Senin, 27 Agustus 2012

Keluar dari Galeri MasterChef, Opik Cuek Dianggap Bodoh

PERSAINGAN kian ketat dirasakan 10 besar MasterChef Indonesia. Kecerdikan dan kecermatan dalam menjalani setiap tantangan yang diberikan Chef Master Degan, Marinka, dan Juna diperlukan untuk bertahan.

Setelah gagal melewati tantangan Tag Team Challenge, Tim Jawa Timur harus masuk babak Pressure Test. Salah satu kontestan yang harus melewatinya adalah Opik (30, agen properti asal Surabaya) yang sebelumnya menang di tantangan duplikasi menu Napoleon Durian.

Opik bisa saja memilih untuk tidak masuk Pressure Test karena kemenangannya membuat dia meraih Right Hand Pin. Sayang, Opik tidak menggunakannya. Diapun harus menjalani babak Pressure Test bersama Zeze (20, mahasiswi asal Bandung), Ken (30, manajer restoran asal Surabaya), Vera (23, graphic designer asal Bandung), dan Hani (23, penari asal Bogor).

Berbeda dengan Opik, Hani memilih menggunakan Immunity Pin (sebuah pin kekebalan terhadap eliminasi) hingga dia lolos dari babak Pressure Test. Pilihan Opik untuk tidak menggunakan Right Hand Pin menjadi keberanian yang berisiko menurut juri.

"Dia tahu bahwa dua lawan (Vera dan Zeze-red) lainnya lemah. Dia yakin bisa menang, kecuali bila nanti berhadapan dengan Desi, lawan yang menurutnya berat," kata Chef Master Marinka.

Beda lagi pendapat Chef Master Juna. "Dia merasa bertanggung jawab pada timnya karena dia yang mbentuk," ujarnya.

Namun, akhirnya mereka menerima pilihan Opik yang menjadi idealismenya. Opik juga merasa yakin bisa memenangkan babak ini melawan ketiga kontestan lainnya. Bahkan menurutnya, Ken lebih layak pulang.

Keempatnya diminta menduplikasi hidangan Pan Seared Flat Fish with Butter Toast Boiled Potato and Fennel Cream Sauce. Banyak elemen hidangan tersebut yang tidak bisa dipenuhi Opik seperti diminta juri, seperti tomat yang terlalu matang dan aroma thyme (sejenis rempah daun dengan batang berwarna cokelat dan beraroma khas) yang terlalu kuat pada saus krimnya.

Opik dan ketiga kontestan lainnya sebenarnya belum familiar dengan hidangan tersebut. Kesulitan di Pressure Test terutama ketika ketiganya memotong ikan flat hingga menjadi fillet karena tidak boleh terlalu tebal atau terlalu tipis. Secara keseluruhan, Opik dinilai paling tidak mampu menduplikasi menu tersebut. Diapun harus mengubur impiannya menjadi juara MasterChef Indonesia Season 2.

Kontestan lain merasakan kesedihan akan kegagalannya. "Sedih, sudah hancur di 10 besar ini. Sedih karena kehilangan teman ketika dia bisa memilih untuk menggunakan Hand Right Pin," kata Ken.

Sementara Vera mengatakan, "Saya harus kehilangan salah seorang guru lagi." Beda lagi komentar Zeze. "Saya merasa enggak enak. Dia pilih aku kapten karena ingin maju," tuturnya.

Sebuah pesan mendalam diberikan Chef Master Juna. "Kamu berpotensi juara, saya tahu kamu laki-laki yang mungkin enggak ingin dbantu, tapi kamu harus bisa play it. Saya berharap kamu belajar dari sini. Honestly, we will miss you," ucapnya.

Sementara, Chef Master Degan mengutarakan pesan, "You're a great guy, tapi kalau suatu saat kamu dalam situasi ini, you have to be competitive. Be a winner, that is an attitude."

Opik sendiri merasa cuek lantaran dianggap membuat keputusan bodoh dengan tidak menggunakan Right Hand Pin. "Biarpun orang bilang saya bodoh, saya terima," katanya.

Nantikan kelanjutan perjuangan kontestan MasterChef Indonesia Season 2 pada Sabtu dan Minggu pukul 17.00 WIB. Tantangan dan kejutan-kejutan baru menanti di Galeri MasterChef! (ftr)
 
http://www.okefood.com/read/2012/08/27/299/681338/keluar-dari-galeri-masterchef-opik-cuek-dianggap-bodoh 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar