mata dan pengamatan jarak jauh. Pesawat ini ditargetkan mampu memberikan gambaran awal suatu daerah di Tanah Air setelah terjadinya bencana alam.
http://militaryanalysisonline.blogspot.com/2014/01/tni-kebut-persiapan-skadron-pesawat.html

Jumat, 21 Februari 2014

Pesawat SU-35 dan Kapal Selam Kilo Class Semakin Mendekat

Panglima TNI Jenderal Moeldoko ingin menambah pesawat tempur untuk Angkatan Udara dana salah satu pesawat tempur yang diincar adalah Sukhoi SU-35. “Tapi ini baru tahap diskusi, kalau maunya Panglima sih iya,” Ujar Jenderal Moeldoko, sambil tersenyum kepada wartawan di Lapangan Markas Besar TNI di Cilangkap, Jakarta, 6 Januari 2014.


Moeldoko mengaku sudah berdiskusi langsung dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Menteri Purnomo pun setuju upaya menambah kekuatan tempur Angkatan Udara Indonesia.


Pesawat tempur Sukhoi SU-35 adalah pesawat kelas berat penghubung generasi keempat dan kelima. Saat ini Indonesia baru mempunyai satu skuadron atau 16 unit pesawat campuran Sukhoi SU-27 dan dan SU-30 yang bermarkas di Makassar, Sulawesi Selatan.

Selain Sukhoi SU-35, Moeldoko juga membidik pesawat tempur buatan Amerika Serikat. Namun, mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu belum mau menyebut rinci pesawat tempur apa saja yang masuk incarannya. “Apakah F-16 atau produk terbaru lainnya, Insya Allah kami bisa (membeli pesawat tempur lagi).”

Tahun ini, TNI Angkatan Udara bakal menerima belasan pesawat baru dan bekas berbagai jenis. “Ada pesawat tempur jet, pesawat tempur baling-baling, dan pesawat angkut,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto saat dihubungi Tempo, Sabtu, 4 Januari 2014.
Dari jajaran pesawat tempur jet adalah F-16 blok 24 hibah dari Amerika Serikat. Menurut Hadi, sebelum bulan Oktober 2014 Angkatan Udara bakal menerima delapan dari 24 unit pesawat hibah yang diperbaiki lagi sistem avioniknya. Sesuai rencana pesawat F-16 bakal “tinggal” di Skuadron 16, Pekanbaru, Riau.
Angkatan Udara juga bakal menerima secara bertahap pesawat tempur bermesin jet T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan. Dari satu skuadron atau 16 unit pesawat yang dipesan baru delapan unit yang diterima Indonesia. Pesawat inilah yang bakal digunakan untuk melatih pilot-pilot tempur TNI AU menggantikan pesawat Hawk 100/200.
Kapal Selam Kilo
Panglima TNI Jenderal Moeldoko juga berencana mengirim tim ke Rusia pada akhir bulan ini. Tim ini ditugaskan menemani perwakilan Kementerian Pertahanan untuk membicarakan kemungkinan pembelian kapal selam Kilo Class buatan Negeri Beruang Merah tersebut. “Kami akan lihat dan dalami dua pilihan,” ujar Jenderal Moeldoko.


Kapal Selam Kilo Class
Kapal Selam Kilo Class
Dua pilihan tersebut adalah kemungkinan membeli kapal selam Kilo Class produksi baru atau membeli bekas dengan skema hibah. Meski begitu, Moeldoko tetap berharap pemerintah bisa membeli kapal selam Kilo Class produksi baru. “Mudah-mudahan saja, kalau kondisi anggaran pemerintah bagus,” kata dia.

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetio sebelumnya pernah menyebut ketertarikannya memboyong kapal selam jenis Killo Class dan Amur Class buatan Rusia. Namun, dia belum bisa menentukan kapal selam mana yang bakal diboyong ke Tanah Air.

Laksamana Marsetio telah menyambangi Rusia tahun lalu. Dia tertarik dengan kemampuan kapal selam Kilo Class. Kapal yang diproduksi 1990-2000 itu tergolong canggih karena mampu menembakkan rudal dari dalam laut ke permukaan. Rudal yang diluncurkan pun punya jangkauan jauh, yakni 300 kilometer. “Indonesia belum punya kapal selam seperti ini,” kata Marsetio (JKGR)

Militer Indonesia Minati Pesawat Tempur Sukhoi SU-35

Panglima TNI Jenderal Moeldoko menegaskan TNI sedang mempelajari kemungkinan memperkuat armada kapal selam Indonesia dengan kapal selam Kilo dari Rusia.

“Saat ini kami masih mempelajari dan menghitung rencana untuk memperkuat pertahanan kita di perairan”. “Akan lebih bagus lagi jika kita bisa mendapatkan kapal selam Kilo Class, yang memiliki peluru kendali dengan jangkauan tembak yang jauh”, ujar Panglima TNI di Jakarta, Minggu. 29/12/2013.

Kapal selam jenis Kilo bisa menembak dari dalam laut dengan sasaran permukaan sejauh 400 km. Tim teknis dari Angkatan Laut akan dikirim ke Rusia untuk mempelajari tawaran kapal selam tersebut.

Selain itu, TNI juga menunggu kedatangan helikopter Apache dari Amerika Serikat. Helikopter Apache hanya digunakan oleh sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat dan Singapura.

TNI juga telah memesan sejumlah tank Leopard yang merupakan salah satu yang terbaik di dunia.

Dari Perancis dan Inggris, Indonesia berencana mengimpor peralatan untuk sistem pertahanan udara.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, ia juga ingin TNI bisa memiliki Sukhoi SU-35, yang merupakan seri terbaru dari pesawat tempur Sukhoi Rusia.

Panglima TNI berharap sebagian besar alutsista yang sudah dipesan, bisa ditampilkan pada HUT TNI 5 Oktober 2014, di Surabaya – Jawa Timur. “Hal ini untuk mengirim pesan bahwa presiden telah mengambil langkah progresif menuju modernisasi sistem pertahanan Indonesia. Untuk standar ASEAN, alutsista kita akan menjanjikan”. (Antaranews | JKGR)

Australia Janji Tidak Lagi Terobos Perairan Indonesi

Komandan Operasi Perbatasan Kedaulatan Australia, Letnan Jenderal Angus Campbell, mengatakan telah mempelajari kesalahan yang mereka buat saat menerobos perairan Indonesia dalam rangka mengusir kapal pengangkut imigran gelap. Dia menjamin tidak akan ada pelanggaran serupa.

Namun, Campbell bungkam saat ditanya bagaimana caranya memantau para anak buahnya di lapangan agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.


Harian Sydney Morning Herald (SMH), Jumat 17 Januari 2014, melansir Campbell hanya menyebut bahwa tentara AL Australia telah memberlakukan langkah sementara hingga peninjauan aksi penerobosan itu selesai dilaksanakan.

"Saya hanya akan mengatakan bahwa saya merasa sangat nyaman karena terdapat kendali aktif untuk memastikan bahwa kapal-kapal kami tidak akan berbuat kesalahan serupa di masa mendatang," ujar Campbell. Namun dia tidak bersedia jelaskan lebih lanjut soal langkah berikut.

Sementara Menteri Imigrasi dan Perbatasan, Scott Morrison, mengatakan Kepala Tentara AL Australia, Ray Griggs, telah menghubungi TNI AL pada Kamis kemarin, untuk menginformasikan soal pelanggaran itu. Ray, ujar Morrison, turut meminta maaf atas perbuatan itu.
Aksi tersebut dilakukan secara tidak sengaja. Menurut Campbell, mereka baru menyadari telah melewati batas teritori perairan Indonesia, ketika melihat laporan rutin kapal Negeri Kanguru yang beroperasi di perbatasan.
Permintaan maaf juga coba disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop. Namun, Reuters melansir Bishop tidak dapat menghubungi Menlu Marty Natalegawa, karena dia sedang berada di Myanmar untuk sebuah pertemuan terkait ASEAN.
Morrison tidak menjawab pertanyaan media apakah permintaan maaf formal telah dikeluarkan oleh Kementeriannya. Namun, dia membenarkan bahwa Bishop telah mengirimkan surat permintaan maaf ke Menlu Marty.
"Kami telah meminta maaf dan telah menyatakan secara jelas apa yang terjadi dalam peristiwa itu kepada rekan kami di Indonesia hari ini," ujar Morrison.
Tetap Berlangsung
Namun, lanjut Morrison, bukan berarti akibat kejadian ini mereka akan berhenti bekerja menghentikan pencari suaka.
"Kami akan terus bekerja sesuai dengan amanah ketika kami dipilih dulu yaitu untuk menghentikan perahu pencari suaka," imbuh Morrison.
Tentara AL Australia sebelumnya dilaporkan mendorong kembali perahu para pencari suaka ke perairan Indonesia. Polisi Indonesia yang tak ingin disebut namanyaitu mengatakan bahwa penduduk desa menemukan sejumlah pencari suaka yang terdampar di perairan pada 8 Januari 2014.
Itu adalah kali ketiga tentara AL Australia mendorong para pencari suaka ke perairan Indonesia. Sebelumnya, TNI AL telah mengkonfirmasi dua perahu sebelumnya yang didorong oleh AL Australia yaitu, pada 19 Desember 2013 dan 6 Januari 2014.(VivaNews)

Bahrain Airshow Says $3B in Deals on First Day (Bahrain Airshow 2014)

MANAMA, Bahrain (AP) — Bahrain's state news agency says the Bahrain International Airshow opened to announcements of more than $3 billion in deals.

The Gulf kingdom's international airport signed a nearly $3.2 billion agreement with Chinese company Shenzhen CIMC TianDa for construction of seven new commuter bridges between boarding gates and planes.

Bahrain's national carrier Gulf Air says it also signed an agreement Thursday with Rolls-Royce TotalCare to support its fleet of six wide-body twin-engine Airbus A330s.

The three-day airshow runs through Saturday.

However, the country's political turmoil loomed in the background of the airshow's flying display as protesters burnt tires, sending billowing plumes of black smoke into the sky.

Shiite protesters have been holding near-daily protests for almost three years demanding greater equality from Bahrain's Sunni monarchy.




































Di Balik Keheningan Kapal Selam

Sistem pendidikan awak KS merupakan faktor utama dalam kesiagaan sistem senjata.


Indonesia pernah merupakan Negara yang memiliki kekuatan angkatan laut terbesar kedua di Asia. Kekuatannya berintikan Kapal Penjelajah kelas Sverdlov, KRI Irian, yang berbobot 16.640 ton dan berawak 1.270 orang termasuk 60 perwira memiliki 12 meriam raksasa kaliber 6 inci.

Indonesia juga pernah memiliki 12 Kapal Selam (KS) kelas Whiskey, Kapal Tempur kelas Fregat. Sedangkan di udara hadir pembom torpedo Il-28T, heli Mi-4 Anti KS, serta AS 4 Gannet. Namun sayangnya, kondisi Alut Sista saat ini jauh dari kebutuhan untuk menjaga dan mempertahankan Negara.

Kekuatan TNI AL khususnya, kapal perang sebagai inti kekuatan laut saat ini memang menunjukkan jumlah yang cukup besar. Namun, menjadi pertanyaan apakah sudah memenuhi postur pertahanan Negara yang dibutuhkan?

Kapal Republik Indonesia (KRI) berjumlah 132 kapal, KRI, dengan kekuatan utama berupa kekuatan pemukul (Striking Force) terdiri dari 40 KRI yang memiliki persenjataan strategis. Utamanya dua KS jenis Cakra, sejumlah Fregat dan Korvet. 
 
Kapal pemukul TNI AL secara jumlah masih kurang memadai. Apalagi, pada umumnya merupakan kapal hasil refit dan rearm atau diganti mesin penggerak dan persenjataannya, kecuali 4 Korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) yang dibeli dalam keadaan baru.   Ada juga beberapa Kapal Cepat Roket maupun Kapal Cepat Torpedo produksi dalam negeri yang kecil, dengan kelaikan laut terbatas.

Membangun Kembali Kekuatan TNI-AL

Pembangunan kekuatan pertahanan Negara perlu terus dilakukan untuk menghadapi hakikat ancaman dengan memperhatikan perkembangan lingkungan strategis, kondisi geografis serta tugas pokok. Pada akhirnya mengarah pada penggelaran dan pengerahan kekuatan untuk efek penangkalan serta pada saat diperlukan untuk memenangkan pertempuran dalam mempertahankan keutuhan serta menjaga keamanan Negara RI.

Salah satu isu yang mengemuka saat ini adalah tentang pembelian KS untuk memperkuat kemampuan tempur laut TNI. Pilihan terhadap penambahan KS cukup masuk akal. Ini mengingat kemampuannya sebagai senjata strategis yang memiliki daya tangkal yang memang sangat dibutuhkan di tengah sikap arogan Negara-negara sekitar kita saat ini.

KS merupakan alutsista yang memiliki kerahasiaan tinggi, khususnya terhadap misi yang dijalankan,  komposisi, disposisi, serta dalam aspektaktis, kesulitan lawan dalam menentukan posisi tepat KS untuk melakukan tindakan peperangan anti KS.

Ada beberapa tugas yang dapat dikerjakan oleh KS. Antara lain: pengendalian laut, anti KS dan kapalatas air, pengintaian, pendaratan pasukan khusus di pantai lawan, Search and Rescue, intelligence, surveillance, and reconnaissance, dukungan terhadap gugus tempur laut, peperangan ranjau, angkutan barang dan orang yang sangat berharga serta serangan terhadap sasaran di pantai lawan dengan menggunakan peluru kendali. 

Beberapa pilihan silih berganti muncul kepermukaan. Beberapa diantaranya adalah jenis Scorpen buatan Prancis, Kilo buatan Rusia, U-209/ 1400 buatan Jerman dan Changbogodari Korea Selatan.   Bahkan, tiga KS jenis Changbogodari Korea Selatan akan tiba mulai tahun 2014 atau 2015.

Menjadi pertanyaan, apa jenis dan berapa jumlah KS yang masih kita butuhkan untuk menambah kekuatan yang telah ada saat ini?

Dilihat dari kondisi hidrografi, Indonesia bagian barat berupa perairan dangkal, sedangkan wilayah timur merupakan perairan dalam. Dengan demikian, KS yang dibutuhkan adalah jenis sedang, yang mampu beroperasi di perairan pantai. Di saat sama, juga mampu beroperasi di laut dalam pada wilayah yang cukup jauh dari pangkalan, sekitar 200 mil sampai Zona Ekonomi Eksklusif.

Terdapat 51 negara di dunia yang memiliki KS.  Di Asia Tenggara sendiri ada Singapura (Challenger dan Archer), Malaysia (Scorpen), dan untuk kawasan Asia lainnya ada RRC, Jepang, India (Foxtrot, U-209, Kilo, Scorpen, Akula, dan sedang mengembangkan Arihant yang merupakan KS berpeluru kendali dengan tenaga pendorong nuklir).

Kini, ada juga tawaran hibah dari Rusia, yakni dua buah KS jenis Kilo, yang merupakan KS disel listrik. Rencananya, angkatan laut Federasi Rusia akan menggantikan KS kelas Kilo dengan KS Kelas Lada, namun proyek ini ditunda karena ditemukan banyak kelemahan.  Menurut buku “Jane’s Fighting Ships 2011-2012”, sebanyak 18 KS Kelas Kilo masuk dalam jajaran kekuatan angkatan laut Federasi Rusia, mulai tahun 1981 sampai 1994. 

Artinya, KS kelas Kilo yang paling baru pun sudah dipakai selama sekitar 20 tahun. Dan, kita tidak pernah tahu bagaimana kondisinya saat ini mengingat KS sangat dirahasiakan keadaan dan keberadaannya.

Masih menurut publikasi tersebut, desain badan kapal kelas Kilo walaupun sudah lebih baik dibandingkan kelas Tango yang sudah tidak dipakai lagi oleh Rusia sejak tahun 2010, namun masih ketinggalan (fairly basic) dibandingkan dengan KS desain Barat.   Selain itu, diingatkan juga dalam publikasi di atas mengenai baterai kelas Kilo yang telah menjadi sumber masalah dalam operasi di perairan hangat seperti di Negara-negara Asia. Ekspor terbanyak KS kelas Kilo adalah ke India yaitu, sebanyak 10 buah.

Senjata yang Diawaki

Sistem senjata angkatan laut memiliki keunikan, yaitu bukan manusia yang dipersenjatai, melainkan senjata yang diawaki. Dengan demikian, pendidikan awak kapal baik untuk operator maupun mekanik selalu panjang, bertahap, berjenjang dan berlanjut untuk memperkuat kemampuan individu dan terutama mengasah kerjasama tim. Pendidikan calon awak kapal selam lebih lama dibandingkan kapal atas air mengingat faktor kesulitan pengoperasian dan pemeliharaannya.

Di sisi lain, sudah sejak tahun 1970 TNI AL tidak lagi menggunakan KS kelas Whiskey dari Rusia. Dan, sejak tahun 1981 mulai menggunakan KS kelas U 209/ 1300 buatan Jerman.   Sistem pendidikan awak KS  merupakan faktor utama dalam kesiagaan sistem senjata, dan   sudah sejak tahun 1980-an didesain untuk mengawaki KS Negara Barat. 
 
Hibah dua buah KS kelas Kilo rasanya tidak akan menjadikannya sebagai tulang punggung kekuatan kapal selam TNI AL sehingga pendidikan awaknya pun akan mengalami kesulitan.  Belum lagi kendala bahasa bagi para awak kapal yang lebih terbiasa dengan bahasa Inggris.

Kemampuan awak kapal merupakan ukuran kesiapan atau readiness, selain tentunya kesiapan teknis. Ditambah dengan kemampuan taktik dan  kemampuan alat deteksi dan tingkat modernisasi persenjataan akan merupakan ukuran efektifitas, bahkan efisiensi kekuatan laut.  Dengan demikian, selain masalah pelatihan, kesiapan teknis KS Kilo nantinya akan menjadi pertanyaan besar mengingat usia kapal yang rata-rata sudah di atas 20 tahun. 

Kita perlu memperhitungkan kesediaan suku cadang yang diperkirakan akan langka dalam hitungan beberapa tahun serta bengkel dan teknis pemeliharaan kapal yang tentunya membutuhkan peralatan dan keahlian tersendiri serta kemungkinan modernisasi mesin pendorong, alat deteksi dan persenjataan, yang walaupun masih memungkinkan secara teknologi diperkirakan akan lebih mahal daripada membeli baru.

Dengan pemikiran di atas, kiranya pemerintah perlu mempertimbangkan kembali pengadaan KS kelas Kilo, yang walaupun merupakan hibah tentunya untuk perbaikan dan modernisasi sensor dan persenjataannya akan menggunakan APBN.

Mungkin program U-209/ 1400 buatan Jerman atau Changbogo Class dari Korea Selatan lebih feasible dalam jangka panjang, terutama bila mesin penggerak dan  pendorongnya dikembangkan untuk menggunakan air-independent propulsion(AIP) serta dengan mengupayakan adanya transfer teknologi dalam pemberdayaan indutri kapal nasional.

Dengan pengadaan 12 KS yang relatif sejenis, maka masalah logistik akan menjadi lebih mudah dan murah, serta menjadi kekuatan penangkal yang diperhitungkan.

* Penulis adalah Laksamana Muda TNI (Purn), Gubernur Sumsel 1998-2013, President United in Diversity Forum, anggota Institute for Maritime Studies danAdvisory Board Member Conservation International Indonesia.
(Sinar Harapan)

Senin, 10 Februari 2014

Pesawat Jet Yak-130 sanggup keluar dari pusaran badai

Tahun ini, Sekolah Tinggi Penerbangan Militer di Borisoglebsk telah meluluskan angkatan pertama pilot yang dilatih dengan pesawat tempur latih Rusia yang baru, Yak-130. Para murid menegaskan bahwa mesinnya sederhana untuk dioperasikan maupun dipelihara dan mudah untuk dikuasai.
“Para ahli telah melakukan banyak percobaan dan berhasil membuat pesawat yang ditujukan untuk kepentingan pendidikan. Di angkasa, pesawat ini sangat ringan dan dapat "mentolerir" banyak kesalahan. Lain hal dengan apa yang kita alami saat masih menjadi murid dulu. Saat itu, kalau terkena sial dan kehilangan kecepatan, maka pesawat akan segera jatuh dalam pusaran yang menyebabkan pesawat sangat sulit untuk dikendalikan,” kata Panglima Angkatan Udara Rusia Letnan Jenderal Viktor Bondarev.
Situasinya sangat berbeda dengan Yak-130. Pesawat ini, sebaliknya, sangat sulit untuk masuk dalam pusaran badai. Tetapi jika karena alasan tertentu pesawat masuk dalam pusaran maka cukup dengan melepaskan alat kemudi dan pesawat akan keluar sendiri dan melanjutkan penerbangan dengan aman.
Pada Pertunjukan Udara Internasional di Le Bourget, Yak-130 buatan Rusia diakui oleh para ahli internasional sebagai contoh terbaik dari teknik tempur latih. Ke dalam pesawat ini, seperangkat sistem avionik canggih untuk navigasi, pengendalian maupun tempur digital dirancang, diproduksi, dan diintegrasikan. Perangkat digital terbaru ini menjadikan Yak-130 mirip dalam hal sistem informasi dan kontrol kabin, juga memiliki sistem tempur yang tak kalah dengan pesawat tempur generasi keempat dan kelima terbaru.
Sistem penerbangan simulasi dengan penggunaan modus tempur yang terintegrasi dengan satu set pengontrol senjata SUO-130, memungkinkan pelatihan pilot tanpa menggunakan bom dan rudal asli, sambil mempertahankan keaslian tampilan saat pertempuran.
Namun, di samping untuk pelatihan, Yak-130 dilengkapi juga dengan varian tempur ringan. Menurut beberapa sumber, Yak-130 dapat dipasang dengan stasiun radar “Bars-130”, sistem tempur radio-elektronik, dan sistem pembidik. Selain sistem lapis baja ringan, pesawat bisa ditambah dengan sistem pengisian bahan bakar di udara. Selain itu, diklaim juga bahwa pesawat dapat digunakan dalam kondisi cuaca buruk dan mampu mendarat di tempat-tempat sulit.
Bukan hanya Angkatan Udara Rusia yang mengakui semua keunggulan dari pesawat baru ini. Pesawat ini juga menarik perhatian dari Amerika Latin, Asia Tenggara, kawasan Asia-Pasifik serta dari negara-negara organisasi Persemakmuran Negara-negara Merdeka. Pembeli asing pertama Yak-130 adalah Aljazair, yang puas dengan pembelian 16 pesawat dan mengungkapkan minatnya untuk membeli lagi. Dilaporkan juga bahwa 24 pesawat Yak-130 akan dibeli oleh Bangladesh. Kontrak pasokan juga sudah disetujui dengan Suriah dan Libya, namun karena situasi politik terakhir, maka transaksi dibatalkan. Menurut Direktur Pusat Teknik “Irkut” Konstantin Popovich, sekarang permintaan atas Yak-130 datang dari berbagai belahan dunia.
http://militaryanalysisonline.blogspot.com

Su-35S telah melampaui F-22 Amerika dalam hal ‘kecerdasan’

Praktis seluruh ideologi pesawat tempur generasi kelima telah diejawantahkan dalam wujud Su-35S. Hal ini memberi Rusia potensi untuk memulai upaya menciptakan pesawat tempur generasi kelima dengan mendahului semua negara lainnya.

Kompleks aviasi canggih garis depan PAF FA (T-50) dalam proses menyelesaikan fase tes wajibnya dengan sukses. Pesawat tempur generasi kelima hasil produksi tersebut diharapkan mulai dapat digunakan oleh militer pada tahun 2017. Namun demikian di saat yang sama, unit garis depan sudah dilengkapi dengan produk imbangan yang hampir serupa dengan pesawat ini – pesawat tempur multiperan Su-35S.
Pendeknya, bersamaan dengan pembuatan konsep virtual pesawat tempur generasi kelima – sedari awal pesawat ini didesain dalam wujud digital saja – komponen yang siap digunakan untuk pesawat tempur masa depan ini diimplementasikan dan dikembangkan pada platform Su-35S. Maka Su-35S generasi 4++ pun praktis menjadi setara dengan pesawat tempur generasi kelima di semua karakteristiknya kecuali apa yang disebut teknologi siluman, sampai jenis ini masuk produksi massal.
Su-35S mampu mencapai kecepatan hingga 2.400 km/jam dan memiliki jangkauan jarak hingga 3.600 km. Pesawat ini mumpuni baik sebagai pesawat tempur, interseptor jarak jauh, maupun pembom pembawa misil
Lebih lanjut lagi dalam hal karakteristik tertentu, Su-35S sudah melampaui satu-satunya pesawat tempur generasi kelima yang telah digunakan hingga sekarang, yaitu F-22 Raptor buatan Amerika.  Oleh karena itu, sistem kendali radar ‘Irbis’ yang dipasang di Su-35S mampu mendeteksi sasaran di udara pada jarak hingga 400 km yang merupakan rekor saat ini, dan melacak hingga 30 sasaran serta menyerang 8 di antaranya secara simultan. Sistem radar di F-22 lebih lemah: jangkauan deteksi maksimumnya hanya 300 km. Di samping itu, ‘Irbis’ memungkinkan pendeteksian dan pelacakan aktif terhadap hingga empat sasaran di darat secara simultan. Su-35S juga dilengkapi dengan sistem navigasi yang mampu menunjukkan lokasinya sendiri dan parameter pergerakannya secara mandiri tanpa harus melalui navigasi satelit atau komunikasi dengan stasiun di darat. Dengan kata lain, jika GPS atau GLONASS dimatikan, pesawat ini tidak akan menjadi ‘buta’.
Angkatan Udara Rusia dijadwalkan menerima 48 pesawat Su-35S sebelum akhir 2015. Itu praktis sama dengan 50 buah pesawat generasi kelima karena Su35S hampir identik dengan PAK FA dalam hal perangkat elektronik onboard, sistem kendali, dan persenjataan. Oleh sebab itu, tidak akan sulit bagi pilot untuk beralih ke pesawat tempur generasi kelima dengan teknologi silumannya yang niscaya: setiap pilot yang telah mahir mengendalikan Su-35S dapat dengan mudah beralih ke T-50. Artinya peralihan ke pesawat tempur generasi kelima tidak akan dimulai pada tahun 2017 – proses itu sudah berlangsung saat ini di Angkatan Udara Rusia.
Ideologi pesawat yang akan mendominasi langit di paruh kedua abad ke-21 sedang ditentukan saat ini. Apakah ini akan berupa robot terbang atau pesawat tempur klasik berawak dengan perangkat elektronik yang semakin mutakhir dan persenjataan yang baru tidak begitu penting. Yang utama adalah industri pesawat Rusia telah memulai terlebih dahulu pengembangan pesawat generasi keenam. Semakin cepat Su-35S mulai digunakan dalam unit garis depan dan semakin besar jumlahnya, usaha menciptakan pesawat tempur generasi baru akan semakin sukses.
http://militaryanalysisonline.blogspot.com

Russia Arms Expo 2013: lima produk baru terbaik Rusia

BMPT-72 adalah versi baru tank pendukung tempur yang basisnya
mengambil tank T-72 yang tersohor.
Sumber: Tatyana Andreeva / RG
Pameran produk perlengkapan militer, senjata dan amunisi ini berlangsung mulai 25 hingga 28 September di Nizhny Tagil. Inilah lima produk terbaru dan terbaik Rusia yang memukau para pengunjung.
Terminator 2, tank pendukung tempur
BMPT-72 adalah versi baru tank pendukung tempur yang basisnya mengambil tank T-72 yang tersohor. Kemunculannya dalam RAE 2013 adalah yang pertama kalinya.
Tank ini tidak hanya punya daya tembak yang dahsyat, namun juga mampu melindungi tank dari musuh yang bersenjata peluncur granat dalam situasi perang perkotaan. Selain itu bisa beroperasi secara mandiri sebagai bagian dari unit infanteri bermotor.
Keutamaan BMPT-72 dan model Terminator sebelumnya adalah sistem kendali tembakan yang lebih baik, perlindungan bagi peluncur peluru kendalinya terhadap pecahan meriam dan senjata api kecil. Kapasitas awak juga dapat dikurangi dari lima menjadi tiga orang saja tapi tetap efektif. Berat kendaraan dengan senjata lengkap berkurang dari 48 ton menjadi 44 ton tanpa mengorbankan kemampuan proteksinya.
Terminator 2 akan sangat diminati oleh negara yang ingin menggantikan armada tank T-72. Di sisi lain T-72 yang sudah tua sekali pun  tetap sangat handal. Cukup meremajakan sistemnya sudah mampu membuatnya menjadi pasukan tempur supermodern yang cepat dan biaya minimal. Itu dapat dicapai tanpa harus membeli unit kendaraan yang baru.
ATOM, kendaraan infanteri berat
Konsep proyek ATOM menjadi salah satu sensasi utama RAE 2013. ATOM adalah kendaraan tempur infanteri produksi bersama para ahli dari Perancis dan Rusia.
Kendaraan beroda dengan empat gardan seberat 30 ton ini dipersenjatai meriam 57 mm yang mampu menghancurkan sasaran pada siang maupun malam hari. Tembakan dapat dilakukannya dalam keadaan diam maupun bergerak. Kendaraan ini memiliki jangkauan tembakan 6 km dan dapat menembak dengan kecepatan 140 putaran per menit.
ATOM, kendaraan infanteri berat. Sumber: Tatyana Andreeva / RG
ATOM, kendaraan infanteri berat. Sumber: Tatyana Andreeva / RG
Meski berat, ATOM adalah kendaraan amfibi dan dapat mengangkut delapan pasukan bersenjata lengkap. Kendaraan ini memiliki perlindungan yang mumpuni terhadap peluru berkaliber besar dan ranjau.
Menurut produsennya, tingkat perlindungan ini dapat disesuaikan. Demikian juga dengan daya tembaknya, dapat ditingkatkan maupun diturunkan sesuai kebutuhan.
SPM, robot khusus pemadam kebakaran
SPM adalah kendaraan pemadam kebakaran terlacak dengan tingkat perlindungan lapis baja yang baik. SPM dibuat dari komponen tank T-72 dan T-80 dan dapat beroperasi dengan 3 orang awak atau sebagai robot yang dikendalikan jarak jauh.
Sejauh ini belum ada negara lain yang memproduksi kendaraan sehebat ini. Mampu memadamkan kebakaran ekstrim dengan kendali jarak jauh. Di dalam situasi darurat robot pemadam kebakaran semacam ini sangat dibutuhkan.
SPM, robot khusus pemadam kebakaran. Sumber: Tatyana Andreeva / RG
SPM, robot khusus pemadam kebakaran. Sumber: Tatyana Andreeva / RG
SPM dirancang untuk memadamkan pusat api di lokasi paling berbahaya – seperti gudang amunisi, tambangan minyak dan gas, dan di tempat-tempat yang sangat mungkin tercemar zat-zat yang berbahaya bagi manusia.
2S25 Sprut, artileri otomatis antitank
Uni Soviet pernah memproduksi tank amfibi PT-76, yang terjual luas di seluruh dunia. Pada waktu itu belum ada negara lain yang mampu  memproduksi tank amfibi. Sekarang PT-76 jelas ketinggalan zaman, dan 2S25 Sprut dapat dianggap sebagai generasi baru tank amfibi Rusia.
2S25 Sprut, artileri otomatis antitank. Sumber: Tatyana Andreeva / RG
2S25 Sprut, artileri otomatis antitank. Sumber: Tatyana Andreeva / RG
Sprut dapat berenang dengan kecepatan 9 kpj dan melaju 70 kpj di jalanan. 2S25 dirancang digunakan Angkatan Udara dan Laut, didesain untuk dioperasikan 3 orang awak.
Tank 2S25 memiliki lapisan baja antipeluru yang ringan dan meriam 125 mm yang hebat. Ini membuatnya mudah diangkut melalui udara, dan ketika dijatuhkan menggunakan parasut, keamanan awak yang ada di dalamnya pun terjamin.
Arena-E, sistem perlindungan aktif tank
Arena-E adalah sistem yang khusus dirancang untuk pasar ekspor. Rusia yang pertama mengembangkan sitem perlindungan jenis ini, yang dijamin mampu menghancurkan granat hollow-charge dan peluru kendali yang menuju tank.
Arena-E, sistem perlindungan aktif tank. Sumber: Tatyana Andreeva / RG
Arena-E, sistem perlindungan aktif tank. Sumber: Tatyana Andreeva / RG 
Arena-E yang baru ini memiliki tampilan yang baru: sistem perlindungannya di samping menara meriam, bukan di atas sebagaimana sebelumnya. Perwakilan dari Kantor Desain Rekayasa Kolomna tempat dikembangkannya sistem ini, mengatakan bahwa Arena-E saat merupakan produk dengan kinerja terbaik di dunia.
http://militaryanalysisonline.blogspot.com