Senin, 24 Juni 2013

Rusia Tes Sistem Pertahanan Udara S-400 Triumph

S-400 Triumph
Sistem rudal pertahanan udara S-400 Triumph
Distrik militer selatan Rusia telah melangkah lebih dekat untuk mengadopsi sistem rudal pertahanan udara S-400 Triumph baru. Sukses uji coba penembakan sistem pertahanan udara ini terhadap target beberapa waktu lalu, lebih dekat membawa S-400 Triumph untuk segera ditempatkan di gugus tempur, menggantikan sistem rudal pertahahan udara sebelumnya S-300 PM, seperti yang dilaporkan media distrik setempat.
Distrik militer selatan dibentuk pada  bulan Oktober 2010. Distrik ini terdiri dari republik Adygea, Dagestan, Ingushetia, KArbino-Balkaria, Kalmykia, Karachay-Cherkessia, Ossetia Utara, Checnya, Krasnodar, Stavropol, Astrakhan, Volgograd dan wilayah Rostov.
S-400 Triumph adalah sistem pertahanan udara jarak menengah dan jauh yang secara efektif dapat melumpuhkan setiap sasaran udara, termasuk pesawat, kendaraan udara tak berawak (UAV), rudal jelajah dan balistik di jarak hingga 250 mil (400 km) dan dengan ketinggian hingga 18,6 mil (250 km).
Rusia sudah memiliki empat resimen S-400 yang melindungi wilayah udara nasional di sekitar ibukota Moskow, di Timur Jauh dan di Kaliningrad. Pada tahun 2020, Rusia berencana untuk memiliki 28 resimen S-400, yang masing-masing terdiri dari dua batalyon yang utamanya akan diposisikan di daerah maritim dan perbatasan.
Berikut infographic yang menggambarkan karakteristik dan spesifikasi dari sistem rudal pertahanan udara S-400 Triumph. (Klik pada gambar)
S-400 Triumph
S-400 Triumph

India Kembangkan Rudal "Super BrahMos"

Rudal BrahMos
Rudal BrahMos didesain berdasarkan rudal Yakhont. Foto: Anurag/wikimedia
Rudal jelajah supersonik BrahMos segera akan menjadi "super roket," yang mana secara signifikan akan meningkatkan kapabilitas pertahanan taktis India. Namun, tes peluncuran rudal hipersonik BrahMos II varian udara, yang seharusnya selesai pada 2012, mengalami penundaan. Tanggal yang realistis untuk menyelesaikan tes ini kini diyakini pada 2015.
Sumber di Kementerian Pertahanan India mengatakan bahwa India telah menambah kedahsyatan rudal BrahMos dengan cara "mengawinkannya" dengan sistem navigasi satelit Rusia. "Perkawinan" dari sistem navigasi BrahMos dengan rudal jelajah strategis jarak jauh Kh-555 dan Kh-101 Rusia telah menjadikan BrahMos sebagai super roket. -Kata roket disini digunakan dalam konteks senjata, bukan roket ruang angkasa-.
Rudal BrahMos yang baru ini harus menjalani tes dan uji lapangan terlebih dahulu sebelum dioperasikan oleh Angkatan Bersenjata India. Namun dikatakan hal ini tidak akan memakan waktu lama.
Versi upgrade dari BrahMos akan dilengkapi dengan kemampuan sub-strategis dan akan meningkatkan jangkauan taktisnya juga. Versi BrahMos baru ini juga akan mampu membawa hulu ledak nuklir dan dapat diluncurkan dari laut, darat dan udara, seperti halnya versi BrahMos sebelumnya. Jangkauan hit rudal ini nantinya akan berkisar antara 180-300 mil (300-500km) atau bahkan lebih.
Versi BrahMos yang diluncurkan dari udara akan dilakukan oleh pesawat tempur Sukhoi Su-30 MKI. Angkatan Udara India di set untuk menjadi kekuatan yang dahsyat pada tahun 2020 ketika saatnya India telah melengkapi armada tempur udaranya dengan 200 pesawat tempur Sukhoi canggih dan dilengkapi dengan versi baru dari rudal BrahMos ini. Akan menjadi sebuah kombinasi super roket mematikan dan menjadikan Sukhoi India sebagai pesawat pembom strategis.
Fitur penting lain dari upgrade rudal BrahMos adalah ditambahkannya teknologi GPS-GLONASS. Ini merupakan kebutuhan strategis yang penting bagi India.
Rudal BrahMos secara bersama-sama dikembangkan oleh India dan Rusia. Nama rudal ini diambil dari gabungan dua nama sungai besar di India dan Rusia yaitu sungai Brahmaputra di India dan sungai Moskva di Rusia. Rudal ini mampu terbang dengan kecepatan yang sangat tinggi di level tree-top yang menambah keunggulan taktisnya.
BrahMos merupakan rudal dua-tahap dengan mesin pendorong propelan padat sebagai tahap pertama yang membawanya ke kecepatan supersonik dan kemudian akan dipisahkan. Diketahui, BrahMos adalah rudal jelajah supersonik pertama digunakan kapal perang India INS Rajput sejak tahun 2005. Prinsip rudal ini "fire and forget," mengadopsi varietas penerbangan dalam perjalanan ke target. Kekuatan destruktif rudal ini tinggi, sebagai dampak dari energi kinetiknya yang besar. Ketinggian jelajah rudal BrahMos bisa mencapai 15 km (9,3 mil) dan ketinggian terminal serendah 10 meter.
BrahMos dinyatakan 3,5 kali lebih cepat dari rudal jelajah subsonik Harpoon milik AS dan 3 kali lebih cepat dibandingkan rudal subsonik Tomahawk AS
Dibandingkan dengan rudal jelajah supersonik yang ada saat ini, BrahMos memiliki kecepatan tiga kali lebih tinggi, jangkauan 2,5 sampai 3 kali, seeker range 3 sampai 4 kali lebih banyak dan 9 kali lebih besar energi kinetiknya. Rudal ini memiliki konfigurasi identik untuk platform darat, laut dan sub-laut dan menggunakan Transport Launch Canister (TLC) untuk transportasi, penyimpanan dan peluncuran. Rudal ini universal untuk berbagai paltform dengan akurasi tinggi dan dampak kinetik yang besar.
Sejauh ini India telah menyebarkan rudal BrahMos di sektor barat untuk menghadapi Pakistan. Karena rudal ini dipasang pada peluncur mobile (bergerak), maka dengan mudah dapat diangkut dan dipindahkan kemana saja di India dalam waktu yang singkat. Dalam waktu dekat, Angkatan Darat India juga berencana untuk menyebarkan BrahMos untuk menghadapi China. India telah memulai kesiapannya untuk menghadapi seandainya ada perang besar di Arunachal Pradesh di sektor timur laut dengan nama sandi "Pralaya" pada 29 Februari 2012 lalu.
BrahMos adalah rudal siluman jelajah supersonik yang dapat diluncurkan dari kapal selam, kapal permukaan, pesawat dan darat. BrahMos dinyatakan 3,5 kali lebih cepat dari rudal jelajah subsonik Harpoon milik AS dan 3 kali lebih cepat dibandingkan rudal subsonik Tomahawk AS. India juga merencanakan sebuah varian BrahMos yang diluncurkan di udara yang diharapkan selesai pada tahun 2012 dan akan membuat India satu-satunya negara dengan rudal supersonik di semua kekuatan pertahanan. Namun, seperti yang dikatakan diatas, batas waktu 2012 tidak mungkin terpenuhi.
Versi hipersonik dari BrahMos saat ini juga tengah dikembangkan dengan kecepatan Mach 7 untuk memangkas lama waktu menghantam target dan diharapkan juga akan siap pada tahun 2016. Brahmos memiliki kemampuan untuk menyerang target di permukaan dengan terbang serendah 10 meter.
Versi BrahMos untuk Angkatan Darat dan Angkatan Laut memiliki berat tiga ton atau lebih. Rudal ini juga tersedia untuk ekspor bagi siapa saja yang tertarik dengan biaya masing-masing sekitar US$2-3 juta. Biaya ini tergantung dari versi yang diinginkan.
BrahMos dikembangkan oleh perusahaan patungan antara Defence Research and Development Organisation (DRDO) dari India dan Federal State Unitary Enterprise NPO Mashinostroyenia (NPOM) dari Rusia di bawah bendera BrahMos Aerospace.
Berikut infographic karakteristik dan spesifikasi rudal BrahMos. (klik pada gambar)

Indonesia Kembangkan Roket dengan Jangkauan 900 km

Uji coba roket R Han 122 di Baturaja, Sumatera Selatan
Uji coba roket R Han 122 di Baturaja, Sumatera Selatan, Maret 2012. Foto: Kemhan
Untuk memperkuat alutsita dan pertahanan negara, Indonesia akan meningkatkan kemampuan produksi roketnya sendiri. Pada tahun 2013 nanti, Indonesia akan meluncurkan roket dengan jangkauan 100 km hingga 900 km. Demikian yang disampaikan Asisten Deputi Menristek Bidang Produktivitas Riset Iptek Strategis, Goenawan Wybiesana, dalam Evaluasi Akhir Tahun di Jakarta, Kamis, 27 Desember 2012.

"Tahun depan kita akan mulai menguji statis maupun uji dinamis roket berdaya jangkau tiga digit (3 digit dalam ukuran kilometer - Artileri)," kata Goenawan.
Menurut Goenawan, untuk tahap awal lebih dulu dikembangkan 10-20 unit roket balistik kaliber 350 mm yang memiliki jangkauan 100 km. Selanjutnya akan dibuat roket balistik kaliber berikutnya (lebih besar), disusul roket kendali.
"Teknologi roket dibangun dari empat kemampuan yakni teknologi material, teknologi sistem kontrol, teknologi eksplosif dan propulsi serta teknologi mekatronik yang seluruhnya sudah dikuasai," ujar Goenawan.
Soal pendanaan proyek pengembangan roket tersebut, Kemristek yang merupakan bagian dari konsorsium roket akan menggelontorkan dana sebesar Rp10 miliar - Rp 15 miliar pada tahun depan. Selain Kemristek sendiri, anggota-anggota konsorsium roket adalah PT Pindad, PT DI, Lapan, PT Dahana, BPPT, LIPI, ITB, UGM, ITS, dan lainnya.
Sejak tahun 2005, Indonesia telah memulai Program Roket Nasional dengan mensinergikan berbagai lembaga terkait, dilanjutkan pembuatan desain awal dan uji prototipe serta pengembangan desain pada 2010.
Goenawan menjelaskan, pada 2011 konsorsium roket ini telah meluncurkan freeze prototype 1 (prototipe jadi) yang dibeli Kemhan lalu dinamai R Han 122 (Roket Pertahanan) untuk diproduksi secara massal melalui program 1.000 roket yang ditargetkan tercapai pada 2014.
 
Roket R Han 122 merupakan derivasi roket eksperimen rancangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), D230 tipe Rx 1210. R Han 122 awalnya berkaliber 122 mm dengan jangkauan 15 km, namun pada tahun yang sama (2011), jangkauannya ditingkatkan menjadi menjadi 25 km dan pada 2012 kaliber R Han ditingkatkan menjadi 200 mm dengan dengan jangkauan 35 km. Saat di uji coba di Baturaja, Sumatera Selatan pada Maret lalu dengan menembakkan 50 roket R-Han, rata-rata kecepatannya di kisaran 1,8 mach atau 2.205 km/jam.
Lapan telah sejak lama menguasai teknologi roket untuk kepentingan riset peluncuran satelit, bahkan sebelum diluncurkannya Program Roket Nasional untuk kepentingan pertahanan negara pada 2005. Saat ini teknologi roket hanya dikuasai negara tertentu. Untuk kawasan Asia negara yang terbilang maju dalam teknologi ini antara lain China, India, Korea Selatan, dan Korea Utara.
Sumber: ANTARA
http://www.artileri.org/2012/12/indonesia-kembangkan-roket-dengan-jangkauan-900-km.html

2014: Rusia Luncurkan Rudal Hipersonik Tanpa Hulu Ledak

Rudal hipersonik Rusia tanpa hulu ledak

Pada tahun 2014, Rusia akan memproduksi dua rudal hipersonik, 77N6-N dan 77N6-N1. Rudal ini untuk melengkapi sistem rudal pertahanan udaranya, S-400 Triumph dan S-500 Prometheus. Departemen Pertahanan Rusia telah secara resmi menyatakan bahwa "dengan rudal-rudal baru tersebut, sistem rudal permukaan-ke-udara akan mampu menembak jatuh setiap sasaran terbang pada kecepatan hingga 7 km per detik, termasuk menghancurkan hulu ledak nuklir dan rudal balistik." Namun, sistem pertahanan rudal S-500 belum siap sepenuhnya, sedangkan pendahulunya S-400 saat hanya bisa meluncurkan rudal-rudal yang sudah ada, antara lain 48N6 dan 9M96.
Model 77N6-N dan 77N6-N1 akan menjadi rudal Rusia pertama dengan hulu ledak inert (tanpa reaksi/tenaga), yang dapat menghancurkan hulu ledak nuklir dengan kekuatan dampak (benturan/tumbukkannya), yaitu dengan memukul target dengan presisi di kecepatan tinggi. Tidak ada bahan peledak yang diperlukan untuk rudal ini. Perkiraan para insinyur menunjukkan bahwa tabrakan pada kecepatan 7km/detik dipastikan akan menghancurkan hampir semua objek terbang.
Rudal baru ini sangat penting untuk perkembangan lebih lanjut dari perisai anti-rudal di langit Rusia, karena sistem pertahanan rudal permukaan-ke-udara baru Rusia yaitu S-500 sudah masuk layanan namun belum dilengkapi rudal. Saat ini hanya S-400 yang dilengkapi dengan rudal, namun bukan rudal baru, masih menggunakan rudal yang sama yang digunakan pendahulunya S-300. Jangkauan S-300 sekitar 200 km, sedangkan S-400 dirancang untuk mencegat target pada jarak 400 km.
Sistem rudal pertahanan udara S-400 Triumph
S-400 Triumph
Belum ada rudal baru yang lebih maju untuk melengkapi Angkatan Udara Rusia dan Angkatan Pertahanan Aerospace selain sistem S-400. Sejak tahun 2007, hanya tujuh divisi yang telah dipasok dengan sistem ini, dan 49 divisi lainnya masih menunggu, ini sesuai dengan data resmi Rusia perihal kurangnya rudal untuk ini.
Keadaan semakin buruk setelah produksi S-300 resmi dihentikan sepenuhnya. "S-300 yang terakhir diproduksi untuk Angkatan Darat Rusia pada tahun 1994," kata Igor Ashurbeili, co-chairman dewan pakar non-departemen pada pertahanan kedirgantaraan dan mantan kepala desainer di perusahaan pertahanan Rusia Almaz-Antey. "Sejak itu, Rusia hanya membuat sistem ini untuk diekspor, namun sekarang ekspor untuk S-300 juga telah dihentikan."
Moskow memang telah menolak kontrak dengan Iran pada tahun 2010 lalu, menyebabkan kehilangan pendapatan sekitar US$800 juta. "Salah satu masalah yang dihadapi oleh industri pertahanan Rusia adalah bahwa pesanan untuk S-300 sudah terhenti, namun belum merencanakan ekspor untuk S-400," kata Ashurbeili.
Desain dari S-400 juga belum sepenuhnya optimal. Sistem ini harus sepenuhnya kompatibel dengan rudal jarak pendek, menengah dan jauh. Saat ini S-400 hanya optimal untuk rudal jarak pendek yang dimaksudkan untuk memukul target di kisaran 150 km, soal ini tidak kendala. Rudal jarak menengah juga masih "mentah" dan desainnya juga masih harus ditingkatkan.
Rudal jarak jauh untuk sistem ini belum ada, meski rudal seperti ini akan menjadi penghalang serius bagi kendaraan musuh potensial, seperti Airborne Warning and Control Systems (AWACS). Tanpa rudal seperti ini, S-400 tidak bisa memenuhi tujuannya yaitu untuk mencegah target pada jarak jauh.
Radar-radar pertahanan udara Rusia
Radar-radar pertahanan udara Rusia
Adapun sistem masa depan S-500 Prometheus, "Itu adalah S-400, namun dengan rudal jarak jauh," kata Aleksandr Khramchikhin, wakil direktur dari Institut Analis Politik dan Militer Rusia. "S-500 baru akan sempurna pada 2020, tidak lebih awal," katanya. Saat ini, dan untuk 10 tahun kedepan, kemungkinan kemampuan Rusia untuk menghadapi serangan besar dari NATO masih rendah, dibutuhkan waktu lama untuk mengisi ulang amunisi S-300, sehingga dalam kasus terbaik Rusia hanya bisa mematahkan serangan gelombang pertama, yaitu sekitar 100 hingga 200 target yang bisa dilumpuhkan.
Ahli militer Vladislav Shurygin sependapat dengan Khramchikhin: "Untuk saat ini, S-500 masih merupakan mimpi, dan tidak ada yang tahu apakah nantinya akan terwujud atau tidak." Meskipun S-300 sudah harus diganti, namun belum ada pengganti yang cukup untuk mereka. "Inilah sebabnya mengapa Almaz-Antey dihadapkan dengan beberapa tugas yang sangat penting, menangani pengembangan sistem ini bukan hanya menentukan masa depan dari sistem pertahanan anti-rudal, namun juga menentukan nasib negara Rusia secara keseluruhan," Shurygin meyakinkan. Perusahaan ini masih mampu untuk memproduksi produk berkualitas tinggi, namun masih perlu untuk memodernisasi teknologi dan memperbaharui fasilitas produksi dengan cepat.
Dengan kata lain, produksi modern untuk sistem pertahanan rudal adalah tugas komperehensif yang memerlukan inovasi teknologi besar dan modernisasi fasilitas produksi yang ada.

Rabu, 19 Juni 2013

Super ICBM dari Rusia

RS-20B Voyevoda
Dua jenis rudal strategis baru yang dikembangkan oleh Rusia, sepertinya menjadi respon terhadap penyebaran sistem pertahanan rudal AS di Eropa. Rudal Rusia ini adalah rudal balistik antar-benua (ICBM - intercontinental ballistic missile) yang berbahan bakar cair berat dengan bobot 100 ton. Rudal baru Rusia ini sepertinya lebih kuat dari rudal paling kuat di dunia saat ini yaitu RS-20B Voyevoda (kode nama NATO Satan). Rudal jenis kedua adalah ICBM yang berbahan bakar padat, yang dikembangkan untuk menggantikan generasi kelima rudal Yars dan Topol-M. Berita ini diturunkan pada hari Jum'at, 15 Desember 2012, oleh Komandan Pasukan Rudal Strategis Rusia, Jenderal Sergei Karakayev.
Karena potensi ICBM yang berbahan bakar padat mungkin tidak cukup efektif untuk mengatasi sistem pertahanan rudal AS, ICBM yang berbahan cair berat akan mampu mengatasi sistem ini. Sebagaimana ICBM yang seharusnya diciptakan untuk mempunyai presisi yang tinggi dan daya ledak yang dahsyat dengan jangkauan global, seperti yang dikutip ITAR-TASS dari sang Komandan.
Karakayev mengutuk Washington yang anti-Rusia  dalam kegiatan di bidang pertahanan rudal. Dia juga mengatakan bahwa di beberapa waktu ke depan akan ada kompleks pertahanan rudal yang dikerahkan dari benua Eropa yang akan mampu mencegat rudal balistik antarbenua. "Kami diberitahu bahwa ini sedang dilakukan terhadap ancaman rudal dari Iran. Namun dunia semua tahu, hanya Rusia memiliki rudal seperti ini," kata Karakayev.
Adapun ICBM baru berbahan bakar padat, ini adalah pertama kalinya Rusia mengumumkan penciptaannya. Menurut Jenderal Karakayev, tahun ini pasukan rudal strategis telah melakukan peluncuran beberapa prototipe (pra-produksi) dari rudal jenis ini. Peluncuran terakhir dilakukan pada tanggal 24 Oktober. Rudal ini diluncurkan dari wilayah darat Kapustin Yar (wilayah uji coba rudal Rusia) dari sebuah peluncur bergerak (mobile).
Karakayev menolak mengomentari hasil sementara dari uji coba rudal, setelah ia menyebutkan alasannya. Namun dari hasil peluncuran, dia mencatat bahwa rudal baru ini sudah sesuai dengan apa yang Rusia harapkan.
Tahun depan, Pasukan Rudal Strategis Rusia berencana untuk meluncurkan 11 rudal balistik antar-benua, Sergei karakayev mengatakan ini kepada wartawan saat peringatan hari Pasukan Rudal yang dirayakan Rusia setiap tanggal 17 Desember. Tahun ini, kata dia, ada lima peluncuran yang dilakukan. Tiga peluncuran dilakukan sesuai dengan instruksi untuk menguji sistem rudal baru yang sedang dikembangkan, satu peluncuran dilakukan melalui program gabungan, dan satu peluncuran lagi dilakukan untuk memperpanjang masa pakai rudal.
Pada akhir Desember, lanjut Karakayev, Pasukan Rudal Strategis Rusia akan memiliki 96 peluncur rudal baru untuk Topol-M dan Yars. Dengan demikian, dalam beberapa tahun terakhir, pangsa senjata state-of-the-art dalam Pasukan Rudal Strategis mendekati 30%, pejabat itu menyimpulkan.
Sergei Karakayev juga mengatakan bahwa meskipun masa garansi dari rudal RS-20 Voyevoda (Satan) sudah melampaui 1,5 kali, namun tetap dijaga eksistensinya dalam pelayanan sampai tahun 2022. Sebelumnya sang jenderal mengatakan pernyataan yang berbeda mengenai tenggat waktu rudal ini berada dalam layanan, yaitu antara tahun 2018 hingga 2026.
Rusia akan terus memperbarui persenjataan pasukan rudalnya. Selain itu, pada tahun 2020, Pasukan Rudal Strategis akan sepenuhnya beralih ke teknologi digital untuk transmisi informasi, kata komandan Pasukan Rudal Strategis Rusia itu.
http://www.artileri.org/2012/12/super-icbm-dari-rusia.html

Pakistan Berhasil Uji Coba Rudal Balistik Hatf-V

Rudal Balistik Hatf-V

Komando Pasukan Strategis Angkatan Darat (ASFC) Pakistan telah berhasil menguji coba rudal balistik jarak menengah produksi  dalam negeri Hatf-V (Ghauri) pada akhir November lalu. Tes penembakan dilakukan di sebuah lokasi yang dirahasiakan Komando Rudal Strategis, yang uji coba ini ditujukan untuk mengecek kesiapan dari rudal balistik tersebut.
Dipantau oleh National Command Centre (NCC), dengan keberhasilan ini berarti menunjukkan semakin kuatnya kemampuan dan keamanan nasional Pakistan. Sebuah sistem persenjataan canggih dengan akurasi yang tinggi telah ditunjukkan oleh personel ASFC pada saat peluncuran.
Dikembangkan oleh Khan Research Laboratories (KRL) di bawah penelitian Program Pembangunan dan Penelitian Rudal Pakistan, Hatf-V adalah rudal balistik yang menggunakan bahan bakar cair, yang mampu membawa hulu ledak konvensional dan nuklir hingga 700 kg dengan jangkauan 1.300 km.
Diklaim sebagai kloning dari rudal Korea Utara Rodong-1, Ghauri telah diproduksi dalam dua varian, Ghauri-I dan Ghauri-II, yang memiliki jangkauan maksimum 2.000 km. Pakistan saat ini memiliki 30 sampai 70 hulu ledak nuklir, serta rudal balistik jarak pendek dan menengah.
http://www.artileri.org/2012/12/Pakistan-uji-coba-rudal-balistik-hatf-v.html

Rudal Balistik Antarbenua Topol-M

Rudal Balistik Antar Benua Topol-M
Topol-M (kode nama NATO:SS-27) adalah rudal balistik antarbenua (ICBM - intercontinental ballistic missile) yang saat ini berada dalam layanan pasukan Roket Strategis Rusia (RVSN). Topol-M dikembangkan oleh Institut Teknologi Termal Moskow (MITT) dan merupakan versi upgrade dari rudal Topol RS-12M.
Topol-M adalah ICBM pertama kali yang dikembangkan oleh Rusia setelah pecahnya Uni Soviet. Rudal ini diluncurkan dari silo bawah tanah -Silo=bangunan bawah tanah tempat peluru kendali-.
Sekitar 52 rudal Topol-M peluncuran silo (silo-based) dan 18 Topol-M bergerak (mobile) sudah melengkapi Angkatan Darat Rusia per Januari 2011. Sebanyak 450-500 rudal diharapkan akan dikerahkan antara 2015 dan 2020.
Pengembangan Topol-M

Pengembangan Topol-M digagas oleh MITT dan Biro Desain Yuzhnoye pada akhir tahun 1980-an. Namun, Yuzhnoye yang merupakan perusahaan Ukraina, menarik diri dari program, dan semua dokumentasi diambil oleh MITT pada tahun 1992, menyusul pembubaran Uni Soviet.
Pengembangan Topol-M dikonsolidasikan dan telah disetujui oleh pemerintah Rusia pada tahun 1993. Konsorsium dipimpin oleh produsen MITT dengan melibatkan sekitar 500 perusahaan Rusia. Perakitan akhir dibuat di Pabrik Mekanik Votkinsk.
Rudal Balistik Antar Benua Topol-M
Topol pertama diuji coba pada bulan Desember 1994. Resimen silo-based pertama dinyatakan operasional pada tahun 1998. Sistem rudal antarbenua ini secara resmi diterima ke dalam layanan pada bulan April 2000.
Tes pertama dari Topol-M peluncur mobile dilakukan pada bulan April 2004. Versi pertama dari Topol jenis ini diserahterimakan kepada Federasi Rusia pada tahun 1995.
Tiga unit Topol-M pertama peluncuran mobile memasuki layanan dengan unit rudal Rusia dan ditempatkan dekat kota Teykovo pada bulan Desember 2006. RS-24, varian multiwarhead dari rudal Topol-M, pertama kali diuji tembak dari situs peluncuran Utara pada Mei 2007. Sebuah varian rudal Topol yang mampu membawa beberapa hulu ledak independen.
Fitur ICBM Topol-M

Topol-M adalah ICBM solid-propelan tiga tahap. Membawa hulu ledak nuklir tunggal di bawah perjanjian pengawasan senjata AS-Rusia. Di desain dapat membawa hulu ledak MIRV. Kisaran jangkauan Topol-M adalah 11.000 km dengan kecepatan 17.400 km/jam.
Rudal ini diluncurkan dengan menggunakan booster khusus yang disebut PAD yang merupakan tahap pertama untuk menembak ke udara dengan mendorong rudal keluar dari wadah penyimpanan (kontainer). Motor ini dikembangkan oleh Soyuz Federal Centre for Dual-Use Technologies.
Rudal Balistik Antar Benua Topol-M
Topol-M dibimbing oleh sistem navigasi otonom digital inersia menggunakan receiver GLONASS onboard. Waktu pembakaran mesin diperpendek untuk menghindari deteksi selama fase dorongan oleh satelit surveilans peluncuran rudal di masa sekarang dan masa depan.
Topol-M dapat melakukan manuver untuk mengelak dari tembakan rudal pencegat (sistem rudal pertahanan udara). Lintasan balistik Topol-M yang datar menjadikan rudal anti-balistik (ABM) sulit mengintersepnya.
Rudal antarbenua ini juga terlindung dari radiasi, electromagnetic pulse (EMP) dan ledakan nuklir, dan mampu menahan tembakan dari senjata/teknologi laser.
Platform Peluncuran Topol-M

Terdapat sekitar sepuluh silo-based yang terisolasi di Rusia untuk meluncurkan rudal ini. Silo bawah tanah ini awalnya dikembangkan untuk rudal R-36M dan UR-100N. Elemen-elemen pada silo yang berharga mahal tetap digunakan seperti protective covers dan sistem kontrol dengan sedikit perubahan. Dari silo-based, Topol-M tetap memakai kontrol peluncuran dan sistem komunikasi yang sudah ada (untuk R-36M dan UR-100N).
Situs peluncuran bawah tanah ini terdiri dari bunker kontrol dan komando, keamanan, power supply dan sistem deteksi ledakan nuklir. Komplek peluncuran ini didesain dapat menahan serangan tinggi senjata-senjata konvensional.
Rudal Balistik Antar Benua Topol-M
Rudal Topol-M versi peluncuran mobile ditembakkan dari sebuah tabung peluncur transporter erektor (TEL) yang dipasang pada truk besar MZKT-79921, sebuah truk delapan poros yang dimodifikasi. TEL ini dikembangkan oleh Biro Desain Pusat Titan dan diproduksi di pabrik Barrikady.
Topol-M mobile dapat diluncurkan setiap saat, bahkan pada saat melalui medan yang buruk. Chassis-nya dengan jack untuk peluncuran. Dilengkapi Gas Onboard dan sistem hidrolik untuk tetap mempertahankan ketinggian kontainer peluncuran.
Karakteristik dan Spesifikasi

Tipe : Intercontinental ballistic missile
Asal : Rusia
Pengembang : Moscow Institute of Technology Thermal (MITT)
Operator : Angkatan Darat Rusia
Panjang : 22,7 m
Diameter : 1,9 m
Kecepatan : 17.400 km /jam
Jangkauan : 11.000 km
Kredit foto 1, 3, 4: ru:????????:Goodvint
Kredit foto 2:  Vitaliy Ragulin
http://www.artileri.org/2012/12/rudal-balistik-antarbenua-topol-m.html

India Beli Rudal Rusia Seharga $ 1,5 Miliar

T-90 Bhisma India
Tank T-90 Bhisma India (Foto:Cell105/Flickr user)

Pemerintah India menyetujui kesepakatan untuk membeli 200 rudal jelajah supersonik BrahMos (buatan Rusia-India) sebuah varian rudal peluncuran dari udara dan 10.000 rudal anti-tank Invar buatan Rusia dengan total biaya AS $ 1,5 miliar. Komite Kabinet India yang membidangi masalah kemanan menyetujui permintaan dari Angkatan Udara India untuk membeli rudal yang nantinya akan dilengkapkan pada Sukhoi Su-30MKI. Rudal BrahMos ini telah melewati uji coba peluncuran melalui udara pada Desember tahun lalu.
Sejumlah 10.000 rudal anti-tank Invar untuk tank T-90 India diperoleh dari produsen pertahanan Rusia, namun kedepannya 15.000 rudal Invar akan diproduksi sendiri oleh India di bawah lisensi Rusia. Rudal Invar, senjata yang dipandu dengan laser ditembakkan dari laras tank T-90, didasarkan pada rudal 9M119M Rusia (kode NATO AT-11 Sniper).
http://www.artileri.org/2012/11/india-beli-rudal-rusia-seharga-15-miliar.html

Sistem Rudal Patriot

MIM-14 Patriot adalah sistem rudal permukaan-ke-udara (SAM) yang digunakan oleh Angkatan Darat AS dan beberapa negara sekutunya. Patriot diproduksi oleh Raytheon Company dari Amerika Serikat, dan namanya diambil dari nama komponen Radar dari sistem rudal ini. AN/MPQ-53 yang merupakan jantung dari sistem rudal ini dikenal sebagai "Phased Array Tracking Radar to Intercept On Target" atau disingkat menjadi PATRIOT.

Sistem Patriot menggantikan sistem rudal Nike Hercules sebagai sistem Medium Air Defense (HIMAD) Angkatan Darat, dan juga menggantikan MIM-23 Hawk System sebagai sistem pertahanan udara taktis menengah Angkatan Darat AS.

Selain menjalankan peran tersebut, sistem rudal Patriot juga diberikan fungsi sebagai sistem anti-rudal balistik Angkatan Darat AS (ABM), yang kini menjadi misi utama Patriot.

Patriot menggunakan rudal pencegat udara canggih dan radar dengan kinerja tinggi. Patriot dikembangkan di Redstone Arsenal di Huntsville, Alabama, yang sebelumnya mengembangkan sistem Safeguard ABM dan komponennya yaitu rudal Spartan dan Sprint. Simbol untuk Patriot adalah gambar dari Minuteman era Perang Revolusi.
Sistem Rudal Patriot

Sistem Rudal Patriot

Sistem Rudal Patriot
Sistem Rudal Patriot
Sistem Rudal Patriot
Sistem Rudal Patriot
Sistem Rudal Patriot
Sistem Rudal Patriot
Sistem Rudal Patriot
Sistem rudal Patriot telah dijual ke Taiwan, Mesir, Jerman, Yunani, Israel, Jepang, Kuwait, Belanda, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Yordania dan Spanyol. Pada tanggal 4 Desember 2012, NATO juga menyetujui untuk penempatan peluncur rudal Patriot di Turki guna melindungi negara itu dari rudal yang ditembakkan dari tetangganya Suriah yang saat ini sedang berlangsung perang sipil.
Kredit foto: AP via Pravda.ru
http://www.artileri.org/2012/12/sistem-rudal-patriot.html

Minggu, 16 Juni 2013

Bom Terbang dengan Remote Kontrol dari Textron

Textron Defense Systems kini memiliki pesawat terbang baru yang dirancang untuk meledak ketika berada di posisi musuh.

The compact BattleHawk Squad Level Loitering Munition, sebut saja namanya BattleHawk, dipersenjatai dengan muatan tinggi fragmentasi 40mm. Memiliki kamera video di moncongnya, sehingga infanteri dapat mengendalikan pesawat ini dari tempat tersembunyi untuk menyerang musuh yang tersembunyi pula.
Battlehawk
Bom UAV Textron "BattleHawk"

BattleHawk memiliki berat sekitar lima pound. Diluncurkan dengan cara dimasukkan ke dalam sebuah tabung khusus. Pegas akan mendorong pesawat ini ke udara dan motor listrik menggerakkan baling-baling kecil di bagian belakang.

"Once it's launched, it's armed," Mick Guthals, direktur dari Business Strategy & Capture di Textron, ketika menampilkan BattleHawk pada konferensi tahunan Asosiasi Angkatan Udara di Washington DC, 17-19 September.

Menggunakan remote kontrol kecil, pasukan darat bisa menerbangkan BattleHawk dengan kecepatan hingga 60 mil per jam selama kurang lebih 30 menit. BattleHawk dirancang untuk menyerang musuh yang tersembunyi dan kendaraan-kendaraan kamuflase, kata petinggi Textron tersebut.

Sejauh ini, BattleHawk telah menjadi proyek rumahan di Textron dan tampaknya komando unit khusus AS menaruh minat besar pada pesawat ini. Textron berharap dapat segera memasarkannya ke unit infanteri Angkatan Darat AS.

Petinggi Textron belum berbicara mengenai harga BattleHawk ini, tetapi hanya mengatakan bahwa "jelas butuh biaya yang lebih dibandingkan dengan sebuah drone tak berawak dalam ukuran yang sama."
http://www.artileri.org/2012/09/bom-terbang-dengan-remote-kontrol-textron.html

David Sling, Perisai Rudal Baru Israel

Rudal Stunner, bagian dari perisai rudal David Sling
Rudal Stunner, bagian dari perisai rudal David Sling (Foto: Rafael Advanced Defense Systems)
Sebuah sistem pertahanan anti-rudal (perisai rudal) baru Israel "David Sling" telah berhasil menghancurkan sebuah target rudal dalam sebuah uji coba di sebuah gurun rahasia pada 20 November 2012,  disaat pertempuran sengit antara Israel dan Palestina di Jalur Gaza. Perisai rudal David Sling ini diklaim lebih kuat daripada Iron Dome yang digunakan dalam konflik Gaza, menurut pejabat pertahanan Israel, pada hari Minggu 25 November.
Pejabat Pertahanan Israel mengatakan bahwa David Sling ((Ketapel David atau Ketapel Daud)) akan menjadi jawaban Israel atas rudal-rudal gerilayawan Hizbullah, Lebanon dan Suriah yang jarak tempuhnya semakin jauh.

Israel mengembangkan perisai rudal David Sling  ini dengan bantuan dari Amerika Serikat. Ini karena kekhawatiran Israel atas ancaman dari Gaza, Lebanon, Suriah dan konflik internasional mereka dengan Iran atas program nuklir mereka. Sebuah sumber di industri pertahanan Israel mengatakan David Sling sejatinya akan diuji coba pada 2013, namun dipercepat mengingat kondisi yang semakin mengkhawatirkan.

David Sling menggunakan teknologi yang serupa dengan  Iron Dome, yang diklaim Israel memiliki tingkat keberhasilan 90 persen, mengintersep (mencegat) 421 roket yang ditembakkan pejuang Palestina dari Gaza dalam delapan hari pertempuran yang berakhir dengan gencatan senjata pada Rabu.
Juga dijuluki sebagai Magic Wand (Tongkat Sihir/Ajaib), David Sling dikembangkan oleh Rafael Advanced Systems Ltd, sebuah BUMN Israel yang bekerjasama dengan perusahaan pertahanan Raytheon Co AS.

"Penyelesaian program ini sangat penting untuk meningkatkan kemampuan sistem pertahanan anti-rudal Isarel," ujar Menteri Pertahanan Ehud Barak, dikutip dari Reuters

Untuk tingkatan sistem pertahanan anti-rudal Israel, Iron Dome adalah yang terendah, yaitu untuk mengatasi roket gerilyawan Gaza dan Hizbullah. Pada awalnya Iron Dome dimaksudkan untuk mengintersep roket di kisaran 70 km namun para pengembang kini tengah meningkatkan jangkauannya menjadi 250 km.

Yang tertinggi dalam sistem pertahanan anti-rudal Israel adalah interseptor rudal balistik Arrow, yang dirancang untuk memembak jatuh rudal jarak jauh Iran dan Suriah di ketinggian Atmosfer -cukup tinggi sehingga setiap hulu ledak konvensional yang di intersep, akan hancur dan musnah di ketinggian (aman)-.

David Sling akan ditahbiskan sebagai perisai rudal tertinggi Israel. Para pejabat Israel mengatakan, jika Iron Dome dan Arrow dinilai tidak mampu menngintersep roket yang diluncurkan oleh musuh karena kecpatan dan kekuatannya, maka David Sling yang akan ditugaskan.

Pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, yang dipersenjatai dan didanai oleh Iran, memperingatkan Israel pada hari Minggu lalu bahwa ribuah roket akan menghujani Tel Aviv dan seluruh kota-kota Israel jika menyerang Lebanon.

Adalah Roket Fajr-5s, dengan rentang 75 km -mampu mencapai Tel Aviv dan Yerussalem- dan bobot hulu ledak 175 kg, adalah roket yang paling kuat dan jangkauan jauh yang telah ditembakkan dari Gaza.

Seperti halnya Iron Dome dan Arrow, David Sling telah menarik minat dari klien-klien asing, terutama karena sistem pertahanan anti-rudal yang baru lahir ini juga mampu mengintersep rudal jelajah. Setidaknya sudah ada dua negara bekas Uni Soviet yang berminat terhadap David Sling ini. Ini terkait kekhawatiran Balkan atas rudal-rudal jelajah Rusia.
http://www.artileri.org/2012/11/david-sling-perisai-rudal-baru-israel.html

Fitur dan Keunggulan Rudal Supersonik BrahMos

Pada tahun 1998, Rusia dan India membuat perusahaan patungan, BrahMos Aerospace, yang bertugas merancang, mengembangkan, memproduksi dan memasarkan rudal jelajah supersonik. Versi laut dan darat dari rudal BrahMos telah berhasil diuji coba dan telah masuk ke dalam layanan Angkatan Darat dan Angkatan Laut India.
Rudal BrahMos
Rudal Jelajah Supersonik BrahMos

India Uji Tembak Rudal Supersonik BrahMos

Rudal Supesonik BrahMos

Angkatan Laut India telah berhasil menguji-tembak rudal jelajah supersonik BrahMos yang diluncurkan dari geladak sebuah kapal perang di lepas pantai barat Goa, Minggu, 7 Oktober 2012. Rudal BrahMos, merupakan rudal jelajah supesonik pengembangan bersama Rusia dan India, diluncurkan dari fregat kawal rudal INS Teg yang dibuat oleh Rusia berdasarkan pesanan dari Angkatan Laut India.
"Rudal itu menghantam target yang ditentukan pada jarak 290 km," kata DRDO (Defense Research and Development Organization). BrahMos Aerospace Ltd, yang didirikan pada tahun 1998, memproduksi rudal jelajah supersonik berdasarkan rancangan Rusia sebelumnya NPO  Mashinostroyenie 3M55 Yakhont (SS-N-26).
Rudal BrahMos memiliki jangkauan tembak 290 km (180 mil) dan mampu membawa hulu ledak konvensional hingga 300 kg (660 lbs). Secara efektif dapat melumpuhkan target dari altitude serendah 10 meter (30 kaki) dan memiliki kecepatan maksimal Mach 2.8, yaitu sekitar tiga kali lebih cepat daripada rudal jelajah subsonik Tomahawk buatan Amerika Serikat.
Rudal BrahMos untuk Versi laut dan darat telah diluncurkan dan telah berhasil diuji coba dan dimasukkan ke dalam layanan Angkatan Darat dan Angkatan Laut India.
Uji coba rudal BrahMos untuk versi udara (peluncuran udara) akan segera selesai pada akhir tahun ini. Angkatan Udara India berencana untuk mempersenjatai 40 Sukhoi Su-30MKI Flanker-H Fighter mereka dengan rudal jelajah BrahMos. Selain keberhasilan uji coba penembakan rudal BrahMos ini, Rusia dan India baru-baru ini sepakat untuk mengembangkan rudal hipersonik BrahMos 2 yang mampu terbang dengan kecepatan Mach 5 - Mach 7
http://www.artileri.org/2012/10/india-uji-tembak-rudal-brahmos.html

Rudal Jelajah Baru Angkatan Udara Rusia

Maket Raduga Kh-101
Pada tahun 2013 nanti, Angkatan Udara Rusia akan dilengkapi dengan rudal jelajah baru Raduga Kh-101. Rudal ini memiliki presisi yang tinggi dengan hulu ledak konvensional (non nuklir) untuk jarak yang jauh. Rudal Raduga, yang saat ini sedang dalam proses uji coba, mampu mencapai target dengan akurasi hanya 30 kaki (10 meter) di kisaran jarak hingga 6.000 mil (10.000 km).
Dengan kemampuan tersebut, menjadikan rudal ini sebagai rudal dengan jarak tempuh terjauh dan akurasi tertinggi dalam sejarah Angkatan Udara Rusia. Seperti yang diketahui, pesawat pembom (bomber) Angkatan Udara Rusia saat ini menggunakan rudal jelajah konvensional Kh-555, yang hanya memiliki akurasi 75-90 kaki (25-30 meter).

Rudal subsonik Raduga Kh-101 dinavigasikan dengan menggunakan Sistem Navigasi Satelit Rusia GLONASS, tetapi juga dilengkapi dengan mekanisme panduan intertial yang dapat mengambil alih navigasi jika navigasi satelit bermasalah. Raduga juga akan mampu memukul target kecil yang bergerak seperti kendaraan.
Rudal jelajah baru Rusia  ini memiliki bobot yang lebih berat yaitu 880 pon (400 kg) dibandingkan dengan pendahulunya Kh-555 yang memiliki bobot hanya setengahnya (440 pon). Nantinya sebuah varian dari Raduga yang dilengkapi dengan hulu ledak nuklir yaitu Kh-102 juga akan dilengkapkan kepada Angkatan Udara Rusia.
"Dengan bobotnya yang besar, berarti rudal jelajah Raduga Kh-101 hanya dapat dibawa oleh pesawat pembom Rusia terbesar yaitu Tupolev tu-95MS dan Tu-160"
Kemampuan rudal dengan jarak yang jauh menjadi sangat penting, mengingat Rusia kini tidak lagi memiliki basis pertahanan di luar negeri dan karena itu Rusia tidak dapat memberikan pengawalan untuk armada bomber untuk jarak tempur yang jauh, kata Alexander Konovalov dari Institut Evaluasi Strategis.
Dengan bobotnya yang besar, berarti rudal jelajah Raduga Kh-101 hanya dapat dibawa oleh pesawat pembom Rusia terbesar yaitu Tupolev tu-95MS dan Tu-160, bukan pesawat bomber Tu-22M3 yang mana pesawat bomber ini masih akan terus dipakai Rusia untuk membawa rudal Kh-555.
http://www.artileri.org/2012/10/rudal-jelajah-baru-angkatan-udara-rusia.html

Program Senjata Nuklir Non-Strategis Pakistan

Untuk meningkatkan kemampuan nuklirnya, Pakistan saat ini tengah mengembangkan senjata nuklir non-strategis, bila benar adanya Pakistan bisa disejajarkan dengan negara-negara seperti Amerika Serikat dan Rusia, ujar seorang analis pertahanan Amerika Serikat.

Negara tetangga Pakistan, India, yang juga berkemampuan nuklir, bagaimanapun, tidak termasuk di antara lima dari sembilan negara yang memiliki atau sedang mengembangkan senjata nuklir non-strategis, kata Hans Kristensen, direktur Proyek Informasi Nuklir, dan Dr Robert S Norris, senior Kebijakan Nuklir, di Nuclear Notebook.
Ghauri 2
Nuklir Pakistan Ghauri 2

 "Saat ini, setidaknya ada lima dari sembilan negara yang berkemampuan nuklir, memiliki atau sedang mengembangkan senjata nuklir non-strategis, yaitu: Rusia, Amerika Serikat, Perancis, Pakistan, dan China," kata mereka dalam informasi terbaru di Bulletin of the Atomic Scientists.

Seperti halnya Perancis, Pakistan mengkarakterkan semua senjata nuklirnya sebagai nuklir non-strategis. Pakistan saat ini juga sedang mengembangkan roket jarak pendek baru yang berkemampuan nuklir yang tentu akan langsung disikapi sebagai senjata nuklir non-strategis jika itu dikembangkan oleh Rusia atau Amerika Serikat. Disinilah posisi nuklir Pakistan menjadi tanda tanya dan kenyataan ini bisa saja menempatkan nuklir Pakistan berada dalam kategori berbeda, seperti yang ditulis Kristensen dan Norris.

Dalam laporan mereka, dua ilmuwan nuklir Amerika menulis bahwa rudal baru Pakistan, Nasr, adalah rudal balistik berjarak 60 kilometer yang diluncurkan dari sebuah peluncur mobile mobile twin-canister.

Setelah uji coba peluncuran pertama di bulan April 2011, organisasi berita militer Pakistan, mengatakan bahwa Rudal Nasr membawa hulu ledak nuklir dengan jangkauan seperti yang diharapkan dan dengan akurasi yang tinggi. Lengkap dengan fitur shoot and scoot yang disebut sebagai sistem respon cepat. Ini semua dilakukan untuk meningkatkan program pembangunan strategis senjata nuklir pakistan untuk rudal jarak pendek guna mengantisipasi ancaman yang sedang berkembang. 
Rudal Nasr
Nasr, rudal nuklir jarak pendek Pakistan

"Dari informasi-informasi yang didapatkan setelah beberapa tes Rudal Nasr, kuat diindikasikan bahwa senjata nuklir Pakistan tersebut masih mirip dengan senjata nuklir non-strategis," tulis mereka.

Masih menurut laporan itu, disebutkan juga rumor China yang telah mengembangkan senjata nuklir non-strategis sejak waktu yang lama, namun masih sedikit informasi yang dapat diandalkan untuk menentukan status China saat ini.

China melakukan uji coba nuklir pada tahun 1960 dengan bom nuklir yang diluncurkan dari sebuah pesawat pembom. Mungkin, namun belum bisa dipastikan, bahwa beberapa skuadron pesawat bomber China telah memiliki kemampuan nuklir sekunder untuk saat ini, kata mereka.

Demikian pula, komunitas intelijen AS dalam beberapa periode menilai bahwa kemampuan nuklir China mungkin telah berkembang untuk rudal balistik jarak pendek seperti DF-15. Selain itu, komunitas intelijen AS menggambarkan rudal jelajah DH-10 adalah rudal konvensional dan juga nuklir," kata laporan itu.
http://www.artileri.org/2012/10/program-senjata-nuklir-non-strategis-pakistan.html