Senin, 20 Agustus 2012

Tradisi Lebaran di Berbagai Daerah

Lebaran di Indonesia memiliki tradisi yang umumnya sama. Mudik, shalat Id, silaturahmi, ketupat, opor ayam, dan ziarah adalah tradisi yang kerapkali mewarnai lebaran.
Namun Indonesia memiliki beragam adat istiadat, suku, dan budaya yang sangat beragam. Sering ditemukan tradisi yang unik di berbagai daerah yang tersebar di Indonesia. Apa saja tradisi unik saudara kita di daerah lain?


Grebeg Syawal di Yogyakarta
Tradisi Grebeg Syawal ini cukup terkenal di kalangan masyarakat luar Yogyakarta. Tradisi ini merupakan tradisi keraton dalam memperingati lebaran. Grebeng Syawal diawali dengan keluarnya Gunungan Lanang (Kakung) dan dibawa ke Mesjid Gede Keraton Nyayogyakarta untuk didoakan. Gunung Lanang ini terbuat dari sayuran dan hasil bumi lainnya dan dikawal oleh prajurit keraton. Nantinya masyarakat akan berebutan mengambil hasil bumi yang terdapat di Gunung Lanang. Tradisi ini dipercaya dapat membawa keberkahan dan ketentraman.

Bakar Gunung Api di Bengkulu
Suku Serawai di Bengkulu melakukan tradisi Bakar Gunung Api sejak ratusan tahun. Tradisi ini dilakukan saat malam takbiran setelah shalat Isya. Batok kelapa disusun seperti tusuk sate sehingga tinggi menjulang kemudian dibakar sehingga api membumbung tinggi. Tradisi ini sebagai simbol ucapan syukur kepada Tuhan dan juga doa kepada arwah keluarga.

Lebaran Topat di Lombok
Seminggu setelah Lebaran, masyarakat Lombok (yaitu suku Sasak) akan melakukan tradisi unik saling melempar ketupat yang dinamakan Perang Topat. Perang Topat ini dilakukan di Pura Lingsar dengan kepercayaan Tuhan akan mengabulkan doa mereka.

Meriam Karbit di Pontianak
Tradisi Meriam Karbit di Pontianak sudah dilakukan sejak 200 tahun yang lalu. Tradisinya berupa menyalakan meriam dari kayu yang besar dengan diameter 30cm kemudian diletakkan di tepian Sungai Kapuas. Awalnya meriam tersebut dibunyikan untuk mengusir kuntilanak dengan suaranya yang mendentum keras, namun kini digunakan untuk menyambut Lebaran.

Ngejot di Bali
Walau Bali mayoritas penduduknya bukan muslim, namun muslim di Bali memiliki tradisi unik bernama Ngejot. Di Bali, umat muslim dipanggil Nyama Selam yang artinya saudara dari kalangan muslim. Ngejot adalah memberikan hidangan kepada warga sekitar tanpa peduli apapun agamanya. Tradisi ini untuk memperkuat toleransi beragama di Bali. Biasanya umat Hindu akan membalas ngejot pada warga muslim saat hari Nyepi atau Galungan.

Bakar Ilo Sanggari atau Lentera di NTB
Lentera yang terbuat dari bambu dan dililit minyak biji jarak kemudian dibakar, dipasang di sekeliling rumah sehingga rumah bercahaya dengan nyala api. Masyarakat NTB percaya bahwa dengan menyalakan lentera, malaikat dan roh leluhur akan datang dan memberikan berkah di hari Lebaran.

Festival Tumbilotohe di Gorontalo
Tradisi ini mirip dengan Bakar Ilo Sanggari di NTB yang memasang lampu di sekitar rumah. Lampu yang terbuat dari damar dan getah pohon dipasang sejak 3 malam terakhir menjelang Lebaran. Tujuan festival ini agar masyarakat mudah dalam memberikan zakat fitrah malam hari. Seiring perkembangan zaman, lampu yang dipasang kini memiliki berbagai bentuk dan warna.

Binarundak di Sulawesi Utara
Masyakarat Sulawesi Utara melakukan Binarundak 3 hari setelah Lebaran. Tradisi ini berupa memasak nasi jaha dan memakannya bersama-sama. Nasi Jaha adalah beras ketan, santan, dan jahe yang dimasukkan ke dalam batang bambu, dilapisi daun pisang kemudian dibakar dengan serabut kelapa. Nasi Jaha dimakan beramai-ramai dengan perantau yang mudik sehingga menjadi acara silaturahmi dan simbol syukur kepada Allah SWT.

Ngadongkapkeun di Banten
Tradisi Ngadongkapkeun di Banten adalah sejenis ucapan persembahan doa sebagai ucapan sukur kepada Allah SWT yang dilanjutkan sungkem pada yang lebih tua. Tradisi ini bisa dilakukan massal atau secara pribadi di rumah an dipimpin oleh kelapa keluarga. Ngadongkapkeun sering dilakukan sehari sebelum Lebaran, setelah buka puasa terakhir.

Bagaimana, ada yang sama dengan tradisi di daerah Anda?

 http://www.lebaran.com/index.php/lebaran-yuk/item/302-tradisi-lebaran-di-berbagai-daerah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar