Minggu, 27 November 2016

Jet tempur Su-30MKI India dilengkapi dengan Misil BrahMos

Angkatan Udara (AU) India yang bekerja sama dengan Hindustan Aeronautics Limited (HAL – BUMN pertahanan India), untuk pertama kali menguji jet tempur multi-purpose Sukhoi Su-30MKI “Flanker-H” milik mereka dengan misil jelajah BrahMos.
“HAL telah melakukan pengujian terbang pertama kali jet tempur Su-30MKI yang dilengkapi dengan misil BrahMos, untuk mendemonstrasikan integrasi yang sukses terkait pesawat pembawa misil,” ungkap juru bicara BrahMos Aerospace Company, Praveen Pathak, dikutip Defence Talk, Selasa (28/6/2016).
Tentunya pengujian yang dilakukan di Nashik tersebut, dilakukan dengan misil jelajah BrahMos yang sudah sedikit dimodifikasi, agar bisa diluncurkan di udara dengan pesawat tempur.
Misil tersebut sudah dibuat dengan bentuk hulu ledak dan sensor yang didesain berdasarkan karakter teknis pesawat.
Pengujian ini dengan membawa satu unit misil BrahMos yang ditempatkan di bawah “perut” Sukhoi tersebut diklaim sukses.
Dengan begitu, rencananya AU India akan mempersenjatai tiga resimen jet tempur Su-30MKI-nya dengan misil-misil BrahMos yang bobotnya dikurangi antara 500 kilogram dan bentuknya diperpendek 0,5 meter. (raw/huntnews)

Sumber : http://artileri-news.blogspot.co.id/

Rusia Bangun Jet Bomber Hipersonik Pembawa Bom Nuklir, Bisa Mengelilingi Bumi Hanya dalam 2 Jam

Pesawat pengebom siluman itu dapat mencapai target di mana saja di dunia ini, seperti dirilis Daily Express dan Daily Mail, Kamis (14/7/2016).
Pesawat pengebom nuklir bernama PAK-DA itu akan mengudara sekitar awal tahun 2020.
Menurut media Inggris itu, pesawat tersebut dapat menembakkan senjata atom atau hulu ledak nuklir dari ruang angkasa dan menarget tepat pada sasarannya.
Pesawat pengebom nuklir PAK-DA Rusia

Uji coba mesin pesawat itu adakan dilakukan pada pameran militer pada Forum Teknologi Militer Internasional yang akan diadakan Moskwa, ibu kota Rusia, 6-11 September 2016..
Kolonel Jenderal Sergei Karakayev, komandan Pasukan Rudal Strategis Rusia mengakui kalau pesawat pengebom itu sedang dipersiapkan. ( Baca juga : Angkatan Udara Rusia Berhasil Uji Coba Sistem Pertahanan Udara Terbaru )
Mesin pesawat sudah sukses dalam diuji coba di Akademi Militer Serpukhovo.
"Sebuah mesin untuk pesawat luar angkasa berhasil dikembangkan di Akademi Pasukan Roket Strategis," ujarnya. (Baca juga : Jet Tempur F/A-18 AS Nyaris Bentrok Dengan Pesawat Jet Tempur Su-34 Rusia di Langit Suriah )
Tujuan diciptakan pesawat ini adalah untuk mengawasi wilayah udara Rusia dari luar angkasa.
"Gagasannya bahwa pesawat hipersonik pengebom itu akan take off dari landasan pacu normal di pangkalannya untuk patroli wilayah udara Rusia,” kata Karakayev.
Jika diperintahkan,  maka pesawat tersebut akan terbang ke luar angkasa dan menembak target dengan hulu ledak nuklir, dan kemudian kembali ke pangkalan. ( Baca juga : Rusia Mulai Habis Kesabaran Hadapi Amerika Serikat )
Jet hipersonik rusia itu akan memiliki dua mesin dan dimaksudkan untuk menggantikan model yang sudah tua yakni pengebom jarak jauh Tu-160Tu-95MS, dan Tu-22M3.
Selain Rusia, Inggris juga mengembangkan jet supersonik yang begitu cepat itu yang dapat melebihi kecepatan rudal dan meninggalkan atmosfer Bumi untuk mencapai target dalam beberapa menit. ( Baca juga : Kapal Selam Tenaga Nuklir Rusia Dmitry Donskoy, Sukes Uji Coba Misil Bulava )
Menggabungkan teknologi jet dan roket, pesawat Inggris itu memiliki potensi untuk merevolusi penerbangan hipersonik dan dapat mengakses ruang angkasa lebih cepat.
Sumber : http://artileri-news.blogspot.co.id/

Senin, 21 November 2016

Jet Tempur F/A-18 AS Nyaris Bentrok Dengan Pesawat Jet Tempur Su-34 Rusia di Langit Suriah

Pesawat jet tempur Amerika Serikat (AS) F/A-18 nyaris “bentrok” dengan pesawat jet tempur Rusia Su-34s di wilayah udara Suriah di dekat perbatasan Yordania.
 
Pesawat F/A-18 tiba-tiba mendekati pesawat jet tempur Su-34s yang dituding membombardir pasukan pemberontak atau oposisi Suriah di sebuah garnisum di At-Tanf.
 
Ketika pesawat F/A-18 mendekat, jet tempur mengindar dar are pengeboman. Namun, ketika pesawat tempur AS itu berhenti untuk mengisi bahan bakar, jet tempur Su-34s mengebom lagi.


Jet Tempur F/A-18 AS Nyaris Bentrok Dengan Pesawat Jet Tempur Su-34 Rusia di Langit Suriah

Pilot AS melalui saluran komunikasi khusus yang dibentuk untuk mencegah tabrakan di udara telah meminta pilot Rusia untuk mundur. Pesawat-pesawat tempur kedua negara itu berhadap-hadapan pada pekan lalu.

Seorang pejabat AS mengatakan kepada The Los Angeles Times, dalam kondisi anonim. “Ini suatu tindakan mengerikan yang harus dijelaskan. Pemerintah Rusia juga tidak memiliki kontrol dari kekuatannya sendiri atau itu adalah tindakan yang disengaja, provokatif.  Kami sedang mencari jawaban,” katanya.
 
Namun, militer Rusia pada hari Minggu menolak tuduhan bahwa mereka telah sengaja menargetkan pasukan oposisi Suriah yang didukung AS. Militer Rusia beralasan, AS telah gagal untuk memperingatkan tentang lokasi pasukan oposisi Suriah. ( Baca juga : Polandia dan 3 Negara Baltik minta NATO Kerahkan Pesawat Tempur dan Rudal untuk Lindungi Mereka dari Rusia )
 
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengatakan wilayah yang ditargetkan dalam serangan itu lebih dari 300 kilometer (186 mil) dari lokasi sebelumnya yang ditunjuk oleh AS sebagai lokasi yang dikendalikan oleh pasukan oposisi Suriah.
 
Pentagon mengatakan bahwa mereka sudah mengadakan video conference dengan militer Rusia untuk membahas serangan udara Moskow di Suriah. ( Baca juga : Perbandingan Kekuatan Armada TNi-AL dengan China )


”Penyerangan terus-menerus Rusia di At-Tanf, bahkan setelah AS mencoba untuk memberitahu pasukan Rusia melalui saluran yang tepat,” kata Pentagon dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Daily Mail semalam (20/6/2016).
 
Pernyataan Pentagon ini telah dijawab Konashenkov. Menurutnya, militer Rusia telah memperingatkan AS terlebih dahulu tentang serangan yang direncanakan, tapi Pentagon telah gagal untuk memberikan koordinat pasukan oposisi Suriah. ”Sehingga mustahil untuk mengambil langkah-langkah guna mengatur tindakan dari Angkatan Udara Rusia,” katanya.



Sumber : http://artileri-news.blogspot.co.id/

Polandia dan 3 Negara Baltik minta NATO Kerahkan Pesawat Tempur dan Rudal untuk Lindungi Mereka

Polandia dan negara-negara Baltik menilai rencana penyebaran 4.000 lebih tentara NATO di negara mereka tidak cukup untuk melindungi dari potensi agresi Rusia. Mereka meminta NATO mengerahkan pesawat-pesawat jet tempur dan rudal.

”Kita perlu menghentikan kemungkinan agresi udara,” kata Menteri Pertahanan Lithuania, Juozas Olekas kepada Reuters.

”Kami sedang mendiskusikan tentang penciptaan sistem pertahanan udara jarak menengah di wilayah secara bersama-sama dengan Latvia, Estonia dan Polandia,” katanya lagi.


Jet Tempur Rudal Nato

Dalam wawancara terpisah dengan Financial Times, Olekas mengatakan sistem perisai anti-pesawat akan beroperasi di empat negara dalam dua atau tiga tahun mendatang.
 
Masalah pengadaan pesawat-pesawat jet tempur dan rudal ini akan dibahas pada hari Selasa (14/6/2016), ketika para Menteri Pertahanan negara-negara NATO berkumpul di Brussels. Pertemuan ini juga membahas rencana penyebaran 4.000 pasukan tambahan di Eropa Timur.

AS, Kanada, Jerman dan Inggris masing-masing diharapkan dapat mengerahkan 1.000 tentara untuk misi NATO tersebut. Rencana ini sudah dianggap Rusia sebagai langkah NATO yang sudah kelewat batas.


source: sindonews International

Selasa, 15 November 2016

Angkatan Udara Rusia Berhasil Uji Coba Sistem Pertahanan Udara Terbaru

Kementerian Pertahanan Rusia mengaku telah sukses melakukan uji coba sistem pertahanan udara baru. Sistem pertahanan udara baru ini ditujukan untuk menepis serangan dari jarak pendek.

"Pasukan Angkatan Udara Rusia bersama-sama dengan perwakilan industri berhasil menguji-tembak sebuah sistem antimisil jarak pendek dari perisai rudal Rusia di komplek Sary-Shagan," kata Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (21/6).
Angkatan Udara Rusia Berhasil Uji Coba Sistem Pertahanan Udara Terbaru

Sementara itu, menurut wakil Komandan Angkatan Udara Rusia, Letnan Jenderal Viktor Gumenny yang turut hadir dalam uji coba itu, uji coba tersebut berjalan lancar, dan sistem pertahanan udara tersebut sudah mencapai standar yang diinginkan.

"Sistem pertahanan udara itu telah berhasil memenuhi tugasnya dengan melibatkan target tes pada waktu yang dijadwalkan," kata Gumenny dalam sebuah pernyataan.

Rusia memang tengah getol mengembangkan kekuatan militer mereka. Bukan hanya sistem pertahanan, melainkan juga kemampuan ofensif mereka, seperti pengembangan jet tempur.

Sebelumnya, United Aircraft Corporation (UAC), perusahaan pembuat jet tempur Rusia dilaporkan siap untuk memproduksi jet tempur siluman generasi terbaru, yakni T-50. Pesawat T-50 adalah jet tempur siluman generasi kelima Rusia.

Sumber : http://artileri-news.blogspot.co.id/

Angkatan Udara Rusia Berhasil Uji tembak Rudal Balistik Jarak Pendek (ABM)

Angkatan Udara Rusia telah berhasil menguji tembak rudal balistik jarak pendek (ABM) PADA Selasa (21/6/2016) pagi. Uji tembak berlangsung sekitar pukul 07.00 di Kazakhstan.

Keberhasilan uji tembak ABM Moskow telah dikonfirmasi Kementerian Pertahanan Rusia.
”Peluncuran itu untuk memverifikasi karakteristik kinerja ABM yang dioperasikan oleh Angkatan Udara,” bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia yang dilansir kantor berita Itar-Tass.
Kementerian tersebut mengatakan, ABM juga menjadi bagian dari sistem pertahanan rudal Rusia yang diklaim mampu menetralisir serangan nuklir yang mungkin menyasar Moskow.


Angkatan Udara Rusia Berhasil Uji tembak Rudal Balistik Jarak Pendek (ABM)

Wakil Komandan Angkatan Udara Rusia, Letnan Jenderal Viktor Gumenny, menambahkan, rudal balistik yang diuji coba berhasil mencapai target yang ditentukan.
 
Rusia telah mengembangkan sistem rudal pertahanan selama beberapa dekade untuk mengamankan keseimbangan militer strategis dengan Amerika Serikat. Saat ini, Rusia mengerahkan sistem rudal anti-balistik A-135 di sekitar Moskow. Sistem rudal ini berfungsi sebagai pencegat dan “radar” peringatan dini yang canggih.
 
AS sendiri juga terus mengembangkan sistem rudalnya, termasuk yang dibangun di Eropa Timur. Seperti diketahui, AS menempatkan sistem rudal pertahanan Aegis di Rumania dengan alasan untuk melindungi sekutu NATO di Eropa Timur dari ancaman rudal Iran dan Korea Utara.


Sumber : http://artileri-news.blogspot.co.id/

Kamis, 10 November 2016

Vladimir Putin Perinjtahkan Militer Negaranya untuk Menggelar Latihan

Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah memerintahkan militer negaranya untuk menggelar latihan untuk mengetahui seberapa cepat militer Rusia memobilisisasi pasukannya.

Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu mengatakan, manuver militer Rusia ini akan berlangsung hingga seminggu ke depan. Latihan ini ditujukan untuk memeriksa kesiapan unit cadangan militer dan depot senjata.

Shoigu juga mengatakan, latihan perang akan menilai kesiapan mobilisasi angkatan bersentaja Rusia dan kemampuan kecepatan para perwira militer untuk membuat cadangan militer siap beraksi.


Vladimir Putin Perinjtahkan Militer Negaranya untuk Menggelar Latihan

Ia mencatat, penekanan khusus akan diberikan kepada sisi merencanakan penggunaan kekuatan militer dalam berbagai situasi krisis, seperti dikutip dari lamanWashington Post, Selasa (14/6/2016).

Manuver terbaru yang diwujudkan dalam serangkaian latihan ini dimaksudkan untuk memperkuat kesiapan militer di tengah ketegangan dengan Barat atas Ukraina.


Sumber : http://artileri-news.blogspot.co.id/

Rusia Berencana Bangun Pangkalan AL Armada Pasifik di Kepulauan Kuril

Rusia sedang mempertimbangkan kemungkinan membangun pangkalan Angkatan Laut (AL) unit Armada Pasifik di Pulau Matua yang berada dalam rantai Kepulauan Kuril. Demikian laporan kantor berita RIA Novosti.
Komandan Militer Distrik Timur, Kolonel Jenderal Sergei Suroviki mengatakan, Geographical Society Rusia dan militer sedang melakukan ekspedisi bersama di Kepulauan Kuril

"Tujuan utama dari ekspedisi ini adalah untuk mempelajari kemungkinan membangun pangkalan pasukan Armada Pasifik di sana," kata Surovikin pada pertemuan dengan komandan seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (27/5/2016). Baca juga : Pesawat Kerap Dicegat Rusia dan China, As Waspada


Rusia Berencana Bangun Pangkalan AL Armada Pasifik di Kepulauan Kuril

Pulau Matua adalah pusat dari tiga landasan terbang pada masa Perang Dunia II. "Rusia tengah berupaya untuk meningkatkan infrastruktur militer dan persenjataan dari unit yang berbasis di Timur jauh," katanya.

Sumber : http://artileri-news.blogspot.co.id/

Sabtu, 05 November 2016

5 Peswat Jet Tempur Rusia Paling Berbahaya dan Mematikan. Page 1

Rusia dan Amerika Serikat serta negara-negara Barat telah bersaing mengembangkan pesawat tempur. Persaingan itu kian nyata setelah krisis Ukraina pecah. Sejak konflik Ukraina meletus dan Rusia dituduh sebagai biangnya, AS dan NATO “pasang badan” untuk melawan Rusia. Ketegangan kian melebar setelah NATO menumpuk kekuatan militer di Eropa timur dengan dalih melindungi sekutu-sekutunya, terutama tiga negara Baltik dari ancaman Rusia.

Rusia yang tidak terima dengan penumpukan kekuatan militer NATO di dekat wilayah perbatasannya, telah mengerahkan sejumlah pesawat tempurnya untuk bermanuver. Ketegangan ini mengingatkan kembali pada momen Perang Dingin, di mana Rusia (saat itu Uni Soviet) dan negara-negara Barat saling unjuk kebolehan dengan mengerahkan pesawat-pesawat tempur.


Setelah Perang Dingin berakhir, kekuatan militer Rusia belum pudar. Pesawat-pesawat tempurnya terus menjadi sorotan dunia. Laman nationalinterestpada Sabtu (4/7/2015) telah merilis lima pesawat tempur Rusia yang paling berbahaya sebagai berikut.

1. Sukhoi Su-27

Sukhoi Su-27 Flanker

Pesawat tempur Sukhoi Su-27 (oleh NATO dinamakan "Flanker") adalah upaya jawaban Soviet terhadap AS pada akhir 1970, di mana AS memamerkan pesawat tempur F-15 dan F-16. Pesawat Rusia ini dapat membawa berbagai senjata ke udara termasuk R-27R1, sebuah rudal jarak menengah serbaguna.

Flanker telah berulang kali mengambil peran baru dalam skuad Angkatan Udara Rusia. Pesawat tersebut telah dikembangkan dalam berbagai varian, seperti Su-34 "Fullback" dan Su-33 "Flanker-D".

Pesawat Su-27 ini telah digunakan Angkatan Udara di seluruh dunia, terutama India dan China. Indonesia dan Vietnam juga tercatat ikut menerbangkan pesawat Su-27 di Asia.

2. MiG-29

MiG-29M2 "Fulcrum"


Pesawat tempur ini berukuran kecil dan menempuh jarak pendek. Pesawat MiG-29 yang oleh NATO dinamai “Fullcrum” juga telah diproduksi massal.

Pesawat ini lebih kecil dari pesawat Su-27. Namun, Jerman menilai pesawat MiG-29 lebih lincah dari pesawat F-16. Pesawat MiG dirancang sebagai pesawat tempur multiperan dan dapat dilengkapi dengan rudal udara seperti rudal AA-8.

Fullcrum sudah banyak diekspor selama Perang Dingin dan sesudahnya. Contoh, Yugoslavia pernah menggunakan MiG-29 dalam Perang Balkan tahun 1990-an. Pemerintah Suriah juga masih mengandalkan MiG-29. Kuba, Iran dan Korea Utara juga diketahui menggunakan pesawat MiG-29 untuk memperkuat Angkatan Udaranya.

3. Sukhoi Su-35

 

Sukhoi Su-35 Indonesia

Meskipun secara teknis pesawat ini merupakan varian pesawat Su-27, tapi modernisasi pesawat Sukhoi Su-35 sangat mengesankan. Pesawat Su-35 dibangun untuk memenuhi tantangan era pasca-Perang Dingin. Pesawat ini masih menjalani pengujian, namun diperkirakan akan masuk ke dalam layanan operasional akhir tahun ini.
 
Pesawat Su-35 dapat mencapai kecepatan tertinggi 2.390 km/jam, sedikit lebih lambat dari pesawat pendahulunya Su-27. Namun, radius tempurnya lebih jauh dari Flanker. Sebagai permulaan, Su-35 memiliki 12 stasiun senjata dengan berat 8.000 kg.



Sumber : http://artileri-news.blogspot.co.id/