Senin, 24 Juni 2013

2014: Rusia Luncurkan Rudal Hipersonik Tanpa Hulu Ledak

Rudal hipersonik Rusia tanpa hulu ledak

Pada tahun 2014, Rusia akan memproduksi dua rudal hipersonik, 77N6-N dan 77N6-N1. Rudal ini untuk melengkapi sistem rudal pertahanan udaranya, S-400 Triumph dan S-500 Prometheus. Departemen Pertahanan Rusia telah secara resmi menyatakan bahwa "dengan rudal-rudal baru tersebut, sistem rudal permukaan-ke-udara akan mampu menembak jatuh setiap sasaran terbang pada kecepatan hingga 7 km per detik, termasuk menghancurkan hulu ledak nuklir dan rudal balistik." Namun, sistem pertahanan rudal S-500 belum siap sepenuhnya, sedangkan pendahulunya S-400 saat hanya bisa meluncurkan rudal-rudal yang sudah ada, antara lain 48N6 dan 9M96.
Model 77N6-N dan 77N6-N1 akan menjadi rudal Rusia pertama dengan hulu ledak inert (tanpa reaksi/tenaga), yang dapat menghancurkan hulu ledak nuklir dengan kekuatan dampak (benturan/tumbukkannya), yaitu dengan memukul target dengan presisi di kecepatan tinggi. Tidak ada bahan peledak yang diperlukan untuk rudal ini. Perkiraan para insinyur menunjukkan bahwa tabrakan pada kecepatan 7km/detik dipastikan akan menghancurkan hampir semua objek terbang.
Rudal baru ini sangat penting untuk perkembangan lebih lanjut dari perisai anti-rudal di langit Rusia, karena sistem pertahanan rudal permukaan-ke-udara baru Rusia yaitu S-500 sudah masuk layanan namun belum dilengkapi rudal. Saat ini hanya S-400 yang dilengkapi dengan rudal, namun bukan rudal baru, masih menggunakan rudal yang sama yang digunakan pendahulunya S-300. Jangkauan S-300 sekitar 200 km, sedangkan S-400 dirancang untuk mencegat target pada jarak 400 km.
Sistem rudal pertahanan udara S-400 Triumph
S-400 Triumph
Belum ada rudal baru yang lebih maju untuk melengkapi Angkatan Udara Rusia dan Angkatan Pertahanan Aerospace selain sistem S-400. Sejak tahun 2007, hanya tujuh divisi yang telah dipasok dengan sistem ini, dan 49 divisi lainnya masih menunggu, ini sesuai dengan data resmi Rusia perihal kurangnya rudal untuk ini.
Keadaan semakin buruk setelah produksi S-300 resmi dihentikan sepenuhnya. "S-300 yang terakhir diproduksi untuk Angkatan Darat Rusia pada tahun 1994," kata Igor Ashurbeili, co-chairman dewan pakar non-departemen pada pertahanan kedirgantaraan dan mantan kepala desainer di perusahaan pertahanan Rusia Almaz-Antey. "Sejak itu, Rusia hanya membuat sistem ini untuk diekspor, namun sekarang ekspor untuk S-300 juga telah dihentikan."
Moskow memang telah menolak kontrak dengan Iran pada tahun 2010 lalu, menyebabkan kehilangan pendapatan sekitar US$800 juta. "Salah satu masalah yang dihadapi oleh industri pertahanan Rusia adalah bahwa pesanan untuk S-300 sudah terhenti, namun belum merencanakan ekspor untuk S-400," kata Ashurbeili.
Desain dari S-400 juga belum sepenuhnya optimal. Sistem ini harus sepenuhnya kompatibel dengan rudal jarak pendek, menengah dan jauh. Saat ini S-400 hanya optimal untuk rudal jarak pendek yang dimaksudkan untuk memukul target di kisaran 150 km, soal ini tidak kendala. Rudal jarak menengah juga masih "mentah" dan desainnya juga masih harus ditingkatkan.
Rudal jarak jauh untuk sistem ini belum ada, meski rudal seperti ini akan menjadi penghalang serius bagi kendaraan musuh potensial, seperti Airborne Warning and Control Systems (AWACS). Tanpa rudal seperti ini, S-400 tidak bisa memenuhi tujuannya yaitu untuk mencegah target pada jarak jauh.
Radar-radar pertahanan udara Rusia
Radar-radar pertahanan udara Rusia
Adapun sistem masa depan S-500 Prometheus, "Itu adalah S-400, namun dengan rudal jarak jauh," kata Aleksandr Khramchikhin, wakil direktur dari Institut Analis Politik dan Militer Rusia. "S-500 baru akan sempurna pada 2020, tidak lebih awal," katanya. Saat ini, dan untuk 10 tahun kedepan, kemungkinan kemampuan Rusia untuk menghadapi serangan besar dari NATO masih rendah, dibutuhkan waktu lama untuk mengisi ulang amunisi S-300, sehingga dalam kasus terbaik Rusia hanya bisa mematahkan serangan gelombang pertama, yaitu sekitar 100 hingga 200 target yang bisa dilumpuhkan.
Ahli militer Vladislav Shurygin sependapat dengan Khramchikhin: "Untuk saat ini, S-500 masih merupakan mimpi, dan tidak ada yang tahu apakah nantinya akan terwujud atau tidak." Meskipun S-300 sudah harus diganti, namun belum ada pengganti yang cukup untuk mereka. "Inilah sebabnya mengapa Almaz-Antey dihadapkan dengan beberapa tugas yang sangat penting, menangani pengembangan sistem ini bukan hanya menentukan masa depan dari sistem pertahanan anti-rudal, namun juga menentukan nasib negara Rusia secara keseluruhan," Shurygin meyakinkan. Perusahaan ini masih mampu untuk memproduksi produk berkualitas tinggi, namun masih perlu untuk memodernisasi teknologi dan memperbaharui fasilitas produksi dengan cepat.
Dengan kata lain, produksi modern untuk sistem pertahanan rudal adalah tugas komperehensif yang memerlukan inovasi teknologi besar dan modernisasi fasilitas produksi yang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar