Jumat, 29 Mei 2015

Video Daftar BATU AKIK Termahal DI DUNIA


HARGA BATU CINCIN TERMAHAL DI DUNIA
1. Batu Berlian Hope
2. Kalung Giok (Jadeite Necklace)
3. Serendibite ($2.5 juta/karat)
4. Blue Garnet ($1.5/karat)
5. Painite (Harga $ 60.000/karat)
6. Grandidierite
7. Musgravite ($ 35.000/karat)
8. Black Opal $ 2.355/karat
9. Jeremejevite ($2.000/karat)
10. Red Beryl Emerald ($10.000/karat)

Indonesia 'Surga' Batu Akik, Tersebar dari Sabang Sampai Merauke


Demam batu akik sedang melanda masyarakat di Indonesia, dari tua-muda menggemari batu cincin akik. Untuk mencari batu akik di Indonesia tidak terlalu susah, karena umumnya wilayah daratan di Tanah Air merupakan daerah pegunungan api dari Sabang sampai Merauke.

"Batu akik itu ada di seluruh daerah di Indonesia, mungkin yang tidak ada itu cuma di Jakarta, karena nggak ada gunungnya, yang ada hanya 'Gunung Sahari'," ucap Kepala Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono, kepada detikFinance, Kamis (12/3/2015).

Batu akik bisa ditemukan di berbagai daerah Indonesia yang banyak aktivitas vulkanik atau gunung berapi, bahkan Indonesia terkenal sebagai wilayah cincin api. Aktivitas vulkanik di bawah tanah ini terdapat magma cair, yang terus mencari ruang untuk naik ke atas permukaan bumi.

Bila magma cair yang panasnya lebih dari 1.000 derajat celsius ini berhasil keluar, maka terjadi gunung berapi yang meletus mengeluarkan larva cair yang panas. Namun, bila magma cair ini hanya bisa naik melalui permukaan tanah, magma ini membeku dan berbentuk batuan yang mengkristal menjadi batu akik.

"Di Aceh banyak ditemukan batu akik karena ada aktivitas gunung berapinya, Nusa Tenggara Barat dan Timur juga banyak aktivitas vulkaniknya. Kalau di Kalimantan dulu ada aktivitas vulkanik yang naik ke atas permukaan, makanya di Kalimantan banyak ditemukan intan," ujarnya.

Walaupun keberadaan batu akik ini ada dipermukaan tanah, namun tidak serta merta ketika ditemukan giok di satu daerah, maka di sekitar daerah itu banyak ditemukan batu giok lainnya. Alasannya batu-batu akik ini bisa berpindah tempat dan berpencar karena terbawa air.

"Biasanya tidak mengelompok seperti jenis tambang lainnya, batu bara atau emas dan sebagainya yang bergerombol kemudian digali menjadi sesuatu tambang, bahkan batu-batu akik itu tertransport ya, seperti di sungai-sungai," katanya

Surono mengatakan, batu akik banyak ditemukan di permukaan tanah, tanpa harus menggali cukup dalam tak seperti layaknya mencari emas, yang harus menggali sangat dalam dan mengeruk tanah dalam jumlah besar. Bahkan batu akik banyak ditemukan di permukaan sungai-sungai berbatu.

Saat ini beberapa jenis batu akik yang populer di Indonesia antara lain batu bacan, safir, zamrud, ruby, giok, kecubung, dan banyak lagi lainnya.

Ia mengatakan jenis batu akik ini, lebih populer di kawasan Asia, seperti Tiongkok, dan Indonesia. Orang Eropa lebih suka dengan batu yang dipoles dan membentuk suatu seni yang sangat bagus, bukan berbentuk batu cincin seperti di Asia.

"Saya punya teman-teman Eropa itu lebih suka hiasan etnik, batu permata yang dibentuk patung, bangunan dan karya seni lainnya yang indah," jelas Surono.


Sumber :  http://finance.detik.com

Ini Batu Bacan dan Giok Kalimantan yang Sempat Dipakai dan Ditawar Jokowi


Ada yang berbeda dengan Presiden Jokowi kali ini. Tak biasanya dia melirik batu akik. Nah, di pameran kerajinan dan craft di Parkir Timur, Senayan, Jakarta, Jokowi bahkan sampai memakai di jari manis dan tengah cincin batu bacan dan giok Kalimantan.

Batu Bacan Rp 25 juta dan Giok Kalimantan Rp 5 juta, Jokowi kemudian tak membelinya karena dianggap terlalu mahal.

"Saya nggak enak nawarin harganya," jelas Rohmatulloh, pedagang batu di Hall J, Parkir Timur, Sabtu (14/3/2015).

Rohmatulloh merupakan pedagang batu asal Kalimantan Timur. Dia diajak Pemprov Kaltim membuka lapak di Parkir Timur. Dua akik yang dipakai Jokowi kemudian di lepaskan lagi, kini dua batu itu masih tersimpan di lapak milik Rohmatulloh.

"Nggak naik kok harganya, tetap segitu," jelas Rohmatulloh menjelaskan soal dua batu yang sudah dipakai Jokowi cukup lama.

Belum ada yang menawar batu itu. Dua batu berwarna hijau dan sebuah batu berwarna biru yang juga ditaksir Jokowi pun kembali mejeng di etalase.

"Harganya variasi paling murah Rp 1 juta, yang paling mahal Rp 100 juta yang saya pakai ini batu Bacan," tutur Rohmatulloh menunjuk aneka dagangannya.




Sumber : http://news.detik.com

Batu Idocrase Lumut Aceh Dijual Rp 10 Juta Perbiji, Solar Rp 50 Juta


Batu giok Aceh dengan kualitas super masih memiliki harga selangit. Untuk yang sudah diasah menjadi cincin saja, harganya mencapai puluhan juta rupiah. Di Provinsi berjuluk serambi Mekkah, hanya golongan tertentu yang menggunakan batu jenis solar maupun idocrase super.

Giok jenis solar maupun idocrase hingga saat ini masih menjadi incaran pecinta batu. Idocrase lumut Aceh ukuran jumbo yang sudah diolah menjadi cincin misalnya dibandrol Rp 10 juta perbiji. Giok asli Nagan Raya tersebut masih menjadi salah satu jenis batu yang masih diburu.

"Ini satu Rp 10 juta. Ini ada barang 7 biji lagi," kata Sekjen Komunitas Pecinta Batu Aceh (KPBA), Hendro kepada wartawan, Senin (16/3/2015).

Sedangkan untuk solar kualitas super juga memiliki harga yang tidak kalah "gila". Solar ukuran jumbo yang sudah diasah menjadi cincin dibandrol dengan harga berkisar antara Rp 30 juta hingga Rp 50 juta perbiji.

"Sekarang solar lagi kosong barangnya. Tinggal Idocrase ini," jelas Hendro.

Berbeda dengan giok kualitas super, batu giok biasa kini justru mulai sepi pembeli. Pedagang dan pecinta batu mulai mengeluh omzet mereka menurun dibanding tiga bulan lalu. Meskipun demikian, pedagang masih tetap mempertahankan harga seperti biasa.


Sumber :  http://news.detik.com

Rabu, 27 Mei 2015

Video Batu Merah Delima,Permata Merah Delima Termahal


Permata Merah Delima Termahal, Batu Merah Delima
Batu delima adalah sejenis mineral silikat. Terdapat sejumlah jenis batu delima yang berbeda, tergantung pada logam yang dikandungnya. Kristal batu delima yang ditemukan seringkali berukuran besar dan terlihat cantik. Warna batu delima paling umum merah atau ungu, namun bisa juga ditemukan dalam berbagai warna dan sering digunakan sebagai perhiasan. Di Amerika Serikat, batu delima adalah batu zodiak bagi orang-orang yang lahir di bulan Januari. Kehadiran batu ini di suatu daerah menunjukan disekitar tempat tersebut terdapat intan

Tidak Bersertifikat, Batu Akik RI Sulit Tembus Pasar Ekspor


Demam batu akik sedang melanda tanah air. Mulai dari anak muda sampai orang tua keranjingan memakai perhiasan batu akik di jemarinya.

Booming di dalam negeri tapi sulit bersaing di luar negeri. Itu yang terjadi para industri batu akik Indonesia. Apa yang membuat batu akik RI sulit menembus pasar ekspor?

"Kalau luar negeri itu kan itu kan perhiasan yang menengah ke atas, jadi batunya harus bersertifikat. Desainnya juga beda. Memang beda pasar batu di dalam negeri dengan luar negeri," kata Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional Kemendag Bachrul Chairi di rakor di kantor Menko Perekonomian, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa (17/3/2015).

Ia menambahkan, fenomena gandrung batu akik ini bisa merangsang konsumsi dalam negeri. Saking ramainya, ia juga mengamini data BPS soal ekspor perhiasan yang turun di Februari.

"Penurunan ekspor perhiasaan ini ada indikasi memang batu-batu akik banyak dipakai di dalam negeri. Batunya beralih ke dalam negeri, dan cincinnya juga. Saya enggak tahu, ada teman beli tiga sampai empat cincin batu akik. Saya terus terang, teman saya pakai di jari sampai empat, waaah, karena ini fenomena," ujarnya.

Namun, tambah Bachrul, turunnya ekspor perhiasan juga bukan semata-mata karena fenomena batu akik, tapi juga ada faktor eksternal yaitu perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS).

"Faktor kedua yang membuat ekspor perhiasan turun, salah satu orang investasi itu kan dari perhiasan, kemungkinan dengan keadaan sekarang orang-orang berkurang investasinya mereka lari ke Amerika untuk investasi saham. Saham yang kelihatan akan tumbuh," ujarnya.

Sebelumnya, BPS mencatat penurunan terbesar untuk ekspor non migas pada terjadi di kelompok barang perhiasan/permata. Penurunannya mencapai US$ 230,1 juta (29,94%) dari US$ 768,5 juta pada Januari 2015 menjadi US$ 538,4 juta pada Februari 2015.


Sumber :  http://finance.detik.com

Akik Unik, Batu Akik dari Kalimantan Barat ini Bermotif Ikan Arwana


Pamor batu akik makin melejit. Apalagi batu akik ini memiliki keunikan dengan motif ataupun gambar yang berada di dalam batu. seperti batu akik Khas Kalimantan Barat ini, namanya batu lavender.

Warna putih susu dengan campuran keunguan ini menyebabkan batu akik ini kian diburu kolektor. Namun yang membuatnya istimewa, batu lavender ini bergambar ikan arwana super red yang berada di dalam batu. Uniknya, corak gambar di batu ini tiga dimensi, dimana di tengah batu bergambar ikan arwana ini tampak hidup seperti nyata yang memiliki sirip dan mata.

Pemilik batu akik unik adalah Jayus Agustono. Pria berusia 38 tahun, warga Gang Sederhana Nomor 20, Jalan Parit Haji Husin Satu,Pontianak,Kalimantan Barat mengaku awalnya tak menyangka memiliki batu akik lavender bergambar ikan arwana ini.

"Awalnya saya hanya dikasih sama teman berupa bongkahan batu. Bongkahan batu ini kemudian saya bawa ke tempat pengasah batu juga milik seorang teman, setelah diantar ke rumah pada malam hari, keesokan paginya saya tak menyangka salah satu batu ini bergambar ikan arwana 3 dimensi," kata pemilik batu unik, Jayus Agustono, kepada detikcom saat ditemui di rumahnya, Rabu (18/3/2015).

Batu akik bercorak gambar ikan arwana ini pun langsung menarik perhatian pencinta batu akik. Bahkan beberapa fotonya yang disebar media sosial, langsung mendapat respon yang luar biasa dari pencinta batu akik.

"Pernah ada yang menawar batu akik bergambar ikan arwana ini seharga Rp 24 juta, namun saya belum mau melepasnya. Entah kenapa, padahal batu ini saya peroleh tak sengaja," ujarnya pria dengan kepala plontos ini.

Saat ini, batu bergambar ikan arwana ini masih disimpannya, bahkan sering digunakanya di jemari tangannya karena telah diikat dengan ring cincin


Sumber :  http://news.detik.com

Kisah Penemuan Batu Akik Petir di Kebun Karet


Demam akik masih melanda. Cerita penemuan batu pun beragam. Kali ini datang dari Dusun Seriang, Desa Petunang, Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan. Seorang penyadap karet menemukan batu petir di pepohonan.

Peristiwa ini terjadi sekitar empat bulan lalu. Ep, nama penyadap karet tersebut awalnya sedang beristirahat di pinggir gubuk Kali Seriang. Saat itu, siang menjelang sore terjadi hujan.

"Hujannya tidak besar cuma dibarengi angin dan petir," kata Usu, pekerja di sekitar perkebunan tersebut kepada detikcom, Selasa (24/3/2015).

Rupanya petir tersebut menyambar pohon karet yang jaraknya 200-300 meter dari posisi Ep. Setelah hujan reda dan petir hilang, Ep menghampiri pohon tersebut. Di sana, dia melihat ada sebongkah batu menempel di pohon.

"Besarnya empat jari tangan orang dewasa, warnanya putih kusam," terang Usu.

Batu itu menancap di pohon dengan kedalaman sekitar dua jari. Sehingga tidak sulit bagi Ep untuk mengambilnya.

Menurut cerita warga sekitar, ada tiga jenis batu petir. Ada yang berwarna merah, putih dan hitam. Para tetua setempat yakin, batu itu bisa memiliki tuah untuk menjaga api tidak meluas, bila terjadi kebekaran hutan.

Setelah itu, Ep membawa batu petir tersebut ke Usu dan rekan-rekannya. Mereka pun kemudian mengolahnya jadi batu cincin hingga beberapa ukuran. Ep pun mendapatkan satu cincin.

Batu petir itu kini menjadi tambahan koleksi Usu yang didapat di kawasan Musirawas. Sejauh ini, dia sudah memiliki koleksi raflesia junjung darajat dan lain-lainnya.


Sumber :  http://news.detik.com

Senin, 25 Mei 2015

Video 10 Jenis Batu Akik Terbaik dan Kegunaannya


Batu permata memang sangat diburu oleh masyarakat dunia karena keindahaannya. Selain Batu Bacan, salah satu batu permata yang digemari di Indonesia adalah batu akik dimana batu ini adalah batu alam dengan energi alam dimana setiap energi memiliki aura prositif dan negatif yang tentunya memiliki efek jika dikenakan oleh pemakainya.

Di Indonesia sendiri banyak orang yang percaya bahwa batu akik memiliki kekuatan-kekuatan magis. Berikut ini adalah beberapa batu akik yang oleh sebagian masyarakat Indonesia dipercaya mengandung kekuatan magis:

Begini Rupa Bongkahan Terakhir Akik Legendaris Ijo Ohen Garut yang Tersisa


Akik Garut Ijo Ohen hanya menjadi buah bibir saja di kalangan pecinta batu mulia. Batu ini legendaris, tambangnya yakni lokasi penemuannya di areal persawahan milik Aki Ohen sudah tak ada lagi bongkahan.

Namun ada satu bongkahan yang tersisa dan belum diolah. Bongkahan ini milik Asep Kuswara, yang dia dapatkan langsung dari keluarga Aki Ohen.

"Batu ini saya simpan, saya koleksi," jelas Asep yang kini membuka usaha akik Kencana di Jl Sudirman, Garut saat ditemui akhir pekan lalu.

Asep yang sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia akik Garut ini dahulu memang kerap bolak balik ke Bungbulang daerah tempat Aki Ohen, kini masuk Kecamatan Caringin.

"Silakan tanya di sana siapa Wa Asep. Saya banyak berhubungan dengan para penambang akik di sana," tutur dia.

Asep dahulu juga mendengar soal cerita batu Ijo Ohen. Dia pun menyambangi keluarga Ki Ohen yang hidup sederhana. Hubungan baiknya dengan keluarga itu membuatnya bisa mendapatkan bongkahan.

"Lihat saja batunya, ini beda dengan batu Garut yang lain. Kalau Anda biasa main di batu, pasti tahu apa keistimewaan Ijo Ohen. Coba lihat kulit kapurnya saja halus, ini karena dia selalu terkena air sawah," imbuhnya


Akik Garut Ijo Ohen ini memang ditemukan di persawahan saat Aki Ohen mencangkul pada tahun 70-an. Kini di lokasi persawahan itu sama sekali tak ada tambang atau batu lainnya. Lokasinya pun tetap sama sawah.

"Ijo Ohen itu di Garut saja sudah hanya jadi cerita dari mulut ke mulut. Saya nggak tahu apa keluarga Ki Ohen masih memiliki sisa bongkahannya, tapi mungkin ini yang terakhir. Batu ini banyak dipegang kolektor dan disimpan, batu ini kualitasnya jauh di atas batu lain misalnya Batu Bacan," tutur Asep.

Batu Ijo Ohen itu disimpan Asep di rumahnya. Dia hanya merawatnya, tak pernah terpikirkan untuk membuatnya menjadi batu cincin.

"Wah nggak tahu ya kalau dibuat cincin bisa jadi berapa, mungkin 20 kali ya," jelas Asep dengan tawa berderai.

Sumber :  http://news.detik.com

Selain Ijo Ohen, Ada Akik Pancawarna Edong dan Ijo Garut yang Tak Kalah Ciamik


Akik Ijo Ohen adalah masterpiece batu Garut. Tapi batu ini sudah tak ditambang lagi alias sudah langka. Batu Ijo Ohen pun hanya ditemukan di sawah Aki Ohen, karenanya disebut Ijo Ohen Garut.

Tapi selain Ohen, ada lagi batu yang lain yakni Pancawarna Edong. Batu ini juga legendaris dengan komposisi Pancawarna yang ciamik. Pancawarna juga ada di daerah lain, tapi yang ditambang Aki Edong ada warna hitam, hijau, dan merah cabai.

"Batu ini ada di lahan Aki Edong, makanya dinamakan Pancawarna Edong," jelas praktisi batu Garut, Asep Kuswara yang ditemui akhir pekan lalu.

Asep menuturkan, Pancawarna Edong sudah melanglang buana ke luar negeri. Dunia sudah mengakui keindahan batu yang sudah tembus bila disenter ini.

"Batu ini saja di lokasi tambangnya sudah ditunggui puluhan pembeli. Antre bisa sampai puluhan orang, dan harga perkilogramnya bisa sampai Rp 5 juta," jelas Asep.

Pancawarna Edong ini memang masih terus ditambang di lahan Aki Edong. Si pemilik Ki Edong juga masih sehat dan kadang ikut mengawasi aktivitas penambangan yang dilakukan para pekerjanya.

"Bila sudah jadi dipoles jadi cincin atau liontin, akik pancawarna Edong ini bisa jutaan rupiah. Saking legendanya, semua pancawarna Garut disebut Edong," tuturnya. Pancawarna Edong memiliki warna yang jelas dan terang. Bila melihat saja sudah terpancar keindahannya

Selain Pancawarana Edong, ada juga yang lainnya yakni Ijo Garut. Batu ini berwarna hijau dan kristal. Batu ini disebut penerus dari Ijo Ohen.

"Batu Ijo Garut ini sudah ngalahin Bacan di kontes di Bandung," aku Yudi Nugraha, kolektor akik Garut.

Menurut dia, Ijo Garut ini sayangnya banyak dipalsukan. Tengok saja bila datang ke Garut, banyak pedagang yang menawarkan batu dengan harga murah.

"Ini ijo botol batu super saja harganya paling murah Rp 10 juta. Jadi nggak mungkin kalau hanya ratusan ribu," tutur Yudi.

Mungkin saja ada harga batu ijo botol Garut yang murah, tapi kualitasnya tak sebagus batu super. Pastinya, lanjut Yudi, batu Garut telah menjadi identitas dan kebanggan warga kota yang dulu kerap disebut Kota Dodol ini.

Selain batu Pancawarna Edong dan ijo botol, ada juga batu lainnya yakni pancawarna Darson, Ciangel, dan beberapa lainnya. Batu-batu ini umumnya ditemukan di kawasan Bungbulang, Garut Selatan.

"Batu Garut itu serat kayu itu bedanya dengan batu di tempat lain. Bacan misalnya itu dari mineral. Dan Garut ini tanahnya tua, sehingga jutaan tahun kayu menjadi fosil dan membatu," tutup Asep Kuswara saat ditanya soal batu Garut.


Sumber :  http://news.detik.com

Batu Pancawarna Sumbangan Warga Garut Diolah Jadi Liontin untuk Istri Kepala Negara KAA


Koperasi Lasminingrat Garut yang diwakili Dicky Chandra dan Oni Suwarman alias Oni 'SOS' menyumbangkan batu akik Pancawarna. Batu tersebut nantinya akan dibuat menjadi liontin untuk cinderamata dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60.

Sebelumnya, salah satu suvenir KAA yakni cincin akik dari Batu Raja akan dibuat sepasang yakni untuk perempuan dan laki-laki. Namun setelah mendapat sumbangan batu pancawarna skenario berubah. Untuk perempuan menjadi liontin.

"Jadi untuk laki-laki cincin Batu Raja. Untuk perempuan liontin dari Pancawarna. Kenapa liontin, biar agak besar. Biar kelihatan 5 warnanya," ujar Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Kamis (9/4/2015).

Pria yang akrab disapa Emil itu juga mengucapkan terimakasih kepada warga Garut yang sudah menyumbangkan batu mulia di wilayahnya untuk disumbangkan.

"Ini sangat luar biasa, dapat 60 kilo. Satu kilonya 5 juta. Jadi warga Garut menyumbangkan kurang lebih Rp 300 juta. Saya sebagai panitia lokal, menghaturkan terima kasih atas perhatiannya," ungkapnya.

Lebih lanjut Emil mengatakan, suvenir dari batu akik baik cincin maupun liontin akan diberi keterangan. Sehingga para tamu negara Asia Afrika mengetahui asal muasal cincin dan liontin tersebut.

"Akan bikin brosur kecil mendampingi liontinnya. Jadi ada keterangannya. Saat si ibu mau pakai dibaca dulu, siapa tahu bisa pesan, sehingga terjadilah dampak ekonomi," jelas Emil.

Rencananya batu tersebut akan diproduksi oleh para perajin batu di Garut. Pembuatannya akan melibatkan banyak perajin agar bisa selesai tepat waktu.

"Diharapkan selesai secepatnya. Mohon doa kepada semuanya supaya tidak seperti Sangkuriang. Ini tantangan luar biasa, jarang membuat seperi ini dalam waktu relatif singkat. Semoga senantiasa dibantu oleh Allah," ujar Dicky Chandra di tempat yang sama.


Sumber :  http://news.detik.com

Minggu, 24 Mei 2015

Video Batu Solar Aceh - Solar Aceh Super Berharga Mahal

Cerita JK Soal Cincin Batu Akik Pemberian Ibunya


Batu akik yang menjadi hiasan cincin atau perhiasan lainnya kini menjadi terkenal bahkan menjadi salah satu suvenir untuk kepala negara yang menghadiri peringatan 60 tahun KAA. Cerita soal cincin berbatu akik, ternyata Wakil Presiden Jusuf Kalla juga punya cincin batu akik.

"Oh pernah (punya cincin batu akik) dari ibu saya. Katanya cocok untuk orang tenang-tenang," kata JK di kantornya, Jl Medan Merdeka Utara, Jakpus, Jumat (17/4/2015).

Ia mengatakan saat muda, ia pernah diberi cincin oleh ibunya. Cincin itu dipercaya bisa memberi energi positif membuat orang akan lebih tenang. Dulu, cincin itu sering dipakai namun sekarang sudah tak lagi.

"Biasa saya pakai dulu zaman-zaman masih muda (saya) pakai. Sekarang ndak enak (pakai cincin akik)," lanjutnya.

Ia mengaku hanya 1 cincin berbatu akik itu saja yang dimilikinya. Ia bukanlah pengoleksi batu seperti pejabat kebanyakan.

Sehari-hari memang JK tak pernah mengenakan perhiasan di jari-jarinya. Satu-satunya perhiasan yang digunakannya yakni cincin kawin yang tersemat di jari manis kanannya. Meski begitu, ia merespon positif keputusan Walikota Ridwan Kamil yang memutuskan suvenir KAA tahun ini adalah batu pancawarna Garut dan baturaja.


Sumber :  http://news.detik.com

Berkilau Emas, Batu Badar Emas 1,5 Kg Ini Dijual Rp 250 Juta

Asosiasi Great Stone Nusantara (GSN) menggelar pameran batu akik di Taman Mini Indonesia Indah. Puluhan pedagang dari penjuru Indonesia berdatangan untuk memamerkan batunya, salah satunya batu asal Papua yang dijual seharga Rp 250 juta.

Pemilik batu, Said Marsalin mengatakan batu ratusan juta itu bernama Badar Emas. Batu itu berukuran sebesar kepalan tangan dengan berat Rp 1,5 kg.

"Ini Badar Emas, harganya Rp 250 juta," ucap Said sambil menunjukan batu berwarna hitam itu, Sabtu (18/4/2015) malam.

Mahalnya harga batu tersebut karena mengandung campuran logam emas. Said bahkan menunjukkan kilauan emas yang terlihat bergaris-garis dari batu tersebut. Dia mengambil teropong kecil khusus mengeker batu untuk melihat lebih jelas kilauan emas tersebut.

"Keliatan kan, garis emasnya," ucap Said.

Mantan pegawai Satpol PP itu mengaku selama pameran sudah berhasil menjual cincin batu Badar Emas seharga Rp 26 juta. Dia mengaku berdagang batu bisa meraup keuntungan besar. "Untungnya lumayan," katanya.

Pameran batu itu dilakukan dalam acara Expo Simposium dan Great Stone Nusantara 2015 bertemakan "Batu Mulia Indonesia antara Budaya dan Bisnis dalam Menembus Pasar Global" yang digelar dalam rangka Peringatan 60 Tahun KAA di Museum Indonesia, Taman Mini Indonesia Indah.

Di lokasi pameran ada sekitar 20 stand penjual beragam jenis batu akik mulai dari batu panca warna, giok Aceh, black opal dan batu kalimaya. Harga batu Akik dalam pameran yang berlangsung dari tanggal 15-21 April ini berkisar mulai Rp 30 ribu hingga yang paling mahal Rp 250 juta


Sumber :  http://news.detik.com

Wanita Ini Jual Cincin Hingga Kalung Batu Berharga Jutaan Rupiah di KAA


Perhelatan Konferensi Asia Afrika (KAA) 2015 tidak hanya sekedar pertemuan para kepala negara dengan beragam isu strategis. Ajang ini juga menjadi kesempatan bagi pengusaha lokal untuk mencari peluang bisnis.

Adalah Imelda Pandjaitan, desainer sekaligus pemilik mannaQueen, yang memanfaatkan momentum KAA untuk memasarkan produknya. Imelda menawarkan perhiasan dengan kerajinan tangan khas Indonesia.

"Sebenarnya kita ingin menunjukan budaya Indonesia yang diangkat dalam perhiasan. Selain sebagai perhiasan, juga menceritakan Indonesia," ungkapnya kepada detikFinance di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu (19/4/2015).

Banyak ragam yang ditawarkannya. Di antaranya adalah cincin dengan berbagai jenis batu mulia di atasnya. Seperti sisik naga, aquamarine, raisin, coral, dan masih banyak lagi.

"Kisaran harganya Rp 2,5-4 juta," sebut Imelda sembari memperlihatkan.

Kemudian adalah batu yang sudah dirangkai menjadi kalung, seperti Sutra Makassar dengan harga Rp 9,5 juta, Agate Rp 12,5 juta, dan Barok Rp 12,5 juta.

"Aksesorisnya juga kita sesuaikan dengan kebudayaan Indonesia. Misalnya di sini saya angkat soal kalam dengan ada binatangnya seperti kodok dan ikan. Itu tiga dimensi," paparnya.

Selain itu, Imelda juga menyediakan kalung Baju Bodo yang identik dengan Sulawesi Selatan. Dengan paduan kristal, kalung ini dihargai senilai Rp 7,5 juta.

Lainnya adalah kalung Boras Pati dan Batak dari Sumatera Utara. Dengan harga masing-masing kalung Rp 1,2 juta dan Rp 9,5 juta.

"Kalung Batak Rp 9,5 juta. Ini adalah batu Toba, dari ribuan tahun yang lalu," kata Imelda.






Sumber :  http://finance.detik.com

Kamis, 21 Mei 2015

Video HEBOH, Beginilah Cara Membedakan Batu Akik Asli atau Masakan


Maraknya batu akik membuat para pembeli waswas ketika memilih sebelum membelinya. Nah, bagi para pemula, apa saja yang harus diperhatikan?

Batu akik booming pada awal tahun 2015, hal ini membuat para penjual batu akik meraup keuntungan yang besar. Sementara itu, tidak mengherankan juga jika banyak "batu masakan" mulai masuk ke dalam pasar batu akik. Bagi pemula, mungkin akan menjadi hal yang sangat membingungkan untuk membedakan batu akik asli dengan batu akik masakan. Akan tetapi, dengan sedikit pengetahuan dan kesabaran, Anda pasti bisa membedakannya.

Untuk melihat keaslian dan kualitas batu akik, biasanya para pembeli akan membawa senter. Ini adalah hal yang paling dasar untuk melihat keaslian dan kualitas batu akik. Batu akik asli ketika disenter akan terlihat adaya serat-serat. Serat-serat ini jugalah yang menentukan harga dan kualitas batu akik. Batu akik masakan tidak akan memiliki serat, dan akan terlihat jernih sekali ketika disenter. Hal ini tentunya hanya bisa dilakukan pada batu-batu yang jernih dan tembus pandang seperti bacan dan pandan. Batu alami pasti memiliki serat-serat natural dan unik, berbeda dengan buatan manusia.

Pokoknya untuk pemula lihat saja di bawah cahaya apa ada serat atau tidak. Jika teralu bersih, biasanya sudah pasti batu masakan, atau coba tempel ke kulit atau pipi. Jika dingin, maka batu akik asli. Saya sarankan bawa teman yang mengerti batu akik jadi bisa menjelaskan.
Anda juga bisa mencoba meneteskan air ke atas batu, apabila tetesan tersebut menetap, maka batu akik tersebut sudah pasti asli. Hal pembeda lainnya adalah berat. Batu akik asli dan kaca bisa terasa berbeda beratnya. Akan tetapi, jika Anda baru mulai tertarik dengan batu akik, maka hal ini akan sulit dirasakan. Pembeli batu akik senior biasanya sudah langsung tahu hanya dengan melihat dan memegangnya.
Memilih batu akik harus bersabar. Jika tidak, Anda akan cepat tertipu. Pertama-tama, harus mengerti tentang batu yang diinginkan, contohnya bacan. Sebelum beli, cari tahu dulu saja tentang batu bacan, tentang warna, harga, dan kualitas. Jangan langsung datang, lihat batu bacan, lalu nanti ditipu. Paling gampang, buka internet dan cari tahu tentang batu akik.

Batu Mulia, Andalan Ekspor di Sri Lanka, Pelipur Lara di Indonesia

Pengunjung memilih batu akik yang saat ini sedang booming di Jakarta Gems Center, Rawa Bening, Jatinegara, Jakarta, Kamis (15/1/2015). Lebih dari 1.000 pedagang batu akik menawarkan dagangannya di tempat tersebut dengan harga mulai dari puluhan ribu rupiah hingga ratusan juta rupiah. Batu bacan yang berasal dari Ternate, Maluku Utara, saat ini banyak dicari para pencinta batu akik.

MELIHAT-lihat butik batu mulia di Kolombo, Sri Lanka, akhir Maret lalu, Kompas jadi teringat dengan demam batu akik yang tengah melanda Indonesia. Namun, ada perbedaan antara dunia batu mulia di Sri Lanka dan di Tanah Air.

Di Sri Lanka, orang mendapatkan batu mulia semata-mata untuk investasi. Di Indonesia, orang mengumpulkan batu permata bukan hanya untuk investasi, tetapi juga sebagai pelipur lara—terutama bagi kalangan masyarakat bawah. Batu mulia dalam bentuk batu akik menjadi sarana membangun komunikasi dan berpotensi merevitalisasi tradisi dan potensi masa lalu.

Di Kolombo, batu mulia umumnya dijual di butik-butik, galeri, dan toko-toko mewah dengan pengamanan ketat. Tempat-tempat itu umumnya ditandai dengan gardu jaga dan personel pengaman serta pintu lipat berjeruji, seperti terlihat pada Jumat (20/3/2015) siang. Iklan batu mulia di beberapa media cetak lokal berbahasa Inggris tampil mewah.

”Harganya 4.000 dollar AS,” kata seorang penjual batu ruby di salah satu butik sambil menunjukkan sebutir ruby seberat 25 karat.

Bagi Sri Lanka, batu mulia memang menjadi salah satu penangguk devisa. Doktor Geologi DH Ariyaratna, dalam bukunya, Gems of Sri Lanka (Sri Lanka National Gem and Jewelery Authority, September 2013) menulis, 5 persen dari total ekspor Sri Lanka berasal dari ekspor mineral. Dari total ekspor mineral itu, 60 persen di antaranya berasal dari ekspor batu permata.

Masih menurut buku tersebut, sudah sejak abad pertama Sri Lanka dikenal sebagai negeri bertabur batu permata sampai Marcopolo datang pada 1293 dan menamai negeri tersebut sebagai Zeilan atau sila dalam bahasa Pali, Sanskerta, yang artinya batu (permata). Nama yang diberikan Marcopolo itu kemudian berubah menjadi Ceylon.

Marcopolo menulis, hanya di pulau ini ditemukan batu permata ruby terbaik dan tertinggi nilainya di dunia. Selain ruby, ada pula safir, topaz, ametis, dan garnet dengan kualitas terbaik pula. Ibnu Batuta, penjelajah asal Maroko yang datang ke Sri Lanka pada awal abad ke-14, pun menulis, batu permata bertebaran hampir di seluruh sudut Serandib, nama lain Sri Lanka.

Ariyaratna menambahkan, ada 20 lokasi dengan banyak batu permata bertaburan di Sri Lanka. Lokasi-lokasi itu, antara lain, Ratnapura, Hatton, Pelmadulla, Polonaruwa, Okkampitiva, Matale, Kuruwita, Badulla, dan Monaragala.

Di Ratnapura pernah ditemukan batu safir biru seberat 850 karat dan safir 2.501 karat di suatu tempat, 18 kilometer di luar Ratnapura. Di Hatton pernah didapatkan batu aquamarine seberat 7,5 kilogram. Sementara di Pemadulla pernah didapatkan batu safir biru gelap seberat 250 karat. Di Kuruwita, pernah didapatkan safir kuning seberat 850 karat.

Sampai awal tahun 1970-an, hanya ada dua jenis batu permata andalan ekspor Sri Lanka, yakni ruby dan termasuk safir bintang berwarna hitam. Namun setelah itu, bermunculan berbagai batu permata dengan tingkat kekerasan yang sama dengan ruby dan safir, yakni 9 pada skala Mohs.

Menjalin komunikasi

Di Indonesia, terutama Jakarta, orang mengumpulkan batu mulia bukan semata demi investasi meski dewasa ini harganya juga makin melejit. ”Kami memanfaatkan wabah batu akik untuk menjalin komunikasi dengan warga,” kata anggota Binmas Kepolisian Sektor Metro Palmerah, Jakbar, Ajun Inspektur Satu Tugianto, Kamis (9/4/2015). Ia menjelaskan, wabah batu akik yang terjadi setahun belakangan membuat beban kerja Binmas berkurang.

”Kami bisa dengan mudah berkumpul dengan para pengojek di pangkalan, warga di pos hansip, atau komunitas batu akik di salah satu rumah anggota komunitas,” ucapnya. Di sela percakapan tentang batu akik inilah, Tugianto mengumpulkan informasi, mengimbau, memonitor, memediasi, dan merangkul warga.

Hal yang sama juga ia lakukan kala tren sepeda menjadi wabah. ”Tetapi, saat itu rentang rangkulan kami lebih terbatas. Sebab, pemilik sepeda kebanyakan dari kelas menengah saja. Kalau pemilik batu akik, kan, sekarang dari kelas atas sampai kelas bawah,” tuturnya.

Sulaiman (41), tukang ojek, mengatakan, setelah ia mendapat pekerjaan sambilan membuka lapak batu akik, pendapatannya bertambah sampai tiga kali lipat. Edy (46), salah satu warga Kemanggisan, Jakarta Barat, mengatakan, setelah ia mengenal dunia batu akik sejak enam bulan lalu, ia bisa mengakhiri kebiasaan buruknya berjudi.

Istrinya pun senang. Sebab, setelah ia menjadi pedagang khusus batu bacan, Edy yang memiliki 10 unit kos tak lagi memboroskan uang hasil kontrakan untuk berjudi. Ia justru mendapat penghasilan tambahan.

Baik Sulaiman maupun Edy mengatakan, relasi pertemanannya pun meluas tanpa kenal kelas lagi. ”Ya, kalau udah ngomongin batu akik di lapak saya, enggak ada lagi tuh orang kaya, orang miskin, orang penting, orang pinggiran. Habis semuanya pada pakai celana pendek sama kaus doang,” kata Sulaiman sambil tertawa.

Guru Besar Sosiologi UI Prof Mustofa berpendapat, nilai akik di Indonesia tak sebatas nilai kebendaan saja, ”Tetapi juga tentang mitos dan tradisi, sugesti, dan gaya hidup yang oleh Weber (Maximilian Weber, sosiolog dan ekonom asal Jerman) disebut sebagai rasionalitas tradisional.”

Istimewanya, dunia batu akik di Indonesia itu memberikan ruang bermain lebih luas bagi kelas bawah. ”Bagi mereka, dunia batu akik bisa menjadi pelipur lara dan mainan mengasyikkan. Gengsi mereka pun dalam pergaulan antarkelas terangkat,” ucap Mustofa.

Sekretaris Jenderal Komunitas Batu Mulia Sujatmiko mengatakan, dampak sosial wabah batu akik di Indonesia positif.

Di tempat terpisah, psikolog sosial Prof Dr Sarlito Wirawan mengingatkan, momentum wabah akik ini bisa segera dimanfaatkan memperluas sektor ekonomi kreatif dan pariwisata. ”Jangan sampai tren batu akik cuma mengulang tren ikan louhan dan tanaman hias gelombang cinta saja,” ujarnya. (WINDORO ADI)


Sumber : http://travel.kompas.com

Pameran Batu Akik Akan Meriahkan "Festival Mentaram"

kompas.com/Callista.o.Lembing

Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, akan menggelar pameran batu akik sebagai rangkaian acara "Festival Mentaram" pada 6-8 Agustus 2015.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram H Abdul Latif Nadjib di Mataram, Senin, mengatakan batu akik merupakan salah satu warisan para lelulur yang juga harus dilestarikan, sama halnya dengan kesenian dan kebudayaan.

"Karena itu, 'Festival Mentaram' sangat tepat jika kita gabung dengan pameran batu akik yang saat ini sedang naik daun," katanya.

Latif mengakui, pihaknya terinspirasi menggelar pameran batu akik dalam rangkaian kegiatan "Festival Mentaram" setelah digelarnya Pameran Keris Nasional dan Pagelaran Seni Budaya 2015 yang dilaksanakan oleh Paguyuban Selaparang Mandalika Keris.

Selain menampilkan keris-keris dari berbagai daerah, juga menampilkan batu akik dari berbagai daerah di Indonesia, yang berhasil menyedot banyak pengunjung pada kegiatan tersebut.

Batu akik saat ini memang sangat ramai diperbincangkan pada semua tingkatan, bahkan batu akik sudah menjadi salah satu alat komunikasi berbagai kalangan.

"Untuk itu, kita memberikan dukungan terhadap kegiatan pameran seni ini, karena mampu memberikan dampak peningkatan kreatvitas dan ekonomi masyarakat," katanya

Namun demikian, lanjut Latif, pameran batu akik dalam "Festival Mentaram" direncanakan juga akan digabung dengan pameran hasil kerajian emas, perak dan mutiara warga di Kota Mataram.

"Emas, perak dan mutiara ini merupakan salah satu produk unggulan Kota Mataram yang juga harus dipromosikan agar 'booming' batu akik bisa menular ke mutiara sebagai hasil produk lokal," ujarnya.

Dikatakannya, "Festival Mentaram" merupakan ajang promosi potensi daerah yang sangat efektif, karena akan menghadirkan sekitar 1.500 peserta terdiri atas 500 orang peserta dari perwakilan provinsi se-Indonesia dan peserta luar negeri, serta 1.000 orang merupakan peserta dari NTB.

"'Festival Mentaram" ini akan melibatkan beberapa negara internasional yang akan menampilkan berbagai kearifan seni yang tumbuh dan berkembang secara tradisional pada masing-masing negara. Misalnya, seni bela diri 'capoeira' dari Brasil dan seni lainnya," katanya.


Sumber :  http://travel.kompas.com

Menteri Siti Nurbaya Ternyata Hobi Koleksi Batu Akik sejak Mahasiswa

KOMPAS.com/FABIAN JANUARIUS KUWADO 
Ketua DPP Partai Nasdem Siti Nurbaya Bakar ke Istana Merdeka, Rabu (22/10/2014) siang, untuk bertemu Presiden Joko Widodo.

Demam batu akik ternyata tak hanya melanda kaum Adam. Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mengaku gemar mengoleksi batu-batu yang sedang menjadi tren itu.

Siti mengaku telah mengoleksi batu-batu yang kini harganya selangit itu sejak duduk di bangku kuliah.

"Saya mah dari mahasiswa sudah pakai. Saya emang suka sejak mahasiswa. Saya demen nyarinya, nyari di lapangan," kata Siti kepada wartawan, di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (19/3/2015).

Lantas, ketika ditanyakan jumlah koleksinya, Siti dengan malu-malu mengatakan hanya memiliki puluhan cincin batu akik. "Saya sih paling berapa puluh, 30-40 cincin begini. Ha-ha-ha," kata dia sambil menunjukkan cincin bermata hijau.

Melihat fenomena batu akik belakangan yang booming lagi, Siti berpesan, yang pasti penggalian batu-batuan tidak boleh merusak lingkungan. Pengusaha batu yang ingin melakukan penggalian haruslah mengantongi izin pertambangan umum.

Perihal kegiatan penggalian, Siti mengaku sejauh ini belum ada pelanggaran. "Namun, saya minta semua UPT menerapkan hukum itu dengan melihat konteks, jangan asal hajar," tutup Siti.


Sumber :  http://bisniskeuangan.kompas.com

Sabtu, 16 Mei 2015

Video CARA Merasakan ENERGI Cincin BATU MULIA - How to Feel Gemstone's Energy [HD]



Banyak orang yang memiliki hobi memiliki batu mulia. Batu mulia yang dimiliki bias dinilai dari nilai estetiknya, nilai seninya, nilai budayanya, bahkan dari nilai rupiahnya, Batu mulia merupakan kumulan dari senyawa yang ada dalam perut bumi seperti mineral, ferum, H2o, dan lain-lain. Semua senyawa itu masing-masing memiliki energy yang kemudian berbenturan dengan energi senyawa lain yang akhirnya membentuk energy campuran.

Berikut cara mendeteksi atau merasakan energi pada cincin batu mulia.

kalimaya, topaz, ruby, mata kucing, saphir, kecubung, es, badar, besi, lumut, yahman, merah, delima, siem, keris, pusaka, khodam, berlian, biduri, bulan laut, zamrud, emerald, diamond, bacan, akik, panca warna, hakikat, mustika, termahal.

Baru Pakai Batu Akik, Ridwan Kamil Tak Tahu Jenisnya

Cincin batu akik milik Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil.

Ada yang berbeda di jari tangan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, baru-baru ini. Jika sehari-hari, pria yang akrab disapa Emil itu hanya mengenakan cincin nikah di jari manis tangan sebelah kiri, kini di jari manis tangan sebelah kanan juga ada cincin baru dengan hiasan batu akik.

"Pak wakil (Wali Kota) dan saya sekarang resmi pakai batu akik," kata Emil di Balai Kota Bandung, Kamis (5/3/2015).

Entah sejak kapan Emil ikut demam batu akik. Namun, dia mengaku tidak mengetahui jenis batu akik berwarna hitam yang dikenakannya.

"Saya senang batunya kecil. Tapi saya enggak tahu jenisnya apa," akunya.

Sebenarnya, Emil tidak peduli jenis batu akik yang dikenakannya. Dia hanya senang dengan model cincin ikat emban batu akik itu.

"Dikasih sama orang terdekat. Saya suka cincinnya. Unik, ada ukiran-ukirannya," tuturnya.



Sumber :  http://regional.kompas.com

Gubernur Sumsel Wajibkan PNS Pakai Batu Akik Baturaja

Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin.

Gubernur Sumsel, Alex Noerdin, menekankan kepada seluruh stafnya di semua satuan kerja perangkat daerah (SKPD) agar dapat mengikuti peraturan gubernur yang akan dikeluarkan. Dalam pergub itu, para PNS akan diwajibkan menggunakan batu akik.

"Pergub mulai berlaku hari ini, jadi semua PNS wajib menggunakan batu akik baik itu berupa cincin maupun liontin," ujar Alex usai menghadiri acara rapat paripurna DPRD Sumsel, Senin (6/4/2015).

Dia mengatakan Pergub ini harus dapat diikuti oleh semua pihak yang terkait agar pelaksanaannya berjalan lancar, terutama menggunakan batu akik asal Sumsel yakni Baturaja.

Hal ini dilakukan untuk mendukung peningkatan potensi lokal berupa batu akik khas Sumsel. Apalagi, banyak batu akik asal Sumsel yang tak kalah dengan daerah lain seperti batu dari Baturaja, Lubuklinggau, Muratara dan masih banyak lagi.



Sumber :  http://regional.kompas.com

Demam Batu, Anggota Satlantas Wajib Pakai Cincin Akik

KOMPAS TV/ MANSUR 
Kepala Satuan Lalulintas Polres Poso AKP Alfian Komaling yang juga adalah pencinta batu akik, Senin (16/3/2015)

Demam batu akik kini semakin melanda masyarakat Indonesia tanpa pandang bulu, mulai warga biasa hingga kalangan elite dan kaum berpunya. Perburuan batu akik pun lantas menjadi fenomena baru dalam beberapa bulan terakhir. Mulai dari perkotaan hingga ke pelosok desa.

Menariknya, di Poso, Sulawesi Tengah, demam batu akik pun tertuang  menjadi suatu kewajiban bagi para anggota Kepolisian Satuan Lalulintas Polres Poso. Pemakaian batu akik lokal di kalangan polisi digunakan untuk sarana promosi soal kualitas batu akik asal Poso, yang konon jauh lebih bagus dari batu macam Bacan Ternate dan Lumut Aeh.

Kepala Satuan Lalulintas Polres Poso AKP Alfian Komaling yang juga adalah pencinta batu akik, Senin (16/3/2015) mengakui, pemakaian cincin akik bagi setiap anggota Satlantas adalah wajib.

Menurut Alfian, batu akik jenis giok hijau dari Tentena, Kecamatan Pamona akan menjadi ciri khas bagi setiap anggota Satlantas baik saat bertugas, ataupun di luar jam dinas.

Alfian menambahkan, demi menertibkan seluruh anggota agar tetap memakai cincin dari batu akik tersebut, akan dilakukan pemeriksaan rutin setiap pelaksanaan apel pagi atau sore.

Kebijakan ini merupakan inisiatif Alfian untuk membiasakan anggota mencintai hasil sumber daya alam lokal. ‘’Setiap hari, mulai Senin 16 Maret 2015, seluruh anggota Satlantas Polres Poso wajib memakai cincin dari batu akik," kata dia sambil menunjukkan dua koleksi akik di jarinya.



Sumber : http://regional.kompas.com

Kamis, 14 Mei 2015

Video 2 Cara Cepat Bedakan Batu Blue Safir Asli dan Palsu

Ikut Lelang Cincin Akik Tommy, Lulung Sebut Nama Ahok

Kompas.com/Alsadad Rudi 
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham

Sebelum ditetapkan sebagai pemenang lelang cincin batu akik yang digelar Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana alias Lulung sempat mengeluarkan celetukan dengan menyebut nama Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Hal itu diucapkannya saat pembawa acara menanyakan apakah ia masih ingin melakukan penawaran harga, dalam acara Gala Dinner para penggemar Batu Akik, di Balai Panjang Museum Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu (18/4/2015).

"Kalau mahal-mahal ntar Ahok teriak-teriak lagi," ujar dia seraya tersenyum.

Sebelumnya diberitakan, Lulung memenangkan lelang cincin batu akik yang digelar Tommy. Dalam acara yang diadakan oleh asosiasi Great Stone Nusantara (GSN) itu, Lulung membeli batu akik Tommy seharga Rp 150 juta.

Batu akik yang dibeli oleh Lulung adalah jenis Red Baron. Menurut pembawa acara, uang hasil lelang akan disumbangkan untuk kegiatan sosial, salah satunya untuk anak-anak yatim piatu.



Sumber : http://megapolitan.kompas.com

Batu Akik Khas Bukit Menoreh Akan Dipamerkan di Borobudur

Kompas.com/Ika Fitriana 
Beberapa Batu Akik asli Perbukitan Menoreh dan Kali Sileng, Borobudur, Kabupaten Magelang

Perbukitan Menoreh menyimpan bebatuan alam yang disebut sangat bagus sebagai bahan akik. Batu-batu di perbukitan yang membelah Kabupaten Magelang dan Kulonprogo, DIY, itu diklaim memiliki kualitas dan ciri khas yang berbeda dengan batu dari daerah lainnya.

Menurut Budi Ismoyo (51), perajin batu akik Menoreh, batu yang berada di lereng Menoreh kebanyakan berasal dari fosil kayu yang mengendap sejak jutaan tahun lalu. Batu dari fosil kayu memiliki karakter berbeda-beda, antara lain memiliki tekstur padat dan keras serta memiliki motif dan warna alami, yakni cokelat, hitam dan putih.

"Batu yang berasal dari fosil misalnya jenis Bio Solar, Lavender dan lainnya," ungkap Budi di rumahnya di Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Kamis (16/4/2015).

Selain mengambil dari perbukitan Menoreh, lanjut Budi, dirinya juga biasa berburu batu-batu mulia di sepanjang aliran Sungai Sileng yang terletak sekitar tiga kilometer dari Candi Borobudur.

Di sungai ini, terdapat beberapa jenis batu akik yang unik dan digemari. Sebut saja Lavender, Klawing dan Untu Bledeg.

"Keistimewaan batu dari Sileng ini antara lain motifnya tampak atau tembus cahaya, beberapa jenis batu bahkan memiliki daya magnet (badar besi). Lalu akik Untu Bledeg (Gigi Petir) berasal dari batu yang berukuran kecil tidak ada yang besar," ucap Budi.

Menurut PNS di UPT Pendidikan di Kecamatan Borobudur itu, batu terbaik dihasilkan dari batu di sungai Sileng yang diselimuti karang. Karena tekstur batu lebih keras dan mengkristal seperti batu jenis sarang tawon.

"Batu Sarang Tawon lebih cocok untuk liontin, motifnya lebih keluar," kata dia.

Budi mengumpulkan batu Menoreh sekitar tiga tahun lalu, meski dia sendiri sudah menggemari akik sudah sejak duduk di bangku sekolah dasar pada tahun 1970-an. Dalam enam bulan terakhir, batu produksi Budi mulai dipasarkan ke masyarakat dengan harga bervariasi berkisar Rp 50.000-Rp 1,5 juta per buah.

"Pembeli batu akik tidak hanya dari warga Magelang namun ada juga dari luar daerah," ucap Budi.

Budi kini memiliki usaha kerajinan batu akik Menoreh di rumahnya. Sehari-hari, dia dibantu oleh tiga pekerja dalam mengolah batu alam menjadi batu cincin akik yang siap dijual.

Dalam waktu dekat, para perajin akan menggelar pameran untuk mengenalkan batu akik asli Menoreh Kabupaten Magelang kepada masyarakat. Pameran batu akik akan digelar di Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur.



Sumber :  http://regional.kompas.com

Demam Batu, Kinyang dan Satam Primadona Belitung

KOMPAS.com/Ni Luh Made Pertiwi F. 
Pedagang batu akik di Belitung menunjukan aneka cincin dengan batu kinyang asli Belitung.

Di Pulau Belitung, demam batu akik pun melanda pulau wisata yang berada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini. Umumnya batu yang ditawarkan adalah batu kinyang asli Belitung.

Batu kinyang lazimnya ditemukan di Pulau Bangka. Namun ada pula di Pulau Belitung. Sebelum demam batu akik hadir di kalangan masyarakat Indonesia, Belitung sudah terkenal dengan batu satam. Batu unik yang ditemukan di Pulau Belitung ini dipercaya sebagai batu meteorit yang jatuh ke bumi.

Tetapi kini, batu satam ibarat memiliki pesaing ketat yaitu batu akik. Etalase pedagang-pedagang batu satam sekarang juga berisi batu-batu akik seperti bacan, giok, dan kinyang.

Bahkan, pedagang batu akik semakin banyak bermunculan di Belitung. Salah satunya Imam, bersama adiknya Firman, berjualan batu akik. Mereka baru saja berjualan dua bulan lalu.

"Selama ini jualannya kaus. Sekarang tambah batu akik. Kami berjualan di Jalan Veteran," ungkapnya kepada KompasTravel saat ditemui di sela-sela sebuah festival bertemakan batu akik, di Tanjung Pandan, Belitung, Sabtu (14/3/2015).

Ia mengaku ada sekitar 30 penjual batu akik di Belitung. Hanya saja berbeda seperti di Jakarta yang memiliki sentra batu akik di Pasar Rawa Bening Jatinegara, penjual-penjual batu akik di Belitung tersebar.

"Kami belum ada satu tempat khusus yang menyatukan kami sebagai pedagang batu. Masih tersebar," katanya.

Batu yang dicari di Belitung biasanya batu kinyang. Batu ini tampil cantik dengan warna-warni yang indah.

"Setiap daerah punya warna tersendiri. Tidak akan sama. Seperti yang ini warnanya hijau, belum tentu hijaunya akan sama dengan di daerah lain," jelas Firman sambil menunjukan batu kinyang koleksinya.

Selain warna hijau, tampak pula warna ungu, cokelat, hingga kuning. Jenis-jenisnya seperti kinyang air yang berwarna keputihan, kinyang bensin yang berwarna kekuningan, kinyang the dan kopi yang berwarna kecokelatan.

Menurut Firman, batu kinyang koleksinya berasal dari Belitung. Batu-batu tersebut cerah dan jernih. Ia menjual batu kinyang yang masih utuh namun sudah diasah maupun batu kinyang sudah terikat (dalam bentuk cincin).

"Harganya kalau yang belum terikat, mulai dari Rp 300.000," katanya.

Sementara untuk cincin dengan batu kinyang harganya bisa mencapai satu sampai tiga juta rupiah. Harga batu kinyang akan semakin mahal tergantung keunikan warna, kerapian batu, dan motif batu. Semakin mahal pula bila pengikatnya memiliki ukiran yang cantik.

"Ini ada beberapa yang ikut dilombakan. Kalau sudah ikut lomba, jadi lebih mahal lagi," kata Firman.

Kontes batu kinyang memang tengah digelar sampai 18 Maret 2015. Seperti dikutip dari Tribunnews.com, Belitong Ice Crystal (Kinyang) Festival digelar di pelataran parkir Grand Hatika Hotel, Tanjung Pandan, Belitung. Batu kinyang yang mengikuti kontes ini haruslah batu yang asli dari Belitung.

KOMPAS.com/Ni Luh Made Pertiwi F. 
Batu satam khas Belitung, diproduksi menjadi aneka cincin.


Sumber :  http://travel.kompas.com

Selasa, 12 Mei 2015

Lulung: Lihat Batu Akik, Segala Persoalan Hilang

Kompas.com/Alsadad Rudi 
Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana alias Lulung (batik hijau) memperlihatkan cincin batu akik yang ia beli dari Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto seharga Rp 150 Juta, saat acara Gala Dinner dengan para penggemar Batu Akik, di Balai Panjang Museum Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu (18/4/2015). Hasil penjualan tersebut nantinya akan disumbangkan ke yayasan yang mengurus para anak yatim piatu.

Usai resmi memenangkan lelang cincin batu akik milik Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana atau lebih akrab dipanggil Haji Lulung itu menyatakan ia merupakan penggemar berat batu akik.

Hal itulah yang membuat ia bersedia datang dalam acara gala dinner para penggemar batu akik, di Balai Panjang Museum Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu (18/4/2015).
"Saya terpanggil dengan masalah batu. Kalau lihat batu (akik), persoalan hilang," ujar tokoh masyarakat asal kawasan Tanah Abang itu.

Tidak hanya itu, Lulung juga mengatakan bahwa proses lelang tersebut bukan rekayasa. Sebab, ia mengaku tidak tahu akan dilakukan lelang dalam acara yang diadakan Asosiasi Great Stone Nusantara (GSN).

"Saya apresiasi dengan undangan Mas Tommy. Karena itu saya datang. Enggak ngerti kalau ada lelang. Jadi ini bukan skenario," ujar dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, Lulung membeli batu akik milik Tommy dengan harga Rp 150 Juta. Batu akik yang dibeli Lulung itu adalah jenis Red Baron. Menurut pembawa acara, uang hasil lelang akan disumbangkan untuk kegiatan sosial, salah satunya untuk anak-anak yatim piatu.

"Semoga hasilnya nanti akan diberikan kepada yang berhak menerima," ujar politisi asal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.



Sumber : http://megapolitan.kompas.com

Batu Akik Motif Macan Asal Banyuwangi Ditawar Rp 30 Juta

KOMPAS.com/ IRA RACHMAWATI 
Batu asal Banyuwangi motif macan

Salah satu batu akik bermotif Leopard asal Kabupaten Banyuwangi ditawar puluhan juta rupiah. Hal tersebut diungkapkan oleh M Chotib (46), salah satu kolektor batu akik, saat ditemui Kompas.com, Rabu (4/3/2015).

"Ada yang ditawar sampai 30 juta. Semua batu ini saya temukan sendiri di wilayah Banyuwangi selatan. Selanjutnya, saya asah sendiri," kata Chotib yang mengaku mengoleksi batu akik sejak lajang.

Untuk mendapatkan batu dengan motif yang unik, dia keluar masuk hutan serta perbukitan dan juga menyusuri pinggiran pantai. Ia mengaku banyak menemukan batu-batu yang bermotif unik di Banyuwangi.

"Potensi batu akik di Banyuwangi cukup tinggi. Bukan hanya seperti motif Leopard atau macan seperti ini. Ada juga jenis Pyrite yang katanya hanya ada di dataran Afrika. Saya menemukannya di Banyuwangi," katanya dengan menunjukkan bongkahan-bongkahan batu miliknya.

Tidak semua batu yang ia temukan dibawa pulang. Biasanya, ia akan membawa sampel untuk diasah.

"Saya juga masih memikirkan kalau dibawa semuanya lalu orang lain juga mengambil secara besar-besaran, kasihan lingkungannya," katanya.

Ia juga sering mengirimkan beberapa jenis batu untuk dikirim ke luar pulau.

"Terakhir saya kirim batu jenis Chalcedony ke Kalimantan seberat 6 kilo," ungkapnya.

Sementara itu, Akbar Tanjung (28), Wakil Ketua Gamstone Banyuwangi, menjelaskan, Banyuwangi mempunyai semua jenis batu yang disukai oleh pasaran. Bahkan, menurut dia, yang membuat batu asal Banyuwangi lebih menarik ialah karena warna kontrasnya sangat terlihat.

"Ini contohnya, antara warna hijau dan coklatnya sangat kontras sehingga menimbulkan motif yang sangat bagus," kata Akbar sambil menunjukkan bongkahan-bongkahan batu di hadapannya.

Ia menjelaskan, saat diasah, akan ditemukan motif-motif unik dalam batu tersebut.

"Kalau punya saya ini, tulisan Allah dalam bahasa Arab dan ditawar 20 juta. Ada juga yang bergambar seperti perempuan berdoa," katanya sambil menunjukkan satu per satu koleksi milik komunitasnya.

Ia mengaku sebagai penggemar batu akik. Komunitas mempunyai fungsi untuk mengontrol harga batu serta sharing jenis jenis batu yang baru.

"Paling tidak, kami juga membantu mengenalkan Banyuwangi dengan potensi batunya," katanya.



Sumber :  http://regional.kompas.com

Akik Motif Naga Terbang Menyemburkan Api Ditawarkan Rp 1 Miliar

 
KOMPAS.com/Hendrik Yanto Halawa 
Seorang warga di Desa Fodo, Kecamatan Gunungsitoli Selatan, Kota Gunungsitoli, menawarkan batu akik bermotifkan naga yang sedang menyemburkan api dengan harga hingga Rp 1 miliar.

Seorang warga di Desa Fodo, Kecamatan Gunungsitoli Selatan, Kota Gunungsitoli, menawarkan batu akik bermotifkan naga yang sedang menyemburkan api dengan harga hingga Rp 1 miliar.

Desmon Zebua, pemilik batu tersebut, menjelaskan bahwa batu cincin bermotif naga itu didapat dari para pengumpul batu di Sungai Mida, Kecamatan Alasa, Kabupaten Nias Utara, saat dirinya sedang menelusuri sungai tersebut bersama rekannya.

Saat keluar dari sungai, Desmon mengaku mendapati sebongkah batu kecil berwarna acak bersama rekan-rekannya. Awalnya, Desmon mengaku tidak melihat ada motif naga pada batu tersebut.

Namun, setelah batu tersebut beberapa kali dipotong dan digosok, perlahan-lahan terlihat motif naga terbang sedang menyemburkan api penuh warna.

"Awalnya corak dalam batu itu hanya panca-warna. Hasil penghalusan, mulai muncul naga terbang sedang menyemburkan api. Mungkin ini batu fenomenal, terdapat warna merah, hitam, coklat, putih, perak, dan emas," ungkap Desmon, Kamis (12/3/2015).

Beberapa rekan yang melihat batu akik tersebut mulai melirik dan mencoba menanyakan harganya sambil bergurau. Sejumlah orang mulai menawar cincin itu.

"Mulai banyak yang melirik dan sudah menawar batu cincin bermotif naga terbang menyemburkan api ini senilai Rp 300 juta, tetapi belum saya lepas," kata Desmon di kediamannya.

Menurut Desmon, batu akik ini akan dilepasnya dengan harga Rp 1 miliar. Namun, dia membuka kemungkinan untuk negosiasi harga.

"Kan kita semua saudara, masa dimahal-mahalkan sih," ujarnya.

Sebelumnya, di Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara, sudah muncul batu akik lawas sigori lafau. Batu tersebut dibanderol Rp 15 miliar oleh pemiliknya.



Sumber : http://regional.kompas.com

Senin, 04 Mei 2015

Video Selebritis Pecinta Batu Cincin

Akik Sisik Naga Berlafaz Allah Milik Danramil Ditawar Rp 150 Juta

KOMPAS. Com / Suddin Syamsuddin 
Danramil Malusetasi 1405-03 Malusetasi, Kecamatan Bacukiki, kapten Bahtiar, saat menunjukkan Batu Akik jenis Sisik Naga, Lafadz Allah


Demam batu akik, terutama batu akik bermotif, membius para pencinta akik di Kota Parepare, Sulawesi Selatan. Bahkan, pejabat pun terbius dengan pesona batu akik itu.

Nah, di Kota Parepare, Sulawesi Selatan, Kapten Bahtiar, Komandan Komando Rayon Militer (Danramil) Koramil Malusetasi 1405-03, memiliki batu cincin bermotif lafaz Allah berjenis "sisik naga" (septarian noudels) yang ia temukan di hulu sungai di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.

"Bongkahan batunya hanya batu sisik naga biasa, tetapi saat dipoles oleh seorang perajin di Makassar, ditemukan tulisan Al Quran, mirip lafaz Allah. Wah alangkah girangnya saya," kata Bahtiar, saat menunjukkan batu cincin itu di Kantor Koramil Malusetai 1405-03, Jumat (20/3/2015).

Batu akik milik Bahtiar pun sudah ditawar oleh sejumlah kolektor. "Sejumlah kolektor batu akik dari Parepare atau Makassar sudah menawari dengan harga Rp 50 juta hingga Rp 100 juta. Namun, saya hanya akan melepas batu cincin saya ini seharga Rp 150 juta, soalnya langka dan unik," ujar Bahtiar.

Menurut Bahtiar, batu sisik naga bermotif pemandangan, kura-kura, dan bahkan bergambar manusia sudah banyak, tetapi yang berlafazkan Allah sangat jarang. "Saya sudah keliling di pusat batu akik Kota Parepare, belum ada yang memiliki batu sisik naga berlafazkan Allah," kata Bahtiar.

Batu ini pada sisi kanannya terlihat lafaz Allah. Di bagian atas dan sisik kiri, terdapat urat merah dan hitam, seperti sisik naga jenis lainnya. "Jadi, jika dikenakan, batu cincin yang saya ikat pakai perak ini harus dikenakan di jari manis sebelah kanan, lebih berwibawa begitu," canda Bahtiar.




Sumber : http://regional.kompas.com

Batu Akik Motif Gambar Ramai Diburu Warga Semarang


Euforia batu akik juga melanda warga Kota Semarang, Jawa Tengah. Batu akik bermotif gambar alam menjadi incaran utama warga Kota Lumpia ini.

Warga Semarang pun memburu batu akik itu di Festival Batu Akik yang digelar di Pusat Perbelanjaan hingga 1 Maret 2015.

Sekretaris Panitia Komunitas Semarang Gems Lover yang juga panitia festival, Markaban (61), batu akik yang bergambar alam diburu pembeli Semarang. Mereka membeli itu karena motifnya yang baik serta harga yang relatif terjangkau.

“Yang laris di Kota Semarang itu ada batu gambar, kecubung, pirus. Ada juga batu akik dari Garut dan Batu Klawing dari Purbalingga itu juga laris,” kata pria yang kerap dipanggil pak Kaban itu, Rabu (25/2/2015).

Kecenderungan memilih batu akik itu lantaran batu akik bergambar mempunyai keunikan tersendiri. Batu akik bergambar umumnya berupa gambar alam, pemandangan, sosok orang hingga berbentuk angka.

Di beberapa stand penjualan batu mulai di festival itu, batu ukuran kecil dipatok dari harga Rp 50 ribu hingga Rp 300 ribu. Jenis batu, beda warna dan ukuran besar-kecil juga membuat harga bisa berubah. Batu-batu mulia bergambar itupun yang akhirnya dipilih untuk lomba batu akik.

Warga umum di Kota Semarang dipersilahkan untuk mengikutsertakan batu akik bergambar yang dipunyainya untuk dilombakan dalam festival ini. Hadiah untuk batu akik ini, yakni piala dari wali Kota Semarang serta piagam penghargaan.

“Yang dilombakan itu hanya batu gambar atau batu yang ada gambarnya. Bisa huruf, pemandangan, orang, atau yang lainnya. Nanti sebelum lomba, batu harus lewat laboratorium dulu, apakah batunya asli atau tidak,” seru dia.

Sementara, batu akik jenis bacan yang relatif dijual dengan harga puluhan hingga ratusan juta tidak ikut dilombakan. Hal tersebut mengingat batu itu tidak dianggap sebagai tren atau buruan utama warga Kota Semarang dalam festival ini.

“Batu bacan itu tidak dilombakan. Diasumsikan, karena batu itu tidak banyak penggemarnya di Semarang,” cetusnya.


Sumber :  http://regional.kompas.com

Batu Akik Indonesia Dijual Mahal di eBay

Batu akik gambar motif kupu-kupu yang dilelang di eBay dengan harga mencapai Rp 56 juta

Demam batu akik yang tengah melanda Indonesia juga menjangkau eBay. Di situs lelang ini, pencarian singkat dengan kata kunci "agate" (batu akik) asal Indonesia bakal membuahkan ratusan hasil.

Batu akik Indonesia paling mahal yang bisa ditemukan di eBay adalah sebuah batu akik gambar 110 karat dengan pola "kupu-kupu". Batu tersebut kini tengah dilelang dengan harga beli langsung (buy it now) 4.500 dollar AS atau lebih dari Rp 56 juta.

"Batu akik ini adalah yang satu-satunya dan tidak akan ditemui lagi," tulis si penjual dalam deskripsi barang yang dilelangnya. "Turut datang dengan sertifikat Gemologi dari GIA Alumni Association yang sangat dipercaya."

 Laman lelang batu akik kupu-kupu asal Indonesia di eBay

Berukuran 39 x 34 x 12 cm, batu akik round double cabochon bermotif kupu-kupu tersebut tampak cukup besar dalam foto-foto lampiran penjual. Sang batu terlihat sudah terpasang di sebuah bingkai bandul dari bahan stainless steel.

Selain batu akik "kupu-kupu" ini, situs eBay turut menampilkan listing batu akik Indonesia dalam aneka rupa dan harga. Ada yang sudah dipoles, ada pula yang masih berbentuk bongkahan.

Di pasaran Indonesia sendiri, munculnya tren akik belakangan ini telah mendongkrak harga batuan jenis kuarsa yang terbentuk dari pergerakan magma di bawah kulit bumi tersebut.

Para pedagang batu akik di Pasar Rawa Bening, Jakarta Timur, misalnya, bisa meraih untung 400 persen lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, harga jual batu dari pertambangan rakyat juga tercatat melonjak hingga 500 persen.


Sumber : http://tekno.kompas.com

Sabtu, 02 Mei 2015

Video Bacalah, ini Penjelasan Nabi Muhammad SAW soal Cincin Batu Permata



Bacalah, ini Penjelasan Nabi Muhammad SAW soal Cincin Batu Permata

Demam batu permata yang melanda Sulsel sejak Desember 2014 bukan fenomena baru. Ini fenomena berulang. Bahkan, demam batu permata sudah terjadi di zaman Rasulullah SAW, 1.400 tahun silam.

Hadis riwayat Imam Muslim yang menjelaskan bahwa cincin Rasulullah SAW terbuat dari perak dan batu mata cincinya berasal dari negeri Habasyi.

Beberapa riwayat menerangkan bahwa Nabi sendiri juga mengenakan cincin yang terpasang di jari kelingkingnya sebagaimana hadis riwayat Anas bin Malik mengatakan, Cincin Rasulullah terbuat dari perak dan batunya merupakan batu Habasyi, (HR Muslim dan Tirmidzi), hadis ini diderajatkan hasan sahih, dan dishahihkan oleh Al-Albani.

“Dari Anas bin Malik ra ia berkata, bahwa cincin Rasulullah saw itu terbuta dari perak dan mata cincinya itu mata cincin Habasyi." (HR Muslim)

Dalil di atas juga menunjukkan bahwa batu cincin Rasulullah berjenis Habsyi, sejenis batu berwarna hitam kemerah-merahan yang berasal dari Afrika, riwayat lain menyebutkan, Batu Akik Yaman. Jenis batu ini dapat ditemui di Afrika dan Yaman, dan ciri-cirinya dikenali dengan warna merah tua pekat atau merah darah, walau terlihat kehitam-hitaman, jika diliat dengan cahaya laser akan terpancar merah tua pekak, tidak jauh beda dengan batu bacan asal Indonesia.

Dalam hadis lain riwayat Imam Muslim dikisahkan, cincin Rasulullah bertuliskan 'Muhammadur-Rasulullah'. Model penulisannya menempatkan nama beliau di bawah kalimat Allah yang berada di atas. Setelah Nabi wafat, cincin itu dipakai oleh Umar bin Al-Khattab lalu diwariskan kepada Utsman bin Affan. Suatu ketika, Utsman tak sengaja menjatuhkannya di sumur dan hilang. Akhirnya, sumur itu pun dinamai "khatam" yang berarti cincin.

Istilah khatam juga umum dipakai sebagai penutup sebuah surat yang dilegalisasi sebuah stempel, karena itu pula orang Arab menyebut khatam sebagai stempel, dan cincin Nabi memang berfungsi sebagai stempel surat menyurat.

Hadis tentang batu permata itu sudah diulas Ilham Kadir, Peneliti MIUMI & Kandidar Doktor Pascasarjana UIKA Bogor, dalam rubrik Opini Tribun Timur, edisi 9 Januari 2015.
Batu Akik ditemukan di banyak negara termasuk di Indonesia, India, Iran, dan China dalam beragam warna merah, kuning, abu-abu condong ke warna biru, dan putih.

Ibnu Shahr Ashub meriwayatkan: Pada satu hari malaikat jibril turun menghadap Rasulullah SAW dan berkata, "Tuhanku menyampaikan salam kepadamu dan berfirman untuk memakai cincin di tangan kanan dan memasang batunya dari Akik dan katakan kepada sepupumu (anak pamanmu; Imam Ali as) untuk memakai cincin di tangan dan memasang batunya dari batu Akik, kemudian Ali as bertanya, Ya Rasulullah SAW apa itu Akik? Rasulullah SAW berkata, "Akik adalah sebuah gunung di Yaman."

Unik, Batu Akik Motif Keris Dihargai Rp 500 Juta

Tribun Jateng 
Batu akik bermotif keris dihargai Rp 500 juta.

Batu akik bermotif keris ada di Semarang, Jawa Tengah. Oleh pemiliknya, Aditya Surya, batu ini dihargai Rp 500 juta.

"Kalau ada yang mau beli Rp 500 juta, saya lepas. Ini pernah ditawar beberapa orang belum saya kasih. Batu ini unik karena ada keris di dalamnya. Keris ini bukan sekadar gambar, melainkan logam di dalam batu," ujar Aditya saat ditemui di rumahnya baru-baru ini.

Sekilas, batu itu memang unik karena tampak seperti ada keris di dalamnya. Meski satu kesatuan, batu itu seperti memiliki dua warna dasar dengan bagian bawahnya berwarna putih seperti awan. Di atasnya, tampak terdapat sebuah keris logam yang terbalut dalam batu berwarna bening atau transparan.

Aditya adalah seorang penggemar batu akik yang memiliki sejumlah koleksi, seperti tapak jalak, kecubung, dan sejumlah lain dengan berbagai warna, bahkan ada yang berwarna bendera Indonesia, merah putih. Namun, batu motif keris yang ditawarkan dengan harga fantastis itu adalah yang paling unik.

Menurut dia, batu itu diperolehnya secara tidak sengaja dari seorang teman beberapa tahun silam. Saat itu, warga Sinar Waluyo, Kedungmundu, Tembalang, Semarang, tersebut sangat tertarik dengan batu bermotif keris itu saat ditunjukkan. Dia mengaku berusaha membelinya dengan berbagai cara sampai mendapatkannya.

"Tadinya saya hanya merasa suka saat melihat batu itu dan bagaimanapun caranya harus saya dapat, dan akhirnya dapat juga. Tetapi, karena sekarang lagi booming, kalau ada yang mau bayar mahal, saya lepas," katanya.



Sumber :  http://regional.kompas.com/

Batu Akik Bermotif Kelamin Pria Dibanderol Rp 500 Juta, Mau?

KOMPAS.COM/PUTRA PRIMA PERDANA 
Batu bergambar alat kelamin pria ini berjenis chalcedony kuarsa yang didapatkanya di Kota Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan.

Selera orang dalam memilih batu akik pasti berbeda-beda. Sebagian besar ada yang menyukai batu akik kristal, tetapi tidak sedikit pula kolektor yang menyukai batu akik bergambar.

Apakah Anda salah satu kolektor batu bergambar? Jika iya, tidak ada salahnya menilik salah satu koleksi batu milik Zoem Putra Gading, pemilik galeri batu akik Gading Mas Gemstone. Salah satu di antara beberapa koleksi batu akik bergambar yang ditunjukkannya kepada Kompas.com ternyata tergolong sangat unik.

Batu akik yang dipamerkannya ternyata bergambar alat kelamin pria. Saking jelasnya, orang tidak perlu sampai memicingkan mata atau mengerenyitkan dahi hanya untuk menerka-nerka gambar di dalam batu tersebut.

"Kalau boleh dikasih nama, ini batu sumber kehidupan," ujar Zoem, Rabu (18/3/2015) kemarin. Batu bergambar alat kelamin pria ini berjenis chalcedony kuarsa yang didapatkanya di Kota Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan.

Soal harga, Zoem memang tidak mematok harga pas. Namun, jika memang ada yang berminat dengan batu akik yang memiliki gambar cukup "nyeleneh" ini, sediakan saja uang sebesar Rp  500 juta sebagai "mahar"-nya. "Soalnya, cuma ada satu. Kalau ada dua, mungkin bisa saya jual lebih murah," kata dia.

Batu akik ini ternyata sudah ada peminatnya. Zoem mengatakan, pelawak yang juga menjadi kolektor batu akik, Ki Daus, sempat sekuat tenaga mengejarnya untuk mendapatkan batu tersebut. Sayang, tidak keluar harga yang pas dari mulut Ki Daus.



Sumber :  http://regional.kompas.com