Senin, 30 Mei 2011

TU-16 The Great Bomber History at Indonesia

Tupolev-16 Kode name versi NATO : Badger, adalah pesawat bomber strategis jarak jauh buatan Uni Sovyet asal pabrikan tupolev produksi tahun 1960 an prototipe awal tahun 1956. Pesawat pembom ini menggunakan 3 mesin Jet, berkecepatan mach 1 dan salah satu pesawat pembom tercanggih pada saat itu, keunggulannya adalah mampu membawa misil2 berat, termasuk nuklir dan jangkauan jelajahnya yang sangat jauh (20.000 Km2). Indonesia tercatat pernah memiliki dua skadron atau 24 buah pesawat ini, 12 versi pembom A, dan 12 lagi versi KS-1 (anti kapal).


Tu-16 Badger Specifications : 
Primary Function : Multi-role bomber / recce. platform 
Contractor :Tupolev 
Crew: N/A 
Unit Cost: N/A 
Powerplant :Two Mikulin AM-3M turbojets, 20,920 lb thrust each 
Dimensions 
Length : 114 ft 2 in (34.8 m) 
Wingspan : 108 ft 3 in (32.99 m) 
Height : 34 ft (10.36 m) 
Weights 
Empty : 82,000 lb 
Maximum Takeoff : 165,350 lb 
Performance 
Speed : 652 mph (1,050 km/h) 
Ceiling : 49,200 ft 
Range : 4,505 miles (7,250 km) 
Armament : Seven AM-23 23mm cannons in pairs with single in nose, plus 19,800 lb including free-fall weapons and ASMs 
AS-1 “Kennel” air-to-ship missile 
AS-2 “Kipper” air-to-surface missile 
AS-5 “Kelt” air-to-surface missile 
AS-6 “Kingfish” air-to-surface missile

Presiden Soekarno sangat berkeras hati untuk mendapatkan pesawat2 ini bagi TNI AU untuk memuluskan kampanye merebut Irian barat dari tangan Belanda. baik sebagai kekuatan deterren/penangkal maupun unsur serang. Berkat pesawat2 Tupolev ini pula lah, Indonesia dikenal dunia sebagai salah satu dari 4 operator pesawat bomber strategis disamping Uni Sovyet, Amerika serikat dan Inggris, dan mengubah perimbangan kekuatan udara strategis didunia. Kehadiran TU-16 Badger kala itu menempatkan Indonesia sebagai salah satu dari empat negara di dunia yang mengoperasikan pengebom strategis. Negara lainnya adalah Amerika Serikat (AS) dengan B-58 Hustler, Inggris dengan V-Bomber, dan Rusia.


Sikap politik bebas dan aktif kala itu membuat Indonesia tidak terlalu terpengaruh ketika AS mengembargo suku cadang pengebom B-25 Mitchel yang telah dimiliki. Bahkan, kebijakan pemerintah Soekarno yang memutuskan membeli TU-16 Badger dan melengkapinya hingga 24 unit, tanpa lepas dari ambisi politik kala itu, mampu menempatkan Indonesia sebagai satu negara dengan kekuatan dan kemampuan militer yang ditakuti. Pengebom itu juga sering membuat Inggris yang bercokol di Singapura dan Malaysia gentar. Australia pun pernah dibungkam ketika sebuah TU-16 milik AURI berhasil menjatuhkan makanan kaleng di Alice Springs yang berada di jantung benua kecil itu. Padahal, kala itu, 1963, Australia memiliki sistem radar yang mampu mendeteksi gerakan hingga di balik cakrawala serta rudal antipesawat Bloodhound.Kekuatan udara dan keberhasilan misi penyusupan seperti itu tidak hanya menunjukkan kemampuan yang dimiliki AURI, Dan kemudian dunia pun akhirnya mengenal Indonesia sebagai Negara dengan kekuatan angkatan udara yang terkuat di belahan bumi selatan.


*Persiapan Operasi Trikora*
Saat Trikora dikumandangkan, angkatan perang Indonesia sedang berada pada “puncaknya”. Lusinan persenjataan Blok Timur dimiliki. Mendadak AURI berkembang jadi kekuatan terbesar di belahan bumi selatan. Dalam mendukung kampanye Trikora, AURI menyiapkan satu flight Tu-16 di Morotai yang hanya memerlukan 1,5 jam penerbangan dari Madiun.


Selain memiliki 12 Tu-16 versi bomber (Badger A) yang masuk dalam Skadron 41, AURI juga memiliki 12 Tu-16 KS-1 (Badger B) yang masuk dalam Skadron 42 Wing 003 Lanud Iswahyudi. Versi ini mampu membawa sepasang rudal anti kapal permukaan KS-1 (AS-1 Kennel). Rudal inilah yang ditakuti Belanda. Karena hantaman enam Kennel, mampu menenggelamkan Karel Doorman ke dasar samudera. Sayangnya, hingga Irian Barat diselesaikan melalui PBB atas inisiatif pemerintah Kennedy, Karel Doorman tidak pernah ditemukan Tu-16, Bulan Mei 1962, saat perundingan RI-Belanda berlangsung di PBB, merupakan saat paling mendebarkan. Awak Tu-16 disiagakan di Morotai. Dengan bekal radio transistor, mereka memonitor hasil perundingan. Mereka diperintahkan, “Kalau perundingan gagal, langsung bom Biak,”


*Dikejar Javelin*
Lebih tepat, di masa Dwikoralah awak Tu-16 merasakan ketangguhan Tu-16. Apa pasal? Ternyata, berkali-kali pesawat ini dikejar pesawat tempur Inggris. Rupanya, Inggris menyadap percakapan AURI di Lanud Polonia Medan dari Butterworth, Penang.

“Jadi mereka tahu kalau kita akan meluncur,” ujar Marsekal Muda (Pur) Syah Alam Damanik, penerbang Tu-16 yang sering mondar-mandir di selat Malaka.Damanik menuturkan pengalamannya di kejar Javelin pada tahun 1964. Damanik terbang dengan ko-pilot Sartomo, navigator Gani dan Ketut dalam misi kampanye Dwikora.


Pesawat diarahkan ke Kuala Lumpur, atas saran Gani. Tidak lama kemudian, dua mil dari pantai, Penang (Butterworth) sudah terlihat. Mendadak, salah seorang awak melaporkan bahwa dua pesawat Inggris take off dari Penang. Damanik tahu apa yang harus dilakukan. Dia berbelok menghindar. “Celaka, begitu belok, nggak tahunya mereka sudah di kanan-kiri sayap. Cepat sekali mereka sampai,” pikir Damanik. Javelin-Javelin itu rupanya berusaha menggiring Tu-16 untuk mendarat ke wilayah Singapura atau Malaysia (forced down). Dalam situasi tegang itu, “Saya perintahkan semua awak siaga. Pokoknya, begitu melihat ada semburan api dari sayap mereka (menembak-Red), kalian langsung balas,” perintahnya. Perhitungan Damanik, paling tidak sama-sama jatuh. Anggota Wara (wanita AURI) yang ikut dalam misi, ketakutan. Wajah mereka pucat pasi.


Dalam keadaan serba tak menentu, Damanik berpikir cepat. Pesawat ditukikkannya untuk menghindari kejaran Javelin. Mendadak sekali. “Tapi, Javelin-Javelin masih saja nempel. Bahkan sampai pesawat saya bergetar cukup keras, karena kecepatannya melebihi batas (di atas Mach 1).” Dalam kondisi high speed itu, sekali lagi Damanik menunjukkan kehebatannya. Ketinggian pesawat ditambahnya secara mendadak. Pilot Javelin yang tidak menduga manuver itu, kebablasan. Sambil bersembunyi di balik awan yang menggumpal, Damanik membuat heading ke Medan. Segenap awak bersorak kegirangan. Tapi kasihan yang di ekor (tail gunner). Mereka berteriak ternyata bukan kegirangan, tapi karena kena tekanan G yang cukup besar saat pesawat menanjak. Akibat manuver yang begitu ketat saat kejar-kejaran, perangkat radar Tu-16 jadi ngadat. “Mungkin saya terlalu kasar naiknya. Tapi nggak apa-apa, daripada dipaksa mendarat oleh Inggris,” ujar Damanik mengenang peristiwa itu.


Lain lagi cerita Sudjijantono. “Saya ditugaskan menerbangkan Tu-16 ke Medan lewat selat Malaka di Medan selalu disiagakan dua Tu-16 selama Dwikora. Satu pesawat terbang ke selatan dari Madiun melalui pulau Christmas (kepunyaan Inggris), pulau Cocos, kepulauan Andaman Nikobar, terus ke Medan,” katanya. Pesawat berikutnya lewat jalur utara melalui selat Makasar, Mindanao, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Laut Cina selatan, selat Malaka, sebelum akhirnya mendarat di Medan. Ada juga yang nakal, menerobos tanah genting Kra.

Walau terkesan “gila-gilaan”, misi ini tetap sesuai perintah. BK memerintahkan untuk tidak menembak sembarangan. Dalam misi berbau pengintaian ini, beberapa sempat ketahuan Javelin. Tapi Inggris hanya bertindak seperti “polisi”, untuk mengingatkan Tu-16 agar jangan keluar perbatasan.


*Misi Stealth*
Masih dalam Dwikora. Pertengahan 1963, AURI mengerahkan tiga Tu-16 versi bomber (Badger A) untuk menyebarkan pamflet di daerah musuh. Satu pesawat ke Serawak, satunya ke Sandakan dan Kinibalu, Kalimantan. Keduanya wilayah Malaysia. Pesawat ketiga ke Australia. Khusus ke Australia, Tu-16 yang dipiloti Komodor Udara (terakhir Marsda Purn) Suwondo bukan menyebarkan pamflet. Tapi membawa peralatan militer berupa perasut, alat komunikasi dan makanan kaleng. Skenarionya, barang-barang itu akan didrop di Alice Springs, Australia (persis di tengah benua), untuk menunjukkan bahwa AURI mampu mencapai jantung benua kangguru itu. “Semacam psi-war buat Australia,” ujar Salatun. Padahal Alice Springs ditongkrongi over the horizon radar system. “Untuk memantau seluruh kawasan Asia Pasifik,” ujar Marsma (Pur) Zainal Sudarmadji, pilot Tu-16 angkatan Ciptoning II.


Walau begitu, misi tetap dijalankan. Pesawat diberangkatkan dari Madiun sekitar jam satu malam. “Pak Wondo (pilot pesawat-Red) tak banyak komentar. Beliau hanya minta, kita kumpul di Wing 003 pukul 11 malam dengan hanya berbekal air putih,” ujar Sjahroemsjah, gunner Tu-16 yang baru tahu setelah berkumpul bahwa mereka akan diterbangkan ke Australia. Briefing berjalan singkat. Pukul 01.00 WIB, pesawat meninggalkan Madiun. Pesawat terbang rendah guna menghindari radar. Sampai berhasil menembus Australia dan menjatuhkan bawaan, tidak terjadi apa-apa. Pesawat pencegat F-86 Sabre pun tak terlihat aktivitasnya, rudal anti pesawat Bloodhound Australia yang ditakuti juga “tertidur”. Karena Suwondo berputar agak jauh, ketika tiba di Madiun matahari sudah agak tinggi. “Sekitar pukul delapan pagi,” kata Sjahroemsjah.

Penyusupan ke Sandakan, dipercayakan ke Sudjijantono bersama Letnan Kolonel Sardjono (almarhum). Mereka berangkat dari Iswahyudi (Madiun) jam 12 malam. Pesawat membumbung hingga 11.000 m. Menjelang adzan subuh, mereka tiba di Sandakan. Lampu-lampu rumah penduduk masih menyala. Pesawat terus turun sampai ketinggian 400 m. Persis di atas target (TOT), ruang bom (bomb bay) dibuka. Seperti berebutan, pamflet berhamburan keluar disedot angin yang berhembus kencang.

Usai satu sortie, pesawat berputar, kembali ke lokasi semula. “Ternyata sudah gelap, tidak satupun lampu rumah yang menyala,” kata Sudjijantono. Rupanya, aku Sudjijantono, Inggris mengajari penduduk cara mengantisipasi serangan udara. Akhirnya, setelah semua pamflet diserakkan, mereka kembali ke Iswahyudi dan mendarat dengan selamat pukul 08.30 pagi. Artinya, kurang lebih sepuluh jam penerbangan. Semua Tu-16 kembali dengan selamat.


Tidak dapat dipungkiri, memang, Tu-16 pembom paling maju pada zamannya. Selain dilengkapi peralatan elektronik canggih, badannya terbilang kukuh. “Badannya tidak mempan dibelah dengan kampak paling besar sekalipun. Harus pakai las yang besar. Bahkan, untuk membongkar sambungan antara sayap dan mesinnya, laspun tak sanggup. Karena campuran magnesiumnya lebih banyak ketimbang alumunium,” ujar Bagio. Patut diakui, keberadaan pembom strategis mampu memberikan efek psikologis bagi lawan-lawan Indonesia saat itu. Bahkan, sampai pertengahan 80-an, Tu-16 AURI masih dianggap ancaman oleh AS. “Lah, wong nama saya masih tercatat sebagai pilot Tu-16 di ruang operasi Subic Bay, kok,” ujar Sudjijantono, angkatan Cakra 1.

Sekian tahun hidup dalam kedigdayaan, sampailah AURI (juga ALRI) pada massa yang teramat pahit dalam perjalanannya. Pasokan suku cadang terhenti, nasib pesawat tak jelas.
Pada awal tahun 1970, KSAU Marsdya Suwoto Sukendar mengatakan, hanya 15 sampai 20 persen pesawat AURI yang dapat diterbangkan kapal ALRI hanya 40 persen karena ketiadaan suku cadang dari Uni Soviet. Tahun 1970, kemudian dikenang sebagai tahun pemusnahan persenjataan Blok Timur.

"Bangga Rasanya Bangsa Ini Sempat Memiliki Salah Satu Pesawat Pembom Strategis Antar Benua Kala Itu Semoga Dikemudian Hari Nanti Entah Anak Atau Cucu Saya Dapat Melihat TNI-AU Dapat Merasakan Kejayaanya Kembali Seperti Era AURI Kala Itu Yang Memang Sangat Membanggakan"

SEKIAN

Aircraft : Alphasim TU-16 Badger
Scenery : WIAR MAIW


http://www.indoflyer.net/forum/tm.asp?m=547897

Minggu, 29 Mei 2011

Menhan : Penandatanganan MOU Barter CN-235 Dengan T-50 Sudah di Lakukan

JAKARTA - Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Indonesia dan Korsel sudah menandatangani kesepakatan barter pembelian pesawat latih tempur T-50 milik Korsel dengan CN-235 milik PT Dirgantara Indonesia untuk kepentingan pengadaan alutsista kedua negara.

"Yang menandatangani nota kesepahaman (MoU) saya sendiri. Sedangkan jumlah barter pembeliannya akan dikaji secara teknis," katanya menanggapi bantahan pihak Korsel soal kesepakatan itu di Jakarta, Sabtu (21/5).

Dia menambahkan bahwa rencana kontrak bisnis pesawat dengan pola barter itu telah dibahas di sela-sela pertemuan antar menhan se-Asean di Bali pekan ini.

Menurut dia, tim dari kedua negara akan menindaklanjuti untuk melakukan pembahasan secara teknis atas kapasitas pembelian yang akan dilakukan oleh masing-masing negara.

Sebelumnya, TNI AU menyatakan telah menyepakati pembelian satu skuadron pesawat T-50 Golden Eagle dari Korea Selatan. Dan rencananya akan mulai dikirim secara bertahap mulai tahun 2012, pembelian in untuk meningkatkan kemampuan para penerbang matra udara.

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan pengadaan pesawat tersebut merupakan salah satu program pengembangan kekuatan TNI Angkatan Udara hingga 2024 berdasarkan kekuatan dasar minimum (minimum essential force).

"Ini merupakan kebijakan dari Presiden guna mempercepat pemenuhan kebutuhan alutsista, khususnya untuk mengganti pesawat-pesawat berusia di atas 30 tahun," ujarnya belum lama ini.

Pesawat latih T-50 rencananya digunakan untuk menggantikan pesawat Hawk MK-53 buatan Inggris. Selain T50, TNI AU juga melakukan pembelian 1 skuadron pesawat serang ringan EMB-314 Super Tucano dari Embraer-Brazil untuk menggantikan pesawat OV-10 Bronco.

Menurut Imam, pengadaan pesawat tersebut sudah masuk dalam anggaran Kementerian Pertahanan. "Proses pengadaan T-50 sudah ditetapkan oleh Kemhan. Proses pengadaan sudah dimulai," tuturnya. Untuk membeli satu skuadron T50, pemerintah harus menyiapkan biaya US$400 juta. Pesawat tersebut rencananya mulai dikirim ke Indonesia pada 2012.

"Normalnya sebenarnya 18 bulan, tapi kami minta perusahaannya untuk mempercepat," kata Imam. Kasau menambahkan bahwa pesawat T50 cocok untuk latihan pilot pesawat Sukhoi dan memiliki kemampuan mirip F-16.

Militer Korea Selatan sebelumnya juga telah membeli CN-235 buatan PT DI untuk kebutuhan patroli, angkut dan surveillance dengan jumlah mencapai belasan unit.


Sumber : BISNIS.COM



http://alutsista.blogspot.com/search?updated-max=2011-05-21T21%3A44%3A00%2B07%3A00&max-results=6&reverse-paginate=true

Indonesia Akan Dapat 1 Prototype Pesawat KF-X

JAKARTA - Kerjasama Indonesia-Korea Selatan dalam pengembangan industri pembuatan jet tempur terus berlanjut. Proyek yang pembagian pembiayaannya 80 persen Korea Selatan dan 20 persen Indonesia ini rencananya akan membuat lima prototipe jet tempurKF-X/IF-X, pesawat tempur multimission generasi 4,5.

"Empat prototipe untuk Korea dan satu untuk kita (Indonesia)," kata Direktur Teknologi Industri Pertahanan, Ditjen Pothan, Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal TNI Agus Suyarso, dalam Seminar Industri Pertahanan di Gedung Antara, Jakarta, Rabu (18/5).

Dengan komposisi pembiayaan total 80:20 ini, artinya pemerintah hanya menyumbang US$ 1,01 miliar atau sekitar 10,1 triliun dari total biaya sebesar US$ 5,05 miliar. Proyek ini akan berlangsung selama 10 tahun, tepatnya hingga tahun 2020. "Nanti rencananya kalau untuk trading-nya 250 pesawat, 200 untuk mereka, 50 untuk kita," kata dia.

Kerjasama pembuatan pesawat tempur ini menjadi salah satu cara Indonesia dalam rangka pengembangan alutsista untuk kebutuhan sekarang dan masa depan. Selain itu juga untuk meningkatkan kemampuan industri pertahanan dan meningkatkan kemandirian dan sistem pertahanan strategis.


http://alutsista.blogspot.com/search?updated-max=2011-05-20T12%3A46%3A00%2B07%3A00&max-results=6

Pabrik Senjata M4 Carabine

Colt M4 Carbine adalah sistem senjata serbaguna dengan kemampuan dan kegunaan yang telah teruji di peperangan yang memberikan rasa percaya diri bagi operatornya untuk menyelesaikan misinya. Dengan barrel sepanjang 14.5 in (37 cm) senjata ini didesain untuk digunakan dimana keringanan, kecepatan, mobilitas dan daya tembak diperlukan. Selain nyaman untuk dibawa, senjata ini juga langsung menyajikan kekuatan, akurasi dan jarak tembak dari senapan yang berkaliber 5.56mm ini.Telah terbukti dalam banyak operasi militer, M4 Carbine menjadi satu-satunya sistem senjata utama. Colt M4 Carbine telah menjadi senjata pilihan bagi prajurit abad 21.
M4 Carbine sangat akurat dan efektif di semua area uji coba. Senjata ini menjadi senjata favorit baik bagi pasukan infanteri maupun pasukan khusus, unit komando dan kru kendaraan tempur. Tersedia dalam 3 pilihan mode menembak, Safe/Semi/Full-Auto (model R0977), M4 Carbine menjadi senjata pilihan utama saat ini.

Desain ulang fitur popor geser 4 posisi di M4 Carbine memberi keleluasaan untuk menyesuaikan diri dengan perbedaan ukuran dan karakter fisik pasukan sekaligus dalam menyesuaikan degan variasi posisi menembak atau variasi seragam/aksesoris. Hampir semua komponen mekanisnya sesuai dengan senapan M16, memastikan kualitas, ketersediaan suku cadang dan menghemat biaya perawatan.

Barrel M4 Carbine di desain agar sesuai dengan pelontar granat M203 yang bisa dengan mudah dipasang sehingga memberikan kemampuan menembak target tunggal maupun target area. Dan juga semua pelontar granat pada senapan pasukan Amerika Serikat dan NATO bisa ditembakkan tanpa peralatan tambahan.

M4 Carbine dan variannya menggunakan amunisi NATO berkaliber 5.56x45mm dan dioperasikan dengan gas dan berpendingin udara. Seperti kebanyakan karabin, M4 lebih nyaman untuk dibawa dibandingkan dengan senapan serbu dengan popor panjang. Dengan panjang laras hampir 6 in. (15 cm), menjadikannya sangat akurat pada jarak sampai dengan 300 yards (+/- 275 m). Statistik menunjukkan, kebanyakan dalam pertempuran unit bersenjata skala kecil terjadi dalam radius 100 yards (+/- 92 m). Ini berarti bahwa M4 adalah senjata paling memadai bagi kebanyakan pasukan. Kekurangan dalam jarak tembak, mampu ditutupi dengan peningkatan yang signifikan dalam hal pengoperasian.

Ketika M4 dipertimbangkan sebagai kandidat untuk senjata organik bagi pasukan non-tempur (kru kendaraan tempur dan staf), M4 juga ideal untuk pertempuran jarak dekat (CQC-Close Quarter Combat), linud dan operasi khusus. Senapan ini telah diadopsi oleh USSOCOM (United States Special Operations Command) dan juga merupakan senjata favorit US Army Special Forces dan Navy Seal. M4 dikembangkan dan diproduksi oleh pemerintah Amerika Serikat melalui perusahaan Colt Firearms, yang memiliki kontrak ekslusif untuk memproduksi M4 dan variannya hingga 2009, tapi beberapa perusahaan juga menawarkan senjata seperti M4. M4A1, bersama dengan M16A4, telah menggantikan kebanyakan M16A2, seperti US Air Force, yang merencanakan penggantian total untuk selanjutnya menggunakan M4 Carbine. M4 Carbine juga menjadi senapan standar bagi anggota US Air Force Security Forces baik di markas maupun ketika ditugaskan keluar.

US Marine Corps juga telah memerintahkan petugasnya (sampai dengan pangkat Letnan Kolonel) dan petugas Staf Non-Bintara untuk membawa senapan M4 Carbine daripada pistol M9. Ini sesuai dengan motto Marine Corps, "Every Marine a Rifleman." United States Navy juga telah mengeluarkan perintah penggunaan M4A1 daripada M9.

Seperti semua varian senapan serbu M16, M4 Carbine dan M4A1 bisa dijejali dengan bebagai aksesoris, seperti night vision devices, silencer, laser pointers, telescopic sights, bipod, pelontar granat M203 atau M320, M26 MASS shotgun, dan lainnya yang kompatibel dengan MIL-STD-1913 Picatinny rail.

Aksesoris lain yang sering digunakan termasuk AN/PEQ-2 (Target Pointer/Illuminator/Aiming Light), Advanced Combat Optical Gunsight (ACOG) dan M68 Aimpoint. EOTech Holosight malah menjadi paket dari SOPMOD II (salah satu varian M4 yang akan dikembangkan).

Pada April 2002 presentasi oleh US Army Natick Soldier Center mengenai pemakaian M4 oleh pasukan Amerika Serikat di Afghanistan (seperti dalam operasi Anaconda) mendapatkan data sebagai berikut:
- 34% melaporkan bahwa handguard M4 mereka bergetar dan panas ketika dipakai menembak.
- 15% melaporkan bahwa mereka bermasalah ketika mereset pisir M68.
- 35% menambahkan sikat dan 24% menambahkan tusuk gigi untuk peralatan pembersih mereka.
- Para prajurit juga melaporkan beberapa masalah:
- 20% melaporkan double-feeding.
- 15% melaporkan feeding jams.
- 13% melaporkan bahwa masalah di atas biasanya disebabkan oleh magazine.
- 89% prajurit merasa percaya diri dengan senjatanya.
- 20% merasa tidak puas karena kemudahan perawatannya.
Selain itu, para prajurit juga mengusulkan diadakan perubahan antara lain:
- 55% menginginkan agar senjata dibuat lebih ringan.
- 20% lainnya menginginkan magazin yang sedikit lebih besar.

Pada musim gugur 2007, US Army melaksanakan tes terhadap M4 dengan tiga karabin lainnya dalam keadaan berpasir di Aberdeen Proving Ground, Maryland. Ketiganya adalah Heckler & Koch XM8, Fabrique Nationale de Herstal SOF Combat Assault Rifle (SCAR) dan Heckler & Koch HK416. Sepuluh dari masing-masing tipe senapan digunakan untuk menembak sebanyak 6000 kali, total 60.000 kali tembakan untuk tiap tipe senapan. XM8 menjadi yang paling sedikit mengalami kemacetan, 116 kemacetan minor dan 11 kemacetan total, diikuti FN SCAR dengan 226 kemacetan dan HK416 dengan 233 kemacetan. Pihak US Army mengatakan akan mengembangkan M4 agar lebih tahan lama dan pemakaian magazin yang lebih handal untuk mengurangi kemacetan. Masalah pada magazine menyebabkan 239 dari 882 masalah yang timbul pada M4 selama pengetesan. Perwakilan dari US Army mengatakan bahwa magazin yang baru akan siap tempur musim semi ini jika uji coba berjalan dengan baik.


Spesifikasi:
CALIBER : 5.56X45mm NATO (.223 Rem)
WEIGHT WITHOUT MAG : 5.9 lb (2.68 kg)
EMPTY 30 ROUND MAG : 0.25 lb (0.11 kg)
LOADED 30 ROUND MAG : 1.0 lb (0.45 kg)
OVERALL LENGTH :
Stock Retracted 33 in (84 cm)
29.8 in (76 cm)
BARREL LENGTH : 14.5 in (37 cm)
BORE CHARACTERISTICS : Hard Chrome Lined, 6 Lands & Groves, 1 Twist in 7 in (178 mm), Right Hand
METHOD OF OPERATION : Gas; Direct System; Locking bolt
MUZZLE VELOCITY : 2900 ft/sec (884 m/sec)
MUZZLE ENERGY : 1645 Joule
EFFECTIVE RANGE : 600 m
FRONT SIGHT : Adjustable front
REAR SIGHT : M16A4 target style sight adjustable for windage and elevation to 600m
SIGHT RADIUS : 14.5 in (37 cm)
CYCLIC RATE OF FIRE : 700-950 rpm
FIRE CONTROL SELECTION : Safe - Semi - Full Auto
UPPER RECEIVER : Flat Top With Detachable Carrying Handle

AVAILABLE MODELS
RO977 : Flat top, Safe/Semi/Full Auto
RO979 : Flat top, Safe/Semi/Burst
RO777 : Fixed handle, Safe/Semi/Full Auto
RO779 : Fixed handle, Safe/Semi/Burst

Berikut adalah gambaran bagaimana M16 dibuat dipabriknya, di Amerika sana.:




http://naldich.blogspot.com/2010/02/pabrik-senjata-m4-carbine.html

Menhan : Belum Ada Tawaran Kerjasama Produksi "M4 Carabine"

Perdana Menteri Malaysia, Nazib Razak, memegang senapan serbu M4 Carbine bersama eksekutif dari perusahaan Colt Defense LLC-Amerika

JAKARTA - Menteri Pertahahan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, hingga kini belum ada tawaran kerja sama pertahanan dengan Malaysia untuk memproduksi senapan jenis Karabin M4 (M4 Carbine).

"Belum ada itu, kerja sama pertahanan dengan Malaysia," katanya, usai menghadiri upacara penyambutan satuan tugas pembebasan kapal MV Sinar Kudus oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta, Minggu (22/5).

Senapan karabin M4 dirancang perusahaan Amerika untuk menggantikan senapan lama jenis M16. Menteri Pertahanan Malaysia, Dato Seri Ahmad Zahid bin Hamidi, sebelumnya menyatakan akan menggandeng Indonesia dan Thailand untuk memproduksi bersama senjata tersebut.

"Malaysia sendiri sudah mencanangkan penggantian M16 ke M4," kata Ahmad Zahid Hamidi di Jakarta, Jumat (20/5). Salah satu perusahaan Malaysia telah mendapatkan lisensi untuk memproduksi M4 dari Colt, produsen senapan asal Amerika tersebut.

Hamidi mengatakan produksi pertama senapan M4 sudah dimulai dan diharapkan tahun ini bisa dihasilkan sebanyak 20 ribu laras senapan M4 untuk Malaysia saja.

Tawaran kerja sama ini disampaikan sebagai langkah awal kerja sama industri pertahanan negara-negara ASEAN. Jika kerja sama ini bisa dikembangkan untuk mengisi pasar ASEAN, potensi produksinya akan lebih besar.

Kebutuhan akan senapan tersebut di Malaysia, misalnya, mencapai 100.000 unit. Sementara di Thailand mencapai sekitar 300 ribu unit. Indonesia diperkirakan butuh lebih besar. Total kebutuhan senapan M4 untuk menggantikan M16 di seluruh ASEAN diperkirakan bisa mencapai satu juta unit.

Malaysia menawarkan Indonesia dan Thailand kerja sama dalam bentuk lain, yakni memproduksi komponen senjata itu untuk dirakit di Malaysia. Bahkan salah satu komponen, yakni alat picu senapan akan diproduksi oleh Indonesia.

Senapan M4 Karabin memiliki panjang laras 37 centimeter dan dirancang untuk digunakan dalam operasi infanteri, pasukan khusus maupun pasukan komando. Meski tak jauh berbeda dengan versi pendahulu M16, Karabin M4 memiliki bobot lebih ringan dan lebih fleksibel digunakan oleh pasukan dengan tinggi badan yang beragam.


Sumber : ANTARA

http://alutsista.blogspot.com/2011/05/menhan-belum-ada-tawaran-kerjasama.html

Sabtu, 28 Mei 2011

Serpihan Dari Somalia

Minggu 22 Mei 2011, Presiden SBY menyambut kedatangan satuan tugas pembebasan awak MV Sinar Kudus yang sempat disandera perompak Somalia. Presiden juga memberikan kenaikan pangkat luar biasa bagi prajurit yang terlibat dalam operasi tersebut. Dalam operasi tersebut, TNI mengirimkan sekitar 800 personel gabungan satuan elit dan khusus. mereka berasal dari Kopassus, Denjaka, Kopaska hingga Tontaipur Kostrad serta Marinir. selain itu TNI juga mengirimkan 3 Kapal perang, masing-masing 2 Kapal Fregat kelas van Speijk serta LPD KRI Banjarmasin serta helikopter. Marinir juga mengerahkan kendaraan pendukung seperti Tank BMP-3F serta artileri medan. Tak Ketinggalan peran TNI-AU dalam mendukung pergeseran pasukan, dengan mengerahkan pesawat Boeing 737-400.

Meski demikian, banyak pihak meragukan apakah ratusan pasukan ini dinilai 'berhasil' dalam menjalankan misinya membebaskan sandera. karena toh, bayaran akhirnya diserahkan juga?. itu mungkin sesuatu yang masih diperdebatkan. akan tetapi ada baiknya kita melihat beberapa serpihan yang telah tercecer saat ini.

serpihan yang sudah ada dan tak terbantahkan adalah dokumentasi foto dan video. berikut adalah sedikit dokumentasi yang diperoleh oleh tim ARC.

foto-foto ini adalah hasil capture dari video. dalam foto ini terlihat 2 kapal perang kelas van speijk berlayar


foto ini memperlihatkan prajurit TNI tengah berlatih menembak di tengah laut. arsenal yang dikerahkan termasuk sniper kelas berat.



melompat ke perairan somalia, helikopter airborne untuk melakukan pengintaian.


sementara prajurit bersiaga.


suatu malam, para prajurit berdoa untuk sebuah misi. pada malam itu, prajurit telah bersiap melakukan yang terbaik.


singkat cerita, tebusan sudah dibayar. tapi Kapal komando mendapat kabar dari Kapten Sinar Kudus, bahwa ada kapal perompak yang kembali mendekat. Rupanya setelah dirompak, Sinar Kudus kembali jadi Incaran. Perintah dari kapal Komando adalah, HANCURKAN SASARAN!!


dari udara, helikopter langsung melepas tembakan.


di laut 3 sea raiders turun dan mengepung perompak. baku tembak terjadi. 4 perompak tewas.




lalu sea raiders membawa kapal perompak tersebut.


lalu, KRI langsung melakukan pengawalan.


Sementara Prajurit pasukan khusus menaiki Sinar Kudus dan melakukan pengamanan.


Awak Sinar Kudus bergembira.


demikian sekelumit kisah operasi penyelamatan sandera Sinar Kudus. ini hanyalah satu serpihan, dan karenanya dibutuhkan banyak serpihan lainnya untuk menjadikannya satu gambar penuh.

Meski demikian, tak ada salahnya kita berikan apresiasi tertinggi bagi TNI.

BRAVO ZULU!! WELL DONE BOYS!!

Written by iwan hermawan
http://arc.web.id/artikel/54-tni-al/211-serpihan-dari-somalia.html

DARPA Menunjuk AAI Dan Lockheed Martin Dalam Program TX

Proyek Transformer (TX) yang diluncurkan DARPA untuk menggabungkan kelebihan yang dimiliki kendaraan taktis darat dan helikopter yang memiliki fleksibelitas tinggi kini mulai mengerucut. Dua kontraktor utama telah diputuskan Oktober 2010 lalu, keduanya adalah Lockheed Martin dan AAI Corporation .

Program TX ini ditujukan untuk menciptakan wahana baru yang akan digunakan dalam peperangan asemetris. Diharapkan kendaraan ini akan mampu beroperasi pada daerah yang sulit dilalui kendaraan darat biasa juga mampu menghindar dari jebakan ranjau IED yang populer digunakan para pejuang Mujahidin dalam Perang Irak dan Afganistan. [EG-02-2011]




http://arc.web.id/berita/73-manca-negara-ad/178-darpa-menunjuk-aai-dan-lockheed-martin-dalam-program-tx.html